Anda di halaman 1dari 18

1.

Jaringan Meristem
Jika diperhatikan, tumbuhan dewasa tidak langsung menjadi besar dengan tiba-tiba.
Pertumbuhannya dimulai dari kecil, kemudian seiring bertambahnya waktu, maka dia akan
bertambah besar. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ketika belajar di SMP/MTs, Anda pernah
mendapatkan materi pelajaran tentang jaringan meristem. Coba ingat kembali tentang jaringan
meristem itu!
Untuk membuktikan kerja dari jaringan meristem tumbuhan, Anda dapat mengamati tumbuh-
tumbuhan di sekitar rumah atau lingkungan! Jika Anda amati, ternyata tanaman itu semakin hari
akan bertambah tinggi atau panjang dan besar. Tahukah Anda, apakah penyebabnya?
Pertumbuhan tinggi dan besar ini disebabkan adanya aktivitas pembelahan pada jaringan
tumbuhan. Jaringan yang aktif membelah ini disebut jaringan meristem.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase
pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal
dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan
mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-
kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan
terjadinya. Untuk selanjutnya akan dibahas pada uraian di bawah ini.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem Ujung (Apikal)
Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial yangberada
pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat
bertambah tinggi dan panjang. Meristem ini dapat Anda lihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Meristem ujung (apikal)


b. Meristem Samping (Lateral)
Meristem lateral merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak
antara bagian alat-alat tumbuhan (antara jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini
tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping. Coba Anda sebutkan tumbuhan apa
saja di sekitar Anda yang dapat mengalami pertumbuhan membesar pada batangnya. Agar lebih
jelas, perhatikan Gambar 2.2

Gambar 2.2 Meristem lateral


Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a. Meristem Primer
Meristem primer merupakan jaringan muda yang berasal dari sel-sel initial yang disebut
promeristem. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt, promeristem akan
berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan
berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi menjadi sistem
jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan
dasar).
Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Menurut Hanstein, pada
bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :
1. dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis;
2. periblem yang akan berkembang menjadi korteks;
3. pleron yang akan berkembang menjadi stele.
Meristem pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian.
1) Korpus
Bagian ini merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan sel-
selnya relatif besar. Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah secara tak beraturan.
2) Tunika
Bagian ini merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu atau beberapa
lapis sel, dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah
lateral).
b. Meristem Sekunder
Meristem ini berasal dari jaringan dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel-sel
meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola.
Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dari
tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta beberapa tumbuhan dari golongan
monokotil (Agave, Aloe, Jucca, dan Draceana). Kambium gabus terdapat pada kulit batang
tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang sukar dilalui air.
1. 1. Jaringan Dewasa
Jaringan ini berkembang dari jaringan muda yang telah mengalami spesialisasi dan deferensiasi.
Menurut fungsinya jaringan dewasa ini dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Jaringan Dasar / Parenkim
Disebut jaringan dasar karena terbentuk dari Meristem dasar dan hampir semua bagian tumbuhan
terdapat jaringan ini dengan cirri-ciri banyak mempunyai ruang atar sel, bentuk selnya membulat
dan berdinding tipis.
Menurut bentuk selnya parenkim dapat dibagi menjadi :
1. Parenkim Palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji berbentuk sel
panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas. misal : pada mesofil daun
2. Parenkim Spons (bunga karang), juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun.
Bentuk dan ukuran parenkim ini tak teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar missal :
pada mesofil daun
3. Parenkim Bintang (aktinenkim), berbentuk seperti bintang bersambungan ujungnya
misalnya: pada tangkai daun cemara pada tangkai daun Canna sp.
4. Parenkim Lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta banyak
mengandung kloroplas. Misalnya pada mesofil daun pinus dan padi.
Sedangkan menurut fungsinya, parenkim dibedakan atas :
1. Parenkim Asimilasi (Klorenkim) banyak mengandung klorofil sehingga dapat bermanfaat
untuk proses fotosintesis. misal : pada mesofil daun karena berklorofil
2. Parenkim Penimbun (Parenkim Makanan ) berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
Bisa terdapat pada akar, umbi, buah, dan batang. Makanan cadangan tersebut dapat
berbentuk zat-zat padat, misalnya tepung, protein, lemak, dan tetestetes minyak misal :
pada empulur batang atau umbi menimbun karena karbohidrat.
3. Parenkim Air, berfungsi untuk menyimpan air. Parenkim ini dijumpai pada tumbuhan
xerofit dan epifit. Contohnya, parenkim yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan Agave
dan Aloe vera (lidah buaya)
4. Parenkim Udara (Aerenkim) terdapat ruang antarsel, fungsinya adalah untuk aerasi atau
pertukaran gas pada tanaman air, yaitu untuk mengapung pada permukaan air. misal : pada
tanaman enceng gondok (Eichornia crasipes )
5. Jaringan parenkim pengangkut berguna sebagai alat pengangkut yang menghubungkan
jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam yang disebut dengan parenkim jari-jari empulur
misal : pada batang
b. Jaringan Pelindung
Jaringan ini berfungsi melindungi tubuh tanaman dari pengaruh luar yang merugikan. Jaringan
pelindung bias berupa epidermis dan jaringan gabus.
1. Epidermis
Merupakan jaringan terluar dari tumbuhan dengan ciri-ciri :
1. Biasanya terdiri satu lapis saja
2. Letak selnya rapat, tak ada ruang antar sel
3. Sel-selnya masih hidup
4. Memiliki vakuola yang besar.
Pada beberapa organ tumbuhan dinding sel epidermis bagian luar dilapisi semacam zat lemak
yang disebut kutikula.
Beberapa sel epidermis dapat berubah bentuk dengan fungsi yang lain, misal :
1. Stomata (mulut daun)
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang
berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri
atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel
tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang
mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis
(panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari
permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti
ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur
khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat
masing-masing di samping sebuah sel penutup.
1. Trikomata
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Struktur yang
menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk dari jaringan epidermis atau di bawah
epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebutspina.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
a) Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk mengurangi penguapan.
b) Menyerap air serta garam-garam mineral.
c) Mengurangi gangguan hewan.
1. Rambut
2. Bulu Akar
3. Bulliform
4. Dll
Gambar 2.3. Jaringan epidermis
2. Jaringan Gabus
Jaringan gabus mempunyai 3 bagian yaitu :
1. Felem, yaitu lapisan gabus sebagai produk dari kambium gabus ke arah luar.
2. Felogen (kambium gabus) merupakan satu lapisan sel meristematis
3. Feloderm : jaringan hidup dibentuk oleh felogen ke arah dalam.

Gambar 2.4 Jaringan Gabus


c. Jaringan Penyokong
1. Jaringan Kolenkim
Terdiri atas sel kolenkim yang biasanya memanjang dengan penebalan dinding sel dari zat
selulosa, pectin dan hemiselulosa. Berdasarkan letak dan bentuk penebalan kolenkim dibedakan
menjadi 3 :
a. Kolenkim anguler (penebalan pada dinding tangensial)
b. Kolenkim lamellar (penebalan pada dinding permukaan ruang antar sel)
c. Kolenkim lacunate ( penebalan pada dinding ruang antar sel)
Gambar 2.5. Jaringan Kolenkim
2. Jaringan Skelerinkim
Berfungsi sebagai penguat bagian tumbuhan yang sudah dewasa tidak mengalami pertumbuhan
lagi. Jaringan skelerenkim terdiri dari sel-sel yang mati, dindingnya tebal dan kuat dari zat lignin
(zat kayu). Ada 2 macam bentuk sel sklerenkim yaitu :
a. Serabut Sklerernkim dengan bentuk seperti benang panjang (serabut)
b. Sklereid (sel batu)

Gambar 2.6. Jaringan Sklerinkim


d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini merupakan
jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut
zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada
daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk
hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan
tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Hal ini disebabkan pada tumbuhan tingkat rendah
pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup berlangsung dari sel ke sel.
Jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu xilem dan floem.
Jaringan ini berfungsi untuk mengangkut zat-zat yang diperlukan oleh sel. Jaringan ini terdiri atas
2 (dua) macam yaitu :
1. Xylem (pembuluh kayu)
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke bagian
daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas
berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih
hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya yang
tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Unsur-unsur utama xilem adalah sebagai berikut.
a. Trakeid
Susunan sel trakeid terdiri atas sel-sel yang sempit, dalam hal ini penebalan-penebalan pada
dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika dibandingkan dengan yang telah terjadi pada
trakea. Sel-sel trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen selnya tidak
mengandung protoplas lagi. Dinding sel sering bernoktah. Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu
sebagai unsur penopang dan penghantar air.
b. Trakea (Komponen Pembuluh)
Trakea terdiri atas sel-sel silinder yang setelah dewasa akan mati dan ujungnya saling bersatu
membentuk sebuah tabung penghantar air bersel banyak yang disebut pembuluh. Dindingnya
berlubang-lubang tempat lewat air dengan bebas dari satu sel ke sel lain sehingga berbentuk suatu
tabung yang strukturnya mirip sebuah talang. Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya
lebih besar daripada sel-sel trakeid dan membentuk untaian sel-sel longitudinal yang panjang,
penebalan-penebalannya terdiri atas zat lignin yang tipis dibandingkan trakeid.
c. Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dapat dijumpai pada xilem
primer dan sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu
dan parenkim jari-jari empulur.
Parenkim kayu sel-selya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang sering
mengalami penebalan sekunder pada dindingnya.
Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk
dasar, yakni yang bersumbu panjang ke arah radial dan sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal.
Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan berupa zat tepung. Zat
tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang
bersamaan dengan kegiatan kambium.
2. Phloem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil
fotosintesis dari bagian-bagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan
yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di antaranya
terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.
Sel yang menyusun floem antara lain sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit kayu, dan sel
parenkim kulit kayu. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis. Tahukah Anda
mengapa demikian? Hal ini dilakukan supaya zat-zat makanan tertimbun pada bagian tersebut
sehingga dapat terbentuk akar-akar pada media cangkoknya. Struktur floem dapat Anda lihat
Floem terdiri atas unsur-unsur berikut.
a) Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis memiliki ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya hilang dari
protoplas. Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah
cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang
menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang
ujungnya meruncing di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral banyak
mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-
sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b) Sel Pengantar
Sel pengantar merupakan sel muda yang bersifat meristematis. Sel-sel pengantar di duga
mempunyai peran dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c) Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada tanaman Conifer, yang merupakan sel-sel empulur dan parenkim
floem, mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis. Diduga sel-sel
albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel pengantar.
d) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel hidup yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung,
lemak, dan zat organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi beberapa zat seperti zat
tannin dan resin.
e) Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel jaringan yang telah mengayu. Di dalam berkas pengangkut,
unsur-unsur xilem dan floem selalu terdapat berdampingan atau salah satu di antaranya terletak
mengelilingi unsur lain.
Kenyataan di alam menunjukkan bahwa floem selalu terdapat berpasangan dengan xilem untuk
membentuk berkas pengangkut pada tumbuhan. Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas
pengangkut dapat dengan mudah dibedakan dengan jaringan parenkim di sekitarnya karena relatif
kecil dan tanpa ruang antarsel. Hanya trakea yang sel-selnya lebih besar dibanding-kan sel-sel di
sekitarnya.
Berdasarkan letak xilem dan floemnya, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga tipe dasar, kita
akan bahas pada posting berikut.
Xylem dan Phloem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas beberapa macam tipe sel.
Berikut perbedaan penyusun xylem dan ploem

Unsur-unsur penyusun Xylem Unsur-unsur penyusun Phloem

Trakeid dan trakeaSerabut XylemParenkim Buluh tapis dan sel tapisSel pengiringParenkim
Xylem PhloemSerabut Phloem

Jika Xylem dan Phloem ini menjadi satu akan membentuk ikatan yang disebut berkas pengangkut
atau fasis. Dalam berkas pengangkut letak xylem dan floem mempunyai pola tertentu sehingga
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu :
1). Type Radial
Xylem dan floem tidak membentuk berkas yang sesungguhnya, karena meskipun xylem dan
floem berdampingan tetapi dipisahkan oleh jaringan dasar sehingga terlihat tersusun radial.
Susunan seperti ini hanya terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem berada dalam keadaan
primer.
2). Type Kolateral
Floem dan xylem letaknya berdampingan, umumnya xylem berada sebelah luar xylem.
Ada 2 type yaitu :
Kolateral tertutup, bila xylem dan floem berdampingan langsung dan berkas itu dikelilingi
serabut, misalnya pada batang Gramineae
Kolateral Terbuka, bila antara xylem dan floem terdapat kambium. Kambium ini kearah dalam
membentuk xylem sekunder dan kearah luar membentuk floem sekunder pada proses
pertumbuhan menebal terdapat pada batang Dicotyledomeae.
3). Type Bikolateral
Pada dasarnya serupa kolateral terbuka (xylem dan floem berdampingan) tetapi di sisi dalam
xylem terdapat lagi floem, jadi urutannya : floem dalam xylem, kambium dan floem luar.
Terdapat pada batang beberapa keluarga tumbuhan Dycotyledoneae, misalnya Cucurbitaceae dan
Solanaceae.
4). Type Konsentris
Xylem mengelilingi / membungkus floem atau sebaliknya. Bentuk ini juga dibagi 2 tipe yaitu :
Konsentris Amfrikibal, bila floem mengelilingi xylem.
a). amfikribal : letak xylem di tengah dan di kelilingi phloem
b). amfivasial : bila xylem mengelilingi floem, terdapat pada batang tumbuhan monocotyledoeae
yang berkambium misalnya : Agave, Aloe
ORGAN TUMBUHAN
Organ pokok tumbuhan berupa akar (radix), batang (caulis) dan daun (follum)
1. Akar (radix) Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati,
kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama
sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-
butir amylum, dinamakan kolumela.
a. Fungsi Akar
1). Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
2). Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
3). Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
b. Struktur Akar
Akar berkembang dari Meristem apical yang melindungi tudung akar. Pembelahan meristem
apical membentuk daerah pemajangan,diikuti zona deferensiasi dan zona pendewasaan. Akar
tumbuhan tersusun dari berbagai jaringan yaitu eoidermis, korteks, endodermis dan stele atau
silinder pusat.
1). Epidermis : Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati
air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-
garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
2). Korteks : letaknya di sebelah dalam epidermis, tersusun dari berbagai lapis sel tidak teratur
dan dijumpai ruang antar sel yang bermanfaat dalam pertukaran. Jaringan penyusun korteks
antara lain : parenkin, kolenkin.
3). Endodermis : merupakan rangkaian sel yang sejajar dengan Epidermis, letaknya di sebelah
dalam korteks, lapis tersusun rapat sebagai pemisah dengan stele. Dinding endodermis
mengalami penebalan zat gabus (suberin) membentuk rangkaian pita yang dinamakan pita
“kaspari”. Pada sel endodermis yang letaknya berhadapan dengan xylem tidak mengalami
penebalan sebagai jalannya air dan zat makanan dari korteks ke lilinder pusat yang dinamakan
“sel penerus/peresap.”
4). Stele / silinder pusat : Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
a). Persikel/Perikambium merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari
pertumbuhan persikel ke arah luar.
b). Berkas Pembuluh Angkut/Vasis terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut
arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
c). Empulur letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan
parenkim.

Gambar 2.8. akar monokotil dan akar


dikotil

Gambar 2.9.aantomi akar


2. Batang (caulis)
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
a. Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
1). Epidermis terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi
epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan
sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
2). Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
3). EndodermisEndodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan
lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung
zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
4). Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem
dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan
sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder
tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang
pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang
tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-
lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
b. Pada batang Monokotil,
epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele
monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di
antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil
menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak
terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan
pohon Nenas seberang (Agave sp).
Gambar 2.10 Anatomi Batang monokotil dan
akar dikotil
Pada tanaman berkambium terdapat pertumbuhan menebal sekunder. Hal ini terjadi karena
adanya aktifitas kambium fasis dan kambium interfasis. Pertumbuhan ini menimbulkan adanya
lingkaran tahun. Akibatnya adanya pertumbuhan sekunder, jaringan di luar kambium menjadi
rusak. Oleh sebab itu di bawah epidermis terdapat kambium gabus (felogen) yang berfungsi
sebagai jaringan pelindung. Felogen (kambium gabus) ini membelah ke dalam membentuk
lapisan sel yang hidup disebut feloderm sedang ke luar menghasilkan jaringan gabus atau felem.
Untuk pertukaran gas dibentuk lentisel. Jaringan penyusun titik tumbuh batang mempunyai
susunan yang khas, sehingga muncul 2 teori yaitu :
Teori Histogen oleh Hanstein
Teori Tunika Korpus oleh Schmidt.
Jaringan penyusun komponen kayu terdiri atas : pembuluh kayu, parenkim kayu dan serabut kayu.
Jaringan penyusun kulit kayu terdiri atas pembuluh tapis (floem), jaringan penunjang dan
perenkim kulit kayu.
1. 1. Daun (folium)
Primodial daun tumbuh pada bagian sisi meristem apikal yang terletak pada ujung batang dan
akan tumbuh menjadi daun. Ada tiga bagian utama penyususn daun yaitu :
1. helai daun atau lamina
2. tangkai daun atau petiola
3. pelepah daun atau vagina
Jika tanaman memiliki ketiganya disebut daun sempurna (lengkap). Secara anatomis daun
disusun oleh jaringan epidermis, parenkim dan pembuluh angkut. Epidermis daun disusun oleh
sel-sel berbentuk pipih, tidak berklorofil dan letaknya rapat pada sisi luarnya kadang-kadang
dilapisi lilin atau kutikula. Pada epidermis ini terdapat stomata yang mempunyai sifat berbeda
dengan sel epidermis lainnya. Letak epidermis ini untuk tanaman darat lebih banyak di
permukaan bawah sedang tanaman terapung banyak di permukaan atas.
Pada bagian mesofil daun disusun oleh jaringan parenkim palisade dan spons yang keduanya
banyak mengandung klorofil sehingga disebut juga klorencim. Warna permukaan daun bagian
atas dan bawah pada umumnya tidak sama disebut daun bifasial dan apabila sama disebut
ekuifasial. Pada lapisan mesofil di bagian spons parenkim terdapat berkas pengangkut yang
membentuk pertulangan daun dengan type :
1). Menyirip (penninerve)
2). Menjari (palminerve)
3). Melengkung (arvinerve)
4). Sejajar (rectinerve)

Gambar 2.11 Penampang lintang Daun Dikotil

Gambar 2.12 Penampang lintang


Daun Monokotil

4. Bunga dan Buah


Bunga dan buah sering dikatakan sebagai organ tambahan karena terbentuk dari modifikasi organ
lain yaitu tunas (batang dan daun), sehingga jaringan penyusun kedua organ itu juga tidak
berbeda dengan organ asal
a. Bunga memiliki bagian-bagian :
1). Ibu tangkai bunga (pedunculus)
2). Tangkai bunga (pedicelus)
3). Dasar bunga (receptacle)
4). Daun pelindung { brachtea }
6). Kelopak bunga (Calyx),
6). Mahkota bunga (Corolla}
7). Benangsari (Stamen),
8). Putik(Pistilium}

2.13 Penampang lintang Bunga


b. Buah
Setelah terjadi penyerbukan dan diikuti pembuahan bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan
bakal biji tumbuh menjadi biji. Buah sejati bila buah terbentuk dari bakal buah, bila buah
terbentuk selain dari bakal buah tetapi bagian dari penyusun bunga yang lain disebut buah semu,
misal : buah ambu monyet berkembang dari tangkai bunga

2.14 Penampang lintang Biji


Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam
tanah menuju sel – sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan
disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus
korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk
tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel.
Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2
mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan,
yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak
tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki
penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian,
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain
melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian
silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel – sel bulu akar
menuju sel – sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap
diangkut keatas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu
(xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai
kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting
dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea
terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel
– sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel
trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel
trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal
sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan
terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi
molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air
tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam
proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri
merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah
banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun
seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas
disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air
dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap
molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari,
ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi
untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar
tersebut membantu mencegah kebocoran ion – ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari
korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan
getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga
menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi
merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian
lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling
banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga
mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh
xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat
berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke
organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah
sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang
berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi
sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai