Anda di halaman 1dari 8

Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja....

Nurhidayati

Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja


(Studi Fenomenologi Pada Remaja Pasca Kematian Orangtua)
Nurhidayati, Lisya Chairani

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau


email : lisyachairani@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kematian orangtua bagi remaja.
Subjek penelitian adalah remaja putra dan putri yang telah meninggal salah satu atau
ke dua orang tuanya, berjumlah sepuluh orang. Pendekatan yang digunakan adalah
kualitatif fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kematian orang
tua bagi remaja adalah kehilangan. Adapun kehilangan yang dirasakan oleh remaja
meliputi kehilangan sosok pemberi perhatian dan kasih sayang, kehilangan model,
kehilangan sumber rasa aman, dan kehilangan teman berbagi. Remaja mengungkap-
kan perasaan kehilangannya dengan menangis, merasa sedih, melakukan penolakan,
dan menyesal. Pasca kematian orangtua kebutuhan utama remaja adalah tersedi-
anya figur pengganti. Figur pengganti yang dapat berfungsi mengisi kehilangan akan
menghasilkan perilaku sosial yang bertanggung jawab, membantu remaja menerima
kematian orangtua sebagai takdir dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik serta
tercapainya kemandirian emosional. Sebaliknya figur pengganti yang tidak berfungsi
mendorong terjadinya penyimpangan perilaku sosial dan gangguan moral pada re-
maja yang menglami kehilangan.

Kata kunci: kematian, orang tua, remaja

Abstract

The aims of this research was to find the meaning of parental death among adoles-
cents. Research participants were ten adolescents who loss one of or both their par-
ents. Using qualitative approach these research find the meaning of parental death is
loosing. Loosing parent lead to lack of resources for normal development such as role
model, love, caring, and friendship. The expression of loosing is crying, denying, sad,
and regret. The effects of parental death relates to availability of functioning of sig-
nificant others. Significant others as a subtitute parent is important variabel to protect
adolenscent from interpersonal problems and vice versa.

Keywords : death, loss, parent, adolenscent

Pendahuluan terhadap kehidupan selanjutnya. Apa lagi jika


orang tersebut dekat dengan kita, orang yang
Kematian merupakan bagian yang dikasihi, maka akan ada masa dimana kita
tidak terlepas dari kehidupan manusia. Ke- akan meratapi kepergian mereka dan mera-
matian merupakan fakta hidup, setiap manu- sakan kesedihan yang mendalam.
sia di dunia pasti akan mati. Kematian tidak Peristiwa kematian juga mempen-
hanya dialami oleh kaum lanjut usia, tapi juga garuhi proses perkembangan, hal ini dikare-
oleh orang-orang yang masih muda, anak- nakan kematian itu menimbulkan duka yang
anak bahkan bayi. Seseorang dapat mening- mendalam bagi remaja dan rasa duka itu
gal karena sakit, usia lanjut, kecelakaan dan menyebabkan munculnya penolakan, tidak
sebagainya. Jika seseorang meninggal dunia, mampu menerima kenyataan, perasaan be-
peristiwa kematian tersebut tidak hanya meli- bas, putus asa, menangis, resah, marah, per-
batkan dirinya sendiri namun juga melibatkan asaan bersalah, merasa kehilangan, rindu,
orang lain, yaitu orang-orang yang ditinggal- perasaan tidak rela. Adapun faktor yang me-
kannya, kematian dapat menimbulkan pen- nyebabkan rasa duka yang dialami subjek
deritaan bagi orang-orang yang mencintai yaitu hubungan individu dengan almarhum,
orang tersebut (Turner & Helms dalam Ca- proses kematian, jenis kelamin orang yang
hayasari, Tt). ditinggalkan, latar belakang keluarga, dan
Setiap orang yang meninggal akan dukungan sosial.
disertai dengan adanya orang lain yang dit- Kematian salah satu atau ke dua or-
inggalkan, untuk setiap orangtua yang menin- angtua akan menyisakan luka yang men-
ggal akan ada anak-anak yang ditinggalkan. dalam bagi remaja. Bahkan tidak jarang re-
Kematian dari seseorang yang kita kenal maja mengalami shock dan sangat terpukul.
terlebih kita cintai, akan sangat berpengaruh Krisis yang ditimbulkan akibat kehilangan

41
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

orang tua memiliki dampak serius dalam ta- jadi ketika berhentinya proses aktivitas dalam
hapan perkembangan remaja. tubuh biologis seorang individu yang ditandai
Masa remaja yang merupakan tong- dengan hilangnya fungsi otak, berhentinya
gak penting dalam pembentukan identitas detak jantung, berhentinya tekanan aliran da-
tentunya sangat membutuhkan dukungan rah dan berhentinya proses pernafasan serta
dari orang-orang yang dicintainya, dalam hal terhentinya hubungan manusia dengan alam
ini orang tua. Orang tua yang menanamkan dunia.
nilai-nilai dasar, menyediakan kasih sayang, Subjek dalam penelitian ini adalah re-
dukungan baik berupa moril maupun materil, maja. Remaja berasal dari kata adolensence
menjadi role model bagi anaknya. (remaja) masa perkembangan transisi antara
Kematian orang tua menjadi peris- anak-anak menjadi dewasa yang mencakup
tiwa yang sangat berarti bagi remaja karena perubahan biolologis, kognitif, dan sosial
dengan demikian keluarganya tidak lagi utuh. emosional (Santrock, 2003). Sedangkan men-
Akan banyak perubahan dan penyesuaian urut Hurlock remaja adalah tumbuh menjadi
yang terjadi. Hal ini juga tidak menutup ke- dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti
mungkinan dapat menimbulkan konflik dalam yang lebih luas mencakup kematangan men-
diri remaja. tal, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1997).
Berdasarkan uraian di atas maka tu- Salah satu peristiwa hidup yang diha-
juan penelitian ini adalah untuk memahami dapi remaja adalah kematian anggota kelu-
makna kematian orangtua bagi remaja. Meng- arga dicintai atau kematian sendiri yang akan
gali bagaimana remaja menghadapi kematian datang kepada mereka yang mengancam
orang tua. Adapun rumusan masalah yang jiwa. Kematian bukan masalah yang biasa
ingin peneliti gali dalam penelitian ini adalah: bagi remaja. Sekitar 4% remaja di Amerika
Apa Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja Serikat kehilangan orang tua karena kema-
dan bagaimana remaja menghadapi kema- tian sebelum mereka mencapai usia 18, dan
tian orangtua. 1,5 juta remaja tinggal di keluarga orang tua
tunggal karena kematian (US Biro Sensus,
Kematian 1993).
Menghadapi kematian orang tua di
Kematian merupakan fakta biologis, usia dini merupakan ujian yang berat bagi
akan tetapi kematian juga memiliki dimensi setiap remaja. Sebagaimana penelitian sebe-
sosial dan psikologis. Secara biologis kema- lumnya yang telah dilakukan oleh Sari yang
tian merupakan berhentinya proses aktivitas berjudul Grief (Kedukaan) Pada Remaja Pas-
dalam tubuh biologis seorang individu yang ca Kematian Ayah. Adapun hasil penelitian ini
ditandai dengan hilangnya fungsi otak, ber- menunjukkan gambaran grief yang dialami re-
hentinya detak jantung, berhentinya tekanan maja pasca kematian ayah dapat dilihat mel-
aliran darah dan berhentinya proses perna- alui jenis grief yaitu ekspresi fisik hilangnya
fasan. Ismail (2009) mengatakan bahwa se- selera makan, sulit tidur dan sakit, ekspresi
cara medis kematian dapat dideteksi yaitu kognitif kebingungan, ketidak percayaan, dan
ditandai dengan berhentinya detak jantung ketergantungan pada kenangan mengenai
seseorang. Namun pengetahuan tentang ke- ayah, ekspresi afektif putus asa dan perasaan
matian sampai abad moderen ini masih san- sedih, ekspresi tingkahlaku menarik diri dari
gat terbatas. Tidak ada seorangpun yang tahu lingkungan dan melalui tahap grief yaitu ta-
kapan dia akan mati. Karena itu tidak sedikit hap awal seperti tidak percaya dan bingung
pula yang merasa gelisah dan stress akibat serta mengekspresikan perasaan melalui me-
sesuatu hal yang misterius ini. Dimensi psikol- nangis yang berlangsung lebih kurang dua
ogis dari kematian menekankan pada dinami- minggu, tahap pertengahan seperti perilaku
ka psikologi individu yang akan mati maupun obsesif dengan mengulang kenangan saat
orang- orang di sekitar si mati baik sebelum bersama ayah berlangsung setelah lebih dari
dan sesudah kematian (Hartini,2007). dua minggu hingga satu tahun, dan tahap ke-
Sihab (2008) mengatakan bahwa ke- luarganya berlangsung setelah satu tahun.
matian pemutusan segala kelezatan duni- Dampak grief yang dialami remaja pasca ke-
awi, dia adalah pemisah antara manusia dan matian ayah yaitu efek fisik badan menjadi
pengaruh kenyamanan hidup orang- orang kurus dan sulit tidur, efek emosional ataupun
yang lalai. Hal ini sejalan dengan firman Allah psikologis, penurunan prestasi sekolah, dan
dalam Al-Qur’an “Dimana saja kamu berada, efek sosial menutup diri dan tertutup terhadap
kematian akan mendapatkan kamu, kendati- lingkungan.
pun kamu di dalam benteng yang tinggi dan Koocher dan Gudas (1992) dengan
kokoh” (Annisa:4:78). Maut juga disebut se- tepat menyatakan bahwa asumsi remaja ten-
bagai pengancam hidup bagi manusia, seh- tang kematian yakni tidak nyamannya remaja
ingga kebanyakan dari individu takut akan dengan kematian, bukan realitas kemampuan
kematian itu sendiri. Berdasarkan uraian di remaja untuk memahami dan mengatasi ke-
atas dapat disimpulkan bahwa kematian ter- matian. Sebagai akibatnya, remaja memiliki

42
Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja.... Nurhidayati

kekhawatiran ketika berpikir tentang kema- kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi


tian, dan kekhawatiran terhadap pertanyaan dan memahami proses atau kejadian, suatu
tentang kematian. fenomena, atau suatu konsep yang terlalu
Studi lain menunjukkan bahwa tidak kompleks untuk diuraikan variabel-variabel
semua remaja mampu memahami kematian yang menyertainya (Creswell, 2002).
akan tetapi peristiwa itu akan sangat terkait Responden pada penelitian ini ber-
erat dengan masa perkembangan remaja ter- jumlah sepuluh orang dengan karakteristik
utama pada perkembangan kognitif (Koocher, sebagai berikut : (1) Remaja laki-laki dan
1973; Putih, Elsom, & Prawat, 1978). Tidak perempuan yang meninggal salah seorang
mengherankan, remaja yang telah memiliki dari orang tuanya. (2) Berusia antara 14 –
pengalaman tentang kematian tampaknya 20 tahun, karena sudah mampu mendesk-
memiliki pemahaman yang lebih matang dari ripsikan tentang kematian. (3) Remaja yang
pada rekan-rekan mereka yang kurang ber- sudah meninggal salah satu maupun ke dua
pengalaman (Schonfeld& Kappelman, 1990). orang tuanya.
Tidak adanya pengalaman tentang Pengumpulan data dilakukan meng-
kematian membuat remaja kurang mampu gunakan metode wawancara mendalam.
dalam memahami konsep tentang kematian. Wawancara bersifat retrospektif mengingat
Pengembangan konsep kematian tampa- peristiwa yang dialami responden adalah
knya tergantung sampai batas tertentu pada peristiwa yang telah lama terjadi. Wawancara
perkembangan kognitif. Penelitian menunjuk- dilakukan beberapa kali bersama responden
kan bahwa pemahaman remaja terhadap ke- dan informan tambahan yaitu pengasuh atau
matian bervariasi secara sistematis dengan saudara reponden.
usia (dan mungkin dengan tingkat perkem- Analisis data dilakukan dengan kod-
bangan kognitif remaja). Namun, untuk rema- ing terbuka pada hasil verbatim yang diper-
ja khususnya, pengalaman tentang kematian oleh. Selanjutnya hasil koding dikelompokkan
anggota keluarga tercinta dapat berfungsi un- sesuai dengan tema yang dimunculkan dari
tuk mempercepat pemahaman tentang kema- verbatim. Keabsahan data pada penelitian ini
tian. dilakukan dengan member checking (melaku-
Berkembangnya pemahaman remaja kan pengecekan hasil verbatim kepada re-
ini tentunya tidak terlepas dari perkembangan sponden terkait kesesuaian data dengan apa
kemampuan kognitifnya. Menurut Piaget yang telah disampaikan kepada peneliti).
(Santrock, 2007) remaja termotivasi untuk
memahami dunianya karena hal ini merupa- Hasil
kan bentuk adaptasi biologis. Secara aktif
remaja mengkonstruksikan dunia kognitifnya Kehilangan
sendiri dengan demikian informasi- informasi Rice (dalam Cahayasari, 2008) meng-
dari lingkungan tidak hanya sekedar tertu- emukakan bahwa kehilangan orang yang
ang dalam pikiran mereka. Agar remaja lebih dicintai diidentifikasi sebagai suatu kehilangan
mampu memahami dunia, remaja mengor- yang sangat mendalam. Rasa kehilangan
ganisasikan pengalaman- pengalaman yang bersifat individual, karena setiap individu
mereka peroleh dan kemudian memisahkan tidak akan merasakan hal yang sama tentang
gagasan- gagasan yang menurut mereka kehilangan. Sebagian individu akan merasa
penting dan gagasan yang menurut mereka kehilangan hal yang biasa dalam hidupnya
tidak penting yang kemudian akan digabung- dan dapat menerimanya dengan sabar. Indi-
kan satu sama lain. Remaja juga akan men- vidu yang tidak mampu menerima kehilangan
gadaptasikan pemikiran-pemikiran mereka orang yang disayang dalam hidupnya akan
yang melibatkan gagasan baru yang kemu- merasa sendiri dan berada dalam keterpuru-
dian akan menambah pemahaman mereka. kan. Sebagaimana ungkapan Isna:
Peristiwa kematian orang tua tentunya mem- “Isna merasa nggak punya siapa- siapa lagi di
beri pengalaman tersendiri bagi remaja den- dunia ini dan hal ini lebih berat dari pada saat
gan segala keterbatasan pemahamannya. ayah meninggal” (W.01.13-14.Isna).
Untuk itu, penelitian ini berupaya untuk meng-
gali bagaimana remaja memaknai kematian Kematian ke dua orangtua membuat
orang tuanya dan bagaimana peristiwa itu Isna merasa tidak memiliki siapa- siapa. Na-
memberi pengarug pada proses perkem- mun berbeda dengan Denda, sebagaimana
bangannya. ungkapannya:
“Saat itu Denda benar- benar sedih kak dan
Metode nggak tau harus berbuat apa. Dan berfikir
apa yang bisa Denda perbuat jika tanpa ibu”
Penelitian ini bertujuan untuk meng- (W.01.23-24.Denda).
etahui makna kematian orangtua bagi re-
maja. Pendekatan yang digunakan adalah Kehilangan tidak hanya dirasakan
pendekatan kualitatif. Adapun pendekatan oleh individu pada saat berusia remaja, ke-

43
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

hilangan juga dirasakan oleh remaja semen- Kehilangan orangtua menjadikan re-
jak usia dini. Hal ini karena salah satu atau maja menjadi pribadi yang lebih baik, dan
ke dua orangtua mereka meninggal ketika menjadi lebih bertanggung jawab atas dirinya
mereka masih balita. Sebagaimana ungka- sendiri.
pan Ocha: Setiap remaja memiliki makna ter-
“Namanya juga meninggal ya kak, jadi kita sendiri dalam mengartikan kehilangan. Seba-
tidak bisa mengindari. Tapi akibat dari itu se- gaimana ungkapan Tati:
mua, Ocha jadi seperti ini tidak mendapatkan “Ketika ayah meninggal, Tati sadar bahwa Tati
kasih sayang dari ibu dan ayah pun sudah tidak lagi memiliki orang tua yang utuh. Dan
tidak memperhatikan Ocha. Akibatnya sering berarti ada yang hilang dalam keluarga, dan
iri sama teman- teman yang masih memiliki kami tidak lagi memiliki keluarga yang utuh
orang tua yang utuh” (W.03.423- 434.Ocha). seperti sebelumnya” (W.01.81-83.Tati)

Kematian ibunya di usia tiga tahun, Kehilangan orangtua akan menimbul-
membuat Ocha tidak dapat merasakan had- kan dampak terhadap perkembangan remaja.
irnya figur ibu di dalam hidupnya. Hal yang Remaja yang mampu memahami kehilangan
sama juga dirasakan Lila: sebagai suatu hal positif akan dapat melak-
“Waktu itu lila masih berumur 3 tahun, jadi sanakan tugas perkembangannya dengan
belum terlalu mampu merasakan perasaan baik, seperti mampu mencapai perilaku so-
ditinggal untuk selamanya oleh ayah. Hanya sial yang bertanggung jawab dan mencapai
saja merasa ada yang hilang, dan ayah tidak kemandirian emosional. Sebaliknya remaja
pernah muncul lagi dalam kehidupan sehari- yang tidak mampu memahami kehilangan se-
hari” (W.01.8-12. Lila). bagai suatu hal yang positif akan mengalami
masalah dalam perkembangannya.
Pada dasarnya balita belum mampu Adapun masalah yang mendasar pada
memahami tentang kehilangan, namun hal ini remaja adalah kurangnya kasih sayang yang
dapat dipahaminya ketika dia sudah beranjak seharusnya diperoleh remaja. Remaja yang
remaja. Kehilangan mulai mereka rasakan tidak mendapatkan kasih sayang akan beru-
pada saat mereka merasa berbeda dari te- saha mendapatkan apa yang seharusnya dia
man- temannya yang masih memiliki orang- peroleh. Sebagaimana ungkapan Ocha:
tua yang utuh, sebagaimana ungkapan Tata: “Ocha ingin mencari kesenangan, kebaha-
“Dulu waktu kecil, hal- hal yang paling mem- giaan, kasih sayang, teman- teman yang
buat sedih itu diejek sebagai anak yatim. Dan bisa mengerti Ocha dan yang pastinya bisa
dipanggil sebagai anak yatim itu tidak enak, menerima Ocha apa adanya” (W.01.268-270.
rasanya sedih banget. Dulu itu sering menan- Ocha).
gis juga kalau diejek sama teman- teman se-
bagai anak yatim” (W.01.26-29.Tata) Untuk memperoleh kasih kasih say-
ang, Ocha bergabung ke dalam komunitas
Tidak selamanya remaja mengang- belok (penyuka sesama jenis/ perempuan).
gap kehilangan adalah sebagai suatu hal Kasih sayang adalah hal yang mutlak harus
yang buruk, sebagian remaja mampu meneri- diperoleh setipa individu, kuhusnya remaja.
ma kehilangan sebagai suatu hal yang positif. Hal ini karena masa remaja adalah masa
Sebagaimana ungkapan Andri: yang sangat rentan bagi setiap individu. Ke-
“saat ini, Andri sudah bebas kemana saja tika remaja kehilangan figur yang seharusnya
yang Andri mau tanpa ada yang melarang dapat memberikan kasih sayang, maka dia
dan bahkan yang memarahi. Sewaktu apak akan mencari figur yang mereka anggap da-
masih ada, apak selalu melarang Andri untuk pat memberikan kasih sayang sebagaimana
keluar malam tapi sekarang Andri bebas ke- yang mereka inginkan.
mana saja apa lagi tinggal di kos. Jadi harus
lebih bisa menjaga diri sendiri.” (W.01.48-51. Setiap remaja memiliki makna
Andri) tersendiri tentang kehilangan orangtua, na-
mun pada umumnya mereka mengartikan
Pasca kematian ayahnya, Andri tidak kehilangan orangtua sebagai hilangnya figur
pernah dikekang oleh keluarganya sehingga yang akan memberikan kasih sayang, hi-
Andri bebas melakukan apa saja. Kebebasan langnya keutuhan keluarga, kehilangan mod-
yang dimilikinya tidak lantas membuat Andri el, kehilangan arah, kehilangan rasa aman
lengah, akan tetapi jusru Andri merasa ber- dan kehilangan teman berbagi. Oleh karena
tanggung jawab penuh atas dirinya. Hal yang itu kehilangan memberikan dampak positif
sama juga dirasakan Rian, sebagaimana un- dan negatif bagi remaja. Dampak positifnya
gkapannya: adalah kehilangan mampu membuat remaja
“mau nakal di sekolah tapi ingat pesan ayah lebih mandiri, sebaliknya dampak negatif dari
untuk baik- baik sekolah nggak jadi nakalnya” kehilangan orangtua adalah terganggunya
(W.01.29-31.Rian) perkembangan remaja.

44
Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja.... Nurhidayati

Kebutuhan Akan Figur Pengganti oleh keluarga terdekatnya, namun ada per-
bedaan antara mereka. Selama tinggal ber-
Pasca kematian salah satu atau ke sama oomnya Ocha tidak pernah lagi men-
dua orangtua, remaja membutuhkan figur dapatkan perhatian dari ayahnya atau pun
pengganti. Kebutuhan akan figur pengganti ibu tirinya baik secara materi maupun secara
mutlak diperlukan oleh remaja, khususnya psikologis. Berbeda dengan Denda yang
pada remaja yang meninggal orangtuanya masih memiliki hubungan yang baik dengan
pada saat usia dini. Hal ini karena mereka ayah dan ibu tirinya. Pasca kematian ibunya
sangat membutuhkan perhatian dan kasih Denda tetap mendapatkan perhatian dari
sayang yang seharusnya mereka peroleh dari ayahnya dan ibu tiri, baik secara materi mau-
ke dua orangtua. Sebagaimana ungkapan pun psikologis meskipun mereka tidak tinggal
Lila: serumah.
“Saat itu, Lila bertanya pada ibu ke mana Secara psikologis Ocha lebih merasa
ayah? Akan tetapi ibu hanya menjawab ayah kurang mendapatkan perhatian dibandingkan
tidur. Karena seringnya Lila menanyakan Denda dan juga Isna meskipun mereka sama-
ayah, mungkin itu yang membuat ibu berfikir sama diasuh oleh keluarga terdekatnya. Ke-
dan memiliki keinginan untuk menikah kem- beradaan oom dan tantenya sebagai figur
bali dan menghadirkan sosok seorang ayah pengganti tidak mampu membuat Ocha men-
untuk Lila. Karena saat itu Lila sering sekali dapatkan perhatian dan kasih sayang. Seba-
melihat teman- teman seumuran Lila bermain gaimana ungkapannya:
dengan ayahnya, sedangkan Lila tidak bisa
merasakan itu” (W.01.8-14.Lila). “Oom jarang pulang kak, karena dia bekerja
pagi sampai malam jadi jarang ngomong
Figur pengganti dapat diperoleh re- sama dia. Kalau sama tante paling ngomong
maja dari orang- orang terdekat, seperti pen- seperlunya aja. Ocha tidak pernah bisa ber-
gasuhan dari keluarga terdekat, ayah tiri atau cerita mengenai keluhan Ocha sehari- hari
ibu tiri. Figur pengganti dapat diperoleh dili- kepada tante lagian tante juga tidak pernah
hat dari figur yang meninggal. Remaja yang bertanya. Jadi Ocha benar- benar merasa
meninggal ayah dan ibunya akan diasuh oleh kurang kasih sayang dari orang tua. Ocha
keluarga terdekat, Sebagaimana ungkapan tidak memiliki tempat untuk berbagi, apalagi
Isna: untuk bermanja” (W.02.336- 341. Ocha).
“semenjak ibu meninggal Isna diasuh dengan
baik oleh Paman dan Bibi mereka memper- Kurangnya perhatian dari keluarga
lakukan Isna sama sudah seperti anak kand- membuat Ocha mencari figur yang diang-
ung mereka dan Isna sangat bersyukur atas gapnya mampu memberikan itu semua. Saat
itu” (W.01.160-162). ini Ocha bergabung ke dalam sebuah komu-
nitas yang disebut dengan belok (penyuka
Hal yang sama juga dirasakan oleh re- sesama jenis/ perempuan). Sebagaimana un-
maja yang meninggal ibunya. Pada umumnya gkapannya:
remaja yang meninggal ibunya juga diasuh
oleh keluarga terdekatnya, hal ini karena “Ocha ingin mencari kesenangan, kebaha-
ayahnya menikah lagi dan tinggal terpisah giaan, kasih sayang, teman- teman yang bisa
dengan remaja. Sebagaimana yang dikemu- mengerti Ocha dan yang pastinya bisa men-
kakan Ocha dan Denda: erima Ocha apa adanya. Karena di sekolah
“Sekarang Ocha tinggal sama adik papa kak”. Ocha tidak memiliki teman- teman yang bisa
tante sudah tau bagaimana kondisi Ocha se- mengerti Ocha, mereka hanya mau berteman
menjak tinggal bersama ayah dan ibu tiri ma- dengan Ocha disaat Ocha punya uang, akan
kanya tante memutuskan untuk membawa tetapi saat Ocha kesusahan mereka tidak
Ocha pindah ke Pekanbaru” (W.02.75,79-80. mau berteman dengan Ocha. Dan mereka
Ocha). juga tidak bisa menerima keadaaan Ocha
“Hubungan dengan ayah baik- baik aja sih yang sulit dari segi ekonomi, mereka juga
kak, ayah sering jenguk Denda ke sini tapi tidak bisa diajak untuk berbagi dan menceri-
sama ibu tiri. Karena tiga bulan setelah ke- takaan kesulitan yang saat ini Ocha hadapi”
matian ibu ayah menikah lagi” (W.01.45-46. (W.02.268-275.Ocha).
Denda). “Kalau perhatian ayah nggak ada
yang berubah kak, mungkin karna sekarang Bergabungnya Ocha ke dalam komu-
Denda juga lebih banyak menghabiskan wak- nitas belok (penyuka sesama jenis/perem-
tu di Pesantren jadi nggak terlalu terasa dan puan), tidak hanya untuk mendapatkan figur
menurut Denda ayah nggak pernah berubah yang mampu memberinya kasih sayang na-
terhadap kami hanya saja nenek tidak mem- mun juga dipicu oleh perasaan trauma terha-
perbolehkan Denda tinggal bersama ayah dap laki- laki terutama ayahnya. Sebagaima-
dan pulang kesana” (W.01.49-52.Denda). na ungkapan Ocha:
Saat ini Ocha dan Denda sama- sama diasuh “Sebenarnya bukan cuma itu alasannya kak,

45
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

Ocha masuk ke dalam komunitas belok ka- matian ayah tidak membuat mereka mengala-
rena Ocha merasa trauma terhadap laki- laki mi gangguan perkembangan. Hal ini karena
terutama ayah Ocha. Mengapa dengan mu- mereka mendapatkan dukungan yang penuh
dahnya dia menikah lagi setelah ibu mening- dari keluarga yang lain. Selain itu mereka juga
gal dan dia juga menyia- nyiakan kami hingga menyadari bahwa kematian ayah membuat
saat ini kami terluntang lantung seperti ini” mereka memiliki tanggung jawab yang lebih
(W.02.278-281.Ocha). atas dirinya dan juga keluarga. Sebagaimana
ungkapan Andri:
Bergabungnya Ocha ke dalam komui- “Andri lebih berfikir fositif aja, karena segala
tas belok (penyuka sesama jenis/ perempuan) sesuatu pasti ada hikmahnya. Bagi Andri
sudah lama diketahui oleh oom dan tantenya, meninggalnya apak membuat Andri lebih me-
namun Ocha tidak pernah mendapatkan te- miliki rasa tanggung jawab yang kuat teru-
guran dari mereka. Sebagaimana ungkapan- tama pada diri sendiri. Karena saat ini, Andri
nya: sudah bebas kemana saja yang Andri mau
“Tante paling Cuma ngejek aja kalau pacar tanpa ada yang melarang dan bahkan yang
Ocha cantik dan Oom bilang ja dosa tan- memarahi. Sewaktu apak masih ada, apak
gung masing masing ya Cha… gitu aja kak” selalu melarang Andri untuk keluar malam
(W.03.396-397.Ocha) “Kayaknya nggak tapi sekarang Andri bebas kemana saja apa
ada larangan kak, jadi biasa aja” (W.03.399. lagi tinggal di kos. Jadi harus lebih bisa men-
Ocha). jaga diri sendiri” (W.01.45- 51.Andri).

Untuk mengusir kesediahnnya Ocha Kematian ayah juga membuat remaja
tidak hanya bergabung ke dalam komunitas berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya
belok (penyuka sesama jenis/ perempuan), meskipun tidak mendapatkan figur pengganti.
akan tetapi Ocha juga merokok. Sebagaima- Sebagaimana ungkapan Rian:
na ungkapannya: “Kalau perubahan ada sih kak, misalnya mau
“Kalau kakak bertanya apa Ocha sanggup nakal di sekolah tapi pesan ingat pesan ayah
menghadapi semua ini, Ocha nggak sang- untuk baik- baik sekolah nggak jadi nakalnya.
gup kak. Terkadang kalau terlalu pusing Ocha Kadang juga sering ditegur ibu guru dan
bawak ja merokok. Biar hilang pusingnya” mengingatkan kalau Rian sudah tidak punya
(W.03.389- 391.Ocha). ayah jadi jangan nakal” (W.01.30-32.Rian).

Berbeda dengan remaja yang menin- Sebelumnya Rian adalah remaja yang
ggal ayahnya, mereka akan mendapatkan fig- nakal, namun pasca kematian ayahnya Rian
ur pengganti ayah tiri, akan tetapi tetap ting- berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Hal
gal bersama ibunya. Sebagaimana ungkapan ini dilakukannya karena dia tidak ingin ayahn-
Lila: ya kecewa atas dirinya. Perubahan yang ter-
“Setelah dua tahun kepergian ayah, ibu me- jadi pada Rian tidak terlepas dari dukungan
miliki pacar, dan kemudian dikenalkan pada langsung dari orang- orang di sekitarnya sep-
Lila dengan tujuan mendekatkan kami. Hing- erti keluarga, dan guru di sekolah yang selalu
ga akhirnya ibu menikah” (W.01.17-18.Lila). memberi peringatan terhadap dirinya.
Adanya ayah tiri sebagai figur penggati, tidak Sejatinya kehadiran figur pengganti
lantas membuat remaja merasa bahagia. sangat dibutuhkan oleh remaja pasca kema-
Akan tetapi ada batasan- batasan yang harus tian salah satu atau ke dua orangtua khususn-
di jaga antara remaja dengan figur pengganti ya pada remaja yang meninggal orangtuanya
kususnya pada remaja putri. Sebagaimana di usia dini. Jika remaja tidak mendapatkan
ungkapan Lila: figur pengganti, maka yang diperlukan adalah
“Lila melihat teman- teman Lila bisa memeluk dukungan dari keluarga baik dari segi ekono-
ayahnya, akan tetapi Lila tidak bisa. Ibu mela- mi maupun psikologis. Jika remaja memper-
rang untuk terlalu dekat dengan ayah, karena oleh dukungan yang baik dari keluarganya,
ayah lebih muda 10 tahun dari pada ibu. La- maka figur pengganti tidak mutlak diperlukan
gian Lila juga merasa harus membatasi diri. khususnya pada remaja yang ditinggal orang-
Hal itu yang terkadang membuat Lila berfikir, tuanya pada saat sudah beranjak remaja.
seandainya ayah masih hidup pasti Lila bisa Umumnya remaja yang meninggal
merasakan apa yang teman- teman Lila rasa- orangtuanya di usia remaja, sudah mampu
kan” (W.01.25- 29. Lila). mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
Sehingga mereka mampu mencapai perilaku
Tidak semua remaja yang meninggal sosial yang bertanggung jawab, mampu men-
ayahnya mendapatkan figur pengganti. Se- capai kemandirian emosional dan mampu
bagian dari mereka hidup dengan orangtua melakukan tugas perkembangannya dengan
tunggal. Hidup dengan orangtua tua tunggal baik.
membuat remaja tidak mendapatkan kasih Dari hasil wawancara keseluruhan
sayang dari figur seorang ayah. Namun ke- terhadap sepuluh orang subjek, mengungkap

46
Makna Kematian Orangtua Bagi Remaja.... Nurhidayati

kan bahwa makna kematian orangtua adalah jawab setiap muslim meskipun tidak memiliki
kehilangan. Adapun kehilangan yang dirasa- hubungan darah dengan mereka.
kan oleh remaja meliputi kehilangan perha- Figur pengganti mutlak diperlukan
tian dan kasih sayang, kehilangan figur yang oleh remaja pasca kematian salah satu atau
dapat dijadikan sebagai panutan (model), ke dua orangtua, khususnya pada remaja
kehilangan perlindungan (rasa aman), serta yang meninggal orangtuanya di usia dini. Hal
kehilangan teman berbagi, kehilangan keutu- ini karena figur pengganti diharapkan mampu
han keluarga serta kehilangan arah. Secara menggantikan peran orangtua yang telah tia-
emosional remaja mengungkapkan perasaan da. Tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan
kehilangannya dengan menangis, sulit men- ekonomi, akan tetapi juga pemenuhan akan
erima kenyatan, marah, perasaan bersalah, kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan per-
dan perasaan bebas. Menurut Papalia dkk, hatian dan kasih sayang, kebutuhan model,
kehilangan (Breavement) adalah kehilangan kebutuhan rasa aman serta kebutuhan teman
seseorang yang dekat dan proses penyesua- berbagi. Figur pengganti tidak hanya diharap-
iannya dapat mempengaruhi nyaris seluruh kan dapat menggantikan peran orangtua,
aspek kehidupan mereka yang ditinggalkan namun figur pengganti juga diharapkan mam-
(dalam Sari, Tt). Adapun dampak psikologis pu memberikan dukungan langsung terhadap
yang dimunculkan pasca kematian salah satu remaja pasca kematian orangtua. Hal ini di-
atau ke dua orangtua seperti terpukul, bera- harapkan dapat mengurangi rasa kehilangan
da dalam keterpurukan, merasa sendiri dan yang dirasakan oleh remaja pasca kematian
tidak berdaya dan lain sebagainya. Setiap orangtua.
remaja akan merasa kehilangan pasca ke- Adapun figur pengganti dapat diper-
matian salah satu atau ke dua orangtuanya, oleh remaja melalui pengasuhan dari keluarga
namun tingkat kehilangan yang mereka rasa- terdekat. Sebagaimana budaya masyarakat
kan akan berbeda. Adapun faktor yang mem- Riau, bahwa pengasuhan anak yatim atau
pengaruhi kehilangan yang dirasakan oleh piatu merupakan tanggung jawab keluarga
remaja, seperti lamanya meninggal orangtua, terdekat mereka. Selain itu, figur pengganti
figur yang meninggal dan figur pengganti. juga dapat diperoleh dari ayah tiri atau ibu tiri.
Lamanya meninggal orangtua akan mempen- Pasca kematian salah satu atau ke dua or-
garuhi terhadap perkembangan remaja. Re- angtua, remaja juga dapat memperoleh figur
maja yang meninggal orangtuanya pada saat pengganti dari panti asuhan. Namun dalam
usia dini lebih merasakan kehilangan, teru- penelitian ini tidak ada responden yang di
tama kehilangan perhatian dan kasih sayang. asuh oleh pihak panti asuhan.
Sedangkan figur yang meninggal dipengaruhi Keberadaan figur pengganti tidak se-
oleh seberapa besar kedekatan remaja den- utuhnya dapat berfungsi dengan baik. Tidak
gan figur yang meninggal. Jika remaja memi- berfungsinya figur pengganti dapat mem-
liki kedekatan yang kuat dengan figur yang berikan pengaruh negatif terhadap perkem-
meninggal, maka remaja akan merasakan ke bangan remaja. Adapun pengaruh negatif ter-
hilangan yang sangat mendalam. Sebaliknya hadap perkembangan remaja yaitu terjadinya
jika remaja tidak memiliki kedekatan yang penyimpangan perilaku sosial dan gangguan
cukup kuat dengan remaja, maka remaja moral pada remaja, seperti bergabung ke
akan mudah menerima kehilangan dan tidak dalam komunitas belok (penyuka sesama
berada dalam keterpurukan. jenis/ perempuan) dan merokok.
Pasca kematian salah satu atau ke Figur pengganti yang berfungsi den-
dua orangtuanya, remaja membutuhkan figur gan baik akan menghasilkan perilaku sosial
pengganti. Agama Islam sangat menganjur- yang bertanggung jawab dan tercapainya ke-
kan setiap umatnya untuk menyantuni anak mandirian secara emosional. Remaja yang
yatim, sebagaimana hadis yang diriwayatkan telah mencapai perilaku sosial yang bertang-
oleh imam Bukhori gung jawab, akan merasa lebih bertangung
jawab terhadap dirinya sendiri dan keluarg-
anya, dapat menerima kematian salah satu
atau ke dua orangtua sebagai takdir dari Yang
Maha Kuasa, dan berubah menjadi pribadi
yang lebih baik. Adapun ciri figur pengganti
“Aku dan orang yang menanggung anak yang berfungsi dengan baik yaitu figur peng-
yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, ganti yang mampu memenuhi kebutuhan
kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sal- remaja baik dari segi ekonomi maupun psiko-
lam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari ten- logis.
gah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta Tidak semua remaja yang meninggal
agak merenggangkan keduanya. orangtuanya mendapatkan figur pengganti.
Sebagian remaja yang memiliki orangtua
Kewajiban menyantuni anak yatim di- tunggal tidak mendapatkan figur pengganti,
karenakan anak yatim merupakan tanggung akan tetapi mereka mendapatkan dukungan

47
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

langsung dari keluarga. Dukungan langsung library/articeles/graduate/psycholoy/2009/


dari keluarga akan sangat membantu rema- Artikel_10503095.pdf
ja dalam mengatasi rasa kehilangan pasca Herdiansyah. (2010). Metodologi Penelitian
kematian orangtua. Adapun dukungan lang- Kualitatif. Jakarta. Salemba Humanika
sung yang diberikan keluarga seperti, perha- Hartini. N. (2007). Deat and Dying.
tian yang lebih dari pada sebelumnya, moti- Kematian dan Proses Menuju
vasi serta nasehat-nasehat yang akan dapat Kematian (Makalah ini dipresentasi-
membantu remaja dalam mengatasi rasa ke- kan pada konferensi nasion-
hilangan pasca kematian orangtua. al sress management dalam berba
gai kehidupan, Bandung 2-3 Februari
Kesimpulan 2007).
Hurlok, E.B. (1997).Psikologi Perkembangan.
Kematian salah satu atau ke dua or- Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga
angtua membuat remaja merasa kehilangan. http://boharudin.blogspot.com/2011/05/
Adapun kehilangan yang dirasakan adalah psikologi-kematian.html
kehilangan perhatian dan kasih sayang, ke- Ismail, R. (2009). Menuju Hidup Islami.
hilangan model, kehilangan rasa aman, ke- Yogyakarta. Insan Madani.
hilangan teman berbagi, kehilangan keutu- Jalaluddin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta.
han keluarga, dan kehilangan arah. Pasca Raja Wali Pers
kematian orangtua remaja membutuhkan fig- Moleong, J. L. (2009). Metodologi Penelitian
ur pengganti. Adapun figur pengganti orang- Kualitatif. Bandung. Rosda Karya.
tua yang diperoleh remaja adalah pengasu- Noviani, S. (Tt) Konsep kematian dan
han dari keluarga terdekat, ayah tiri atau ibu reaksi kedukaan pada remaja yang
tiri. Figur pengganti yang berfungsi dengan kehilangan orang tua akibat gempa di
baik, akan memperoleh perilaku sosial yang Yogyakarta pada tahun 2006 (Skripsi).
bertanggung jawab dan kemandirian secara Universitas Indonesia
emosional. Sedangkan figur pengganti yang Poerwondari, E.K. (2009). Pendekatan
tidak berfungsi dengan baik akan menghasil- Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
kan penyimpangan perilaku sosial dan gang- Manusia.Jakarta.Lembaga Pengem-
guan moral. bangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi.
Daftar Pustaka Poerwondari, E.K. (2011). Pendekatan
Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Al-Qurtubi & Imam,S.(2005).Bekal Mengha- Manusia.Jakarta.Lembaga Pengem-
dapi Kehidupan Abadi. Jakarta Timur. bangan Sarana Pengukuran dan
Pustaka Al- Kautsar. Pendidikan Psikologi.
Astuti, D.Y (Tt). Kematian Akibat Bencana Rashed, A. (2008). Tour Kematian. Jakarta.
dan Pengaruhnya Pada Kondisi Amzah
Psikologis Suvervisor: Tinjauan Santrock, J.W. (2003). Perkembangan
Tentang Arti Penting Death Education. Remaja. Edisi Keenam.Jakarta.
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Erlangga
Bungin, M. B. (2007). Penelitian Kualitatif: ______.(2007). Remaja .Edisi 11 jilid 1
Komuikasi, Ekonomi, Kebijakan Jakarta. Erlangga
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Sihab, M. Q. (2008). Menjemput Maut.
Jakarta. Kencana. Jakarta. Lentera Hati.
Creswell, J.W. 2002. Educational Researchi: Smith. A. J. (2009). Psikologi Kualitatif.
Planing, Conducting, and Evaluating Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Qualitatif Reserch. New Jersey Mersill Sari,I.P.& Aulia & Prasetya.B.(Tt). Grief Pada
Printice Hall Remaja Pasca Kematian Ayah.
________.1998. Qualitative Inquiry and Reseach Fakultas Psikologi,Universitas Putra
Desigh: Choosing Among Five Traditions. Indonesia “YPTK” Padang
SAGE Publication, Inc.Thousand Oaks, The Guilford Press. © 2002. A Division of
California Guilford Publications, Inc.72 Sprin
Cahyasari, I (2008). Grief Pada Remaja Street, New York, NY 10012. www.
Putra Karena Kedua Orang Tuanya guilford.comhttp://boharudin.blogspot.
Meninggal Universitas Gunadarma. com/2011/05/psikologi-kematian.html
Jakarta.http:www.gunadarma.ac.id/

48

Anda mungkin juga menyukai