Buku Panduan Komunikasi DLM Kep Cincau
Buku Panduan Komunikasi DLM Kep Cincau
DISUSUN OLEH
TIM
Alhamdulillah, Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesaikannya buku panduan pembelajaran laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan I.
Buku panduan pembelajaran laboratorium ini merupakan salah satu bagian dari buku panduan
pembelajaran laboratorium sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi lulusan S-1
keperawatan.
Komunikasi keperawatan merupakan tonggak atau senjata bagi seorang perawat dalam
berhubungan dengan pasien maupun keluarga. Buku panduan pembelajaran laboratorium ini
membahas tentang prosedur, teori dan konsep komunikasi umum dan komunikasi therapeutic
dalam keperawatan, serta penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan pada berbagai
kasus dan tingkat usia.
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill, namun
demikian aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan yang unggul. Studi di lapangan
menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam dunia nyata.
Kami berharap buku panduan pembelajaran laboratorium komunikasi keperawatan ini
dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan dengan sebaik- baiknya. Kami juga merasa
masih banyak kekurangan dalam pembuatan buku panduan pembelajaran laboratorium ini,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk peningkatan kualitas buku panduan
pembelajaran laboratorium ini sangat kami harapkan. Semoga buku panduan pembelajaran
laboratorium ini dapat mengantarkan mahasiswa mencapai tujuan sebagai perawat yang
professional.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
a. VISI
Menjadi sekolah tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan dengan
penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Keterampilan dan Seni (IPTEKS), di
tingkat regional dan nasional berlandaskan nilai nilai luhur bangsa dan keislaman
pada tahun 2020.
b. MISI
1) Care Provider
2) Communicator
3) Educator and health promoter
4) Manager and leader
5) Researcher
RANCANGAN PEMBELAJARAN
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki
kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;
2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya
berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
3. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
E. WAKTU
SKS Laborat : 1 sks
1 sks x 170 menit x 14 minggu efektif = 2380 menit
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKTPPGB.STIKESM.LAB Ketua
1) DEFINISI
Teknik komunikasi terapeutik pada pasien gangguan bicara adalah sebuah
teknik komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan pasien yang mengalami
gangguan bicara. Gangguan bicara ini dapat terjadi akibat kerusakan pita suara,
ataupun gangguan persarafan.
2) TUJUAN
Membantu pasien untuk memperjelas, mengurangi keraguan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada
hal yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 16
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Terapeutik Pada Pasien ......IK.TKTPPGB.STIKESM/2018
Gangguan Bicara Berlaku:
Ketua
3) INDIKASI
Pasien dengan gangguan bicara / wicara
4) PERSIAPAN ALAT
Papan tulis, spidol, papan komunikasi dengan kata, huruf, atau gambar yang umum
untuk menunjukkan kebutuhan dasar, masker, handscoon (bila diperlukan).
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa, Memberi Salam dan memposisikan diri didepan pasien
2) Memperkenalkan diri dengan cara menyentuh klien (bersalaman)
3) Menjelaskan tujuan tindakan
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Perhatikan mimik dan gerakan bibir klien
(Perawat benar-benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir klien).
2. Memperjelas kata kata yang diucapkan klien dengan mengulang kembali
(Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali
kata-kata yang diucapkan klien)
3. Membatasi topic pembicaraan (topic focus seputar penyakit pasien)
4. Suasana rilek dan tenang
(Ciptakan kondisi rileks dan tenang saat berkomunikasi dengan pasien)
5. Apabila perlu, gunakan bahasa tulisan dan simbul
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi hasil tindakan
2) Berpamitan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
1. DEFINISI
Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan Penglihatan adalah
sebuah teknik komunikasi dengan pasien yang mengalami gangguan penglihatan
dengan berbagai teknik khusus. Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena
kerusakan organ, misal : lensa mata, kekeruhan humor vitreus, maupun kerusakan
cornea, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Semua ini
mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
1. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan pendengaran adalah sebuah
teknik komunikasi antara perawat dengan pasien gangguan pendengaran yang
membutuhkan beberapa teknik khusus. Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa
penurunan pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli yang selama ini dikenal ialah tuli
perspektif dan tuli konduktif. Tuli perspektif adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan
Ketua
sistem saraf, sedangkan tuli konduktif terjadi akibat kerusakan struktur panghantar
rangsang suara.
2. TUJUAN
a. Memudahkan komunikasi pasien dan perawat agar informasi yang di sampaikan
tepat dan benar.
b. Menjelaskan keinginan pasien pada perawat dan tujuan keperawatan tercapai.
3. INDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri (menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
yang disukai)
3) Menjelaskan tujuan (akan membantu mengatasi masalah klien)
4) Menanyakan perasaan klien saat ini
5) Melakukan validasi masalah
6) Melakukan kontrak : waktu, tempat, dan topik
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Orientasi kehadiran dari diri anda dengan cara menyentuh klien atau
memposisikan diri didepan klien
2) Usaha menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan
untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
Ketua
3) Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan klien dan mempertahankan
sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
4) Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu
(misal : permen karet).
5) Gunakan bahasa pantonim bila memungkinkan dengan gerakan yang
sederhana dan perlahan
6) Gunakan bahasa isyarat / bahasa jari anda atau dalam bentuk tulisan untuk
menyampaikan pesan bila dan diperlukan.
7) Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar
8) Memberikan reinforcement positif
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi subyektif (menanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan)
2) Melakukan evaluasi obyektif (menyuruh klien mengulangi kembali apa yang
sudah diajarkan)
3) Melakukan rencana tindak lanjut (memberikan PR kepada klien)
4) Melakukan kontrak pertemuan berikutnya : waktu, tempat, topik
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling
sering digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang di
keluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi
visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi,
upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.
a. Kurangi kebisingan dan Dapatkan perhatian klien sebelum memulai
pembicaraan
b. Berhadapan dengan klien dimana ia dapat melihat mulut anda,
c. Bicara pada volume suara normal - jangan teriak
d. Susun
Buku ulang
Panduan kalimat
Praktik anda jika
Laboratorium klien salah
Komunikasi mengerti
Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 25
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
e. Sediakan penerjemah bahasa isyarat jika diindikasikan
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA BAYI
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPB.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada bayi adalah interaksi / komunikasi yang dilakukan
antara perawat dan bayi, yang direncanakan secara sadar dan bertujuan serta kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan pemenuhan segala kebutuhan bayi.
2. TUJUAN
a. Memberi rasa aman kepada bayi dan memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang
b. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima
rangsangan.
3. INDIKASI
Pasien bayi
4. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran, penglihatan
5. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan) dll
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
a. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
b. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan memberi salam pada pasien dan keluarga
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga pasien
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Banyak menggunakan komunikasi non verbal untuk menyatakan kebutuhan
(misal : tersenyum puas, menangis sakit)
2) Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin.
3) Berbicaralah dengan suara yang lembut, sentuhan dan belaian, ciuman,
mendekap, menggendong, atau dengan gerakan (seperti mengayun memberi
kenyamanan/senang
4) Rangsang taktil (sentuhan) sangat kuat maknanya bagi bayi untuk
meningkatkan rasa aman, melindungi bayi dan kedekatan hubungan.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPA.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara
perawat dan anak, yang direncanakan secara sadar serta mempunyai tujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan anak.
2. TUJUAN
a. Dapat melatih keterampilan penggunaan pancaindra.
b. Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagai bentuk
pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan orang lain,
mengembangkan konsep diri.
3. INDIKASI
Pada Anak batita (usia 1 - 2 tahun), Masa Pra sekolah (usia 3-5/6 tahun), Usia Sekolah
(6 – 12 tahun)
4. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran, gangguan Penglihatan
5. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan) dll
6. PERSIAPAN PASIEN
a) Pra orientasi batita, prasekolah, dan sekolah
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b) Fase Orientasi batita, prasekolah, dan sekolah
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a) Fase Kerja Anak Batita
1) Melibatkan keluarga
2) Panggil anak sesuai nama yg digunakan anak tersebut.
3) Gunakan pesan yg pendek & jelas, suara lembut
4) Pelajari & gunakan kata-kata yg dipakai anak untuk ke kmr mandi, mandi,
makan.
5) Perlu di ingat Perilaku protes yg dilakukan anak (seperti tantrum/mengamuk)
dapat digunakan untuk mengatasi tekanan/stres pd anak.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 30
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Anak ........IK.TKPA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPR.STIKESM.LAB Ketua
3. INDIKASI
Pasien remaja
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku cerita, dll
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi
dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada disamping
anak remaja. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar
tentang sesuatu.
2) Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 34
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Remaja ........IK.TKPR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3) Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi remaja
atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita
harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak
harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan
negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut.
4) Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
remaja untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan remaja dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran
remaja pada saat itu.
5) Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran remaja, dengan mengajukann pada situasi
yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat
anak remaja.
6) Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada remaja seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain,
dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7) Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang
jengkel, marah dan diam.
8) Memberikan reinforcement positif
b. Fase Terminasi
1) Evaluasi
2) Melakukan rencana tindak lanjut ( memberikan PR kepada klien )
3) Merapikan Pasien
4) Merapikan Alat
5) Berpamitan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memperhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi
dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua dalam
membantu proses komunikasi dengn remaja sehingga bisa di dapatkan informasi yang
benar dan akurat.
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa .
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar
keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga diriny
d. Beri support penuh perhatian
e. Jangan melakukan intrupsi
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
Sikap terapeutik dengan Berhadapan dan kontak mata, Membungkuk ke arah
klien dengan sikap terbuka dan rileks, Mempertahankan jarak terapeutik dengan tehnik
komunikasi yaitu Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti,
Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPD.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Teknik Komunikasi pada dewasa adalah sebuah proses penyampaian gagasan,
harapan dan pesan yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan, interaksi antara perawat dengan pasien dewasa untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang menunjang kesembuhan pasien.
2. TUJUAN
a. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan adanya interaksi pasien dan perawat
b. Adanya komunikasi yang efektif dan efisien
3. INDIKASI
Pasien dewasa
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Memberikan suasana saling menghormati pendapat pribadinya
2) Menciptakan suasana saling menghargai pendapat, perasaan, gagasan,sistem
nilai yang dianut
3) Menciptakan suasana saling mempercayai bahwa yang disampaikan / didengar
itu benar
4) Menciptakan suasana saling terbuka untuk mendengarkan orang lain
5) Memberi kesempatan bertanya
6) Nada suara yang Sesuai
7) Memberikan reinforcement positif
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
/.Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPL.STIKESM.LAB Ketua
Ketua
1) DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada lansia adalah hubungan kerja sama yang ditandai
dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim terapeutik antara perawat dan pasien.
Komunikasi dengan lansia harus memperhatikan faktor fisik, psikologi,
(lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang
tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang
tepat.
2) TUJUAN
Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji
masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat
3) INDIKASI
Pasien Lansia
4) PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), buku cerita, dll
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menerapkan tehnik asertif (sikap yang dapat menerima, peduli, sabar untuk
mendengarkan & memperhatikan ketika pasangan sedang berbicara komunikasi
dapat dimengerti)
2. Menerapkan tehnik Responsif (Perawat segera bereaksi secara aktif ketika ada
perubahan sikap/kebiasaan klien dengan menanyakan/klarifikasi tentang
perubahan tersebut)
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPPTS.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Komunikasi pada pasien tidak sadar merupakan komunikasi antara perawat dan
pasien yang tidak sadar karena kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak
sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi.
2. TUJUAN
Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 43
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Pasien Tidak Sadar ( Koma ) ......IK.TKPPTS.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:
3. INDIKASI
Pasien tidak sadar (Koma)
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan).
5. PERSIAPAN PASIEN
a) Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b) Fase Orientasi
1) Memberi salam & menyapa nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan prosedur
5) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Menjelaskan
(Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat
lakukan terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan
dilakukan kepada klien. Dengan menjelaskan pesan secara spesifik,
kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien)
2) Memfokuskan
(Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci
dari pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan
diberikan pada klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi).
3) Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan
informasi. Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat
memberi informasi kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang
akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya, karena dengan
keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan
klien dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.
4) Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan
dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan
dapat membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat
dapat ditunjukan kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal.
Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah
transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi
seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah
bagian yang penting dari hubungan antara perawat dan klien.
Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah
komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang
sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk
komunikasi serta tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan
karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak sadar.
Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan
komunikasi lebih diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang
melakukan komunikasi satu arah tersebut.
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Melakukan dokumentasi tindakan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TMPDU.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Teknik komunikasi menerima pasien di UGD adalah sebuah hubungan kerja
sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman
dalam membina hubungan intim terapeutik antara perawat dan pasien.
2. TUJUAN
Mengidentifikasi serta mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan
evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 47
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: TeknikMenerima Pasien No. Dokumen:
Di UGD ( Pasien Sadar ) .......IK.TKMPDU.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:
3. INDIKASI
Pasien sadar yang dibawa ke UGD
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Memberi salam & menyapa nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan nama kesukaan klien
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Menanyakan identitas penanggung jawab pasien
2) Menanyakan alamat
3) Menanyakan keluhan klien/ riwayat penyakit sekarang
4) Menanyakan riwayat penyakit dahulu
5) Menjelaskan kepada klien jika klien berada di ruang IGD dan akan membantu
mengatasi masalah klien
6) Menganjurkan keluarga untuk menunggu di ruang tunggu
7) Menganjurkan kepada keluarga untuk berdoa
8) Menjelaskan kepada klien akan dilakukan pemeriksaan
9) Memanggil keluarga klien yang berada di ruang tunggu
10) Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
11) Menjelaskan kepada keluarga bahwa klien harus dirawat lebihlanjut di rumah
sakit
12) Meminta keluarga untuk mengurus tempat rawat/ kelas ke ruang pendaftaran
13) Jika administrasi beres, antarkan klien dan keluarga ke ruang perawatan yang
sudah di pesan
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Melakukan dokumentasi tindakan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1) Ketenangan selama melakukan tindakan
2) Komunikasi terapeutik selama tindakan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
1. DEFINISI
Teknik menerima pasien di ruang keperawatan adalah sebuah komunikasi antara
perawat dan klien dengan adanya hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim
terapeutik.
2. TUJUAN
Mengidentifikasi perasaan serta mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.
3. INDIKASI
Pasien baru di ruang keperawatan.
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Memberi salam & menyapa nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan nama kesukaan klien
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menjelaskan bahwa anda adalah perawat yang jaga hari ini dan akan
memberikan perawatan
2. Menjelaskan kepada klien jika klien berada di ruang (menyebutkan nama
ruangan)
3. Menjelaskan fasilitas yang ada di ruangan (kamar mandi,toilet, ruang perawat,
tempat sholat)
4. Menjelaskan tata tertib ruangan (jam berkunjung (besuk), jumlah penunggu, dan
jadwal visite dokter)
5. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya jika belum jelas
6. Menjelaskan pada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital
7. Menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital
8. Menanyakan kesiapan pasien
9. Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPWMDP.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Tehnik komunikasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan
2. TUJUAN
a) Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya
b) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKDPIC.STIKESM.LAB Ketua
1. DEFINISI
Tehnik komunikasi dalam permintaan pernyataan persetujuan (consent) pasien
yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang
cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud
2. TUJUAN
Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran,
mempertahankan kekuatan egonya, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk
mengubah situasi yang ada, meminta persetujuan tindakan.
3. INDIKASI
Pasien yang akan dilakukan sebuah tindakan keperawatan dan tindakan medis.
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), format dokumentasi dan alat tulis
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Melakukan validasi
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
5. Menjelaskan keperluan yang akan disampaikan (meminta persetujuan tindakan)
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan
2) Menanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan
3) Memberikan surat persetujuan
b. Fase Terminasi
1) Memberikan reinforcemen positif
2) Merencanakan tindak lanjut dengan klien
3) Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
4) Memberikan salam
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
1) DEFINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secaa sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien
2) TUJUAN
a. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
c. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindaka yang efektif dan
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 58
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Klien Dengan Gangguan .......IK.TKKDGJ.STIKESM/2018
Jiwa Berlaku:
Ketua
3) INDIKASI
Pasien dengan gangguan jiwa
4) PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), format dokumentasi, dan alat tulis.
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Melakukan validasi
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
5. Membuat kontrak waktu, tempat dan topilk
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menjelaskan tanggungjawab perawat- klien
2. Menjelaskan peran perawat – klien
3. Menawarkan bantuan bila nanti klien butuh bantuan
b. Fase Terminasi
1. Memberikan reinforcemen positif
2. Melakukan validasi perasaan
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
5. Memberikan salam
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
1) DEFINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secaa sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 2005).
Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah : Penyakit
kanker, Penyakit infeksi, Stroke, AIDS, Akibat kecelakaan fatal.
2) TUJUAN
a. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada.
c. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindaka yang efektif dan
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.
3) INDIKASI
Pasien terminal atau krisis
4) PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), buku dokumentasi dan alat tulis.
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Mengeksplorasi diri
3. Menganalisa diri
4. Membuat rencana pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2) Melakukan perkenalan
3) Meminta persetujuan klien
4) Membuat kontrak (waktu, tempat dan topik)
6) INSTRUKSIONAL KERJA
1) Fase Kerja
1. Mengidentifikasi Masalah
2. Mengeksplorasi pikiran dan perasaan klien
3. Meningkatkan faktor fungsional komunikasi
4. Melakukan mekanisme koping yang konstruktif
5. Membimbing untuk beristighfar dan berdzikir
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 62
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Terapeutik Pada .......IK.TKTPPTDK.STIKESM/2018
Pasien Terminal Dan Berlaku:
Ketua Krisis
2) Fase Terminasi
1. Memberikan kesimpulan
2. Melakukan validasi perasaan
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
5. Memberikan salam
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
1. DEFINISI
Komunikasi SBAR adalah suatu teknik yang menyediakan kerangka kerja untuk
komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien. SBAR adalah
mekanisme komunikasi yang kuat, mudah diingat berguna untuk membingkai setiap
percakapan, terutama yang kritis, yang membutuhkan perhatian segeraterhadap klinis
dan tindakan. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran, mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya, mempengaruhi orang lain ,
lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
2. TUJUAN
1) Memiliki struktur dalam komunikasi
2) Informasi yang berhubungan dengan kondisi pasien tidak ada yang terlewatkan
3) Antar Tim dapat menyampaikan saran yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
pasien
4) Tim kesehatan mendapatkan masukan dalam melakukan tindakan yang tepat sesuai
kondisi
3. INSTRUKSIONAL KERJA
The Joint Commission (2012) , telah menambahkan “komunikasi standar” untuk
Tujuan Keselamatan Pasien. Laporan kondisi pasien yang dilakukan perawat ke dokter,
sebelum menghubungi dokter maka perawat melakukan :
1) Kaji kondisi pasien
2) Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien
yang akan dilaporkan
3) Pastikan diagnose pasien
4) Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian perawat
shift sebelumnya
5) Siapkan : medical record pasien, riwayat alergi, obat-obatan/cairan infuse yang
digunakan saat ini
SBAR adalah teknik komunikasi dan singkatan :
S : Situation, Situasi:
1) Sebutkan nama anda dan nama departemen
2) Sebutkan nama pasien, umur, diagnose medis, dan tanggal masuk
3) Jelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien atau keluhan utama
termasuk pain score.
R : Recommendation, rekomendasi
Saya ingin Dokter untuk bertemu dengan Pak Robert secepatnya. Sementara itu , saya
akan meminta Pak Robert terus beristirahat di tempat tidur atau duduk di kursi dengan
O2 nya . Apakah Dokter ingin EKG 12-lead dilakukan pada saat ini?Apakah ada
rekomendasi lainnya dok?
Alimul A.A. 2003. Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pernerbit
Salemba Medika.
Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.
Ellis R.B & Gates R.J. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan(terjemahan).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
MH. Pribadi Zen (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan
Profesional. Jogjakarta: D-Medika Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan
Aplikasi Dalam
Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Stuart, Gail Wiscarz., Sundeen, Sandra.J. 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Edisi 3
EGC. Jakarta
Wahyuni Arti. 2004. Hubungan Antara Karakteristik Perawat Dengan Motivasi Perawat
Dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik. Semarang.
Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi.Jakarta: Rineka Cipta.