Anda di halaman 1dari 22

FOTOSINTESIS

JURNAL

OLEH
EMI VIDYA ARIFINA
1503011141
AGROEKOTEKNOLOGI 3A

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Adapun judul laporan ini adalah “Fotosintesis” yang merupakan salah

satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara,Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ir.Ratna Rosanty Lahay,M.P., Ir.Meiriani,M.P., Ir.Lisa Mawarni, M.Pi.,

Ir. Haryati ,M.P., dan Ir. Revandy I.M. Damanik,M.Sc.Selaku dosen mata kuliah

serta kepada Abang dan Kakak asisten yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan jurnal ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga jurnal ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Bahan dan Alat
Metode Praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pembahasan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak proses yang berlangsung dalam daun, tetapi yang menjadi

pembeda dan yang terpenting ialah proses pembuatan bahan makanan. Tumbuhan

hijau memiliki kemampuan membuat makanan dari bahan-bahan baku dari tanah

dan udara, dan pada aktifitas inilah bergantung kehidupan tumbuhan dan

kehidupan seluruh binatang dan manusia. Seluruh benda hidup memerlukan

energi tidak saja untuk pertumbuhan dan reproduksi, tetapi juga untuk

mempertahankan kehidupan itu sendiri. Energi ini berasal dari energi kimiawi

dalam makanan yang dikonsumsi, sedangkan makanan itu asalnya dari proses

fotosintesis (Tjitrosomo, 1990).

Fotosintesis merupakan fenomena biologi yang jauh lebih penting di bumi.

Melalui fotosintesis semua bahan organik yang berguna yang tersedia di muka

bumi telah diproduksi. Tingkat bahan organik dari persediaan makanan nyata bagi

kita dan hewan lainnya sebagai sumber energi utama, disimpan dalam tempat

penyimpanan bahan bakar, dan kurang nyatanya bahan mentah untuk sintesis dan

produksi sintesis serat, plastik, poliester, dan bahan berguna lainnya. Yang paling

penting dari karbon ditentukan pada tanaman tahunan sangat mengejutkan.

Diperkirakan bahwa ada sekitar 1,55x1011 ton dari tiap-tiap bahan kering yang

diproduksi oleh fotosintesis tanaman, sekitar 60% diproduksi pada dataran dan

sisanya dalam larutan dan selanjutnya air dalam tubuh (Ting, 1982).

Fotosintesis menggunakan energi cahaya matahari untuk menyusun

glukosa. Bahan baku fotosintesis adalah air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air
berasal dari dalam tanah, sedangkan karbon dioksida berasal dari udara bebas

yang merupakan hasil dari proses pernapasan makhluk hidup. Hasil fotosintesis

berupa glukosa dan oksigen (Rianawaty, 2009).

Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat

tinggi. Evolusi daun telah mengembangkan suatu struktur yang akan menahan

kekerasan lingkungan, namun juga efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat

dalam penambilan CO2 untuk fotosintesis. Kebanyakan daun tanaman budidaya

mempunyai (1) permukaan luar yang luas dan datar; (2) lapisan pelindung

permukaan atas dan bawah; (3) banyak stomata per satuan luas; (4) permukaan

dalam yang luas dan datar; (5) sejumlah besar kloroplas dalam setiap sel; dan (6)

hubungan yang erat antara ikatan pembuluh dan sel-sel fotosintesis (Gardner,

dkk.,1991).

Fotosintesis dan respirasi selular dapat dianggap sebagai dua proses yang

berlawanan, meskipun saling bergantun: a. Fotosintesis melibatkan konversi

energi cahaya, karbondioksida, dan air menjadi mekanisme yang paling penting

untuk menghasilkan oksigen. Oksigen dibutuhkan untuk tahap akhir respirasi

selular., b. Respirasi selular melibatkan konversi glukosa dan gula lain menjadi

senyawa fosfat berenergi tinggi, karbondioksida, dan air. Fotosintesis mencegah

okumulasi karbondioksida mencapai kadar toksinya di atmosfer

(Bresnick, 2003).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan fotositesis adalah untuk mengetahui

pengaruh intesitas cahaya matahari terhadap kecepatan fotosintesis dari tanaman

Hydrilla verticulata.
Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan

informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dari Hydrilla verticillata adalah ; Kingdom :Plantae ; Super

Divisi : Spermatophyta ; Divisi : Magnoliophyta ;Kelas : Liliopsida ; Ordo :

Hydrocharitales ; Famili : Hydrocharitaceae ;Genus : Hydrilla ; Spesies :Hydrilla

verticillata (L. f.) Royle (Hutauruk, 2014).

Hidrilla adalah tumbuhan air yang seluruh bagian tubuhnya tenggelam di

bawah permukaan air. Hidrilla memiliki akar serabut berwarna putih atau merah

kecoklatan jika tumbuh pada sedimen, ataupun berwarna hijau karena adanya

klorofil ketika terpapar sinar matahari (Sriyati, 2009).

Fotosintesis adalah suatu proses pengubahan zat-zat anorganik (H2O dan

CO2) menjadi zat organik (karbohidrat) oleh klorofil dengan pertolongan sinar

matahari. Pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia (karbohidrat),

kemudian mengubah energi kimia ini diubah lagi menjadi energi kerja. Peristiwa

respirasi pada tubuh tumbuhan, hewan atau manusia itu merupakan rangkaian

proses kehidupan di dunia ini, sehingga ketahanan hidup semua organisme di

bumi ini tergantung pada fotosintesis (Utomo, 2007).

Fotosintesis pada hakikatnya merupakan satu-satunya mekanisme

masuknya energi ke dalam dunia kehidupan. Satu-satunya kekecualian terjadi

pada bakteri kemosintetik, yang memperoleh energi dengan mengoksidasi substrat

anorganik seperti ion besi dan belerang terlarut dari kerak bumi, atau

mengoksidasi H2S yang berasal dari kegiatan gunung berapi. Selain itu, arus

panas di dasar lautan memasukkan energi ke sistem biologi dalam bentuk bahan

(Salisbury dan Ross, 1992).


Fotosintesis menyediakan nutrisi bagi hampir semua makhluk hidup, baik

secara langsung maupun tak langsung. 1. Fotoautotrof menggunakan fotosintesis

secara langsung untuk menyintesis molekul organik. Fotoautotrof meliputi:a.

Tumbuh-tumbuhan, b. Alga multiselular (misalnya, ganggang, kolam, kelp), c.

Beberapa protista uniselular (misalnya euglena), d. Beberapa prokariotik

(misalnya cyanobacteria). 2. Heterotrof tidak dapat memproduksi molekul organik

makanannya sendiri, tetapi mendapat nutrisi dengan memakan organisme lain atau

produknya. Heterotrof meliputi : a. Eukariota multiselular (misalnya bunga

karang, serangga, ikan, amfibi, mamalia), b. Fungi, makan dengan

mendekomposisi zat organic, c. Beberapa prokariota (misalnya bakteri uniselular

yang bertindak sebagai dekomposer) (Bresnick, 2003).

Pada tumbuhan tinggi, klorofil terdiri dari dua jenis pigmen: klorofil a

(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau-biru, dan klorofil b (C55H70O6N4Mg)

yang berwarna hijau-kuning. Proporsi dari kedua pigmen ini agak berbeda pada

berbagai tumbuhan, tetapi rata-rata pada tumbuhan bunga nisbah kandungan

kedua pigmen ini sekitar tiga bagian klorofil a dan satu bagian klorofil b. Dengan

perkecualian beberapa jenis bakteri berpigmen, klorofil a selalu ada dalam

tumbuhan hijau.Klorofil b terdapat bersama-sama dengan klorofil a pada

ganggang hijau dan semua tumbuhan tinggi. Klorofil c dan d terdapat sebagai

pengganti klorofil b dan jenis-jenis ganggang tertentu, klorofil c pada ganggang

coklat dan diatom, dan klorofil d pada ganggang merah (Tjitrosomo, 1999).

Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% cahaya ungu dan

biru demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Hampir seluruh penyerapan

ini dilakukan oleh pigmen-pigmen kloroplast. Pada membran tilakoid setiap foton
dapat mengoksidasi satu elektron dari pigmen karatenoid atau klorofil. Klorofil

berwarna hijau merupakan bukti bahwa pigmen ini tidak efektif untuk menyerap

cahaya hijau (Lakitan, 1996).

Dalam proses sintesis ini membuat karbohidrat sederhana seperti glukosa

dari bahan mentah anorganik. Dalam proses ini molekul air dan karbondioksida

dipecah dan atom-atom digabungkan kembali ke dalam senyawa baku dan energi

perlu dikeluarkan. Dalam reaksi ini, kandungan energi dari produk akhir lebih

besar daripada bahan mentah tadi. Energi dari produk akhir lebih besar daripada

bahan mentah tadi. Energi perlu disediakan dari luar. Keperluan energi disediakan

oleh cahaya matahari. Energi dari matahari disimpan dalam bentuk senyawa

organik energi kimia oleh tanaman hijau. Dalam proses ini hanya terjadi dalam sel

tumbuhan yang memiliki pigmen hijau. Proses pembuatan makanan, pada

dasarnya terdiri dari sintesis karbohidrat sederhana dari air dan karbondioksida

dalam kehadiran cahaya matahari oleh tanaman hijau. Proses ini dikenal sebagai

fotosintesis (Pradhan, 1997).

Proses fotosintesis secara umum dapat digambarkan dengan persamaan

reaksi berikut ini: 6CO2 + H2O + 672 kkal → C6H12O6 + 6O2

Karbondioksida air energi radiasi glukosa oksigen (Tjitrosomo, 1999)

Fotosintesis adalah evolusi O2 yang digerakkan cahaya dai air dan

penyimpanan tenaga reduksi yang dihasilkan dalam berbagai komponen karbon

yang membentuk jasad hidup, Klorofil a dan pigmen-pigmen pelengkap, yang

menyerap kira-kira separuh dari radiasi matahari (λ < 700 nm), membuat peka dua
buah perubahan energi primer di dalam dua fotosintesis yang berlainan (Wilkins,

1992).

Pada fotosintesis dilepaskan O2. Hal ini dibuktikannya dengan

percobaannya yang menggunakan tanaman air Hydrilla verticulata di bawah

corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbullah gelembung-

gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini ternyata

oksigen (Dwidjoseputro, 1994).

Salah satu dari dua fungsi penting cahaya dalam fotosintesis adalah

mengangkut elektron dari H2O untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH.

Fungsi lainnya adalah menyediakan energi untuk membentuk ATP dari ADP dan

Pi. ATP disintesis dalam kloroplas yang diisolasi hanya pada waktu ada cahaya,

dan proses tersebut dinamakan fosforilasi fotosintetik atau fotofosforilasi

(Salisbury dan Ross, 1992).

Dengan tersedianya NADPH dan ATP maka tahap selanjutnya, yaitu tahap

sintetik atau reaksi-reaksi gelap dalam proses fotosintesis, dapat berlangsung. Jadi

secara ringkas, energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan untuk

menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan mereduksi molekul NADP

menjadi NADPH. Energi cahaya juga difunakan untuk membentuk molekul-

molekul ATP, NADPH, dan ATP digunakan untuk reaksi-reaksi yang akhirnya

menghasilkan glukosa (Tjitrosomo, 1999).

Cahaya dengan intensitas yang rendah yang diberikan selama periode

gelap sudah cukup efektif untuk menghambat pembungaan tanaman hari pendek,

sebaliknya interupsi malam akan merangsang pembungaan tanaman hari panjang.


Dalam fenomena interupsi malam, yang lebih menentukan adalah total energi

cahaya yang diterima, bukan intensitas cahaya yang diberikan (Lakitan, 1996).

Pengaruh utama dari perubahan dalam kerapatan pengaliran terjadi pada

proses yang menggunakan cahaya sebagai suatu sumber energi fotosintesis dan

bukannya pada penggunaan cahaya sebagai suatu inikator lingkungan. Untuk

kebanyakan tanaman, fotosintesis menjadi jenuh cahaya pada kerapatan

pengaliran yang jauh di bawah meksimum yang biasa dialamnya sebagian besar

karena masalah penyediaan CO2, tetapi di daerah beriklim sedang dan daerah

kutub, kebalikannya sering terjadi dimana fotosintesis dibatasi oleh intensitas

cahaya yang rendah (Fitter dan Hay, 1991).

Pada umumnya, pada daun tumbuhan yang habitat normalnya itu cahaya

matahari terang, laju fotosintesisnya cenderung sebanding dengan intensitas

cahaya yang diterima oleh daun. Titik yang padanya terdapat peningkatan

intensitas lebih lanjut namun tidak meningkatkan laju fotosintesis dinamakan titik

jenuh cahaya. Bila cahaya, air, dan faktor-faktor lain optimum, maka konsentrasi

karbondioksida pada umumnya menjadi faktor pembatas laju fotosintesis baik

pada tumbuhan liar maupun pada tanaman pertanian. Seharusnya mungkin untuk

meningkatkan foosintesis dengan meningkatkan konsentrasi karbondioksida

dalam udara sekitar daun (Tjitrosomo, 1999).

Untuk mengetahui bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya

fotosintesis, perlu diketahui terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki

sifat gelombang (wave nature) dan sifat partikel (particle nature). Cahaya

mencakup bagian dari energi matahari dengan panjang gelombang antara 390 nm
sampai 760 nm, dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil

dari kisaran spektrum elektromagnetik (Lakitan, 1996)

Umur daun dan keadaan mineral mempengaruhi fotosintesis : proses

penuaan menyebabkan kelembaban proses fotosintesis. Faktor utama yang

mempengaruhi laju penuaan ialah kandungan nutriea mineral daun. Masukan

nutriea mineral yang cukup memungkinkan daun muda maupun tua memenuhi

kebutuhan mereka (Gardner, dkk., 1991).

Tanaman berhijau daun menyerap energi matahari dan mengubahnya

menjadi energi kimia melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis tergantung

pada: a. Faktor luar: hara, mineral, air, CO2, suhu dan energy,

b. Faktor dalam: pigmen, tingkat organisasi (Dartius, 1991).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiolgi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan

dengan ketinggian tempat 25 m diatas permukaan laut. Pada Kamis 28 April 2016

pukul 13.00-14.40 WIB.

Bahan dan Alat Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Hydrilla

verticillata sebagai objek percobaan, air kolam digunakan sebagai media

percobaan dan kertas minyak (merah, kuning, hijau dan biru) yang digunakan

sebagai indikator panjang gelombang cahaya merah, kuning, hijau dan biru.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas beker

digunakan sebagai wadah objek percobaan,funnel digunakan untuk menyangga

objek percobaan,tabung reaksi digunakan untuk menutup ujung funnel, corong

sebagai tempat meletakkan objek percobaan , kawat digunakan untuk menegakkan

objek percobaan dengan funnel, timbangan untuk menimbang objek percobaan,

ember digunakan sebagai tempat air kolam, stopwatch digunakan untuk

menghitung waktu, buku tulis untuk mencatat hasil data, alat tulis digunakan

untuk mencatat data dan kalkulator digunakan untuk menghitung data.

Prosedur Percobaan

1. Ditimbang Hydrilla verticillata 5 gram, sebanyak 5 bagian.

2. Diisi 5 buah gelas beker dengan air kolam ¾ bagian.


3. Dimasukkan Hydrilla verticillata ke dalam gelas beker dan ditahan dengan

menggunakan funnel hingga setinggi ± 2 cm dari dasar gelas beker dan

ditegakkan dengan menggunakan kawat.

4. Ditutup ujung funnel dengan tabung reaksi sehingga berisi air tetapi tidak

boleh ada gelembung udara di dalam tabung reaksi. Ditutup gelas beker

dengan kertas minyak warna merh,hijau, kuning dan biru.

5. Ditempatkan dibawah sinar matahari

6. Diamati gelembung udara yang dibentuk pada interval waktu, sebanyak 3

kali.

7. Dihitung jumlah gelembung udara yang dibentuk persatuan waktu:

Jumlah gelembung udara / waktu.

8. Dibandingkan hasil yang diperoleh.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data Fotosintesis

Waktu 10 menit 20 menit 30 menit


Cahaya
Putih 3 16 26
(Kontrol)
Biru 9 30 116

Merah 48 127 220

Kuning 322 772 1198

Hijau 6 10 114

Perhitungan

Putih : 3 gel/600 s = 0.005gel/s

Putih : 16 gel/1200 s = 0.013gel/s

Putih : 26 gel/1800 s = 0.014gel/s

Biru : 9 gel/600 s = 0.015gel/s

Biru : 30 gel/1200 s = 0.025gel/s

Biru : 116 gel/1800 s = 0.064gel/s

Merah : 48 gel/600 s = 0.08gel/s

Merah : 127 gel/1200 s = 0.105gel/s

Merah : 220 gel/1800 s = 0.137gel/s


Kuning : 322 gel/600 s = 0.536gel/s

Kuning : 772 gel/1200 s = 0.643gel/s

Kuning : 1198 gel/1800 s = 0.665gel/s

Hijau : 6 gel/600 s = 0.01gel/s

Hijau : 10 gel/1200 s = 0.008gel/s

Hijau : 114 gel/1800 s = 0.063gel/s

Pembahasan

Fotosintesis adalah pengubahan zat-zat organik yaitu air dan

karbondioksida dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energy bagi

tanaman.Hal ini sesuai dengan literatur Utomo (2007) yang menyatakan bahwa

fotosintesis adalah suatu proses pengubahan zat-zat anorganik (H2O dan CO2)

menjadi zat organik (karbohidrat) oleh klorofil dengan pertolongan sinar matahari.

Fotosintesis pada tanaman air karbondioksida dalam proses fotosintesis.

Dalam percobaan ini digunakan tanaman hydrilla karena tanaman hydrilla

merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa melakukan metabolisme di dalam

air. Melalui tanaman hydrilla ini nantinya akan mengeluarkan gelembung-

gelembung gas. Gelembung-gelembung gas ini adalah oksigen. Dari sinilah

dibuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen (O2). Hal ini sesuai dengan

literatur Dwidjoseputro (1994) yang menyatakan bahwa pada fotosintesis

dilepaskan O2. Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang menggunakan tanaman

air Hydrilla verticulata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar,

maka timbullah gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar

tabung reaksi. Ternyata gas ini adalah oksigen.


Dari hasil percobaan fotosintesis ini diperoleh hasil bahwa gelembung gas

(O2) yang keluar dari corong lebih banyak pada cahaya kuning dibandingkan

dengan cahaya merah, cahaya biru, cahaya hijau ataupun cahaya putih. Karena

cahaya kuning lebih cepat menyerap cahaya matahari dimana panjang

gelombangnya sebesar 760 nm. Dibandingkan cahaya merah, cahaya biru, cahaya

hijauya putih, yang memiliki panjang gelombang lebih rendah daripada cahaya

kuning. Dalam hal ini seharusnya warna merah yang lebih banyak mengeluarkan

gelembung. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1996) yang menyatakan

bahwa cahaya menyebabkan terjadinya fotosintensis. Cahaya mencakup bagian

dari energi matahari dengan panjang gelombang antara 390 nm sampai 760 nm

dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran

spektrum elektromagnetik.

Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kertas minyak

berwarna merah, kuning, dan hijau, biru, dan kontrol (putih) gelombang gas O2

tertinggi terdapat pada kertas minyak warna kuning sedangkan gelembung gas O2

terendah terdapat pada kertas minyak warna putih. Hal ini disebabkan oleh

pengaruh sinar dan temperatur yang kurang. Dimana cahaya digunakan sebagai

sumber energi fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur Fitter dan Hay (1991)

yang menyatakan bahwa pengaruh utama dari perubahan dalam kerapatan

pengaliran terjadi pada proses yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi

fotosintesis dan bukannya pada penggunaan cahaya sebagai suatu indikator

lingkungan. Untuk kebanyakan tanaman, fotosintesis menjadi jenuh cahaya pada

kerapatan pengaliran yang jauh di bawah maksimum yang biasa dialaminya.


Hasil dari tiap kertas bervariasi. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor

yang mempengaruhi proses fotosintesis yaitu cahaya. Tetapi selain cahaya ada

juga faktor lain yang mempengaruhinya yaitu air, CO2, dan suhu. Hal ini sesuai

dengan literatur Dartius (1991) yang menyatakan bahwa tanaman berhijau daun

menyerap dan menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi

kimia melalui proses yang dikenal sebagai fotosintesis . Fotosintesis bergantung

pada: a. Faktor luar : hara, mineral, air, CO2, suhu, dan energy, b. Faktor dalam :

pigmen dan tingkat organisasi.


KESIMPULAN

1. Fotosintesis pada tanaman air karbondioksida dalam proses fotosintesis

diserap dan oksigen dilepas ke dalam air.

2. Tanaman hydrilla merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa

melakukan metabolisme di dalam air

3. Dari hasil percobaan fotosintesis ini diperoleh hasil bahwa gelembung gas

(O2) yang keluar dari corong lebih banyak pada cahaya kuning

4. Pengaruh utama kerapatan pengaliran terjadi pada proses yang

menggunakan cahaya sebagai sumber energi fotosintesis

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis yaitu cahaya


DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, S.D., 2003. Intisari Biologi. Hipokrates. Jakarta.

Dartius, 1991. Biologi Umum. USU-Press, Medan.

Dwidjoseputro, D., 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta
Fitter, A.H dan R.K.M.Hay., 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM-Press.
Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.B.Pearce., dan R.L.Mitchell., 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI-Press. Jakarta.
Hutauruk,V.O., 2014. Pengaruh Ekstrak Segar Limut (Hydrilla Verticillata)
Danau Toba Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Gambaran
Mikrostruktur Aorta Mencit (Mus Musculusl.). USU. Medan.
Lakitan, B., 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Pradhan, S., 1997. Plant Physiology. Har-Anand Publications Pvt Ltd, New Delhi.
Rianawaty, 2009.Fotosintesis. Universitas Padjajaran.Bandung.
Salisbury, F.B dan C.W.Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid Dua Biokimia
Tumbuhan. Edisi Keempat. ITB. Bandung.
Ting, I.P.,1982. Plant Physiology. Addison-Wesley Publishing Company.
Philippines.
Tjitrosomo, S.U., 1999. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa. Bandung
Utomo. 2007. Proses Fotosintesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Wilkins, M.B., 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai