Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

SISTEM RANGKA
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah praktikum struktur hewan

Dosen pengampau : Risda Arba Ulfa,S.Si,M.Si

Asisten : Fatiya Shofwaturrohmani

Disusun oleh :

Nama : Yuni Setiyowati

NIM : 1167020080

Kelas/kelompok : 2B/1

Tanggal Praktikum : 13 Maret 2017

Tanggal Pengumpulan:

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
 Mempelajari sisitem rangka
 Mengetahui jenis-jenis tulang yang terdapat pada tubuh manusia
 Mengetahui letak tulang beserta fungsinya pada sistem rangka manusia
1.2 Landasan Teori
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik
dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak
adanya struktur penunjang .Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi
untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat
melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh.
Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang
bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah (
Bloom, 2002).
Struktur rangka vertebrata yang tertaut ke tulang dan bertanggung jawab atas
pergerakannya, ditandai dengan jenjang unit paralel yang semakin lama semakin
kecil. Otot rangka terdiri atas berkas serat panjang ayng membentang disepanjang
otot. Masing-masing serabut adalah sel tunggal yang bernukleus banyak sel-sel
embrionik. Masing-masing serat berkas miofibril kesil yang tersusun secara
longitudional. Miofibril selanjutnya tersusun atas dua jenis mifilamen. Filamen
untai protein regulasi yang satu sama yang lain (Campbell, 2005).
Tulang pada manusia terdiri atas tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan
ini metrics ekstaselnya pada dan sel-selnya disebut kondrosit, tidak memiliki
serabut saraf dan limfe. Fungsi tulang ini menyokongjaringan lunak, pertumbuhan
tulang panjang, dan kerangka pada embrio dan individu dewasa (Suryani, 2014).
Kerangaka hidros teatik (hidrostatik skeleton) terdirir atas cairan yang ditahan
dibawah tekanan didalam kompremen tubuh yang tertutup. Inilah kerangka utama
pada sebagian besar Cnidaria, cacing pipih, Nematoda dan uga Annelida. Hewan
ini mengontrol bentuk dan pergerakannya dengan cara menggunakan otot untuk
mengubah bentuk dari kompartemen penuh cairan. Cnidaria misalnya Hidra,
dapat memanjang dengan cara menutup mulutnya dan menggunakan sel-sel
kontraktil pada dinding tubuhnya untuk menyempitkan rongga gastroveskuler
tengah. Karena air tidak boleh terlalu dinampakkan, penurunan diameter itu
memaksa rongga untuk meningkat panjangnya. Kerangka hidrostaktik juga
memungkinkan cacing tanah dan sebagian besar Annelida lain bergerak dengan
cara peristaltik, suatu jenis lokomosi yang dihasilkan oleh gelombang kontraksi
otot berirama yang dihantarkan oleh kepala dan ekor (villee, 2005).
Sistem skelet terdiri dari sekitar 200 tulang yang bersama-sama membentuk
rangka tubuh yang kuat dan bisa digerakkan. Sistem ini mempunyai empat fungsi
utama. Ia mendukung dan melindungi jaringan lunak dan organ vital disekitarnya.
Ia berperan dalam pergerakan tubuh dengan menjadi tempat perlekatan otot-otot
dan menjadi pengumpil pada sendi. Ia memproduksi sel-sel darah di dalam
sumsum tulang merah dan menjadi gudang bagi garam-garam mineral, terutama
fosfor dan kalsium (Watson, 2002).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik
dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak
adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau
gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen,
tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang,
walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Rangka tubuh manusia
dikelompokkan atas dua bagian yaitu skeleton aksial. Terdiri atas sekelompok
tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan
pada organ dikepala, leher dan badan. Tulang tengkorak merupakan tulang yang
menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang
menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. Tulang
tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang
terdapat diantara tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutera
(Ayub, 2008).
Rangka tubuh manusia dibentuk oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah,
membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang
melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang
dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang
dada dan tulang rusuk. Gerakan terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka
dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering menjadi satu nama yaitu sistem
muscub-skeletal. Rangka tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon.
Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan
ligamen. Hubungan antara dua tulang disebut sendi. Sendi atau artikulasi adalah
hubungan antara dua tulang berdasarkan gerakannya sendi dibedakan menjadi tiga
yaitu sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak (Pakpahan, 2013).
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur
keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi
eksoskeleton, dan endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari
epidermis saja, dermis saja, atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara
embriologis berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton tulang,
endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai pada hewan
invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton
umumnya dijumpai pada hewan veretebrata (Pagarra, 2011).

Anda mungkin juga menyukai