Islam Di Spanyol
Islam Di Spanyol
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam adalah agama yang mudah oleh karena itu tidak diragukan
lagi apabila perkembangan Islam begitu cepat tidak terbatas hanya di Asia saja
namun merata ke seluruh dunia. Di Asia dan Afrika, pertumbuhan dan
kamjuan Islam begitu mudah tetapi di Eropa pertumbuhan Islam begitu pelan
kaena tidak mudah berdakwah kepada kaum sekularisme.
Spanyol, pada zaman dahulu pernah dikuasai oleh umat Islam di masa
kejayaannya, tahun 93 – 989 H/ 713 1492 M. berarti lama sekali Islam masuk
di Spanyo. Sudah pasti segala kebudayaan Islam masih melekat erat bahkan
tidak dapat dihilangkan. Islam mengalami kemunduran, tetapi bukan berarti
setelah kemunduran itu islam lenyap sama sekali dari bumi spanyol.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses masuknya Islam di Spanyol?
2. Apa dinasti-dinasti kecil Islam yang ada di Spanyol?
3. Bagaimana proses kemunduran dan terhapusnya Islam di Spanyol?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses masuknya Islam di Spanyol.
2. Untuk dinasti-dinasti kecil Islam yang pernah ada di Spanyol
3. Untuk mengetahui proses kemunduran dan terhapusnya Islam di Spanyo
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7.000 orang di bawah
pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
dari sebagian suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu
kemudian menyebrangi selat dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad, sebuah
gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendapat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gilbartar (Jabal Thariq).
Dalam sebuah pertempuran di suatu tempat bernama Bakkah, Raja Roderick
dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-
kota penting, seperti Cadova, Granada dan Toledo.
Adapun kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak
begitu mudah, hal itu dapat dipisahkan dari adanya eksternal dan internal
yaitu:1
a. Faktor eksternal, adapun yang dimaksud dengan faktor eksternal ini
adalah suatu keadaan yang terdapat dalam negeri Andalusia itu sendiri.
Dimana saat itu kondisi sosial, politik dan ekonomi negeri ini dalam
keadaan menyedihkan. Secara politik wilayah Andalusia terkoyak-koyak
dan terbagi-bagi kedalam beberapa negeri kecil. Ditambah penguasa
yaitu aliran Gothic bersikaf tidak toleran terhadap aliran agama penguasa
yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain. Sementara
penganut agama terbesar penduduk Andalusia adalah agama yahudi,
mereka dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Rakyat dibagi kepada
kelas-kelas sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan,
ketertindasan, ketiadaan persamaan hak.
1
Anonim, Makalah Sejarah Peradaban Islam di Andalusia Spanyol, From
http://bacindul.blogspot.com/2012/09/makalah-sejarah-peradaban-islam-di.html, pada tanggal
01 April 2015, pukul 12.00 Wib
3
b. Faktor internal, adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah
suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa Islam , termasuk
tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam
penaklukkan wilayah Andalusia pada khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya
diri. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditinjukkan
para tentara Islam , yaitu toleransi, persaudaraan yang terdapat dalam
pribadi kaum muslimin itu menyebabkan Andalusia menyambut
kehadiran Islam disana.
4
yang cukup hebat yang kemudian melahirkan kembali era kebangkitan
ilmu pengetahuan dan peradaban.
b. Heterogen komposisi masyarakat diikuti dengan heterogenitas gama.
Sementara Islam datang dengan semangat toleransi yang begitu tinggi.
Bahkan dengan semangat toleransi itu Islam telah mengakhiri kezaliman
keagamaan yang sudah berlangsung.
c. Adanya semangat kesatuan budaya Islam yang timbul pada pemikiran
para ulama dalam arti luas.
d. Persaingan antara Muluk at-Tawaif ternyata justru menyebabkan
perkembangan peradaban-peradaban kerja kecil di sekitar cardova. Semua
bersaing ingin menandingi Cardova dalam hal kemajuan ilmu
pengetahuan, sastra, seni dan kebudayaan.
e. Adanya dorongan dari para penguasa yang mempelopori kegiatan-
kegiatan ilmiyah, seperti Abdur Rahman I, Abdur Rahman II dan al-
Hakam.
5
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Andalusia adalah Abu
Bakr Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr Ibn Thufail, ia banyak menulis
masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang
sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan. Bagian akhir abad ke 12 M
menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang dikenal
sebagai komentator pikiran-pikiran dialah Ibn Rusyd (Averroes) hidup
antara 1126-1198 M, karena itu pula ia dijuluki sebagai Aristoteles II,
pengaruhnya sangat menonjol atas pendukung filsafat skholastik Kristen
dan pikiran-pikiran Sarjana Eropah pada abad pertengahan.2
b. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, astronomi, kimi dan lain-lain juga
berkembang dengan baik, Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu
kimia dan astronomi. Ibrahim ibn Yahya an-Naqash terkenal dalam ilmu
astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan
menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern
yang bisa menentukan jarak antara tata surya dan bintang. Umm al-Hasan
binti Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli
kedokteran dari kalangan wanita.
6
Najat, Sadidiya (terdiri dari 5 jilid), Danes Nameh, al-Qanun fi at-
Thib (buku tentang kedokteran yang diterjemahkan ke dalam bahasa
latin).
c. Fiqih
Dalam bidang fikih, Andalusia islam dikenal sebagai penganut mahzab
Maliki. Yang memperkenalkan mahzab ini adalah Ziad Ibn Abd Al-
Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang
menjadi qadhi pada masa Hisyam Ibn abd. Al-Rahman. Ahli-ahli
fikihnya lainnya diantaranya adalah Abu Bakar Ibn Al-Quthiyah, Munzir
Ibn Sa’id Al-Baluti, dan Ibn Hazm yang terkenal.3
3
Anonim. Loc.cit
4
Anonim, ibit
7
mereka. Juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab. Baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa.
8
berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang
paling berhak menguasai daerah Andalusia. Karena itu terjadi dua puluh
kali pergantian wali ( Gubernur )Andalusia dalam waktu yang amat
singkat. Sementara gangguan yang datang dari luar yaitu sisa-sisa musuh
Islam di Andalusia yang yang bertempat tinggal dipegunungan yang
tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam gerakan ini terus
memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka
mampu mengusir Islam di bumi Andalusia, maka dalam periode Islam
belum memasuki kegiatan pembangunan dibidang peradaban dan
kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdl Rahman Al –
Dakhil ke Andalusia (138 H atau 755).
9
diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah, penggunaan gelar
khalifah ini beradasarkan atas berita bahwa khalifah Al – Muqtadir daulat
Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia. Menurutnya keadaan ini saat
yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah selama 150
tahun lebih dan dipakai lagi mulai tahun 929 M. khalifah – khalifah besar
yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu : Abdl Al –
Rahman Al – Nasir ( 912 – 916 M ), Hakam II ( 961 – 976 M ), dan
Hisyam II ( 976 – 1009 M ).
Pada periode ini umat Islam mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi kejayaan daulat di Baghdad. Abdl Al – Rahman Al – Nasir
mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi
ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri
pustaka. Selanjutnya Hisyam naik tahta dalam umur sebelas tahun yang
nerupakan awal cikal bakal hancurnya khalifah Bani Ummyah di
Andalusia . Dan hancur pada tahun 1009 M . akhirnya pada tahun 1013
M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan
khalifah, saat ini spanyol sudah terbagi kepada banyak sekali negara
kecil.
Yang terbesar adalah Abbadiyah di Sevile. Pada periode ini umat islam
kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang
saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta
bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan
yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-
10
orang Kristen pada periode itu mulai mengambil inisiatif melakukan
penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada period ini.
5. Periode Kelima
Pada periode ini Andalusia Islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu
kekuasaan dinasti Murabhitun (1086-1235 M).
Dinasti-dinasti tersebut ada yang murni berasal dari suku bangsa Arab,
seperti, Bani Abbad di Sevilla dan Bani Hud di Zaragoza. Dari suku
Berber berkuasa kabilah Hawwarah, yakni Bani Zun-Nun di Toledo dan
Bani Hammud di Cordoba dan Malaga; dari kabilah Sanhaja berkuasa
Bani Ziri di Granada. Dari Muluk al-Thawaif ini, ada pula yang berasal
dari golongan Mawali, yakni golongan non-Arab yang menjadi tentara
bayaran. Pada umumnya, mereka adalah muslim Spanyol yang
dipercayakan oleh para sultan di Andalusia, misalnya pemimpin Bani
11
Sumadih yang berasal dari pengikut Bani ‘Amir. Sejumlah buku sejarah
menyatakan bahwa jumlah dinasti yang muncul setelah Dinasti Umayyah
runtuh ada dua puluh, ada pula yang mengatakan lebih dari tiga puluh.
Ciri umum dari pemerintahan Muluk al-Thawaif adalah dinasti yang kuat
selalu menyerang tetangganya yang lemah. Beberapa khalifah bahkan
melakukan pengkhianatan dengan meminta bantuan kepada orang
Kristen untuk melawan tetangganya yang muslim. Di penghujung abad
ke-11, terjadi banyak penyerangan terhadap wilayah kekuasaan muslim
di Andalusia. Kelompok keagamaan pun bereaksi melawan kehidupan
yang hedonisme dan tidak bertanggung jawab dari penguasa wilayah.
Pada akhirnya, kekuasaan Muluk al-Thawaif ini terpaksa menerima
kedatangan golongan al-Murabitun dari Afrika Utara yang mengadakan
pemurnian terhadap ajaran agama dan meluruskan moralitas yang
berkembang di Andalusia.
12
2. Dinasti al-Murabitun (448 H/1056 M – 541 H/1147 M)
Dinasti Murabitun didirikan oleh propagandis pemurnian ajaran
keagamaan yang dipimpin oleh Yahya bin Ibrahim al-Jaddal, Abdullah
bin Yasin, dan Yahya bin Ibrahim. Kelompok Murabitun berasal dari
kabilah Lemtuna, disebut juga Berber, di gurun pasir Maghribi (Maroko
sekarang). Mereka dinamakan al-Murabit dengan bentuk jamak al-
Murabitun (orang-orang yang tinggal di Ribat) karena mereka berguru
kepada Abdullah bin Yasin, seorang pemimpin Ribat (tempat yang dibuat
khusus untuk menuntut ilmu dan beribadah). Mereka dinamakan pula al-
Mulassimun karena mereka selalu menutup wajah untuk melindungi diri
dari terik panas matahari di gurun pasir Maghribi.
Penguasa pertama dinasti Murabitun adalah Abu Bakar bin Umar (448
H/ 1056 M). Namun, tidak lama kemudian kepemimpinan wilayah
Maghribi diserahkan kepada Yusuf bin Tashfin (453 H/1061 M – 500
H/1107 M). Pada masa pemerintahan Ibnu Tashfin (Amir al-Muslimin)
inilah Murabitun mencapai kejayaan. Pada masa ini, telah terjadi
peperangan yang hebat melawan orang Kristen Spanyol di bawah
13
pimpinan Alfonso VI. Pertempuran yang berlangsung di Zalakka tersebut
dimenangkan oleh pasukan Ibnu Tashfin. Peperangan ini merupakan
salah satu kejadian yang sangat menentukan dalam sejarah karena dapat
menjamin keberadaan dan kejayaan Islam di Spanyol selama empat abad
kemudian. Pasukan Murabitun menjadi lebih menguasai medan
pertempuran di Andalusia sehingga mereka dapat menumbangkan
musuhnya satu per satu, dan akhirnya mendirikan dinasti yang kuat di
Andalusia. Wilayah pertama yang dikuasai adalah Granada, kemudian
Murcia, Sevilla, lalu Badajoz, Valencia, dan Saragossa. Akhirnya,
seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Murabitun, dan habislah
kekuasaan Muluk al-Thawaif disana, kecuali wilayah Toledo karena para
penguasanya meminta perlindungan kepada orang Eropa. Pada 500 H/
1107 M Yusuf bin Tashfin wafat.
Sekitar tiga tahun setelah wafatnya Yusuf bin Tashfin, yakni pada masa
pemerintahan ‘Ali bin Yusuf bin Tashfin (500 H/ 1107 M – 537 H/ 1143
M), terjadi perang saudara antara penduduk kota Cordoba dan tentara
Murabitun. Selain itu, pada masa ‘Ali, wilayah Andalusia diserang oleh
kelompok yang kemudian dikenal sebagai golongan al-Muwahhidun di
bawah pimpinan Abdul Mu’min bin ‘Ali. Ketika ‘Ali terbunuh,
kekuasaan beralih kepada putranya yang bernama Tashfin bin ‘Ali (537
H/ 1143 M – 540 H/ 1146 M). Adik Tashfin yang bernama Ibrahim bin
Ali (1140 M/540 H) berkuasa di wilayah al-Marakisy (Morocco). Tashfin
berhasil menyerang dan menguasai kota Tilmisan. Dua tahun kemudian,
Tashfin wafat karena serangan pasukan Muwahhidun. Penguasa dinasti
Murabitun selanjutnya adalah Ishak bin Ali bin Yusuf. Ia dikepung di al-
Marakisy pada 540 H/ 1146 M. Akhirnya pasukan Muwahhidun berhasil
menyerbu benteng Murabitun yang kemudian jatuh pada 541 H/ 1147 M.
14
Berikut para penguasa dinasti Murabitun di Spanyol:
a. Yusuf bin Tashfin (1090 – 1106)
b. ‘Ali bin Yusuf bin Tashfin (1106 – 1143)
c. Tashfin bin ‘Ali (1143 – 1146)
d. Ibrahim bin Tashfin bin ‘Ali (1146)
e. Ishhaq bin ‘Ali (1146 – 1147)
15
rakyat, (4) at}-T}alabah/ ulama, dan (5) al-Huffaz} (pelajar dan
mahasiswa). Pada 524 H/1130 M Ibnu Tumart meninggal karena sakit
parah.
16
upaya untuk merebut kembali wilayah-wilayah Islam, dan dapat
mengimbangi ambisi orang Kristen di Andalusia. Keberadaan dinasti
Ahmar ini berhasil membawa Islam lebih lama bercokol di Spanyol
(hanya berkuasa di daerah Granada), yakni selama dua setengah abad.
17
6. Kemunduran dan Terhapusnya Islam
Setelah meninggalnya Hakam II yang bergelar al-Mustansir, keadaan
jadi berubah. Situasi sosial politik mengalami labilitas yang ditandai dengan
munculnya Muluk ath-Thawaif yang berpusat di kota-kota tertentu. Paran raja
kecil ini saling berebut kekuasaan. Terkadang mereka memanfaatkan
kekuatan dari pihak luar Islam untuk menghancurkan lanwannya yang
beragama Islam juga. Pertentangan ini berlanjut sampai kedatangan penguasa
Kristen Ferdinand dan Isabela yang menghancurkan kekuatan Islam dan
menghalau umat Islam dari Spanyo.
Barbar dipimpin oleh Yusuf ibn Tasyfin mendirikan daulat
Murabithun. Kemudian datang ke Andalus untuk menolong umt Islam
Andalus dan mengusir umat Kristen yang menyerang Sevilla pada tahun
1086M.
Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia
berhasil. Akan tetapi penguasa-penguasa sesudah Yusuf adalah raja-raja yang
lemah. Kemudian pada tahun 1143 M. Dinasti ini berakhir dan digantikan
oleh dinasti Muwahhidin. Dinasti Muwahhidin berhasil menguasai kota-kota
besar di Spanyol dan mengalami banyak kemajuan.
Pada tahun 1248-1492 M Spanyol diperintah oleh Bani Ahmar yang
hanya menguasau wilayah Granada. Umat Kristen hampir menguasai seluruh
Spanyol. Ini adalah saat-saat terakhir Islam berkuasa di Spanyol. Kekuasaan
Islam yang hanya tinggal pertahanan terakhir ini berakhir karena perselisihan
orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan, akhirnya pada tahun
1492 M Islam dikalahkan oleh Kristen, yaitu Ferdinand.
18
Faktor-faktor yang menjadi penyebab runtuhnya agama Islam di
Andalusia diantaranya adalah:8
1. Konflik Islam dengan Kristen
Kehadiran Arab islam telah memperkuat rasa kebangasaan orang-orang
Spanyol Kristen. Hal ini menyebabkan kehidupan Islam diSpanyol tidak
lepas dari pertentangan antara Islam dengan Kristen.
3. Kesulitan Ekonomi
Para penguasa hanya membangun kota dan mengembangkan ilmu
pengetahuan daengan saangat serius sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
4. Keterpencilan
Islam bagaikan dunia Islam yang lain. Berjuang sendirian tanpa
mendapatkan bantuan dan tidak adanaya kekuasaan yang mamapu
mendukung kebangkitan umat Kristen disana.
8
Cici Ermaneli, Kemunduran dan Terhapusnya Islam di Andalusia, From:
http://maryamannasyath.blogspot.com/2013/10/kemunduran-dan-terhapusnya-islam-di.html,
01 April 2015, pukul 13.00 Wib
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedatangan Islam di Spanyol dapat memberikan kontribusi yang tidak
ternilai baik kepada dunia Islam terlebih kepada dunia Barat. Dalam hal ilmu
pengetahuan, dapat memberikan kontribusi. Hal tersebut dapat terlaksana
karena sikap ilmiah konstruktif yang secara umum menyertai keilmuan dalam
melakukan kajian-kajian ilmiahnya, sikap toleransi yang proporsial dalam
komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya cukup tinggi, ternyata
telah menghasilkan efek yang luar biasa dalam membangun nilai yang
pluralistik.
Kemajuan yang dibawa dan diperkenalkann Islam dengan dunia Barat
ditandai dengan menculnya tokoh-tokoh ilmuwan dan filosof dari negeri
tersebut. Spanyol pula lah yang menjadi gerbang utama masuknya Islam ke
Barat dan kemudian membangkitkan Barat dari dunia kegelapan dan
memperkenalkan pada kemajuan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Syukur NC, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra.
21