Anda di halaman 1dari 11

1 . Jawaban : C. N.

NERVUS KRANIALIS FUNGSI UTAMA


NI Penghidu / penciuman
N II Penglihatan dari retina
N III Motorik otot rektus superior, inferior, medial,
oblique inferior, dan levator palpebra
Superior mata : menggerakan bola mata ke atas,
inferior, medial, dan membuka kelopak mata
Parasimpatis spingter pupil/ dan siliaris : kontriksi
pupil dan akomodasi lensa
N IV Motorik otot superior oblique : menggerakan bola
mata ke inferolateral
NV Sensorik pada wajah
Motorik untuk mengunyah, milohyoid, anterior belly
digastrik, tensor veli palatine, tensor timpani
N VI Motorik lateral rektus : menggerakan bola mata ke
lateral
N VII Motorik otot-otot untuk ekspresi wajah dan kepala
Perasa 2/3 anterior lidah
Sensorik kulit dari meatus akustikus eksternal
Parasimpatis kelenjar ludah submandibular,
sublingual, lakrimal
N VIII Pendengaran
Sensasi vestibular yang berhubungan dengan posisi
kalian dan pergerakan kepala
IX Motorik stilofaringeus yang membantu untuk
menelan
Parasimpatis kelenjar parotis
Perasa 1/3 posterior lidah
X Motorik otot konstriktor faring, intrinsic laring, otot-
otot palatum
Parasimpatis otot polos trakea, bronkus, traktus
digestif, otot jantung
Sensasi visceral dari dasar lidah, faring, laring, trakea,
bronkus, jantung, esophagus, lambung, intestinal
Perasa pada epiglottis dan palatum
Sensorik pada aurikel, meatus akustikus eksternal
XI Motorik sternokleidomastoid dan trapezius
XII Motorik lidah (kecuali palatoglossal)
Untuk memeriksa fungsi motorik palatum, minta pasien mengatakan “ah”. Lihat simetrisitas elevasi palatal 9
bukan deviasi uvula ). Jika salah satu sisi lemah, sisi tersebut akan gagal untuk elevasi dan terdorong ke sisi
yang lebih kuat (uvula akan tertarik ke sisi yang sehat/ lebih kuat). Nervus kranialis yang berperan dalam
motorik otot-otot palatum adalah nervus vagus (N.X).

2. Jawaban : D. Transient ischemic attack

Stroke dapat terjadi akibat infark iskemik atau perdarahan dengan manifestasi klinis deficit neurologis fokal
akut. Secara definisi, stroke menimbulkan deficit neurologis yang menutup setelah 24 jam.
- Stroke non hemorrhagic
 Transient ischemic attack (TIA) : stroke iskemik yang timbul secara akut dan menghilang
tanpa sisa dengan cepat dalam waktu kurang dari 24 jam (biasanya dalam 30 menit).
 Reversible ischemic neurological deficit (RIND): stroke iskemik yang berlangsung lebih dari
24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1-3 minggu
 Stroke in evolution: stroke yang berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam
beberapa jam sampai hari
 Stroke in resolution: stroke yang memperlihatkan perbaikan dan mencapai maksimal dalam
beberapa jam sampai hari
 Completed stroke (infark serebri): stroke yang secara cepat menjadi stabil tanpa perburukan
lagi
- Stroke hemorrhagic
 Perdarahan intraserebral
 Perdarahan subarachnoid

3. Jawaban: B. Fenitoin

Keluhan pasien yaitu lemah, letih, dan lesu, serta telinga sering berdenging mengarah pada anemia. Pada
pemeriksaan fisik konjungtiva pucat dan lidah merah seperti daging. Pada pemeriksaan penunjang, Hb
pasien dibawah 10 gram/dL, hal ini sesuai dengan diagnosis anemia. MCV pasien di atas normal, yaitu 113
(N:80-95), sementara MCH (N: 27-34) masih normal. Sehingga anemia yang dialami pasien adalah sebagai
berikut :

 Karbamazepin : diplopia, dizziness, nyeri kepala, mual, mengantuk, neutropenia, hiponatremia.


 Fenitoin : nistagmus, ataksia, mual-muntah, hipertrofi gusi, depresi, mengantuk, kejang paradoksikal,
anemia megaloblastik.
 asam valproat : tremor, peningkatan berat badan, dyspepsia, mual-muntah, kebotakan, teratogenik.
 Fenobarbital : kelelahan, restless leg, depresi, insomnia, hiperkinesia
 Klonazepam : kelelahan, sedasi , dizziness, agresi hiperkinesia

Obat epilepsy yang menyebabkan anemia megaloblastik adalah fenitoin, maka jawabannya adalah B.

4. Jawaban : A. L1-L2

Untuk menjawab soal di atas, kita perlu mengetahui inervasi saraf pada ekstremitas bawah. Pasien
mengalami nyeri dari punggung yang menjalar hingga ke lutut. Pada gambar di bawah ini, bagian kiri adalah
peta dermatom sensorik, sementara di bagian kanan adalah peta saraf untuk motorik ekstremitas bawah.
Berdasarkan gambar peta dermatom tersebut, maka saraf yang terkena pada pasien di atas adalah saraf L1-
L2.

6. Jawaban : B. Sindrom carpal tunnel

Klinis pasien pada kasus di atas mengarah pada sindrom carpal tunnel. Sindrom carpal tunnel adalah
mononeuropati yang terjadi pada nervus medianus. Nervus medianus berkompetisi dengan 9 tendon pada
pergelangan tangan.sindrom carpal tunnel jauh lebih sering terjadi pada wanita karena wanita memiliki
pergelangan tangan yang lebih kecil dengan ukuran tendon yang sama dengan pria. Sindrom carpal tunnel
sering terjadi saat kehamilan dan dapat terjadi sebagai komplikasi dari trauma, arthritis degenerative,
tenosivitis, miksedema dan akromegali.

Gejala : keluhan pasien adalah nyeri pada tangan ( terutama pada malam hari), parestesia pada ibu jari,
telunjuk dan jari tengah dan mereda dengan menjuntaikan tangan pada tepi tempat tidur dan menggoyang
tangan.

Tanda : dapat terjadi hipotrofi thenar, penurunan sensori sentuhan ringan, diskriminasi dua titik, dan
keringat. Tes phalen : fleksimaksimal pergelangan tangan lebih dari 1 menit dapat memicu atau
memperburuk gejala. Tes tinel : mengetuk di atas saraf pada pergelangan tangan dapat memicu tingling
atau parestesia pada distribusi nervus medianus. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan
elektrofisiologi yang menunjukkan penurunan kecepatan sensoris atau motorik pada pergelangan tangan.

Terapi : splint, injeksi steroid lokal, operasi dekompresi.

Neuropati Ulnar : menimbulkan parestesia, hipestesia pada kelingking dan tepi ulna pada tangan. Nyeri juga
dapat terjadi pada siku. Gejala biasanya memburuk dengan fleksi siku atau penggunaan lengan.

Neuropati radial : dapat terjadi akibat kerusakan pada kompresi pada humerus. Deficit utama akibat
disfungsi nervus radialis adalah fungsi motorik, yaitu kelemahan atau paralisis oto yangdi suplai oleh nervus
radialis. Keluhan utama pasien adalah sulit menggunakan tangan karena wrist drop. Tanda : tes adanya drop
hand dengan siku dalam kondisi fleksi dan lengan bawah pronasi.

5. Jawaban : D. Stroke perdarahan ec perdarahan intraserebral

Klinis SAH SH SNH Trombosis SNH emboli


Onset Tiba-tiba (1-2 Mendadak (menit- Lebih bertahap Mendadak (detik-
menit) jam) menit)
Waktu onset Saat beraktivitas Saat beraktivitas Saat malam (>> 2-5 Saat aktivitas
pagi)
Nyeri kepala Sangat berat dan Berat Ringan/ absent Ringan / absent
mendadak
Muntah saat onset Sering Sering Jarang (kecuali lesi Jarang
di batang otak)
Penyakit jantung: Tidak ada jarang Sering
gagal jantung,
fibrilasi atrial
Hipertensi Jarang Hamper selalu Sering Absen
Kesadaran Mungkin hilang Biasanya menurun Mungkin menurun Mungkin menurun
sesaat
Kaku leher Sering Jarang Absen Absen
Hemiparesis Jarang Erring Sering Sering
Reflex patologis Mungkin ada Segera muncul Setelah 24-48 jam Setelah 12-24 jam
Deviasi mata Tidak ada saat Mungkin ada Mungkin ada Mungkin ada
onset
Gangguan Sangat jarang Sering Sering Sering
berbicara
8. Jawaban : B. Migrain Klasik

Migrain tanpa aura (common migraine) : nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72
jam. Nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik
yang rutin dan udiikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.

Migrain dengan aura ( migraine klasik ) : serangan nyeri kepala berulang dimana didahului gejala neurologis
fokal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit. Aura tipikal terdiri
dari gejala visual, sensoris dan atau berbahasa yang berkembang secara bertahap dan tidak lebih dari 1 jam.
Gambaran nyeri kepala yang menyerupai tanpa aura biasanya muncul sesudah gejala aura.

Cluster type headache : nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal atau
kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15-180 menit, dan terjadi dengan frekuensi dari sekali
setiap dua hari sampai delapan kali sehrai. Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut –
semuanya ipsilateral : injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrea, berkeringat di kening dan
wajah, miosis, ptosis atau oedema palpebra (Sindrom horner). Selama serangan sebagian besar pasien
gelisah atau agitasi.

Tension Type Headache : nyeri kepala episodic yang infrequent berlangsung selama beberapa menit sampai
beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat, tidak berdenyut, dengan intensitas ringan
sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktivitas rutin dan tidak terdapat mual, tetapi bisa terdapat
fotofobia atau fonofobia.

Trigeminal Nuralgia : Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa
nyeri unilateral yang tiba-tiba, seperti tersengat listrik, berlangsung singkat, dan jelas terbatas pada satu
atau lebih distribusi cabang nervus trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti
membasuh, bercukur, merokok, bercakap, atau gososk gigi, dan umumnya timbul spontan.

Pada kasus diatas, pasien mengeluh sakit kepala berdenyut disebelah kanan dan biasanya didahului dengan
mata berkunang-kunang selama 15-30 menit. Keluhan disertai mual dan muntah. Hal ini sesuai dengan
migraine dengan aura (migraine klasik) yaitu adanya aura sebelum sakit kepala sebelah. Keadaan tersebut
tidak sesuai dengan common migraine, dimana pada common migraine, aura menyertai nyeri kepala
sebelah.

7. Jawaban : B. Status epileptikus

Status epileptikus adalah bangkitan yang terjadi lebih dari 30 menit, atau dua bangkitan atau lebih dimana
pasien tidak sadar antara diantara bangkitan-bangkitan. Pada kasus diatas, pasien mengalami kejang
berulang selama 1 jam dan tidak sadar diantara serangan kejang. Maka kondisi pasien tersebut sesuai
dengan definisi status epileptikus.

Epilepsi refrakter adalah seseorang yang mengalami bangkitan berulang, meski telah dicapai kadar terapi
obat anti epilepsy dalam satu tahun terakhir setelah onset. Bangkitan pada epilepsy refrakter terjadi karena
kegagalan obat anti epilepsy untuk mengontrol focus epileptik, bukan karena dosis yang tidak tepat,
ketidaktaatan meminum obat, kesalahan pemberian, atau pemberian formulasi.

Epileps ikatamenial adalah epilepsi yang terjadi menjelang, selama, atau sesudah masa menstruasi
8. Jawaban : B. Migrain without aura

Migraine tanpa aura ( common migraine ): nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72
jam. Nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik
yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.

Migraine dengan aura (migraine klasik) : serangan nyeri kepala berulang dimana didahului dengan gejala
neurologis fokal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsungkurang dari 60 menit. Aura
tipikal terdiri dari gejala visual, sensoris dan atau berbahasa yang berkembang secara bertahap dan tidak
lebih dari 1 jam. Gambaran nyeri kepala yang menyerupai tanpa aura biasanya muncul sesudah gejala aura.

Cluster type headache : nyeri kepala yang hebat. Nyeri selalu unilateral d orbita, supraorbita, temporal atau
kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15-80 menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali
setiap dua hari sampai 8 kali sehari. Serangan-serangannya disertai satu atau lebihsebagai berikut: semuanya
ipsilateral: injeksi konjungtival, kongesti nasal, lakrimasi, rhinorrhea, berkeringat di kening dan wajah, miosis
, ptosis, atau oedema palpebra (sindrom horner).

Tension type headache : nyeri kepala episodic yang infrequent berlangsung beberapa menit sampai
beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan, atau mengikat, tidak berdenyut dengan intensitas ringan
sampai sedang.

9. Jawaban : E. BPPV

Keluhan utama pasienpada kasus diatas adalah pusing berputar. Berdasarkan keluhan utama pasien,
diagnosis pada pasien ini mengarah pada vertigo.

Definisi : vertigo adalah ilusi gerakan, biasanya berputar, pada diri pasien atau sekeliling pasien. Vertigo
selalu bertambah buruk dengan adanya gerakan.

Gejala : gejala lain vertigo yaitu kesulitan berjalan atau berdiri (mungkin tiba-tiba terjatuh ke lantai),
berkurang dnegan berbaring atau tetap duduk, mual,muntah,pucat,berkeringat. Gejala penurunan
pendengaran dan tinnitus menunjukkan keterlibatan labirin atau nervus VIII.

Penyebab :labirin dan nervus VIII (penyakit meniere, neuronitis vestibular, benign positional vertigo, motion
sickness, trauma, obat ototoksik, zoster); batang otak, cerebellum, cerebello pontine angle (sklerosis
multiple, stroke/TIA, perdarahan, migraine, neuroma akustik), korteks serebri (epilepsy vertiginosa),
intoksikasi alcohol. Berikut adalah penjelasan beberapa tipe vertigo perifer.

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) : akibat debris pada kanal semisirkularis. Tipe vertigo yang
paling sering dijumpai. Pasien mengalami vertigo bila terjadi perubahan posisi, gerakan kepala, atau badan.
Gejala hanya timbul setelah gerakan kepala tertentu sjaa. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan
maneuver Dix & Hallpike.

Neuritis vestibularis (labirinitis akut): vertigo berat dengan onset yang mendadak, mual, muntah dan lesu.
Tidak ada gangguan pendengaran dan tinnitus. Gejala dipicu oleh gerakan kepala atau perubahan posisi.
Penyakit Menierre : hidrops endolimfatik menyebabkan seranganvertigo berulang yang berlangsung >20
menit. Dapat disertai mual atau muntah, kehilangan pendengaran sensorineural yang fluktuatif (dapat
permanen) dan tinnitus.

Berdasarkan penjelasan diatas, tipe vertigo yang paling mungkin dialami pasien adalah BPPV.

10. Jawaban : D. Paresis nervus fasialis kiri sentral

Nervus fasialis berasal dari nucleus fasialis yang terletak di pons pada batang otak. Pada paresis sentral atau
supranuklear, terjadi paresis otot wajah kontralateral. Namun tidak ada keterlibatan otot-otot wajah di atas
fissure palpebra karena bagian nucleus fasialis yang mensuplai otot-otot tersebut berasal dari kedua
hemisfer serebri. Sementara paresis nuclear dan infranuklear (perifer) akan melibatkan semua otot pada
satu sisi wajah (ipsilateral). Paresis supranuklear paling sering terjadi akibat gangguan vascular di jalur
kortikobulbar, misalnya perdarahan serebral. Paresis nuclear dapat terjadi pada poliomyelitis atau bentuk
lain paralisis bulbar. Penyebab paling sering dari paresis infranuklear adalah Bell’s Palsy.

11. Jawaban : C. Stroke perdarahan subarachnoid

Berdasarkan klinis pasien yang terjadi secara tiba-tiba dengan rangsangan meningeal yang positif, diagnosis
pasien ini mengarah pada perdarahan subarachnoid. Penyebab perdarahan subarachnoid adalah rupture
aneurisma sakular (80%), malformasi arteri-vena (15%), dan idiopatik (<15%). Gejala perdarahan
subarachnoid adalah nyeri kepala (terutama oksipital) yang mendadak (biasanya dalam hitungan detik).
Kemudian dapat diikuti gejal amuntah, pingsan , kejang, dan koma. Koma dapat terjadi selama beberapa
hari. Tanda perdarahan subarachnoid adalah kaku leher, kernig’s sign positif (perlu waktu 6 jam untuk
terbentuk), perdarahan retinal atau subhyaloid. Pada pemeriksaan penunjang, CT Scan kepala mampu
mendeteksi >90% dalam 48 ja pertama. Jika CT Scan negative, dan tidak ada kontraindikasi >12 jam setelah
onset, dapat dilakukan lumbal pungsi. Cairan serebrospinal pada perdarahan subarachnoid berwarna merah
dan kemudian menjadi xantochrome (kuning) setelah ebberapa jam.

12. Jawaban : E. BPPV

Keluhan utama pasienpada kasus diatas adalah pusing berputar. Berdasarkan keluhan utama pasien,
diagnosis pada pasien ini mengarah pada vertigo.

Definisi : vertigo adalah ilusi gerakan, biasanya berputar, pada diri pasien atau sekeliling pasien. Vertigo
selalu bertambah buruk dengan adanya gerakan.

Gejala : gejala lain vertigo yaitu kesulitan berjalan atau berdiri (mungkin tiba-tiba terjatuh ke lantai),
berkurang dnegan berbaring atau tetap duduk, mual,muntah,pucat,berkeringat. Gejala penurunan
pendengaran dan tinnitus menunjukkan keterlibatan labirin atau nervus VIII.

Penyebab :labirin dan nervus VIII (penyakit meniere, neuronitis vestibular, benign positional vertigo, motion
sickness, trauma, obat ototoksik, zoster); batang otak, cerebellum, cerebello pontine angle (sklerosis
multiple, stroke/TIA, perdarahan, migraine, neuroma akustik), korteks serebri (epilepsy vertiginosa),
intoksikasi alcohol. Berikut adalah penjelasan beberapa tipe vertigo perifer.

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) : akibat debris pada kanal semisirkularis. Tipe vertigo yang
paling sering dijumpai. Pasien mengalami vertigo bila terjadi perubahan posisi, gerakan kepala, atau badan.
Gejala hanya timbul setelah gerakan kepala tertentu sjaa. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan
maneuver Dix & Hallpike.

Neuritis vestibularis (labirinitis akut): vertigo berat dengan onset yang mendadak, mual, muntah dan lesu.
Tidak ada gangguan pendengaran dan tinnitus. Gejala dipicu oleh gerakan kepala atau perubahan posisi.

Penyakit Menierre : hidrops endolimfatik menyebabkan seranganvertigo berulang yang berlangsung >20
menit. Dapat disertai mual atau muntah, kehilangan pendengaran sensorineural yang fluktuatif (dapat
permanen) dan tinnitus.

Berdasarkan penjelasan diatas, tipe vertigo yang paling mungkin dialami pasien adalah BPPV.

13. Jawaban : C. Meningitis karena tuberculosis

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pada pasien ini adalah
meningitis tuberkulosa. Dari anamnesis, pasien mengalami penurunan kesadaran dengan riwayat panas
badan dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik didapatkan reflex patologis, kaku kuduk, dan brudzinski
hasilnya positif, maka diambil kesimpulan bahwa pasien menderita meningitis. Sedangkan diagnosis etiologi
pada pasien ini adalah Mycobacterium tuberculosa, ditegakkan berdasarkan riwayat batuk lama dan
penurunan berat badan. Pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis meningitis tuberkulosa
antara lain, pemeriksaan cairan serebrospinal, pemeriksaan darah, tes tuberculin, dan foto rontgen. Berikut
disajikan tabel mengenai gambaran pemeriksaan cairan serebrospinal pada penyakit meningitis berdasarkan
etiologinya.

Agen Opening Jumlah sel Glukosa Protein (mg/dl) Mikrobiologi


pressure darah putih per (mg/dl)
mikroliter
Meningitis 200-300 100-5000; <40 >100 Pathogen yang
bakterial >80% PMNs* spesifik terlihat
pada 60%
pencatatan
gram dan 80%
pada kultur
Meningitis viral 90-200 10-300; limfosit Normal, Normal, tetapi Isolasi virus,
menurun pada mungkin sedikit pemeriksaan
LCM dan meningkat PCR
mumps
Meningitis 180-300 100-500; Menurun <40 Meningkat Pemeriksaan
tuberkulosa limfosit >100 basil tahan
asam, kultur,
PCR
Meningitis 180-300 10-200; limfosit Menurun 50-200 Tinta india,
kriptokokal antigen
kriptokokal,
kultur
Meningitis 90-200 10-300; limfosit Normal Normal, tetapi Temuan (-)
aseptik mungkin sedikit
meningkat
Nilai normal 80-200 0-5; limfosit 50-75 15-40 Temuan (-)
Selain itu, hal yang perlu dinilai pada pemeriksaan cairan serebrospinal adalah warnanya. Cairan
serebrospinal normal berwarna jernih. Patologis bila berwarna kuning, xantochrome, cucian daging,
purulenta atau keruh. Cairan serebrospinal berwarna xantochrome pada meningitis tuberkulosa.

14. Jawaban : B. Tension type headache

Gambaran klinis pasien di atas mengarah pada tension type headache. Kriteria diagnosisnya adalah :

A. Tipe infrequent: paling tidak terdapat 10 serangan dengan rata-rata<1 hari/bulan


Tipe infrequent paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama minimal
3 bulan
B. Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit-7 hari
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas: lokasi bilateral, menekan / mengikat ( tidak
berdenyut) intensitas ringan atau sedang, atau tidak diperberat oleh aktivitas rutin.
D. Tidak didapatkan mual atau muntah dan tidak terdapat fotofobia atau fonofobia secara
bersamaan
E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain

15. Jawaban : A. Migrain klasik

Migrain tanpa aura atau common migrain adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan
selama 4-72 jam dengan karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan
fonofobia.

Migrain klasik ( migrain dengan aura ) terjadi serangan nyeri kepala berulang dimana di dahului gejala
neurologis fikal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit.
Gejala aura dapat berupa gangguan visual (positif: cahaya berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis ;
negatif : hilangnya penglihatan), gangguan sensoris (positif: pins and needles; negatif: hilang
rasa/kebas) dan atau gangguan bicara difasia.

Migrain hemiplegik memiliki gambaran seperti migrain dengan aura, namun ditambah kelemahan
motorik.

Migrain oftalmoplegik adalah serangan nyeri kepala berulang dengan karakteristik migrain yang
disertai paresis dari satu atau lebih saraf kranial okular ( umumnya saraf III) dan tidak ada lesi intraknial
selain perubahan MRI pada daerah yang terkena .

16. seorang wanita berusia 25 tahun, mengeluh sakit pada ibu jari, jari kedua, dan jari ketiga kanan.
Wanita ini sering mencuci dan memasak serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan memakai tangan
kanan. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal. Tes apa yang akan dilakukan untuk
wanita ini …

A, Tes tinel

B. Tes laseque

C. Tes Patrick

D. Tes kontralateral leg laseque

E. Tes Kernig
Jawaban : A. Tes tinel

Klinis pasien pada kasus diatas mengarah pada sindrom carpal tunnel. Tes yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosis penyakit ini adalah tes phalen dan tes tinel. Tes phalen fleksi maksimal pergelangan
tangan lebih dari 1 menit dapat memicu atau memperburuk gejala. Tes tinel : dengan mengetuk di atas
saraf pada pergelangan tangan dapat memicu tingling atau parestesia pada distribusi nervus medianus.
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan elektrofisiologi yang menunjukkan penurunan
kecepatan sensoris atau motorik pada pergelangan tangan.

17. Jawaban : E. Nervus trigeminus

Pasien merasakan nyeri pada pipi ( wajah) yang tiba-tiba dan seperti tertusuk, tersetrum, terbakar dan
nyeri bertambah berat ketika menggosok gigi dan membasuh wajah. Gejala tersebut mengarah pada
diagnosis trigeminal neuralgia.

Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri unilateral
yang tiba-tiba, seperti tersengat listrik, berlangsung singkat, dan jelas terbatas pada satu atau lebih
distribusi cabang nervus trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti membasuh,
mencukur, merokok, bercakap, atau gosok gigi dan umumnya timbul spontan. Tidak terdpaat defisit
neurologis dan tidak berkaitan dengan gangguan lain. Maka jawaban untuk kasus diatas, nervus yang
mungkin terganggu adalah nervus trigeminus.

18. Jawaban : C. Cluster headache

Cluster type headache : nyeri kepala yang hebat. Nyeri selalu unilateral d orbita, supraorbita, temporal atau
kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15-80 menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali
setiap dua hari sampai 8 kali sehari. Serangan-serangannya disertai satu atau lebihsebagai berikut: semuanya
ipsilateral: injeksi konjungtival, kongesti nasal, lakrimasi, rhinorrhea, berkeringat di kening dan wajah, miosis
, ptosis, atau oedema palpebra (sindrom horner).

19. Jawaban : C. Nervus medianus

Klinis pasien dengan kesemutan pada ibu jari kanan dan pemeriksaan fiisk hipotrofi otot thenar, tes
phalen dan tinel positif adalah khas pada carpal tunnel syndrome. Syndrome carpal tunnel adalah
mononeuropati yang terjadi pada nervus medianus. Nervus medianus berkompetisi dengan 9 tendon
pada pergelangan tangan. Sindrom carpal tunnel jauh lebih sering terjadi pada wanita karena wanita
memiliki pergelangan tangan yang lebih kecil dengan ukuran tendon yang sama dengan pria.

20. Jawaban : A. Epilepsi umum idiopatik

Etiologi epilepsi daoat dibagi menjadi 3, yaitu idiopatik, kriptogenik dan simtomatik. Idiopatik yaitu
penyebabnya tidak diketahui dan umumnya memiliki predisposisi generasi. Simtomatik yaitu disebabkan
oleh kelainan/ lesi pada susunan saraf pusat, misalnya trauma kepala, infeksi SSP, metabolik, dsb.
Kriptogenik yaitu di anggap simtomatik, tetapi penyebabnya belum diketahui dengan gambaran klinis
sesuai ensefalopati difus. Termasuk disini adalah sindrom lennox-gastaut, sindrom west, dan epilepsi
mioklonik.

Kejang dapat diklasifikasikan menjadi kejang umum dan kejang parsial. Pada kejang umum, pasien
kehilangan kesadaran, kerjang terjadi pada seluruh tubuh biasanya tanpa disertai aura. Kejang umum
dibagi lagi menjadi tonik-klonik ( grand mal), absans/lena( petit mal), dan tipe lain ( tonik, klonik,
mioklonik). Sementara pada kejang parsial biasanya didahului aura, kemudian diikuti kejang pada satu
kelompok otot. Kejang parsial dibagi menjadi parsial simpel, parsial kompleks dan parsial generalisasi
sekunder.

Pada kasus diatas , pasien dikatakan mengalami kelojotN pada keempat ekstremitas, artinya pasien
mengalami kejang umum, bukan parsial. Pada epilepsi simtomatik atau epilepsi sekunder, kejang terjadi
akibat penyakit yang mendasari. Pada pasien, riwayat penyakit sebelumnha tidak jelas. Sementara
riwayat epilepsi dalam keluarga pasien positif. Hal ini lebih mengarah pada epilepsi idiopatik. Oleh
karena itu, diagnosis pasien yang lebih tepat adalah epilepsi umum idiopatik.

21. Jawaban : C. Asam valproat

Bangkitan epilepsi terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bangkitan umum leba, umum tonik klonik, parsial
sederhana, parsial kompleks dan umum sekunder.

Bangkitan umum lena : gangguan kesadaran secara mendadak ( absence) , dan berlangsung
beberapa detik. Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti, pasien diam tanpa kata dan mata
memandang jauh ke depan, dan mungkin terdapat automatisme. Terapi lini pertama : asam valproat,
ethosuximide, lamotrigine.

Bagian umum tonik-klonik: pasien ekhilangan kesadaran, kaku (tonik) selama 10-30 detik diikuti
gerakan kejang kelojotan pada ekdua lengan dan tungkai (klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai
mulut berbusa. Setelah bangkitan pasien biasanya lemas dan bingung. Terapi lini pertama : sodium
valproat, lamotrigine, topiramate, dan carbamazepine.

Bagian parsial sederhana : bangkitan mulai dari tangan, kaki, atau muka ( unilateral/ fokal) kemudian
menyebar pada sisi yang sama (jacksonian marchi) dan tidak terjadi perubahan kesadaran. Terapi lini
pertama : carbamazepine, oxcarbamazepin, sodium valproat, topiramate, atau lamotrigine.

Bangkitan parsial kompleks : bangkitan fokal disertai gangguan kesadaran. Hal ini sering diikuti
automatisme yang stereotipik seperti mengunyah, menelan, tertawa, dan kegiatan motorik lainnya tanpa
tujuan yang jelas. Terapi lini pertama : carbamazepine, oxcarbamazepine, sodium valproate, topiramate,
atau lamotrigine.

Bangkitan umum sekunder : berkembang dari parsial sederhana atau kompleks yang dalam waktu
singkat menjadi bangkitan umum. Bangkitan parsial dapat berupa aura. Bangkitan umum yang terjadi
biasanya bersifat kejang tonik-klonik. Terapi lini pertama : carbamazepine, sodium valproate, topiramate,
atau lamotrigine.

Pada kasus di atas gejala yang dialami pasien adalah kehilangan kesadaran berulang selama 15-20
detik, kemudian sadar kembali. Saat mengalami serangan, pasien biasanya terbengong dan tidak
menyadari kejadian tersebut. Hal ini sesuai dengan gambaran bangkitan lena. Maka obat yang sesuai
adalah asam valproat, , ethosuximide.

22. Jawaban : B. Tension type headache

Gambaran klinis pasien di atas mengarah pada tension type headache. Kriteria diagnosisnya adalah :

F. Tipe infrequent: paling tidak terdapat 10 serangan dengan rata-rata<1 hari/bulan


Tipe infrequent paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama minimal
3 bulan
G. Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit-7 hari
H. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas: lokasi bilateral, menekan / mengikat ( tidak
berdenyut) intensitas ringan atau sedang, atau tidak diperberat oleh aktivitas rutin.
I. Tidak didapatkan mual atau muntah dan tidak terdapat fotofobia atau fonofobia secara
bersamaan
J. Tidak berkaitan dengan penyakit lain

23. Jawaban : A. Migrain klasik

Migrain tanpa aura atau common migrain adalah nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan
selama 4-72 jam dengan karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan
fonofobia.

Migrain klasik ( migrain dengan aura ) terjadi serangan nyeri kepala berulang dimana di dahului gejala
neurologis fikal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit.
Gejala aura dapat berupa gangguan visual (positif: cahaya berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis ;
negatif : hilangnya penglihatan), gangguan sensoris (positif: pins and needles; negatif: hilang
rasa/kebas) dan atau gangguan bicara difasia.

Migrain hemiplegik memiliki gambaran seperti migrain dengan aura, namun ditambah kelemahan
motorik.

Migrain oftalmoplegik adalah serangan nyeri kepala berulang dengan karakteristik migrain yang
disertai paresis dari satu atau lebih saraf kranial okular ( umumnya saraf III) dan tidak ada lesi intraknial
selain perubahan MRI pada daerah yang terkena .

24. Jawaban : E. Nervus trigeminus

Pasien merasakan nyeri pada pipi ( wajah) yang tiba-tiba dan seperti tertusuk, tersetrum, terbakar dan
nyeri bertambah berat ketika menggosok gigi dan membasuh wajah. Gejala tersebut mengarah pada
diagnosis trigeminal neuralgia.

Trigeminal neuralgia adalah suatu serangan nyeri wajah dengan gejala khas berupa nyeri unilateral
yang tiba-tiba, seperti tersengat listrik, berlangsung singkat, dan jelas terbatas pada satu atau lebih
distribusi cabang nervus trigeminus. Nyeri umumnya dicetuskan oleh stimulus ringan seperti membasuh,
mencukur, merokok, bercakap, atau gosok gigi dan umumnya timbul spontan. Tidak terdpaat defisit
neurologis dan tidak berkaitan dengan gangguan lain. Maka jawaban untuk kasus diatas, nervus yang
mungkin terganggu adalah nervus trigeminus.

Anda mungkin juga menyukai