Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi perencanaan struktur sudah semakin canggih, walaupun demikian,


biasanya di Pulau Lombok bangunan gedung masih menggunakan metode biasa
yang umumnya di gunakan adalah sistem struktur pelat 2 arah, yaitu sistem struktur
lantai yang terdiri dari adanya balok induk dan balok anak (Nasution,2009). Padahal
untuk bangunan bentang lebar, metode biasa menjadi kurang efektif, karna dapat
berdampak terhadap besarnya nilai lendutan dan berkurangnya kekakuan struktur.

Banyak cara untuk mengatasi hal tersebut, untuk mempertahankan keamanan


konstruksi, ada beberapa alternatif teknis untuk memberikan kekakuan dan
mengatasi lendutan pada pelat lantai, alternatif pertama yaitu dengan menambahkan
ukuran tebal pelat. Namun cara ini tidak di anjurkan karna tidak efisien dan boros
pemakaian bahan yang berakibat pada bertambahnya berat dari staruktur itu sendiri.
Alternatif kedua yaitu mengurangi lebar bentangan pelat dengan memberi balok
balok silang berupa balok-induk dan balok-anak. Secara umum cara ini banyak di
gunakan karena kepraktisannya dalam analisis dan pelaksanaanya. Sistem
perencanannya di tentukan oleh jarak dan tata letak dari kolom kolom portalnya.
Alternatif yang ketiga yaitu memanfaatkan bentuk atau sistem kisi kisi, yang secara
umum dikenal dengan struktur grid. Struktur ini dipakai pada bentang yang besar
atau lebar. Karena bentuknya dapat dibuat sesuai selera, maka dapat menjadi plafon
hiasan yang mempunyai nilai estetika dan artistik. Struktur grid mempunyai sifat
utama dapat mendistribusikan beban pada kedua arah secara seimbang. Dan
alternatif inilah yang akan digunkan sebagai bahan studi perencanaan dalam tugas
akhir ini.

Salah satu sistem struktur grid yang dapat untuk mengatasi permasalahan ini
adalah menggunakan sistem waflle slab. Waffle slab adalah kumpulan balok T yang
saling menyilang dan menyatu pada bidang horizontal dimana gaya-gaya dominan
yang bekerja adalah tegak lurus terhadap bidang tersebut dan titik hubung balok T
ini bersifat kaku (Nasution,2009). Pelat ini memiliki beberapa keuntungan lain,
diantaranya adalah mempunyai kekakuan yang besar, tebal pelat yang tipis dan
jumlah kolom kolomnya dapat dikurangi sehingga dapat memberi ruang yang lebih
luas (Puspantoro,1993). Dan pada hasilnya pengunaan waffle slab banyak
dipruntukan untuk struktur gedung perkantoran, hotel dan gedung bertingkat
diberbagai negara (Akshay dan Raut, 2005).

Waffle slab ini sendiri mempunyai 2 tipe sistem, yaitu sistem waffle slab with
solid head dan sistem waffle slab with band beams. Pada waffle slab with band beam
untuk memikul gaya geser yang bekerja pada pelat sistem yang digunakan masih
sama dengan sistem pelat konvensional, yaitu dipikul oleh balok. Pada perencanaan
study redesign struktur gedung ini yaitu di gunakan sistem solid head/kepala kolom
yang berfungsi untuk mengatasi pons (punch-ing shear) yang terjadi pada pelat di
sekitar kolom, sebagaimana gaya geser sistem pelat konvensional yang dipikul oleh
balok yang menopang pelat tersebut. Kelebihan dari waffle slab with solid head
yaitu dengan bentang yang sama pada pengerjaan waffle slab with band beams pada
pekerjaan as kolom lebih tinggi 10% -112% di banding dengan total biaya waffle
slab with solid head. Sehingga pada gedung Golden Tulip akan didesain ulang
dengan sistem waffle slab with solid head.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam studi kasus ini yaitu:

a) Bagaimana merencanakan struktur bangunan gedung Hotel Golden Tulip


pada wilayah gempa 5 tepatnya pada daerah pulau Lombok dengan sistem
struktur waffle with solid head.
b) Bagaimana pengaruh penggunaan waffle slab with solid head pada gedung
Golde Tulip.
c) Bagaimana menerapkan peraturan perencanaan gedung sesuai dengan aturan
SNI yang berlaku.
d) Bagaimana pemodelan dan analisa struktur dengan menggunakan software
ETABS v.9.5

1.3 Batasan Perencanaan

Adapun batasan perencanaan dalam studi kasus ini yaitu:


a) Pada perencanaan ini meliputi perencanaan pelat dan kolom menggunakan
sistem struktur waffle slab with solid head.
b) Perencanaan tidak meliputi instalasi mekanikal, elektrikal dan pelambing.
c) Tidak meninjau dari segi arsitekturnya.
d) Analisa struktur menggunakan program (Extended three Dimension Analys of
Building Systems) Etabs v.9.5
e) Perogram bantu gambar teknik menggunakan Autocad 2007.
f) Dalam perencanaan menggunakan data-data proyek yang sebenarnya.

1.4 Tujuan Perencanaan

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :


a) Mengetahui cara perencanaan bangunan gedung dengan metode waffle
slab with solid head pada gedung hotel Golden Tulip untuk daerah wilayah
gempa 5 di pulau Lombok.
b) Membandingkan efektifitas desain eksisting dengan hasil redesain
menggunakan sistem waffle slab with solid head ditinjau dari bentangan pelat,
berat dan volume gedung.

1.5 Manfaat Perencanaan

Manfaat yang bisa didapatkan dari perencanaan ini adalah:


a) Dapat merencanakan struktur gedung dengan sistem waffle slab with solid head
yang memenuhi persyaratan keamanan struktur.
b) Dari hasil perencanaan ini dapat dijadikan acuan dasar dalam perncanaan
gedung dengan bentang yang panjang.
c) Dapat dijadikan solusi dalam mengurangi jumlah kolom, tinggi balok dan
ketebalan pelat lantai.

Anda mungkin juga menyukai