Vaksin difteri merupakan vaksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit difteri yang
diakibatkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Vaksin ini umumnya didapat dalam
kombinasi vaksin lain. Untuk anak yang berusia dibawah 7 tahun dapat diberikan vaksin DT untuk
mencegah Difteri dan tetanus atau vaksin DTaP untuk mencegah difteri, tetanus dan pertussis.
Sedangkan pada anak diatas 7 tahun, remaja maupun orang dewasa dapat diberikan vaksin Tdap
untuk mencegah difteri, tetanus dan pertussis atau vaksin Td untuk mencegah difteri dan tetanus.
Hingga November 2017, terdapat 20 provinsi yang telah melaporkan adanya kejadian
difteri dengan 593 kasus dan 32 kematian. Kementerian Kesehatan menetapkan tiga provinsi, yaitu
DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten sebagai provinsi yang paling tinggi angka kejadiannya. Di
Indonesia cukup banyak anak yang tidak melengkapi imunisasinya, sehingga angka kejadian kasus
ini masih cukup tinggi. Ditambah lagi, orang dewasa Indonesia masih sangat banyak yang tidak
mendapat booster vaksin difteri. Hal ini membuat transmisi penularan penyakit ini masih cukup
tinggi.
Pemberian vaksin DTaP ataupun DT pada saat masih kecil belum cukup untuk melindungi
tubuh dari kuman difteri. Sebab masa vaksin ini tidak bertahan seumur hidup. Sehingga tetap harus
diberikan booster, paling tidak setiap 10 tahun sekali terutama pada orang yang berisiko.
Vaksin ini bisa diperoleh di pusat layanan kesehatan seperti di puskesmas maupun di rumah
sakit. Mari bersama-sama kita cegah dan putuskan penularan penyakit difteri ini!
(ditulis oleh: dr. Samuel Pola Karta Sembiring. Penulis adalah dokter umum RSU Martha Friska
Multatuli).