Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (Kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia) di dalam hati (serta)
diyakini keshahihan dan kebenarannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu. (Al-Jazairy).

Aqidah perlu di kaji agar kita dapat memahami keyakinan dalam islam, agar kita mengetahui
factor penyebab iman kita bisa meningkat dan menurun bahkan batal, agar kita dapat
mengaplikasikan aqidah dalam kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu kami membuat makalah ini supaya kajian aqidah islam lebih mudah di pahami.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :

a.) Apa pengertian aqidah dan ruang lingkup pembahasannya?


b.) Apa sumber dan fungsi aqidah itu?
c.) Apa prinsip-prinsip aqidah islam?

1.3 TUJUAN MAKALAH


a.) Untuk mengetahui pengertian aqidah dan ruang lingkup pembahasannya.
b.) Untuk mengetahui sumber dan fungsi aqidah.
c.) Untuk memahami prinsip-prinsip aqidah islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkup Pembahasannya

A. Pengertian Aqidah

ْ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu


Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (‫)العَ ْقد‬
(‫ )التَّ ْوثِيْق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (‫ )اْ ِإلحْ كَام‬yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫)الربْط ِبق َّوة‬
َّ yang berarti mengikat dengan
kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani
seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara
yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh
berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan
menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.

Berikut pendapat para ulama mengenai pengertian aqidah islam :

 Aqidah menurut Abdul Wahab al-Musairi

Aqidah adalah hukum (aksioma) yang tidak menerima adanya keraguan bagi yg meyakininya,
dan aqidah itu menerima pendapat akal dan logika. Sementara yang dimaksud aqidah dalam
agama adalah apa yang dimaksud dengan keyakinan selain perbuatan, seperti keyakinan terhadap
wujud Illah, dan diutusnya Rasul. Aqidah sebagaimana biasa terdiri dari beberapa rukun yang
mendasari agama, jika hilang salah satunya akan merusak iman. Jadi yang dimaksud dengan kata
aqidah adalah ushuludhin dan rukun-rukunya dalam Islam.

2
 Aqidah menurut Dr.Abdullah Azam

Aqidah adalah keyakinan kuat yang menghilangkan penyimpangan, dan mengarahkan


pada perbuatan baik, yang keduanya disandarkan pada jiwa baik berupa perkataan dan gerakan.

Selanjutnya ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut ajaran akidah ini,
yaitu:

1.) Akidah

Seperti telah disinggung di atas, akidah berasal dari kata aqidah yang artinya simpul.
Mengapa dikatakan simpul? Karena ajaran-ajaran yang berkenaan dengan akidah merupakan
simpul utama ajaran Islam. Akidah adalah ajaran pokok yang menjadi titik tolak dan kunci
diterima ajaran-ajaran Islam yang lain. Jadi akidahlah simpulnya, akidahlah pengikatnya.

2.) Tauhid

Tauhid bersal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhida yang artinya “esa/tunggal”. Ini


merujuk pada sifat Allah yang tunggal. Mengapa merujuk pada keesaan Allah? Karena inti
utama dari ajaran ini adalah mengesakan Allah, makanya orang sering menyebut disiplin ajaran
ini dengan ilmu tauhid.

3.) Ushuluddin

Ushuluddin merupakan bahasa Arab yang artinya pokok-pokok agama. Ajaran ini
merupakan ajaran pokok agama. Orang yang akan memeluk Islam pertama-tama harus
memahami tentang ajaran ini. Jadi ini adalah ilmu dasar yang harus dipahami oleh setiap orang
yang memeluk Islam. Tanpa memahami dan meyakini ajaran ini, kebersilaman kita tak ada
gunanya.

3
4.) Fikih Akbar

Fiqh akbar artinya pemahaman terbesar, atau pemahaman yang paling penting. Ajaran ini
adalah ajaran yang harus mendapat prioritas, pemahaman yang sangat penting sehingga disebut
fiqh akbar. Namun istilah ini sekarang jarang digunakan.

B. Ruang Lingkup Aqidah dan Pembahasannya

1. Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah


adalah:
 Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan
lainnya.
 Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi
dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.
 Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.
 Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.

2. Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistimatika


arkanul iman (rukun iman) yaitu :

 Iman kepada Allah

Beriman kepada Allah adalah membenarkan dengan yakin akan eksistensi Allah dan
keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya, Penciptaan alam seluruhnya maupun dalam
penerimaan Ibadat segenap hamba-Nya, serta membenarkan dengan penuh keyakinan
bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan dan terhindar dari sifat kekurangan.

4
 Iman kepada para malaikat-Nya

Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk gaib
bernama malaikat yang tidak pernah durhaka kepada-Nya, senantiasa melaksanakan tugasnya
dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya.

 Iman kepada kitab-kitab suci-Nya

Iman kepada kitab-kitab suci-Nya adalah mempercayai bahwa Allah telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rosul

 Iman kepada Rosul-Rosul-Nya

Iman kepada Rosul Allah adalah mempercayai bahwa Allah telah mengutus Rosul sebagai
perantara untuk menyampaikan pesan kepada umat manusia yang berupa wahyu untuk
dijadikan pedoman hidup agar selamat didunia dan akherat. Rosul juga memberi contoh
teladan yang sebaik-baiknya bagi umatnya.

 Iman kepada hari akhir

Iman kepada hari akher adalah mempercayai adanya kehidupan yang kekal sesudah
kehidupan didunia yang fana ini. Berakhir termasuk proses terjadinya yang terjadi pada hari
akhir itu mulai dari hancurnya kehidupan alam semesta dan isinya (qiyamah) sampai kepada
pembalasan dengan surga atau neraka (jaza’)

 Iman kepada takdir Allah

Iman kepada takdir Allah adalah mempercayai bahwa Allah telah memberi kadar,
memberi ukuran, memberi batas tertentu dalam diri, sifat ataupun kemampuan maksimal pada
makhluknya.

Jadi, Ruang lingkup aqidah Islam meliputi penanaman, pemahaman, dan keyakinan
terhadap aqidah Islam agar tetap terpelihara pada setiap diri orang muslim

5
2.2 Sumber dan Fungsi Aqidah

a.) Sumber pengambilan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah


Adalah al-Qur-an dan as-Sunnah. Karena aqidah adalah sebuah keyakinan yang
pasti tidak bercampur dengan keraguan sedikitpun dan berhubungan erat dengan
perkara yang ghaib, sehingga satu-satunya sumber dan jalan untuk mengetahui aqidah
tersebut adalah dari al-Qur-an dan as-Sunnah.

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahamai
nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut, dan mencoba kalau diperlukan,
membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur`an dan sunnah.
Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas,
sesuai dengan terbatasnya kemampuan semua makhluk Allah.
Allah berfirman

Artinya :
“ Katakanlah: “tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan
dibangkitkan. (an-Naml: 65)
Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) Malahan
mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.”
(an-Naml: 66)

Allah telah menurunkan al-Qur-an dan mengutus para Rasul untuk menjelaskan
semua hal yang wajib diyakini oleh manusia, dan penjelasan tersebut tentu saja

6
bersumber dari sunnah beliau. Allah berfirman menerangkan kedudukan sunnah Rasul-
Nya:

Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur-an, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44).

Rasulullah juga bersabda:

“Ketahuilah sesungguhnya aku telah diberikan al-Qur-an dan yang semisal dengannya
(as-Sunnah).” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Hakim dan beliau menshahihkannya
serta diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dengan sanad yang shahih sebagaimana
yang disebutkan oleh al-Albani dalam kitab al-Hadits Hujjatun Binafsihi).

Kesimpulannya, orang yang selalu mengedepankan akal dari pada nash al-Qur-an dan
hadits adalah orang yang sombong, takabbur dengan dirinya sendiri, menganggap
akalnya mampu menalari segala sesuatu dan tidak mau mengakui kelemahan diri dan
akalnya. Wallahu ta’ala a’lam.

b.) Fungsi Aqidah

1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir

Manusia sejak lahir memiliki potensi keberagamaan (fitrah) sehingga sepanjang hidupnya
membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam
berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun, dan mengarahkan
manusia pada keyakinan yang benar tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-
ngira, melainkan menunjukkan Tuhan yang sebenarnya.

7
2. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa

Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk
terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan
ruhaniyahnya dapat terpenuhi. la memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang
diperlukannya.

3. Memberikan pedoman hidup yang pasti

Keyakinan terhadap Tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab akidah
menunjukkan kebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Aqidah memberikan pengetahuan
asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan lebih
bermakna.

Aqidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi


kehidupan seorang muslim. Abu A’la Al Maududi menyebutkan pengaruh aqidah tauhid
sebagai berikut :

a. Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik


b.Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri
c. Menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmat
d.Membentuk manusia menjadi jujur dan adil
e. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan
situasi
f. Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme
g.Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani; tidak gentar menghadapi resiko, bahkan
tidak takut kepada maut
h.Menciptakan sikap hidup damai dan ridha
i. Membentuk manusia menjadi patuh, taat dan disiplin menjalankan peraturan Illahi

8
2.3 Prinsip-Prinsip Aqidah Islam
1. Aqidah Islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah
Aqidah Islam itu bersumber dari wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat
Jibril kepada Rasulullah SAW, untuk diajarkan kepada ummatnya dan terpelihara
kemurniaannya sampai hari akhir zaman.
Aqidah Islam bukanlah hasil rekayasa perasaan atau pemikiran Nabi Muhammad
SAW sendiri, akan tetapi merupakan ajaran langsung dari Allah SWT sebagaimana yang
disebutkan di dalam al-Quran, surat al-Najm ayat 3-4:

”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. Al-
Najm:3-4)

Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad adalah benar-benar wahyu adanya, bukan sebuah rekayasa atau buatan Nabi
sendiri.

2. Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh para
Nabi terdahulu

Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah, oleh karena sumber
ajaran yang dibawakan oleh para nabi dan rasul itu adalah satu, yaitu berasal dari Allah,
maka isi ajaran yang diajarkan sejak nabi Adam hingga Nabi Muhammad adalah sama,
yaitu Islam. Sehingga di antara mereka tidak ada perbedaan dalam mengajarkan aqidah
kepada ummatnya.

9
Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13:

Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh
dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. .... (QS. As-Syura:13)

Agama yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah, beriman kepada-Nya. Jadi jelas
bahwa aqidah Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sama seperti yang diajarkan oleh
para nabi dan rasul terdahulu.
Perbedaan ajaran para nabi dan rasul terdahulu itu hanya terletak pada syari’at-syari’atnya yang
berupa amalan-amalan. Perbedaan syari’at itu terjadi karena perbedaan situasi, cara berfikir,
kondisi sosial yang ada, dan sesuai dengan cara pandang msyarakat pada masanya.

3. Aqidah Islam melurusan aqidah-aqidah yang diselewengkan

Aqidah Islam yang dibawa dan diajarkan Nabi Muhammad bukan aqidah yang baru atau
merombak aqidah yang diajarkan para nabi dan rasul terdahulu. Melainkan hanya meluruskan
aqidah yang dibawa mereka setelah diselewengkan oleh umatnya terdahulu.
Aqidah yang diselewengkan misalnya, adalah penyelewengan yang dilakukan oleh orang-
orang yahudi terhadap nabi Sulaiman putra Dawud, mereka menuduh nabi Sulaiman menghimpun
kitab yang mengandung sihir dan disimpannya di bawah tahtanya, kemudian dikeluarkan dan
disiarkan. Dalam usaha mengacaukan ajaran Islam (aqidah Islam), orang-orang yahudi berusaha

10
menyebarkan sihir yang mereka anggap berasal dari bani Sulaiman. Padahal sebenarnya nabi
Sulaiman tidak mengajarkan atau mempraktikkan sihir. Beliau jelas mengetahui dan memahami
bahwa perbuatan sihir adalah termasuk pengingkaran terhadap Allah Azza wa Jalla. Sebab sihir
sebenarnya adalah tipuan dan muslihat yang hanya dilakukan oleh setan.
Dalam hal ini Allah berfirman :

Artinya: dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman
tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).
mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat
di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir….". (Qs. Al-Baqoroh : 102)

Contoh lain dari penyelewengan aqidah adalah penyimpangan orang-orang yahudi dan nasrani
dalam memahami Isa al-Masih. Islam menjelaskan bahwa nabi Isa adalah putra Maryam yang
diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Isa adalah anak suci dan bukan anak zina seperti yang

11
dituduhkan oleh orang-orang Yahudi. Beliau juga manusia biasa yang memiliki kelebihan, dan
kemudian diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Beliau juga bukan Tuhan seperti yang
dituduhkan orang Nasrani kepadanya.
Orang yahudi mengingkari keberadaan nabi Isa. Mereka menuduh Maryam melakukan zina
dengan seorang yang bernama Yusuf al-Najjar, sehingga melahirkan Isa. Mereka menuduh Isa
adalah anak zina.
Selain itu orang yahudi dan nasrani melakukan kesalahan, karena mengakui telah
membunuh dan melakukan penyaliban terhadap Isa putra Maryam, padahal mereka sebetulnya
tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi yang mereka bunuh dan disalib
adalah orang yang diserupakan Isa bernama Yudas Iskariot bekas muridnya.
Jelaslah bahwa Islam datang untuk meluruskan penyelewengan-penyelewengan aqidah
yang dilakukan oleh ummat terdahulu. Islam memberikan informasi dan pengukuhan bahwa
aqidah Islam adalah aqidah atau keyakinan yang benar dan lurus serta wajib untuk dianut dan
dipertahankan oleh seluruh ummat manusia.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana
seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan.
Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban
agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang
disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.

Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan
Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk
mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang
Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.

Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut
dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-
Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat
terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.

Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

13
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah
 http://www.kompasiana.com/masto/pengertian-dan-ruang-lingkup-
akidah_552e33656ea834581d8b45d4
 http://iqbalinformatikaumi.blogspot.co.id/2012/12/ayat-dan-hadits-mengenai-
aqidah_24.html
 http://blog-pelajaransekolah.blogspot.co.id/2014/09/fungsi-dan-peranan-aqidah.html
 http://aqidahmandenanyar.blogspot.co.id/2014/07/prinsip-prinsip-aqidah-islam.html
 https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-islam/

14

Anda mungkin juga menyukai