Anda di halaman 1dari 4

PRODUCT COSTING & SUPPORT COST ALOCATION

Perusahaan Manufaktur VS. Perusahaan Jasa

Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :

1. Tidak adanya persediaan penyangga


Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas
produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam industri jasa. Perusahaan jasa harus
berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai.

2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas


Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke pelanggan,
dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau dengan instrument tertentu.
Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal yang sama seperti barang. Penilaian atas
kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali subyektif.

3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif


Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak melakukan itu,
tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.

Dalam mendesain system evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional, perusahaan


dapat mengunakan pedoman-pedoman berikut ini:

1. Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab terhadap
efek translasi.
2. Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinisasi terpusat dari kebutuhan lindung
nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan.
3. Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk menentukan
lokasi operasi di sebuah Negara atau merelokasi operasi dari sebuah Negara seharusnya
merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya eksposur translasi, transaksi, dan
ekonomi.

Job order costing adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga
pokok produksi pada perusahaan atas dasar pesanan

Karakteristik Job Order Costing


Karakteristik perusahaan yang menggunakan job order costing adalah :
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan.
2. Biaya produksi digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi biaya
produksi langsungdan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai beban pokok produksi pesanan
tertentuberdasarkan biayayang sesungguhnya terjadi.
5. Beban pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan
jumlahunit produk yang dihasilkan dalampesanan yang bersangkutan.

Adapun langkah – langkah dalam perhitungan job order costing yaitu :

1. Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biayadilakukan


2. Identifikasi biaya langsung pekerjaan.
3. Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke
pekerjaan.
4. Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi biaya.
5. Hitung tarif perunit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan
biaya tidak langsung kepekerjaan.
6. Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya langsung dan tidak
langsung yang dibebankan kepekerjaan.
Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing

Job Order Cost (Harga Pokok Pesanan) Process Cost (Harga Pokok Proses)

No order, no job. Mengolah produksi lebih dari satu


departemen.

Produk bersifat heterogen. Produk bersifat homogen.

Produk spesifik. Biaya per unit dihitung menurut


departemen.

Laba atau rugi serta biaya atau harga pokok Produksi secara massa dan continue.
persatuan produk ditentukan untuk masing-
masing pekerjaan.

Produk diproses di beberapa departemen secara berurutan. Produk yang belum selesai di
satu departemen tidak dapat diteruskan ke departemen berikutnya. Produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya bisa berupa Work in Process, tetapi produk yang ditranfer dari
departemen terakhir ke gudang, sudah merupakan finished goods

Alokasi biaya merupakan pembiayaan yang memberikan manfaat bersama dan yang
terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan untuk menghasilkan lebih dari satu produk atau
jasa. Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Departemen produksi
adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang diproduksi. Dalam perusahaan
jasa dapat dibagi menjadi departemen produksi dan departemen pendukung. Pabrik pembuat
furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan dan penyelesaian) serta empat
departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan baku, kafetaria, pemeliharaan, general
factory).
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:

1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan


2. Untuk menghitung profibilitas lini produk
3. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4. Untuk meniai persedian
5. Untuk memotivasi para manajer

Berikut beberapa metode penghitungan alokasi biaya antar departemen yaitu :

1. Tarif pembebanan tunggal, Biaya ini menggambarkan biaya yang sesungguhnya


dikeluarkan oleh perusahaan dengan memperhatikan biaya tetap dan variable
2. Pengembangan tarif tetap , Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas,
mereka di keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirim unit
produk yang dibutuhkan oleh departemen produksi.
3. Pengembangan tarif variable, Tarif Variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika
penggerak biaya berubah. Pada departemen pengepakan,

Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,


perusahaan hatus menetapkan batasan interaksi departemen pendukung. Selain itu, mereka harus
menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya,
yakni:
1. Metode langsung, Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung
mengalokasikan biaya departemen pendukung.
2. Metode berurutan, Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen
pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui
interaksi departemen pendukung.
3. Metode timbal balik, Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen
pendukung. Menurut metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka
departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana
total biaya mencerminkan interaksi antara departemen pendukung.

Anda mungkin juga menyukai