PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akad Musha>rakah secara sistem dan nilai telah ada dan menjadi
bagian tidak terpisahkan dalam usaha. Terutama yang mencakup lini distribusi
yang panjang, kumpulan modal dan juga sumber bahan baku. Hari ini
kerjasama bisnis adalah keniscayaan untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan usaha. Akad ini masih berada dalam wilayah ekonomi
kapitalistik dan sistem keuangan konvensional. Dimana sistem ini telah
1
Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Jakarta, LPFE Usakti, 2009, 300.
2
Mervin K Lewis & Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktitk, dan Prospek,
Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2007, 80.
1
menjadi sebuah kesadaran umum dan tradisi yang sulit untuk dibongkar dan
diperbaharui.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian al-Musha>rakah ?
2. Apa landasan syariah akad al-Musha>rakah ?
3. Apa saja macam-macam al-Musha>rakah ?
4. Bagaimanakah aplikasi al-Musha>rakah pada perbankan syariah ?
5. Apa perbedaan bagi hasil dangan bunga ?
3
http://www.kompasiana.com/sangpemenangpembelajar/akad-musyarakah-kontemporer-
untuk-dunia-bisnis (diakses pada tanggal 07 November 2017 pukul 10.30)
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian al-Musha>rakah
4
Wijanarko, Definisi al-Musha>rakah, https://id.scribd.com/doc/89029337/Definisi-Al-
Musyarakah (diakses pada tanggal 08 November 2017 pukul 09.09)
5
Marwardi, Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group,
2013, 220.
6
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta, Gema Insani Press,
2001, 90. Lihat juga Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2013, 176.
3
Pada dasarnya landasan sumber hukum syariah mengenai akad
Musha>rakah dapat dibagi menjadi empat :
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadits
7
Depag RI, Al-qur’an Terjemahan, Penerbit CV. Toha Putra, Semarang, Edisi Baru Revisi
Terjemahan 1989, 38.
8
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 90-91.
4
ين َما لَم يَ ُحن ُ َّللاَ يَقُو ُل أ َنَّا َثَا ِل
َّ ث ال
ِ َّش ِر ي ََك َ َعن أ َ ِبي ُه َر
َّ يرة َ َرفَ َعهُ قَا َل ِإ َّن
ُاحبَه
ِ صَ أ َ َحدُ ُه َما
Dari Abu hurairah, Rasullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya Allah Azza
wa Jalla berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama
salah satunya tidak mengkhianati lainnya.”9
3. Taqrir Nabi11
4. Ijma’
C. Macam-macam al-Musha>rakah
9
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, Pustaka At-Tibyan, 697.
10
Ibid., 91.
11
Taqrir Nabi adalah ketetapan Nabi atas sesuatu yang dilakukkan orang lain, dan merupakan
salah satu metodologi yang bisa digunakan untuk menetapkan sebuah hukum. Lihat Dimyauddin
Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 210.
12
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, 210.
13
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 91.
5
Pada dasarnya al-Musha>rakah terbagi menjadi dua yaitu
Musha>rakah pemilikan dan Musha>rakah akad (kontrak). 14 Musha>rakah
pemilikan tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainya yang
mengakibatkan pemilikian suatu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam
Musha>rakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset
nyata, dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.15
14
Mawardi, Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah, 225.
15
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 211.
16
Ibid., 211.
17
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2013, 177-178.
18
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 92.
6
2. Shirkah Mufa>wadhah (المفاوضة )شركة
Shirkah Mufa>wadhah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau
lebih. Dimana setiap pihak memberikan kontribusi suatu porsi dari keseluruhan
dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan
juga membagi dalam kerugian secara porsi yang sama. Dengan demikian,
syarat utama dari jenis al-Musha>rakah ini adalah kesamaan dana yang
diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban utang dibagi oleh masing-masing
pihak.19Misalnya, A dan B sama-sama nelayan dan sepakat melaut bersama
untuk mencari ikan. Mereka juga sepakat apabila memperoleh ikan akan dijual
dan hasilnya akan dibagi dengan ketentuan A mendapatkan sebesar 60% dan
B sebesar 40%.
19
Ibid.,
20
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 212.
21
Ismail, Perbankan Syariah, 178.
7
ini pun lazim disebut dengan Musha>rakah piutang. 22 Misalnya, A dan B
adalah tokoh yang dipercaya pedagang. Lalu A dan B ber-syirkah wujuh,
dengan cara membeli barang dari seseorang pedagang misalny C secara kredit.
A dan B bersepakat, masing-masing memiliki 50% dari barang yang dibeli.
Lalu keduanya menjual barang tersebut dan keuntunganya dibagi dua,
sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada C.
Ijab dan Qabul harus dinyatakan dengan jelas dalam akad dengan
memperhatikan hal-hal beriku :
22
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 93.
23
Ismail, Perbankan Syariah, 179.
24
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, 213.
8
c. Akad dituangkan secara tertulis.
9
Al-musha>rakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek
dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Stelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.25
2. Modal Ventura
Pada dasarnya pengertian bunga adalah imbalan atas jasa uang yang
besarnya merupakan persentase pokok utang dalam suatu periode tertentu.
Sementara bagi hasil adalah suatu skema pembiayaan alternatif yang
karakteristiknya sangat berbeda dibanding sistem bunga. Sesuai namanya, bagi
hasil merupakan skema pembagian berdasarkan rasio tertentu atas keuntungan
(hasil) usaha yang dibiayai oleh kredit atau pembiayaan. Secara sederhana,
perbedaan bunga dan bagi hasil seperti pada tabel berikut :27
25
Ismail, Perbankan Syariah, 181.
26
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 93.
27
http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/05/perbedaan-bunga-dan-bagi-hasil.html (diakses
pada tanggal 07 November 2017 pukul 08.54)
10
Berdasarkan jumlah Berdasarkan jumlah
Besarnya keuntungan yang diperoleh uang (modal) yang
persentase dari usaha yang dibiayai. dipinjamkan untuk
usaha.
Menggunakan pertimbangan Tanpa pertimbangan
besarnya keuntungan usaha untung atau rugi apakah
pembayaran
yang dijalankan. usaha yang dijalankan
pihak nasabah.
Jumlah pembayaran bagi hasil Jumlah pembayaran
Jumlah meningkat sesuai dengan bunga tidak meningkat
pembayaran peningkatan pendapatan meski keuntungan usaha
usaha. berlipat.
Diakui semua kalangan. Diragukan dan dikecam
Eksistensi
beberapa kalangan.
Pada keterangan tabel diatas dapat kita ambil kesimpulan dari perbedaan
bagi hasil dan bunga :
Perbedaan bunga dan bagi hasil yang paling mudah dilihat pada proses
penentuan besaran keduanya. Bunga ditentkan dalam bentuk persentase
terhadap besaran kredit atau utang, sementara bagi hasil ditentukan dalam
bentuk rasio (perbandingan) terhadap keuntungan dari usaha yang dibiayai dari
kredit atau utang tersebut.
Acuan yang menjadi dasar perhitungan bunga dan bagi hasil juga
berbeda. Besarnya bunga dipengaruhi acuan seberapa besar pokok hutang atau
kredit yang dikeluarkan, sementara besarnya rasio bagi hasil dipengaruhi oleh
11
acuan seberapa besar keuntungan dari hasil usaha yang dibiayai oleh hutang
atau kredit tersebut.
Perbedaan bunga dan bagi hasil juga terletak pada besarnya pendapatan
yang diperoleh dari keduanya. Pada sistem bunga, pendapatan yang diperoleh
akan bersifat statis, artinya meski usaha yang dibiayai merugi, hutang tetap
memiliki bunga yang tetap. Sementara pada sistem bagi hasil, pendapatan yang
diperoleh akan bersifat dinamis atau berubah-ubah, artinya jika usaha yang
dibiayainya memperoleh keuntungan yang lebih besar, maka besarnya
pendapatan bagi hasil pun akan semakin besar.
4. Perbedaan Eksistensi
28
Ibid.
12
BAB III
KESIMPULAN
Al-musha>rakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Pada dasarnya pengertian bunga adalah imbalan atas jasa uang yang
besarnya merupakan persentase pokok utang dalam suatu periode tertentu.
Sementara bagi hasil adalah suatu skema pembiayaan alternatif yang
karakteristiknya sangat berbeda dibanding sistem bunga. Sedangkan perbedaan
yang paling utama dapat terlihat dari empat aspek yaitu : perbedaan penentuan
besaran, perbedaan acuan pembagian, perbedaan pembayaran dan jumlah
pembayaran dan perbedaan pada eksistensinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Lewis , Mervin K & Latifa M. Algaoud. Perbankan Syariah Prinsip, Praktitk, dan
Prospek, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2007.
Mawardi. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, Jakarta, Kencana Prenadamedia
Group, 2013.
Wiroso. Produk Perbankan Syariah, Jakarta, LPFE Usakti, 2009.
http://www.kompasiana.com/sangpemenangpembelajar/akad-musyarakah-
kontemporer-untuk-dunia-bisnis.
http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/05/perbedaan-bunga-dan-bagi-hasil.html
http://www.kompasiana.com/sangpemenangpembelajar/akad-musyarakah-
kontemporer-untuk-dunia-bisnis.
Wijanarko, Definisi al-Musha>rakah,
https://id.scribd.com/doc/89029337/Definisi-Al-Musyarakah.
14