Anda di halaman 1dari 7

RESENSI FILM “SAMSARA”

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Perubahan

Yang diberikan oleh :

Dudung Abdurahman. S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Tasya Andhini (10090315103)


Haqi Al Jabbar (10090315105)
Lilik Nisa Maisyaroh (10090315100)
Ira Nur Annisa (10090315079)
Manajemen – B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2018
Informasi teknis film Diarahkan : Ron Fricke
Diproduksi : Mark Magidson
Ditulis : Ron Fricke dan Mark Magidson
Musik : Michael Stearns, Lisa Gerrard, dan

Marcello de Francisci
Durasi film : 1 jam 42 menit 5 detik
Sinematografi : Ron Fricke
Diedit : Ron Fricke, Mark Magidson, dan
Perusahaan produksi Film Magidson
Didistribusikan : Laboratorium Oscilloscope (AS)
Tanggal Rilis : 11 September 2011 (TIFF) dan 24
Agustus 2012 (AS)
Negara : Amerika Serikat
Lokasi pembuatan film :

Angola , Brasil , China , Denmark , Mesir ,


Ethiopia , Prancis , Ghana , Hong Kong , India ,
Indonesia , Israel / Palestina , Italia , Jepang ,
Yordania , Mali , Myanmar , Namibia , Filipina
,Arab Saudi , Korea Selatan , Thailand , Turki , Uni
Emirat Arab dan Amerika Serikat .
Unsur film : kebudayaan, keagamaan, fenomena
alam, keindahan alam, kehidupan dan kematian
kehidupan modern dan suku pedalaman, teknologi.
Synopsis / rangkaian cerita Samsara adalah proyek sekuel dari film
dokumenter karya Ron Fricke sebelumnya, Baraka
(1992). Pengambilan gambarnya sendiri
menghabiskan waktu selama 4 tahun di 25 negara.

Samsara sendiri merupakan istilah yang biasanya


digunakan dalam agama Buddha, yang artinya
adalah lingkaran kehidupan, meliputi kelahiran-
hidup-mati-reinkarnasi.

Samsara banyak mengeksplorasi keindahan yang


ada di dunia dari yang bersifat duniawi hingga
keajaiban, baik yang dapat dijangkau oleh
kemampuan lahiriah manusia maupun spiritual.
Beberapa tempat yang menjadi jujukan dari Ron
Fricke di sini adalah Bali, Banyuwangi, Petra di
Yordania, Leh Ladakh di India, hingga rumah
bekas terjangan badai Katrina. Taman Nasional
Arches di Utah kembali lagi menjadi langganan.
Serta tidak lupa, slow motion hingga time lapse
kembali menjadi ciri khas Ron Fricke dalam
menyampaikan keindahan-keindahan tempat
tersebut.

Gagasan utama film 1. Para gadis penari tari Legong di Bali


samsara mewakili “kehidupan”, dengan hidup tadi,
maka manusia dapat menciptakan atau
melakukan sebuah karya, dalam hal ini
tarian. Legong merupakan sekelompok
tarian klasik Bali yang memiliki
pembendaharaan gerak yang sangat
kompleks yang terikat dengan struktur
tabuh pengiring yang konon merupakan
pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal
dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang
luwes atau lentur dan "gong" yang artinya
gamelan. "Legong" dengan demikian
mengandung arti gerak tari yang terikat
(terutama aksentuasinya) oleh gamelan
yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai
mengiringi tari legong dinamakan Gamelan
Semar Pagulingan. Legong dikembangkan
di keraton-keraton Bali pada abad ke-19
paruh kedua. Konon idenya diawali dari
seorang pangeran dari Sukawati yang dalam
keadaan sakit keras bermimpi melihat dua
gadis menari dengan lemah gemulai diiringi
oleh gamelan yang indah. Ketika sang
pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu
dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap. Sesuai dengan awal
mulanya, penari legong yang baku adalah
dua orang gadis yang belum mendapat
menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan
purnama di halaman keraton. Kedua penari
ini, disebut legong, selalu dilengkapi
dengan kipas sebagai alat bantu. Pada
beberapa tari legong terdapat seorang penari
tambahan, disebut condong, yang tidak
dilengkapi dengan kipas. Struktur tarinya
pada umumnya terdiri dari papeson,
pangawak, pengecet, dan pakaad.
2. Ledakan gunung api Kilauea di Hawaii
menjadi gambaran bahwa suatu kehiupan
tidak selamanya, karena ada sesuatu yang
menjadi diluar kendali manusia.
3. Visualisasi yang dilambangkan dengan
seorang bayi dan seorang yang sudah
meninggal (mummy) menunjukan bahwa
setiap kehidupan pasti ada kematian.
4. Pada pengambilan gambar yang
memperlihatkan alam hijau beserta
bangunan – bangunan seperti candi
menunjukkan bahwa dari setiap kehancuran
dan kematian tuhan pun telah menciptakan
keindahan alam sebagai penyeimbang
kehidupan.
5. Para biksu di India, lebih tepatnya di Leh
Ladakh, membuat sebuah lukisan dengan
media bubuk berwarna. Lukisan tersebut
dibuat dengan sangat detail sekali dan
tingkat kesulitan yang sangat tinggi,
sepertinya lukisan yang dibuat oleh para
biksu tadi adalah lingkaran kehidupan atau
Samsara itu sendiri.
6. Badai pasir yang terjadi kemudian
bangunan dan segala harta milik manusia
yang menjadi rusak kemudian ditinggalkan,
menjelaskan bahwa segala yang menjadi
milik kita di dunia hanya sebagai sebuah
titipan dari tuhan saja.
7. Dalam pengambilan gambar di Uni Emirat
Arab, nampak 2 wanita dengan memakai
cadar, dan di belakangnya ada foto iklan
yang menampilkan beberapa pria dengan
menggunakan celana dalam. Kemudian
berlanjut dengan adegan di mana 2 wanita
muda di Itali yang berjalan dengan
menggunakan pakaian yang ketat. Beberapa
adegan tadi memang nampak kontras sekali
secara keagamaan dan kebudayaan nya.
8. Perusahaan pendaur ulang elektronik di
Amerika mewakili “reinkarnasi”, karena
produk bekas tadi diolah kembali menjadi
produk baru, seperti manusia yang mati
kemudian berreinkarnasi lagi menjadi
makhluk baru.
9. Sebuah perusahaan boneka di Jepang
mewakili “kelahiran”, karena perusahaan
tersebut memproduksi/membuat suatu
benda, dalam hal ini adalah boneka.
10. Kehidupan perkotaan yang penuh dengan
kemewahan, bersih, pekerjaan yang nyaman
dan bersih sangat kontras dengan visuali
pada kehidupan ditempat padat penduduk
dimana terdapat ketimpangan ekonomi baik
secara pekerjaan, tempat bekerja yang kotor
dan berisiko dan tempat tinggal yang
kurang nyaman.
11. Toko peti mati di Ghana mewakili
“kematian”. Menjelaskan bahwa setiap
yang bernyawa pasti akan mati dan
meninggalkan yang hidup dengan kuasa
tuhan.
12. Pengambilan gambar dimakkah pada saat
solat dengan jamaah yang begitu banyak,
kemudian visual gambar gereja, patung
budha dan kuil menggambarkan keselarasan
dan keanekaragaman dalam beragama tanpa
memandang perbedaan dalam menciptakan
keseimbangan dimuka bumi.
13. Semua yang ada di film ini adalah sama,
semuanya berada dibumi dimana segala
kehidupan menjadi subjek film ini berada
dan mengalami siklus kehidupan yang sama
pula.
Kekuatan film samsara Keuatannya terletak pada dramatisasi music yang
mendukung setiap bagian dari film ini. Sehingga
dapat menciptakan suatu perasaan tegang, haru,
bahagia, bahkan rasa bersyukur.

Kekuatan lainnya terletak pada adegan-adegan


dalam film yang sangat memukau.
Kelemahan film samsara Tidak ada keterangan pembuatan film.

Kemudian dalam film ini tidak adanya keterangan


nama-nama lokasi yang dimunculkan, sehingga
banyak penonton yang sebenarnya merasa tertarik
dengan keindahan lokasi tersebut namun tidak tahu
letak sesungguhnya.
Rekomendasi perbaikan Dibuat keterangan lokasi pembuatan film, agar
film samsara penonton memahami dan mengetahui isi dari film.
Sumber bacaan https://en.wikipedia.org/wiki/Samsara_(2011_film)

Anda mungkin juga menyukai