Anda di halaman 1dari 1

NIAT

Niat adalah landasan dalam melakukan perbuatan, niat juga berarti kehendak atau tujuan,
atau keinginan kuat yang diikuti dengan tindakan nyata. Niat termasuk perbuatan hati maka
tempatnya adalah didalam hati, bahkan semua perbuatan yang hendak dilakukan oleh manusia,
niatnya secara otomatis tertanam didalam hatinya. Seperti dalam hadits Nabi SAW yang
dibukukan dalam kitab Arbaain Nawawipada urutan no 1 yang artinya :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan
itu hanyalah tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang
diniatkannya, maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita
yang akan dia nikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan. HR. Muttafaq ‘alaih
Dalam hadits tersebut diceritakan bahwa ada seseorang yang berhijrah bersama Nabi SAW
semata-mata bertujuan ingin menikahi seorang wanita, konon wanita itu bernama Ummu Qois, ia
berhijrah bukan semata-mata karena Allah SWT, oleh sebab itu kemudian orang tersebut dipanggil
dengan sebutan Muhajir Ummi Qois. Sangat disayangkan jauh-jauh ia berhijrah tetapi ia tidak
mendapatkan fadhilah berhijrah.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits di atas, antara lain:
1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibdah tidak
akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala)
2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal
shaleh dan ibadah.
4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari
keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena ia merupakan
pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah
membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai