Luka Bakar
Luka Bakar
Respons Lokal
1. Zona Koagulasi
Daerah dengan kerusakan maksimal yang irreversible
Terdiri dari sel – sel mati karena nekrosis koagulasi dan hipoperfusi berat
Berwarna putih atau tampak hangus
2. Zona Stasis
Daerah hipoperfusi yang masih dapat diselamatkan dengan resusitasi
Berwarna merah dan blanchable, kadang terdapat petechiae
Kerusakan dapat menjadi irreversible karena hipotensi lama, infeksi, atau edema
3. Zona Hiperemis
Daerah dengan perfusi yang meningkat
Akan membaik kecuali apabila terdapat sepsis berat atau hipotensi lama
Respons Sistemik
1. Perubahan Kardiovascular
Prostaglandin, leukotrien, histamin, bradikinin, serotonin Permeabilitias kapiler
meningkat Kehilangan cairan dan protein
Vasokonstriksi perifer dan splanchnic
Kontraktilitas myocard berkurang dan CO menurun
Hipotensi sistemik dan hipoperfusi organ
2. Perubahan Pernapasan
Bronkokonstriksi
Acute respiratory distress syndrome
3. Perubahan Metabolik
Katekolamin, kortisol, dan glukagon meningkat Glukoneogenesis, lipolisis, dan
proteolisis meningkat Konsumsi oksigen meningkat
Basal metabolic rate meningkat sampai 3 kali
4. Perubahan Imunologi
Ekspresi IL-2 menurun Aktivasi sel Th1 berkurang
Ekspresi IL-4 meningkat Jumlah sel Th2 meningkat
Ekskresi IL-6, PAF, dan IL-8 meningkat Infiltrasi dan aktivasi neutrofil
Sintesis immunoglobulin, fagositosis, bakterisid, dan opsonisasi berkurang
Integritas mucosa usus berkurang Translokasi flora normal Endotoksemia
dan syok sepsis
Tingkat Keparahan
Major Burns Moderate Burns Mild Burns
Derajat II > 25%
Derajat III > 10%
Luka bakar pada mata,
telinga, wajah, tangan,
kaki, perineum Derajat II 15 – 25% Derajat II < 15%
Dewasa
Trauma listrik Derajat III 2 – 10% Derajat III < 2%
Trauma inhalasi
Trauma kimia
Disertai underlying disease
Disertai trauma lain
Derajat II > 20% Derajat II 10 – 20% Derajat II < 10%
Anak – anak
Derajat III > 10% Derajat III 2 – 10% Derajat III < 2%
PRIMARY SURVEY
Breathing
Semua pasien diberikan oksigen 100% frekuensi tinggi dengan non-rebreathing mask
Penanganan
Luka bakar derajat IIb atau
Escharotomi
III yang mengelilingi thoraks
Karboksihemoglobin Intubasi dan ventilasi dengan oksigen 100%
Ventilasi non invasif : Nebulisasi, ventilasi
tekanan positif dengan PEEP
Inhalasi asap
Ventilasi invasif : Intubasi endotrachea
atau tracheostomy
Ventilasi invasif
Trauma ledakan
Drainase thoraks
Circulation
Segera pasang 2 jalur intravena yang besar pada daerah tanpa luka
Amati tanda – tanda syok dan pendarahan
Tanda – tanda Syok
Takikardi : Denyut nadi > 120 kali/menit
Tachypnea : Frekuensi napas > 20 kali/menit
Tekanan nadi (selisih tekanan sistole dan diastole) 20 mmHg
Capillary refill time > 2 detik
Kulit dingin
Oliguria : Produksi urine < 1 ml/kgBB/jam
Neurological Disability
Periksa tingkat kesadaran dengan GCS atau AVPU
Interpretasi GCS Interpretasi AVPU
Compos mentis : 15 Alert : Sadar
Somnolen : 14 – 13 Verbal : Respons terhadap suara
Soporo komatus : 8 – 12 Pain : Respons terhadap nyeri
Koma : 3 – 7 Unresponsive : Tidak berespons
Exposure
Buka semua pakaian dan lepas semua perhiasan untuk evaluasi klinis
Cegah hipotermi dengan memberikan selimut hangat dan mengatur suhu ruang
Perkiraan Kedalaman Luka Bakar
Tusuk dengan jarum ukuran 21 gauge
Derajat I atau IIa : Pendarahan cepat
Bleeding test
Derajat IIb : Pendarahan lambat
Derajat III : Tidak berdarah
Periksa sensasi dengan jarum
Derajat I atau IIa : Nyeri
Sensation test
Derajat IIb : Tidak nyeri
Derajat III : Unresponsive (sensasi taktil hilang)
Derajat I : Merah, lembab, blanchable yang kembali cepat
Derajat IIa : Pucat, kering, blanchable yang kembali lambat
Sifat luka
Derajat IIb : Mottled cherry red color, non blancable
Derajat III : Abu – abu, kering, kasar, non blanchable
SECONDARY SURVEY
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Head-to-toe examination
Estimasi kedalaman luka bakar
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap, screening hemostasis
Golongan darah dan crossmatch serum
Kadar elektrolit, kadar COHb, dan analisis gas darah
Tes kehamilan
Foto thoraks
Pemeriksaan radiologi lain apabila curiga terdapat trauma ikutan
Escharotomi
1. Indikasi
Circumferential deep dermal or full thickness burn. Circumferential burns pada
ekstremitas menimbulkan eschar yang melingkar. Sedangkan, circumferential
burns pada thoraks dapat membatasi gerakan dada dan menganngu ventilasi
Resusitasi yang terlambat
Sianosis di bagian distal
Sindrom kompartemen : Pain, pallor, paresthesia, pulseless, paralysis
2. Teknik Insisi
Ekstremitas : Bagian midlateral atau medial
Perawatan Luka
1. Menghentikan Proses Luka
Menjauhkan semua penyebab luka bakar
Pakaian sebaiknya dilepas karena dapat menahan panas
Memutuskan hubungan listrik
2. Mendinginkan Luka
Hanya efektif dalam 20 menit pertama setelah paparan
Irigasi dengan air mengalir (15 – 250C) selama 20 menit untuk melepaskan bahan
berbahaya, mengurangi nyeri dan edema
3. Membersihkan Luka
Pecahkan bullae secara aseptik apabila berukuran > 3 cm, menganggu
gerakan, dan terdapat pada daerah yang mobile. Bullae yang berukuran kecil
sebaiknya dibiarkan saja
Debridement dan eksisi jaringan nekrotik dengan gunting dan forceps
Bersihkan luka dengan air dan sabun atau cairan antiseptik seperti klorheksidin
Setelah benar – benar bersih, berikan krim antibiotik seperti silver sulfadiazin atau
neomisin-basitrasin
4. Menutup Luka (Wound Dressing)
Tutup dengan selapis kasa parafin yang berlubang (tulle gras) sehingga tidak
menempel pada luka
Tutup kasa parafin dengan beberapa lapis kasa kering steril
Pasang plester elastis seperti hypafix
Setelah diganti pertama kali, dapat diberikan balut yang mengandung
antiinflamasi dan antibiotik
Penggantian Balut
Pertama kali diganti setelah 48 jam kemudian setiap 3 – 5 hari
Jika masih menempel erat, maka biarkan saja
Harus segera diganti apabila luka terasa nyeri, berbau, terkontaminasi, terlihat
basah, atau muncul tanda – tanda infeksi seperti demam
Terapi Spesifik
Terapi suportif dengan membersihkan luka, memberikan
Derajat I analgesik, dan resusitasi cairan
Sembuh dalam waktu 3 – 5 hari
Tutup luka dan berikan krim antibiotik 2 kali sehari
Derajat II Derajat IIa sembuh dalam waktu 10 – 14 hari
Derajat IIb sembuh dalam waktu 30 hari
Krim antibiotik 2 kali sehari
Eksisi tangensial dan skin graft
Derajat III
Sembuh dalam waktu minimal 4 minggu dengan scar
hypertrophy atau kontraktur
Indikasi Rujukan
1. Umur yang Ekstrim
< 5 tahun atau > 60 tahun
2. Lokasi Luka Bakar
Wajah, tangan, atau perineum
Kaki (dermal atau full thickness)
Lipatan kulit seperti axila atau leher
Circumferential dermal or full thickness burn pada torso, ekstremitas, atau leher
3. Mekanisme Luka Bakar
Trauma inhalasi
Trauma listrik, termasuk tersambar petir
Trauma kimia dengan luas > 5%
Paparan asam hidrofluorat dengan luas > 1%
Paparan radiasi ionisasi
Trauma inhalasi
Trauma yang diduga karena kekerasan
4. Luas Luka Bakar
Umur < 16 tahun : > 5%
Umur > 16 tahun : > 10%
5. Penyakit yang Menyertai
Disertai trauma lain seperti fraktur, trauma capitis
Penyakit komorbiditas seperti kehamilan, immunocompromised, gangguan
jantung, diabetes mellitus
TRAUMA INHALASI
Pathophysiology
1. Carbon Monoxide Poisoning
Odorless, tasteless, and non irritant but very harmful
Has 200 times higher affinity to Hb than oxygen Forms carboxyhemoglobin
and cause tissue hypoxia
Cyanosis and tachypnea are not likely present because CO2 removal is not
affected. Oxygen saturation is also usually normal
2. Inhalation Injury above the Glottis
Can be thermal or chemical
Limited to nasopharynx, oropharynx, and larynx above glottis
Cause supraglottic edema and upper airway obstruction
3. Inhalation Below the Glottis
Almost always chemical
Mucus hypersecretion, edema, erythema, ciliary dysfunction, bronchospasm
Clinical Features
1. Signs of Inhalation Injury
Face and or neck burns
Singeing of the eyebrows and nasal vibrissae
Carbon deposits in the mouth and or nose, carbonaceous sputum
Full thickness or deep dermal burns to face, neck, or upper torso
Agitation, anxiety, stupor, cyanosis
Rapid respiratory rate, flaring nostrils, intercostal retractions
Hoarseness, brassy cough, grunting, stridor, rales, ronchi, distant breath sound
2. Signs of Carbon Monoxide Poisoning
Nausea, headache, roaring or ringing sensation of the ears
Drowsiness, lethargy, confusion, agitation, drunk appearance
Cherry red lips
Dilated pupils
Coma, respiratory depression, death
Therapy
1. Oxygen Therapy
Any patient with suspected carbon monoxide poisoning and or inhalation injury
should receive humidified oxygen 100% by non-rebreathing mask soon
2. Indications of Intubation
Erythema or edema of nasopharynx on direct visualization
Change in voice, with hoarseness or harsh cough
Stridor, tachypnea, or dypsnea
TRAUMA LISTRIK
Etiologi
1. Domestic Electricity
Tegangan rendah
Luka kecil tetapi dalam
Menyebabkan gangguan siklus jantung dan aritmia
2. True Tension High Injury
Tegangan > 1000 V
Kerusakan jaringan yang luas dan kehilangan ekstremitas
Kerusakan otot Rhabdomyolisis dan gagal ginjal
3. Flash Injury
Percikan api dari tegangan tinggi Arus listrik tidak masuk ke dalam tubuh
Luka superficial terutama pada tangan dan wajah
Patofisiologi
𝑊 = 𝐼 2 𝑅 𝑡 W = Energi listrik (joule)
𝑉 I = Kuat arus (ampere)
𝐼 =
𝑅 R = Resistensi (ohm)
t = Durasi (second)
1. Tegangan dan Kuat Arus
Keduanya berbanding lurus dengan derajat luka
AC : Arus listrik berjalan bolak – balik dari sumber listrik ke kulit Tidak terdapat
luka masuk dan keluar Lebih berbahaya
DC : Arus listrik berjalan searah Terdapat luka masuk dan keluar
Tegangan yang mematikan adalah 65 – 1000 V
Kuat arus yang mematikan adalah 100 mA
2. Resistensi Kulit
Ditentukan oleh kandungan air dalam jaringan. Semakin banyak maka
resistensinya semakin rendah
Derajat luka berbanding lurus dengan kuadrat resistensi
Kondisi yang menurunkan resistensi kulit adalah berkeringat, demam, dan obat
parasimpatomimetik
3. Durasi Kontak
Berbanding lurus dengan derajat luka
Semakin lama durasi kontak, maka arus yang masuk juga semakin banyak
Gejala Klinis
1. Identifikasi Luka
Tempat masuknya arus listrik
Current mark / Berbentuk bulat atau oval dengan tepi menonjol (halo)
electric mark Bagian tengah tampak pucat, bagian tepi tampak eritema
Biasanya terdapat pada palmar atau plantar
Merupakan perpindahan partikel metal dari benda yang
dipakai ke dalam kulit
Warna ditentukan dari bahan logam
Metalisasi
Besi : Coklat kehitaman
Tembaga : Coklat kemerahan
Aluminium : Perak
Tidak khas
Luka Keluar
Luka lecet, luka robek, luka bakar
Joule burn / Disebabkan oleh kontak pada waktu yang lama
endogenous burn Bagian tengah current mark menjadi hitam dan hangus
Disebabkan oleh kontak dengan tegangan tinggi yang
Exogenous burn sudah mengandung panas, misalnya tegangan > 330 V
Tubuh hangus teerbakar dan sering disertai fraktur
2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran menurun
Paralisis atau ekstremitas kaku seperti mayat
Denyut nadi hilang
Luka bakar pada permukaan flexor
3. Pemeriksaan Penunjang
EKG 12 lead, kadar CK-MB
Pemeriksaan darah lengkap, kadar elektrolit, analisis gas darah
Kadar myoglobin, serum kreatinin, BUN
Terapi
1. Terapi Umum
Lepas semua kontak dengan sumber listrik sebelum menyentuh korban
Irigasi dengan air mengalir selama 15 menit atau sampai tidak nyeri
Lepaskan semua perhiasan, jam tangan, ikat pinggang, dan pakaian ketat
Tutup luka dengan plastic wrap atau wound dressing steril
Monitoring tanda vital dan EKG
Escharotomy apabila terdapat gangguan vascular
2. Terapi Myoglobinuria
Resusitasi cairan sampai mencapai urine output 100 ml/jam
Jika urine output sudah meningkat tetapi belum jernih, maka berikan manitol 25
gram segera dan tambahkan manitol 12,5 gram/liter pada cairan berikutnya
Tambahkan natrium bikarbonat 44 mEq pada cairan sampai pH urine > 6
Komplikasi
1. Kardiovascular
Kematian mendadak karena fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel, asistole, abnormalitas segmen ST, LBBB, RBBB
Nyeri dada, kerusakan dan infark myocard, disfungsi ventrikel
Hipotensi karena deplesi cairan, hipertensi karena pelepasan katekolamin
2. Neurologi
Perubahan status mental, agitasi, kejang, koma
Edema cerebri, ensefalopati hipoksia, nyeri kepala
Aphasia, paraplegia, kuadriplegia
Neuropati perifer
Insomnia, emosi labil
3. Vascular
Trombosis, DIC, ruptur pembuluh darah
Aneurisma
Nekrosis koagulasi, sindrom kompartemen
4. Pernapasan
Henti napas
Tetanus otot pernapasan
Pneumonia aspirasi
Edema paru
Kontusio pulmonale
5. Metabolik
Gagal ginjal akut
Mioglobinuria
Asidosis metabolik
Hipokalemia, hipokalsemia, hiperglikemia
6. Saluran Cerna
Perforasi
Stress ulcer
Pendarahan saluran cerna
7. Muskuloskeletal
Nekrosis otot
Sindrom kompartemen
Fraktur kompresi vertebrae, fraktur scapula
Fraktur tulang
Dislokasi bahu
8. Mata
Corneal burns
Delayed cataract
Trombosis atau pendarahan intraocular
Uveitis
Fraktur orbita
9. Sistem Pendengaran
Tuli mendadak, tinitus
Perforasi membran timpani
Mastoiditis, meningitis
10. Kehamilan
Abortus spontan
Kematian janin
TRAUMA KIMIA
Etiologi
Asam organik : Asam oksalat, asam asetat, asam sitrat, fenol, kresol, petroleum
Asam anorganik : Asam fluorida, asam klorida, asam nitrat, asam sulfat
Alkali : Kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida, amonia
Logam berat : Mercuri klorida, zinc klorida, stibium klorida
Gejala Klinis
Asam Kuat Basa Kuat
Higroskopis
Mekanisme Reaksi saponifikasi intraseluler
Koagulasi protein
Sifat luka Kering, kaku, dan keras Basah dan licin
Superficial Dalam
Kedalam luka
Tidak destruktif Destruktif
Terapi
1. Terapi Umum
Semua penolong harus memakai alat pelindung diri
Irigasi dengan air mengalir sampai tidak nyeri atau tidak panas
Jangan memberikan bahan kimia lain untuk netralisasi karena dapat
menghasilkan panas yang merusak jaringan
2. Paparan Asam Fluorida
Irigasi dengan air sebanyak mungkin
Berikan gel kalsium untuk netralisasi fluorida. Gunakan handscoen dan jangan
menyentuh luka secara langsung
Infus kalsium glukonate apabila terjadi hipokalemia
3. Fenol
Irigasi dengan air sebanyak mungkin
Bersihkan dengan polietilen glikol 50% atau etil alkohol untuk meningkatkan
kelarutan fenol dan mempercepat removal
TRAUMA DINGIN
Gejala Klinis
1. Frostnip
Merupakan bentuk yang paling ringan
Nyeri, pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena
2. Frostbite
Suhu dingin Jaringan membeku Kristal es intraseluler dan bendungan
mikrovascular Nekrosis jaringan
Keterangan
Eritema dan edema
Grade I
Tidak melepuh atau nekrosis
Vesikel atau bulla
Grade II Hiperemis dan edema
Nekrosis pada sebagian lapisan kulit
Nekrosis pada semua lapisan kulit, termasuk subkutan
Grade III
Vesikel hemorrhagik
Nekrosis pada semua lapisan kulit
Grade IV
Gangren pada otot dan tulang
3. Non Freezing Injury
Disebabkan oleh kerusakan endotel, stasis, dan obstruksi pembuluh darah
Trench foot atau cold immersion foot karena terpapar udara basah terus –
menerus pada suhu 1,6 – 100C
Berubah menjadi hiperemis dalam waktu 24 – 48 jam yang menyebabkan nyeri
hebat, edema, bullae, ekimosis, ulserasi
Terapi
Pindahkan korban ke lingkungan yang hangat
Lepaskan baju yang ketat dan hangat kemudian berikan selimut
Rendam bagian tubuh dalam air hangat 400C yang berputar selama 20 – 30 menit
sampai kulit menjadi merah dan perfusi kembali normal
Perawatan luka dengan wound cleansing, debridement, dan dressing
Morfin 0,1 mg/kgBB IV kemudian ganti dengan ibuprofen 12 mg/kgBB setelah
kondisi stabil