Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN AWAL KUALITAS SEMEN ANTARA KUDA-KUDA JANTAN

YANG BERKOMPETISI DAN YANG TIDAK BERKOMPETISI

Abstract

Dasar pemikiran : inseminasi buatan memungkinkan kuda-kuda pacu sport yang berada
dalam program pengembangbiakan untuk berkembang biak dan berpacu secara bersamaan.
Tingkat latihan kuda jantan yang lengkap selama musim kawin adalah subjek yang
kontroversial. Latihan harian dengan intensitas rendah penting untuk kesehatan mental dan
reproduksi kuda jantan, namun intensitas latihan yang lebih tinggi, seperti yang terlihat
pada kuda yang berpacu, mungkin memiliki efek merugikan pada kualitas semen. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
pengaruh pacuan dan disiplin pada semen kuda jantan melalui analisis parameter semen.
Identifikasi pengelolaan pacuan yang optimal untuk menumbuhkan kuda jantan dapat
menyebabkan meningkatnya kesuburan kuda dan perolehan ekonomi.

Metode: Studi retrospektif ini mengevaluasi data semen yang diambil dari 1130 koleksi
kuda dari dua peternakan indukan kuda jantan yang berbasis di Inggris antara tahun 2009
dan 2015. Volume, konsentrasi dan motilitas progresif dari semen dianalisis untuk
mengetahui perbedaan antara kuda pacuan dan yang bukan pacuan, kemudian untuk
melihat perbedaan antara disiplin kuda.

Hasil: Konsentrasi semen kuda jantan pacuan dan motilitas progresif secara signifikan lebih
rendah daripada kuda jantan yang bukan pacuan (p <0,05). Volume semen secara signifikan
lebih tinggi pada kuda-kuda pacuan (p <0,05) dibandingkan dengan kuda jantan yang
bukan pacuan. Jumlah semen kuda jantan yang bukan pacuan secara signifikan lebih tinggi
daripada kuda jantan pacuan (p <0,05).

Kesimpulan: Perbedaan kualitas semen antara kuda pacuan dan kuda bukan pacuan, serta
perbedaan antara disiplin menunjukkan perubahan endokrinologis dan fisiologis terjadi
berkaitan dengan intensitas latihan dan kompetisi. Penelitian lebih lanjut tentang kualitas
semen terhadap latihan dan kompetisi akan memungkinkan kontekstualisasi mengapa
perbedaan tersebut dapat terjadi

Introduction

Dalam program pengembang biakan kuda, beberapa kuda jantan tidak berkompetisi
atau sudah berhenti berkompetisi, namun sebagian besar kuda kuda sport diharapkan
berkembang biak dan berkompetisi secara bersamaan, yang akan meningkatkan nilai kuda
tersebut dalam reproduksi melalui pencapaian olahraga. Performa kuda yang berkompetisi
dalam berbagai disiplin dianggap sebagai salah satu kriteria utama untuk potensi
pengembangbiakan, dengan banyak kuda jantan yang dilakukan uji performa secara intensif
sebelum diterima sebagai indukan jantan. Klien sering memilih kuda jantan yang secara
konsisten tampil di tingkat tinggi pada lingkungan kompetisi, dengan tujuan untuk
meningkatkan perkembangan genetik dan tujuan akhir mendapatkan keturunan yang
berprestasi tinggi. Akan tetapi peningkatan konsentrasi pada performa dapat mengakibatkan
berkurangnya viabilitas reproduksi pada kuda jantan karena dampak pada fisiologi dan
psikologi reproduksi diabaikan.

Latihan harian dianggap penting untuk kesehatan mental dan reproduksi kuda,
dengan jumlah latihan yang diperlukan berbeda, bergantung pada faktor individual seperti
genetika, nutrisi dan musim. Setiap kuda yang berada dalam program perkembang biakan
harus dalam keadaan sehat, dengan pemeliharaan bentuk otot dengan cara mengekspos
kuda terhadap turnout atau latihan dengan intensitas rendah secara teratur. Kuda jantan
yang berkompetisi melakukan latihan lebih sering dan pada intensitas yang tinggi dengan
tujuan untuk mencapai tingkat performa yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kepentingan
pemilik kuda-kuda untuk mengenali apakah kompetisi tingkat tinggi yang konsisten dan
latihan kuda yang berulang memiliki efek yang merugikan pada kualitas semen dan berefek
terhadap efisiensi perkembangbiakan, yang berpotensi menyebabkan penurunan
keuntungan.

Dalam populasi manusia, laki-laki yang berolahraga secara teratur dan menjalani
gaya hidup sehat seimbang memiliki kualitas semen yang lebih baik daripada yang tidak
berolahraga secara teratur. Olahraga dan stres lainnya dapat mempengaruhi endokrinologi
dan kesuburan manusia], dengan kaitannya dengan peningkatan libido dan efek positif pada
kadar hormon. Aktivitas fisik meningkatkan lingkungan hormon anabolik laki-laki dan oleh
karena itu peningkatan produksi semen terjadi. Parameter Semen secara signifikan menurun
dengan latihan berat dalam jangka panjang bila dibandingkan dengan yang berolahraga
dengan intensitas sedang. Saat intensitas dikurangi, gangguan yang terlihat dalam sistem
reproduksi berangsur pulih. Penelitian serupa menunjukkan bahwa intensitas dan volume
olahraga berkorelasi negatif dengan kualitas semen, menyimpulkan bahwa perhatian cermat
harus diberikan pada variabel-variabel ini saat merancang program pelatihan untuk
memastikan fungsi reproduksi tidak terganggu.

Penelitian terbatas tentang dampak latihan intens pada kesuburan kuda jantan
tersedia; sebuah studi awal mengevaluasi efek latihan terkontrol terhadap produksi semen
setiap hari pada kuda jantan berusia 2 tahun. Sementara tidak ada perbedaan antara kuda
jantan yang dilatih dan yang tidak dilatih, usia muda dan ketidakpengalaman seksual dari
kuda jantan tidak memungkinkan kesimpulan ditarik untuk kuda jantan yang sudah dewasa
dan mapan. Latihan intensitas sedang, berjalan selama 30 menit 4 hari seminggu, telah
terbukti tidak berdampak pada parameter semen atau endokrinologi kuda jantan. Pelatihan
kuda jantan tingkat elit akan menganggap intensitas penelitian ini sangat ringan daripada
yang moderat, sehingga mengurangi penerapan penelitian ini terhadap populasi kuda jantan
yang berkompetisi. Penelitian tentang tingkat kesuburan kuda jantan di Islandia
mengindikasikan bahwa pelatihan intensitas tinggi menghasilkan tingkat kesuburan yang
lebih tinggi daripada pada latihan intensitas sedang atau tidak berlatih sama sekali, dengan
intensitas sedang memberikan tingkat kesuburan terendah. Namun, penelitian ini
didasarkan pada tingkat kesuburan dan parameter semen individu dan kualitas semen tidak
diperhitungkan. Kontroversialnya, di mana kuda-kuda jantan menjalani latihan intensif, dua
hari seminggu, dilakukan induksi respon stress yang signifikan, termasuk peningkatan pada
detak jantung, plasma kortisol, konsentrasi testosteron dan laktat. Oleh karena itu, stres
fisik yang berlebihan memiliki efek negatif pada viabilitas dan produktivitas semen kuda
hingga satu bulan setelah latihan intensif.

Kurangnya penelitian tentang pengaruh kompetisi pada spermatozoa dan jumlah


studi yang bertentangan mengenai efek latihan terhadap kualitas semen kuda menunjukkan
bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan di sektor industri reproduksi kuda. Penemuan
manajemen kompetisi yang optimal terhadap kuda jantan dapat membantu mendidik
pemilik, pengendara dan induk betina potensial yang berpotensi mengarah ke peningkatan
fertilitas kuda jantan dan peningkatan pendapatan ekonomi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang pengaruh kompetisi dan latihan terhadap kualitas semen kuda jantan.

Metode

Studi retrospektif ini menggunakan data dari koleksi semen lama dari kuda jantan
yang digunakan pada program perkawinan inseminasi buatan pada dua peternakan indukan
kuda jantan yang berbasis di Inggris antara tahun 2009 dan 2015. Dari 102 kuda jantan
yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, 61 berkompetisi dan 41 lainnya tidak
berkompetisi. Kuda jantan berusia antara 3 dan 21 tahun, dari berbagai jenis. Sebelum
pengumpulan data, semua pemilik / perwakilan kuda jantan melengkapi formulir
persetujuan dan perlindungan data yang sesuai. Peternakan indukan kuda jantan
menyediakan data dari masing-masing kuda, seperti: usia, jenis dan tingkat kompetisi (lebih
tinggi atau lebih rendah), jika ada. Di samping itu, diperoleh informasi pengkajian kualitas
semen yang meliputi: volume sampel semen (ml), motilitas progresif (%) dari spermatozoa,
konsentrasi spermatozoa (x 106 / ml) dalam sampel, jumlah total sperma (× 109 ) dan
tanggal pengambilan sampel semen. Kuda jantan dikategorikan berdasarkan apakah mereka
berkompetisi atau tidak berkompetisi serta berdasarkan usia.

Sepanjang masa studi, peternakan pejantan memberikan akses terhadap data


dari1130 koleksi semen, 798 diantaranya berasal dari kuda yang berkompetisi dan332 dari
kuda yang tidak berkompetisi. Semua sampel dikumpulkan dan dinilai oleh teknisi
inseminasi buatan kuda yang telah diakui oleh DEFRA di peternakan indukan kuda jantan
profesional. memastikan pada saat pengambilan sampel kesejahteraan hewan tidak
terganggu dan membatasi pertimbangan etis.

Analisi Statistik

Data dianalisis dengan menggunakan IBM SPSS (versi 24.0). Data dalam penelitian
ini ditemukan tidak terdistribusi secara normal melalui uji Kolmogorov Smirnov, sehingga
uji statistik non parametrik harus dilakukan. Serangkaian uji Mann-Whitney U
membandingkan volume semen, konsentrasi, motilitas progresif dan jumlah sperma total
antara kuda yang berkompetisi dan yang tidak berkompetisi untuk menentukan apakah ada
perbedaan antara kedua kelompok. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan
apakah ada perbedaan parameter semen diantara tingkat kompetisi kuda jantan. Uji
Kruskal-Wallis digunakan untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan antara umur kuda
jantan dan keturunan dan kualitas semen. Data disajikan sebagai mean ± S.E.M. Nilai
signifikansi P <0,05 digunakan pada penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai