5 Langkah HACCP
5 Langkah HACCP
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem
kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas
identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi.
HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan
untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan
(preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan
makanan yang aman bagi konsumen.
HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku
dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh
karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko
komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP
juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang
memiliki daya saing kompetitif. Penerapan HACCP dalam industri pangan
memerlukan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen perusahaan dan
memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah diterapkannya Good
Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational
Procedure (SSOP) (Anonim1, 2005).
Produk yang akan dikaji sistem HACCP adalah roti manis. Roti manis
adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti
dan dipanggang. Ke dalam adonan ditambahkan garam, gula, susu, lemak, dan
bahan-bahan pelezat seperti cokelat. (Anonim2)
1.2 Tujuan
Mengetahui prinsip-prinsip dalam penyusunan 5 langkah awal sistem
HACCP untuk peroduk roti manis.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Penyusunan Tim HACCP
Industri pangan harus menjamin bahwa kemampuan (pengetahuan dan
keahlian) spesifik produk tersedia untuk pengembangan dan penerapan
HACCP. Karena itu tim HACCP terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Jumlah tim
HACCP terdiri dari 5- 6 orang dari berbagai bagian. Tim HACCP terdiri dari
General Manager, bagian procurement officer, bagian rekayasa officer, bagian
rekayas proses, bagian QA/QC dan bagian legal officer. Berikut adalah nama
anggota tim HACCP.
Ketua :
Dedy karyadi
Masa simpan dan kondisi penyimpanan 5 hari jika disimpan pada tempat yang
bersuhu kamar (35-370C) dan kering
Siap dikonsumsi (ready to eat), tidak
Cara penyiapan dan penyajian perlu disimpan di dalam lemari
pendingin
SNI 01-3840-1995 (SNI Roti,
Standar SNI yang diacu
klasifikasi roti manis)
Pencampuran I, tepung
terigu 2 kg, ragi 22 g, gula
500 g, susu bubuk 192 g,
bread improver 20 g
Pencampuran II
tambahkan kuning telur
8 butir, dan air 900 ml
secara bertahap,
masukan garam 25 g,
mentega 250 g,
Proses pengadukan
sampai kalis
Bulk fermentasi
(Fermentasi awal)
Pemotongan dan
penimbangan 25 g
Pembulatan (Rounding)
@
@
Intermediet proofing
Rooling (Degassing)
Pembentukan (Moulding)
Penyusunan di
loyang, yang
sebelumnya sudah
ditambah mentega
Fermentasi akhir
Pemanggangan
pada oven
Pelepasan dari
loyang
Pendinginan
Pengemasan
Penyimpanan
Pengiriman
2.5 Verifikasi Diagram Alir
Pencampuran I, tepung
terigu 2 kg, ragi 22 g, gula
500 g, susu bubuk 192 g, Selama 5 menit
bread improver 20 g
Pencampuran II,
kuning telur 8 butir,
dan air 900 ml secara Penambahan margarin 100 g
bertahap, masukan
garam 25 g, mentega
250 g,
Proses pengadukan
sampai kalis
Bulk fermentasi
(Fermentasi awal) T= 27-300C, waktu = 15 menit
Pemotongan dan
penimbangan 25 g
Pembulatan (Rounding)
@
Pembentukan (Moulding)
Penyusunan di
loyang, yang
sebelumnya sudah
ditambah mentega
Pemanggangan
T= 170-1800C, waktu = 10 - 20 menit
pada oven
Pelepasan dari
loyang
Pengemasan
Penyimpanan
Pengiriman
BAB III
Catatan: PENUTUP
:3.1
Verifikasi Diagram Alir
Hasil Verifikasi Diagram Alir
Penghilangan bahan margarin berefek nyata pada tekstur roti yang hanya
lembut saat keluar dari oven (depanning). Sehingga kami mencoba menambahkan
margarin untuk membantu melembutkan tekstur roti.
DAFTAR PUSTAKA