OLEH :
PENDAHULUAN
Untuk membatasi masalah-masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup
masalah sebagai berikut :
1. Prinsip kerja alat untuk mengukur viskositas oli (pelumas)
2. Minyak pelumas yang digunakan yaitu OLI SAE ,dan minyak goreng
3. Menggunakan metode Stokes (bola jatuh)
Penelitian yang dilakukan ini penelitian untuk mengetahui kekentalan pada minyak
pelumas yang diteliti . Dari hasil yang telah di teliti lalu di dapatkan perbandingan kekentalan
minyak pelumas yang diteliti dengan menggunakan metode bola jatuh .
1. Studi pustaka , yaitu menggunakan sumber melalui buku, jurnal, disertai browsing
melalui internet, serta sumber sumber lainnya yang relevan digunakan pada penelitian
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi
yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung
yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90%
minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli
mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipan diantara dua
permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan
tersebut. Tidak diketahui dengan pasti kapan pelumas mulai digunakan, namun bermacam
bentuk bearing telah ditemukan di Timur Tengah beberapa ribu tahun sebelum masehi.
Konsep pelumas sudah mulai sejak itu walaupun hanya menggunakan air. Pelumas modern
pada saat ini sudah sangat khusus dan kompleks. Minyak dasar dari minyak bumi secara
konvensional sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan peralatan-peralatan modern,
khususnya untuk pemakaian pada temperature tinggi, serta penambahan bahan sintetis atau
bahan dasar minyak bumi yang sudah diproses sekarang ini sudah cukup banyak digunakan
pada kendaraan penumpang. Di waktu yang akan datang, kebanyakan minyak dasar harus
digunakan hampir secara keseluruhan dengan minyak dasar sintetis atau minyak dasar dari
minyak bumi dengan cara pemrosesan baru.
Fungsi Minyak Pelumas. Fungsi-fungsi dasar pelumas tentu saja adalah mengurangi
gesekan dan mencegah wear. Dalam realitanya, pelumas harus juga dapat memenuhi faktor
lainnya yang juga vital dalam pengoperasian peralatan. Mercedes-Benz sebagai manufaktur
otomobil dan engine telah membuat list, lebih dari 40 sifat-sifat yang diperlukan agar dapat
memenuhi persyaratan sebagai engine oil. Minyak pelumas yang khusus seperti minyak
hidrolik dan minyak transmisi juga mempunyai persyaratan lainnya yang harus
dipertimbangkan, sedangkan produk padatan atau semi-padatan seperti gemuk juga
mempunyai persyaratan khusus dan diukur dengan cara yang lain pula. Sifat-sifat pelumas
yang diharapkan yaitu dapat menimbulkan aspek positif (seperti mencegah wear dll.)
sedangkan sifat yang tidak diharapkan yaitu menimbulkan aspek negatif (seperti minyak
menyebabkan bagian-bagian engine terkorosi dll.). Sifat-sifat positif pelumas secara praktis
untuk pelumasan kendaraan adalah sebagai berikut: Mengurangi gesekan - Dengan
mengurangi gesekan berarti akan mengurangi juga energy dan juga mengurangi pemanasan
lokal. Mengurangi wear - Adalah suatu kebutuhan menjaga peralatan agar tetap bisa
beroperasi untuk periode yang lama dan bekerja secara efisien. Pendingin - Di dalam engine,
pelumas juga berfungsi sebagai zat penukar panas antara bagian-bagian yang terpanasi akibat
pembakaran (misal: piston) dan sistem pelepas panas (misal: jacket pendingin dll.). Pada
sistem yang lain, pelumas sebagai pelepas panas dari hasil gesekan atau kerja mekanik
lainnya. Anti korosi - Baik dari hasil degradasi pelumas atau akibat kontaminasi hasil
pembakaran, pelumas bisa bersifat asam dan menjadikan korosi pada logam. Adanya uap air
dapat juga menyebabkan karat pada besi. Oleh sebab itu pelumas harus bisa menanggulangi
efek-efek tersebut. Pembersih - Pelumas juga sebaiknya bisa mencegah terjadinya fouling
serpihan-serpihan yang dihasilkan dari proses mekanis, dari hasil degradasi pelumas itu
sendiri maupun dari hasil proses pembakaran. Apa yang disebut deposit adalah seperti karbon
padat, varnish atau endapan. Ini dapat mengganggu pengoperasian alat. Kasus ekstrem adalah
ring piston tidak bisa bergerak, dan aliran minyak tersumbat, hal ini bisa terjadi jika minyak
pelumas tidak mampu mencegah hal ini. Pencegahan deposit dan juga dispersi kontaminan
termasuk dalam kategori ini. Seal - Minyak pelumas seharusnya dapat juga menjadi seal
antara piston dan silinder (piston ke ring dan ring ke dinding silinder).
Gambar 2.1 Pelumas
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa
pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel
dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau
keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar
kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian
bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.
Beberapa sifat minyak pelumas di bawah ini perlu diperhatikan jika diinginkan
pelumas memenuhi fungsinya, khusus pada motor bakar torak.
1. Indeks kekentalan.
2. Titik tuang.
Pada temperatur tertentu (titik tuang), minyak pelumas akan membentuk jaringan kristal yang
menyebabkan minyak itu sukar mengalir. Karena itu sebaiknya dipergunakan minyak
pelumas dengan titik tuang yang serendah-rendahnya untuk menjamin bahwa minyak
pelumas akan mengalir denagn lancar.
3. Stabilitas.
Beberapa minyak pelumas pada temperatur tinggi akan berubah susunan kimianya sehingga
terjadilah endapan yang mengakibatkan cincin torak melekat pada alurnya. Selain itu endapan
minyak pelumas tersebut dapat menyumbat saluran sirkulasi minyak tersebut.
4. Kelumasan.
Minyak pelumas harus memiliki kelumasan yang cukup baik, yaitu dapat membasahi
permukaan logam. Hal ini berarti dalam segal keadaan selalu terdapat lapisan minyak
pelumas pada permukaan bagian mesin yang bersentuhan
2.4 Macam-Macam pelumas mesin
Pelumas grease dibuat dengan jalan mengemulsi oli mineral atau oli nabati dengan
pengemulsi metalik atau air pada suhu 400-600°F (204-316°C). Melalui proses ini didapatkan
sebuah jenis pelumas yang memiliki tingkat kekentalan tinggi melebihi viskositas oli dan
cenderung padat.
Grease memiliki karakteristik khas, yang membuatnya sangat cocok digunakan pada
sebuah sistem mekanis yang hanya bisa dilubrikasi secara berkala, serta sistem yang tidak
mungkin dapat dilubrikasi oleh oli. Grease juga berfungsi sebagai sealent untuk mencegah
masuknya air atau material lain ke dalam sistem mesin
Karakteristik grease ditentukan oleh tipe oli (mineral, sintetis, nabati, atau lemak
hewani), tipe pengemulsi (litium, sodium, kalsium, garam-garaman), serta aditif yang
digunakan sebagai bahan baku (tekanan tinggi, perlindungan korosi, anti oksida, dan lain
sebagainya). Berikut adalah enam macam grease berdasarkan parameter-parameter di atas:
1. Campuran Oli Mineral dengan Padatan. Grease tipe ini sangat cocok digunakan
pada peralatan-peralatan dengan beban sangat tinggi serta bekerja pada kecepatan
rendah. Contohnya adalah pengaduk bahan beton, dan bearing pada conveyor alat
konstruksi berat.
2. Campuran Oli Aspal dengan Oli Ringan. Pelumas tipe ini tergolong sebagai grease
ringan dengan kekentalan sedikit rendah. Sangat cocok digunakan pada komponen-
komponen terbuka yang bertemu langsung dengan atmosfer. Kelebihan utama dari
pelumas ini adalah kemampuannya untuk membentuk lapisan film yang mampu
bertahan pada temperatur panas maupun dingin.
3. Extreme-Pressure Grease (EP Grease). Karakteristik unik dari EP Grease adalah
adanya penambahan aditif khusus yang membuatnya memiliki kekuatan sangat baik
untuk diaplikasikan pada berbagai macam kondisi ekstrim. Pelumas ini membentuk
lapisan film yang justru bersifat mencegah pelumas untuk terlepas dari dua permukaan
komponen, sehingga mencegah kedua permukaan komponen tersebut untuk
bergesekan secara langsung. Lapisan film ini terbentuk dari adanya reaksi kimia antara
logam dengan zat aditif pada grease, dan justru akan semakin kuat jika ada tekanan
lebih terhadap grease.Beberapa zat aditif yang digunakan pada grease ini antara lain
adalah klorin, fosfor, sulfur aktif maupun pasif, zinc, timbal, serta asbestos. Pemilihan
zat aditif sangat bergantung dari jenis penggunaan grease seperti beban, kecepatan,
kondisi permukaan, serta karakteristik mesin.
4. Roll-Neck (RN) GreaseRN grease sangat lazim digunakan pada bearing sederhana
pada mesin-mesin berputar. Grease tidak memiliki karakteristik istimewa sehingga
hanya cocok digunakan pada bearing dengan beban kerja rendah.
5. Soap Thicked Mineral Oils (STMO) ,Grease tipe ini menjadi yang paling banyak
digunakan di dunia industri, sebab ia menggunakan oli mineral sebagai bahan
utamanya dengan penambahan zat aditif kimia yang disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaan. Zat aditif tersebut antara lain adalah sodium, barium, lithium, kalsium,
serta aluminium.
6. GreaseMulti-Fungsi
Grease multi-fungsi memiliki karakteristik unik yaitu menggabungkan dua atau lebih
sifat-sifat dari grease tertentu. Dengan cara ini akan didapatkan satu jenis grease yang
mampu bekerja untuk beberapa kondisi berbeda. Dengan metode ini, bahkan kita dapat
membuat satu jenis grease multi-fungsi untuk menggantikan hingga enam grease
khusus. Sebagai contoh grease yang menggunakan emulsi lithium, selain memiliki
ketahanan terhadap air dan korosi, ia juga memiliki ketahanan mekanis dan oksidasi
yang baik.
2. Pelumas Cair
Sebagian besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak
penggunaannya terbuat dari bahan dasar minyak bumi. Oleh karena itulah sering kali kita
menyebutnya sebagai mineral oil, yakni oli yang berbahan dasar dari minyak bumi hasil
tambang (mining). Oli mineral dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu Paraffinic,
Naphtenic, dan Aromatic. Pengklasifikasian tersebut dilakukan berdasarkan sifat kimiawi
serta fisika dari berbagai jenis oli mineral.\
3. Pelumas Padat
Pelumas padat atau juga dikenal dengan pelumas kering memiliki bentuk fase padat.
Karakter gesekan kecil pada permukaan bahan pelumas padat tersebut terjadi karena struktur
molekul berlapis dengan ikatan lemah antar lapisan molekulnya. Masing-masing lapisan
molekul dapat bergeser relatif terhadap lapisan yang lain hanya dengan sedikit gaya saja,
inilah yang membuat pelumas padat memiliki gaya gesekan rendah.Bahan yang paling
banyak dikenal sebagai pelumas padat yaitu grafit, molibdenum disulfida, heksagonal boron
nitrida, serta tungsten disulfida.
SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers, suatu asosiasi yang mengatur
standarisasi di berbagai bidang seperti bidang rancang desain teknik, manufaktur, dll
Tulisan seperti ini : SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50 , adalah standarisasi yang
dikeluarkan oleh pihak SAE untuk kualitas dari kekentalan oli.
Angka di sebelah kiri tanda W adalah nilai kekentalan oli ketika mesin dingin.
Kemudian angka di sebelah kanan W adalah nilai kekentalan oli ketika mesin beroperasi pada
suhu kerjanya.
Semakin besar angkanya (baik kiri maupun kanan) itu artinya adalah semakin kental pada
kondisinya.
Misalnya ada yang sama-sama 15W, tetapi kalau yang satu 15W-40 yang satunya lagi 15W-
50, maka keduanya memang punya kekentalan sama saat mesin dingin, tetapi ketika mesin
beroperasi, yang 15W-40 akan lebih encer dari pada 15W-50.
Semakin kental oli, maka pelumasan semakin baik. Tapi pada batas tertentu, semakin
kentalnya oli malah menghambat kerja part yang bergerak. Analoginya begini, tentu anda
akan lebih mudah bergerak di air encer dari pada air kental (itulah mengapa penggunaan oli
encer kan membuat tarikkan lebih enteng, dsm), namun sebenarnya tingkat keausan lebih
mudah terjadi pada pelumas yang lebih encer dari pada oli kental.
Kode seperti JASO MA, JASO MB : adalah standarisasi yang dikeluarkan oleh Japanese
Automotive Standards Organization terkait jenis oli terkait di mana saja bagian mesin yang
boleh dilumasi oleh oli tersebut.
JASO MA adalah jenis oli yang boleh melumasi mesin, transmisi, sekaligus kopling. Poin
utamanya adalah di sektor pelumasan kopling, tipe JASO MA mampu melumasi bagian
kopling tanpa membuat kopling selip (kopling yang selip menyebabkan tenaga tidak
disalurkan dengan baik dari mesin ke transmisi). Contoh kendaraan yang wajib pakai JASO
MA : Motor semi-otomatis & motor manual (karena kendaraan-kendaraan ini, kopling ikut
mendapat pelumasan dari oli ; kopling basah)
JASO MB adalah jenis oli yang hanya boleh melumasi mesin dan transmisi saja. Bila oli
JASO MB digunakan untuk melumasi sektor kopling akan menyebabkan kecendurngan slip
kopling menjadi besar. Contoh kendaraan yang bisa pakai JASO MB : Motor automatic &
mobil pada umumnya (karena kendaraan-kendaraan ini, kopling tidak ikut mendapat
pelumasan dari oli ; kopling kering)
Sedangkan kode API-SH, SJ, SL, SM, dll adalah kode kesesuaian oli terkait tahun pembuatan
kendaraan yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute. Semakin huruf setelah S
mendekati Z, maka semakin diperuntukkan untuk kendaraan dengan tahun pembuatan yang
muda, sebaliknya jika semakin mendekati A, diperuntukkan untuk tahun pembuatan yang
lebih tua.
BAB III
3.1 Alat
1. Bola Mimis
Pada pengujian kali ini , bola mimis dijatuhkan kedalam larutan/pelumas dan pada saat
bersamaan pula stopwatch di nyalakan dan dihentikan pada jarak tertentu .
2. Mikrometer sekrup
Pada pengujian kali ini , mikrometer sekrup berfungsi sebagai pengukur diameter bola
mimis . memakai mikrometer sekrup mendapatkan hasil yang cukup akurat dibandingkan
dengan menggunakan jangka sorong .
Pada pengujian ini , tabung larutan berfungsi sebagai wadah dari larutan atau tempat
untuk larutan yang akan diuji viscocity nya
4. Stopwatch
Pada pengujian ini stopwatch sebagai pencatat waktu pada saat bola mimis dijatuhkan
pada jarak tertentu yang sudah ditentukan.
5. Timbangan digital
Pada pengujian ini neraca digital digunakan untuk menimbang massa bola mimis
yang akan di masukkan ke dalam tabung larutan
\
6. pH meter
Ph meter disini berfungsi untuk mengukur ph pada ketiga jenis pelumas tersebut . apakah
asam ,basa atau netral
7. Meteran
Pada pengujian ini , meteran berfungsi untuk mengetahui jarak jarak tertentu yang
dilewati bola pada saat bola ditauhkan
Pada pengujian ini , pelumas yang akan diuji viscocity nya yang pertama yaitu Oli
SAE 15W-40 ( Mesran ) ini . Pelumas ini memiliki warna yang hijau keruh jika terkena
cahaya . dan juga memiliki kekentalan yang cukup tinggi dikarenakan bola mimis yang
dijatuhkan cukup lama waktunya (s) mencapai dasar
Pada jenis pelumas (Oli Mesran) ini cukup sulit dalam melakukan pemberhentian
pada jarak yang telah ditentukan dikarenakan warna pelumas yang cukup gelap ataupun
keruh . diperlukannya bantuann cahaya (atau yang digunakan disini ialah flash handphone)
agar dapat menentukan bahwasannya bola sudah mencapai jarak yang ditentukan pada waktu
tertentu
2. Minyak Goreng
Pada pelumas yang kedua , yang kami gunakan dalam pengujian kali ini yaitu Minyak
goreng BIMOLI . Minyak goreng memiliki warna kuning . kekentalan yang ada pada minyak
goreng ini tidak cukup tinggi dibandingkan dengan Oli mesran yang diatas dikarenakan
waktu yang diperlukan (s) bola mimis untuk mencapai dasar tidak cukup lama dibandingkan
dengan Oli mesran diatas
Gambar 3.9 Minyak goreng (Bimoli)
Pada jenis pelumas minyak goreng ini didapatkan hasil yang maksimal dikarenakan
warna larutan yang cukup cerah. Dengan demikian , bola mimis yang dijatuhkan terlihat jelas
dan juga mudah untuk menentukan jarak jarak yang telah ditentukan dan juga mudah dalam
memberhentikan stopwatch pada waktu yang ditentukan
Pada pengujian ini , pelumas ketiga yang digunakan dalam menetukan kekentalan
juga menentukan ph dari pelumas tersebut yaitu menggunakan oli bekas . oli bekas memiliki
warna yang paling keruh daripada pelumas pelumas di atas. Kalau dibandingkan dengan
pelumas mesran diatas , oli bekas ini jauh lebih encer di bandingkan Oli Mesran diatas .
PROSEDUR PERCOBAAN
Di: Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Matematika Dan IPA Universitas Sumatera
Utara
Tgl : 15 Desember 2017
X(m) T(s)
0,6 4,01
0,7 4,85
0,8 5,65
0,9 6,50
1,0 7,35
2. Minyak Goreng
Tabel 5.2 Jarak VS waktu Minyak Goreng
X(m) T(s)
0,6 1,02
0,7 1,48
0,8 1,51
0,9 1,72
1,0 1,74
3. Oli Bekas
X(m) T(s)
0,6 2,85
0,7 3,32
0,8 3,80
0,9 4,27
1,0 4,75
5.2 Analisa Data
𝑚 119,7 .10−3
b. 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ∶ 𝑝 = = = 1197 kg/m3
𝑣 10−4
𝑚 10−3
c. 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐵𝑜𝑙𝑎 𝑝= = = 7715,11 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣 1,29 .10−7
d. R Bola : 3,155 x 10-3m
𝑋
e. Kecepatan :
𝑡
𝑋 0,6
V1 = = = 0,149
𝑡 4,01
𝑋 0,7
V2 = = = 0,144
𝑡 4,85
𝑋 0,8
V3 = = = 0,141
𝑡 5,65
𝑋 0,9
V4 = = = 0,138
𝑡 6,50
𝑋 1,0
V5 = = = 0,136
𝑡 7,35
Vrata = 0,141
f. Menghitung µpraktek
2 𝑟2
µp = (𝑝𝑏 − 𝑝𝑐)𝑔
9𝑣
2 (3,155 𝑥 10−3 )2
µp = (7715,11 − 1197)9,8
9 0,141
2 9,954025 𝑥 10−6
µp = x 63877,478
9 0,141
µp = 70,595 x 10−6 x 63877,478
µp = 1,001
2. Minyak Goreng (BIMOLI)
a. 𝑉𝑂𝐿𝑈𝑀𝐸 𝐶𝐴𝐼𝑅𝐴𝑁 ∶ 100 ml
𝑚 80 .10−3
b. 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ∶ 𝑝 = = = 800 kg/m3
𝑣 10−4
𝑚 10−3
c. 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐵𝑜𝑙𝑎 𝑝= = = 7715,11 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣 1,29 .10−7
d. R Bola : 3,155 x 10-3m
𝑋
e. Kecepatan :
𝑡
V1 =
𝑋 0,6
= = 0,58
𝑡 1,02
V2 =
𝑋 0,7
= = 0,47
𝑡 1,48
V3 =
𝑋 0,8
= = 0,52
𝑡 1,51
V4 =
𝑋 0,9
= = 0,52
𝑡 1,72
𝑋 1,0
V5 = = = 0,57
𝑡 1,74
Vrata = 0,53
g. Menghitung µpraktek
2 𝑟2
µp = (𝑝𝑏 − 𝑝𝑐)𝑔
9𝑣
2 (3,155 𝑥 10−3 )2
µp = (7715,11 − 800)9,8
9 0,53
2 9,954025 𝑥 10−6
µp = x 67768,078
9 0,53
µp = 18,781 x 10−6 x 67768,078
µp = 0,28280
3. Oli bekasType equation here.
𝑚 110,8 .10−3
g. 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ∶ 𝑝 = = = 1108kg/m3
𝑣 10−4
𝑚 10−3
h. 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐵𝑜𝑙𝑎 𝑝= = = 7715,11 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣 1,29 .10−7
i. R Bola : 3,155 x 10-3m
𝑋
j. Kecepatan :
𝑡
𝑋 0,6
V1 = = = 0,21052
𝑡 2,85
𝑋 0,7
V2 = = = 0,21084
𝑡 3,32
𝑋 0,8
V3 = = = 0,21052
𝑡 3,80
𝑋 0,9
V4 = = = 0,21077
𝑡 4,27
𝑋 1,0
V5 = = = 0,21052
𝑡 4,75
Vrata = 0,210634
k. Menghitung µpraktek
2 𝑟2
µp = (𝑝𝑏 − 𝑝𝑐)𝑔
9𝑣
2 (3,155 𝑥 10−3 )2
µp = (7715,11 − 1108)9,8
9 0,210634
2 9,954025 𝑥 10−6
µp = x 64749,678
9 0,210634
2 644519,9136 𝑥 10−6
µp =
9 0,210634
µp = 0,67997
5.3 pH pada Pelumas serta perbandingannya
Berikut Ph yang didapat menggunakan pH meter pada pelumas yang di uji yakni
menggunakan pelumas 𝑂𝑙𝑖 𝑆𝐴𝐸 15𝑊 − 40 (MESRAN), Minyak Goreng Bimoli , Serta Oli kotor
Dari atas didapat hasil yang beragam pada jenis pelumas yang berbeda seperti
1. Oli SAE 15W-40 , Pada pelumas jenis ini didapat temperatur pada saat pengukuran ph
menggunakan ph meter yakni 24,7 dan didapatkan ph yakni 10,36 . disini pelumas
masih bersifat basa
2. Minyak goreng Bimoli , Pada pelumas jenis ini didapat temperatur pada saat
pengukuran ph menggunakan ph meter yakni 25 dan didapatkan ph yakni 5. disini
pelumas bersifat asam
3. Oli Bekas , Pada pelumas jenis ini didapat temperatur pada saat pengukuran ph
menggunakan ph meter yakni 24,8 dan didapatkan ph yakni 3,34. disini pelumas
sudah bersifat asam , bahkan asam kuat .
BAB VI
6.1 kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum menentukan kekentalan (viskositas) zat cair ini adalah:
1. Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan kedalam fluida, semakin besar pula
kecepatan benda tersebut jatuh.
2. Semakin kental suatu zat cair atau fluida, semakin lambat kecepatan bola yang jatuh
didalamnya.
3. Semakin besar massa bola yang jatuh kedalam fluida, semakin besar kecepatan bola
tersebut saat jatuh kedalamnya.
6.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum praktikan harus memahami dan mengusai materi yang
akan diujikan serta langkah kerja yang akan dilakukan, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pengamatan atau praktikum.
LAMPIRAN 1