Kti Bahasa
Kti Bahasa
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia
dan rahmat-Nya lah, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Limbah Biji Nangka dapat digunakan sebagai Pengganti Kedelai dalam
Pembuatan Tempe “.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang biji
nangka dapat digunakan sebagai pengganti kedelai dalam pembuatan tempe dan
factor-faktor yang mempengaruhinya. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada saya dan kepada para pembaca
khususnya. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………….. ....................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………. ................... 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………… .......................... 2
1.4 Manfaat ………………………………………………. ................................... 2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………… ..................................................................................
4.2 Saran …………………………… ....................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi biji kedelai.
Tempe adalah makanan khas masyarakat Indonesia sejak dahulu. Kata “
tempe” di duga berasal dari bahasa Jawa Kuno pada zaman Jawa Kuno
terdapat makan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut
tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan
dengan makanan tumpi tersebut. Selain harganya murah, makanan ini
memiliki kandungan gizi yang tinggi .
Seperti yang kita ketahui, bahan dasar pembuatan tempe adalah kacang
kedelai (Glycine max) yang terbukti memiliki kandungan protein yang
sangat tinggi. Namun, akhir-akhir ini harga kacang kedelai di pasaran
mulai tinggi, hal tersebut membuat saya mencoba untuk mencari alternatif
lain menganti kacang kedelai. Kemudian saya mencoba untuk menjadikan
biji nangka sebagai dasar pembuatan tempe.
Penelitian ini dilakukan karna banyak sekali biji nangka yang dibuang
sia-sia terutama pada musim buah nangka. Kebanyakan warga hanya
mengkomsumsi nangka daging buahnya saja. Dalam pembuatan makalah
ini, saya melakukan berbagai penelitian untuk menguju kandungan gizi
pada tempe biji nangka, nilai ekonomi tempe biji nangka dan cara
pembuatan tempe biji nangka yang menghasilkan kualitas rasa dan
penampilan yang baik.
1.4 Manfaat
Dari hasil penelitian dapat member manfaat bagi masyarakat sebagai
berikut.
1. Masyarakat dapat menggunakan biji nangka sebagai alternatif lain
dalam pembuatan tempe.
2. Masyarakat dapat mengetahui kandungan dari biji nangka.
3. Masyarakat dapat mengetahui proses pembuatan tempe biji
nangka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Makanan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang
dimakan oleh makhluk hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi. Cairan yang
dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga
bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan
untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara
antropometri.
Sumber Tumbuhan
Buah
Sayuran
Biji padi-padian
Tumbuhan polong ( buncis, kacang ijo, dan lain-lain)
Tumbuh-tumbuhan bumbu
Buah
Sayur
Sumber Hewan
Daging
Telur
Hasil olahan susu
2.2 Fermentasi
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh.
arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Adapun kadar senyawa kimia yang terkandung dalam tempe adalah sebagai
berikut :
1. Asam Lemak
Kandungan lemak pada tempe secara umum sebanyak 18-32%. Selama proses
fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan
terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk
(polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak
jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
2. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B
kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber
vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe
antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat
(niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.
Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan
8,05 mg setiap 100 g tempe.Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase
yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi
fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu
(seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk
dimanfaatkan tubuh.
4. Anti Oksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon.
Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan
antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi
pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu
daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon
tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang
mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam
kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai
menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
5. Protein
6. Karbohidrat
7. Air
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
4.2.1 Alat
1. Kompor
2. Panci
3. Baskom kecil
4. Sendok
5. Piring
6. Saringan
7. lidi
4.2.2 Bahan
a. Biji nangka : ¼ kg
b. Air : 4 gelas
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Pengusaha tempe harus mencoba untuk membuat inovasi baru dalam
pembuatan tempe salah satunya dengan menggunakan biji nangka
sebagai bahan dasarnya. Karena biji nangka lebih murah daripada
kedelai.
2. Sebaiknya inovasi ini dikembangkan agar biji nangka tidak hanya
menjadi limbah yang tidak bernilai jual dan dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS FINAL
OLEH: