Anda di halaman 1dari 3

HERPES ZOSTER

I. PENDAHULUAN
Infeksi virus varicella-zoster (VVZ) yang menyebabkan varisela atau cacar air
dapat menyerang hampir setiap individu di seluruh dunia. Setelah sembuh dari
varisela, virus menetap laten pada ganglia radiks dorsalis yang dapat mengalami
reaktivasi menjadi herpes zoster (HZ), atau yang lebih dikenal dengan nama shingles
atau dompo. Herpes zoster merupakan penyakit kulit yang bercirikan timbulnya ruam
kulit dengan distribusi dermatomal dan disertai rasa nyeri yang hebat.1
Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia dan dapat muncul
sepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim. Tidak ada perbedaan dalam
morbiditas antara pria dan wanita. Berdasarkan studi di Eropa dan Amerika Utara,
diperkirakan ada sekitar 1,5-3 per 1000 orang per tahun pada segala usia dan kejadian
meningkat tajam pada usia lebih dari 60 tahun yaitu sekitar 7-11 per 1000 orang per
tahun.2 Insiden herpes zoster meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari
2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20
tahun. Herpes zoster sendiri meskipun bukan penyakit yang life-threatening, namun
dapat menggangu pasien sebab dapat timbul rasa nyeri.3

II. Presentasi Kasus


Seorang anak laki-laki a.n. An.GN, usia 12 tahun datang dengan keluhan
muncul gelembung-gelembung berisi air di punggung sejak 4 hari yang lalu. Terasa
panas pada daerah gelembung. Keluhan disertai dengan demam, batuk berlendir
jernih, pilek encer jernih. Orang tua pasien juga mengeluhkan adanya nyeri ulu hati
dan hilang nafsu makan. Pasien telah berobat di Pustu TDM dan diberikan obat salep,
namun belum ada perubahan. Riwayat cacar air saat usia 4 tahun. Alergi obat (-),
alergi makanan (-). Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital seperti nadi 84
kali/menit; pernapasan 17 kali/menit; suhu 38˚C; effloresensi vesikel berkelompok,
dasar eritematous, daerah sekitarnya tampak normal, berlokasi di punggung.
Pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Pasien didiagnosa dengan Herpes Regio
Thorakalis Dekstra. Terapi yang diberikan adalah Acyclovir 4 x 400 mg selama 7
hari, Acyclovir salf 3 x 1, Vitamin B Complex 1 x 1 tab, serta edukasi yang diberikan
adalah menjaga kebersihan sekitar gelembung, jangan bersekolah dahulu karena
penyakit ini sangat infeksius, dan makan sayur serta buah.
III. Pembahasan
Herpes zoster merupakan penyakit kulit yang bercirikan timbulnya ruam kulit
dengan distribusi dermatomal dan disertai rasa nyeri yang hebat. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster (VVZ) yang menyebabkan varisela atau
cacar air dapat menyerang hampir setiap individu di seluruh dunia. Setelah sembuh
dari varisela, virus menetap laten pada ganglia radiks dorsalis yang dapat mengalami
reaktivasi menjadi herpes zoster (HZ), atau yang lebih dikenal dengan nama shingles
atau dompo.1
Pasien di diagnosis dengan Herpes Regio Thorakalis Dekstra.. Gejala yang
didapati adalah muncul gelembung-gelembung berisi air di punggung sejak 4 hari
yang lalu. Terasa panas pada daerah gelembung. Pasien memiliki riwayat cacar air
saat usia 4 tahun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan effloresensi vesikel
berkelompok, dasar eritematous, daerah sekitarnya tampak normal, berlokasi di
punggung. Penatalaksanaan yang diberikan adalah Acyclovir 4 x 400 mg selama 7
hari, Acyclovir salf 3 x 1, Vitamin B Complex 1 x 1 tab, serta edukasi yang diberikan
adalah menjaga kebersihan sekitar gelembung, jangan bersekolah dahulu karena
penyakit ini sangat infeksius, dan makan sayur serta buah.

IV. Kesimpulan
Telah dilaporkan sebuah kasus herpes zoster anak laki-laki a.n. An.GN, usia
12 tahun datang dengan keluhan muncul gelembung-gelembung berisi air di
punggung sejak 4 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan effloresensi
vesikel berkelompok, dasar eritematous, daerah sekitarnya tampak normal, berlokasi
di punggung. Penatalaksanaan yang diberikan adalah Acyclovir 4 x 400 mg selama 7
hari, Acyclovir salf 3 x 1, Vitamin B Complex 1 x 1 tab, serta edukasi yang diberikan
adalah menjaga kebersihan sekitar gelembung, jangan bersekolah dahulu karena
penyakit ini sangat infeksius, dan makan sayur serta buah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Christo PJ, Hobelmann G, Maine DN. 2007. Post-herpetic neuralgia in older
adults. Drugs Aging Journal;24(1):1-19.
2. Dworkin RH, Johnson RW, Breuer J, Gnann JW, Levin MJ, Backonja M.
2007. Recommendations for the management of herpes zoster. Clinical
Infection Disease Journal; 44:1-21. Gnann JW, Whitley RJ. 2002. Herpes
Zoster. New England Journal. Medicine;347(5):340–6.
3. Handoko R. Penyakit virus. 2007. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.hlm 88-100

Anda mungkin juga menyukai