Anda di halaman 1dari 6

http://puputsilumut.blogspot.co.id/2014/10/program-menjaga-mutu-eksternal.

html

http://kusmanto-mbundel.blogspot.co.id/2014/11/sop-protap-penanganan-
perdarahan-ante.html

Metode coaching merupakan proses pembelajaran keterampilan klinik untuk


membantu mahasiswa mencapai tingkat kompetensi yang di inginkan melalui fase
demonstrasi, praktik dan evaluasi

Alih keterampilan dari seorang profesien kepada seseorang yang belum mengetahui
dan menguasai keterampilan

Bedanya :
• Coaching Dilakukan bukan hanya dilab kebid tapi juga di lahan praktik (klinik)
• Coaching bertujuan membuat seorang kompeten hingga ke pasien
• Coaching merupakan cara belajar mastery learning

Metode demonstrasi
• Suatu cara yang digunakan oleh seorang pengajar untuk membuat visualisasi proses
suatu keterampilan sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana proses
bekerja atau bagaimana mengerjakan suatu keterampilan
• Dengan metode ini diharapkan pengajar memberikan pengalaman konkrit kepada
mahasiswa

4 tahapan dalam metode demonstrasi


keterampilan
1. Persiapan
2. Penyajian
3. Aplikasi
4. Penilaian
a. Kebaikan Metode Demonstrasi
 Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada peserta
didik yang diikutsertakan.
 Pengalaman peserta didik bertamba.
 Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi
pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi
melihat dan mempraktekkannya secara langsung.
 Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran
dalam waktu relatif singkat.
 Dapat memusatkan perhatian anak didik.
 Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih jelas
dan konkrit.
 Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap
siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.
 Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu belajar.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
 Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang cukup.
 Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif.
 Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.
 Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik dan peserta
didik.
 Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif.

coaching demonstrasi
• Coaching Dilakukan bukan hanya dilab  Memerlukan waktu yang cukup lama,
kebid tapi juga di lahan praktik (klinik) tempat dan peralatan yang cukup.
• Coaching bertujuan membuat seorang  Apabila terjadi kekurangan media,
kompeten hingga ke pasien metode demonstrasi menjadi kurang
• Coaching merupakan cara belajar mastery efektif.
learning  Memerlukan biaya yang cukup mahal,
terutama alat.
 Membutuhkan tenaga dan kemampuan
yang optimal dari pengajar dan
mahasiswa
 Bila mahasiswa tidak aktif, metode
demonstrasi tidak efektif.
 Terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, mahasiswa disuruh langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
 Proses pembelajaran akan lebih menarik
 Dengan cara mengamati secara langsung
mahasiswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan
kenyataan.

Kegawatdaruratan dalam obstetrik adalah suatu keadaan gawat darurat pada ibu
hamil, bersalin dan nifas.
Kasus gawat darurat obstetri apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu
dan janinnya.
Mengingat manifestasi klinik kasus gawat darurat obstetrik sangat sukar dikenali, tergantung
pengetahuan, kemampuan daya pikir dan daya analisis, serta pengalaman bidan sebagai
tenaga penolong.
Dalam organisasi kesehatan bidan merupakan salah satu sumber daya manusia kesehatan
yang memiliki standar kompetensi yang wajib sebagai karakteristik terhadap standar kualitas
profesionalnya dalam bekerja.
Bidan adalah pemberi pelayanan kepada ibu sepanjang daur kehidupannya, melakukan
penanganan kasus gawat darurat obstetrik tidak terlepas dari pengetahuan dan sikap
dalam bertindak untuk melakukan rujukan.
Rujukan untuk kasus gawat darurat obstetric adalah rujukan tepat waktu.
Rujukan tepat waktu akan berhasil bila didukung dengan empat syarat yang bisa
mencegah terjadinya empat terlambat (4T), dalam penanganan kasus gawat darurat
obstetrik. Sistem rujukan yang adekuat memerlukan tenaga kesehatan terutama bidan,
bidan sebagai ujung tombak pelayanan gawat darurat obstetrik.
Pengetahuan dan sikap yang tinggi sangat penting dibutuhkan bagi seorang tenaga
kesehatan terutama bidan, karena kemampuan (ability) yang tinggi akan
membentuk kompetensi seorng pegawai/pekerja merupakan upaya meningkatkan
akselerasi penurunan angka kematian ibu dalam kasus penanganan gawat darurat
PDCA adalah singkatan dari PLAN, DO, CHECK dan ACT yaitu siklus peningkatan proses
(Process Improvement) yang berkesinambungan atau secara terus menerus seperti
lingkaran yang tidak ada akhirnya

P (Planning/perencanaan)
Unsur rencana kerja
a. Judul Rencana
Menurunkan angka kematian ibu di Desa Lubang Buaya.
b. Rumusan Pertanyaan/Uraian Masalah
Angka kematian ibu (AKI) di Desa Lubang Buaya pada tahun ini mengalami
peningkatan terutama pada masa persalinan. Kematian ibu bisa disebabkan karena 3
terlambat, 4 terlalu, yaitu :
3 terlambat :
1) Terlambat dalam mencapai fasilitas (transportasi ke rumah sakit/puskesmas jauh)
2) Terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat difasilitas
pelayanan (kurang lengkap atau tenaga medis kurang)
3) Terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan
4 terlalu :
1) Terlalu muda (usia dibawah 16 tahun)
2) Terlalu tua (usia diatas 35 tahun)
3) Terlalu sering (perbedaan usia antara anak sangat dekat)
4) Terlalu banyak (memiliki lebih dari 4 orang anak)
c. Rumusan tujuan
Menurunkan angka kematian ibu di Desa Lubang Buaya
d. Uraian Kegiatan
1) Melakukan pendataan ibu hamil yang mendekati masa persalinan
2) Mengantisipasi pilihan ibu
3) Melakukan screning pada ibu hamil yang resiko tinggi
4) Melakukan penyuluhan tentang P4K dan pengenalan tanda bahaya persalinan
e. Metode atau kriteria penilaian
1) Metode Peyuluhan, yaitu :
- Ceramah
- Tanya jawab
2) Materi penyuluhan, yaitu :
- Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
- Pengenalan tanda bahaya pada persalinan.
f. Waktu
1) Saat posyandu
2) Saat ada kegiatan kelas hamil atau senam hamil.
g. Pelaksana
1) Bidan
2) Kader
h. Biaya
1) Konsumsi Rp. 150.000,00
2) Sarana dan prasarana Rp. 100.000,00
3) Lain-lain Rp. 200.000,00

D (DO/Pelaksanaan)
1) Melakukan pendataan ibu hamil yang mendekati masa persalinan.
2) Mangantisipasi pilihan pasien
Pada masyarakat yang pendapatannya sedikit (miskin) dan jarak pelayanan
kesehatannya jauh, kemungkinan orang tersebut akan memilih bersalin ke dukun. Jadi,
jauh-jauh hari bidan harus menyarankan untuk tabulin (tabungan ibu bersalin) agar ibu
memiliki cukup dana dan menyarankan kepada mereka untuk bersalin di tenaga
kesehatan bukan ke dukun, terutama minta bantuan TOMA atau anggota keluarga
yang biasa berwewenang dalam mengambil keputusan.
3) Melakukan screening pada ibu hamil yang resiko tinggi. Ibu yang termasuk golongan
beresiko tinggi adalah :
a. Umur terlalu muda (<16 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun).
b. Tinggi badan <145 cm
c. Jarak antara kehamilan terlau dekat (<2 tahun) atau terlau lama (> 10 tahun) .
d. Hamil dengan anemia
e. Ibu dengan riwayat persalinan buruk (perdarahan, operasi, dll)
4) Memberikan penyuluhan tentang P4K dan pengenalan tanda bahaya persalinan :
Tanda bahaya persalinan antara lain:
a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu merasakan mules
b. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c. Ibu tidak kuat mengejan/ mengalami kejang
d. Air ketuban keruh atau berbau
e. Plasenta tidak keluar setelah bayi lahir
f. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
5) Menyuruh ibu dan keluarga untuk mempersiapkan hal-hal seperti BAKSOKUDA untuk
mengantisipasi jika diperlukan rujukan
B : bidan
A : alat
K : keluarga
S : surat
O : obat
K : kendaraan
U : uang
DA : darah
6) Meminta keluarga untuk mempersiapkan kendaraan atau meminta bantuan orang yang
punya kendaraan untuk menyewakan kendaraan untuk merujuk pasien kalau perlu minta
bantuan perangkat Desa, TOMA dalam merujuk pasien.
CHEK/Pemantauan
Setelah melakukan rencana kerja, selanjutnya melakukan chek atau penilaian apakah
tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana atau belum. Apakah ibu sudah
memahami penyuluhan yang telah diberikan atau belum, dan apakan ada perubahan
yang lebih positif atau tidak di Desa Lubang Buaya.
A (Action/Perbaikan)
Selanjutnya merumuskan tindakan perbaikan apabila terdapat penyimpangan dari
pemantauan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai