Anda di halaman 1dari 70

BUKU PANDUAN PRAKTIK LABORATORIUM

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN I

DISUSUN OLEH

TIM

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
JL. GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS TELP. 0291-437218

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 1


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesaikannya buku panduan pembelajaran laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan I.
Buku panduan pembelajaran laboratorium ini merupakan salah satu bagian dari buku panduan
pembelajaran laboratorium sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi lulusan S-1
keperawatan.
Komunikasi keperawatan merupakan tonggak atau senjata bagi seorang perawat dalam
berhubungan dengan pasien maupun keluarga. Buku panduan pembelajaran laboratorium ini
membahas tentang prosedur, teori dan konsep komunikasi umum dan komunikasi therapeutic
dalam keperawatan, serta penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan pada berbagai
kasus dan tingkat usia.
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill, namun
demikian aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan yang unggul. Studi di lapangan
menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam dunia nyata.
Kami berharap buku panduan pembelajaran laboratorium komunikasi keperawatan ini
dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan dengan sebaik- baiknya. Kami juga merasa
masih banyak kekurangan dalam pembuatan buku panduan pembelajaran laboratorium ini,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk peningkatan kualitas buku panduan
pembelajaran laboratorium ini sangat kami harapkan. Semoga buku panduan pembelajaran
laboratorium ini dapat mengantarkan mahasiswa mencapai tujuan sebagai perawat yang
professional.

Kudus, Maret 2018

Tim Penyusun

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 2


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................ 1


Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2
Daftar Isi ..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Visi Dan Misi Stikes Muhammadiyah Kudus ..................................................... 5
2. Profil Program Studi S1 Keperawatan ................................................................ 6
3. Profil Lulusan Program Studi S1 Keperawatan .................................................. 6
BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN
1. Identitas Mata Kuliah .......................................................................................... 7
2. Deskripsi Mata Kuliah ........................................................................................ 7
3. Capaian Pembelajaran ........................................................................................ 7
4. Penilaian Dan Pembobotan ................................................................................. 8
5. Alokasi Waktu ..................................................................................................... 8
BAB III MATERI PEMBELAJARAN
1. Analisa Diri
a. Kesadaran Diri......................................................................................... 10
b. Klarifikasi Diri ........................................................................................ 10
c. Eksplorasi Diri......................................................................................... 11
d. Kemampuan Menjadi Model ................................................................... 11
2. Tahapan Komunikasi
a. Pra Interaksi............................................................................................. 11
b. Orientasi .................................................................................................. 12
c. Kerja ........................................................................................................ 12
d. Terminasi ................................................................................................. 12
3. Teknik Komunikasi
a. Diam ........................................................................................................ 13
b. Pertanyaan Terbuka ................................................................................. 13
c. Mengulang............................................................................................... 14
d. Klarifikasi ................................................................................................ 14

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 5


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
e. Listening .................................................................................................. 14
f. Confronting ............................................................................................. 14
g. Focusing .................................................................................................. 15
h. Refleksi.................................................................................................... 15
i. Incoming.................................................................................................. 15
j. Identifikasi Tema..................................................................................... 15
4. Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan Bicara, Gangguan
Penglihatan, Dan Gangguan Pendengaran .......................................................... 16
5. Teknik Komunikasi Pada Bayi, Anak (Toodler) ................................................. 26
6. Teknik Komunikasi Pada Remaja, Dewasa, Dan Lansia .................................... 33
7. Teknik Komunikasi Pada Klien Tidak Sadar (Koma) ........................................ 43
8. Teknik Komunikasi Menerima Pasien Di Ugd ................................................... 47
9. Teknik Komunkasi Menerima Pasien Di Ruang Perawatan ............................... 50
10. Teknik Komunikasi Pada Waktu Memberikan Discharge Planning ................... 53
11. Teknik Komunikasi Dalam Pemberian Informed Consent ................................. 55
12. Teknik Komunikasi Klien Dengan Gangguan Jiwa ............................................ 58
13. Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Terminal Dan Kritis ..................... 61
14. Teknik Komunikasi Sbar..................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 6


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
BAB I

PENDAHULUAN

1. VISI DAN MISI STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

a. VISI
Menjadi sekolah tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan dengan
penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Keterampilan dan Seni (IPTEKS), di
tingkat regional dan nasional berlandaskan nilai nilai luhur bangsa dan keislaman
pada tahun 2020.
b. MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan cara mengikuti


perkembangan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
terpadu, dan mampu memenuhi kebutuhan serta tuntutan ketenagaan kesehatan
pada tingkat regional dan nasional.
2. Mengembangkan kegiatan yang mendorong terwujudnya pendidikan berbasis
research bagi pendidikan melalui pelatihan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
3. Merealisasikan pendidikan dengan menerapkan nilai-nilai Keislaman untuk
menghasilkan lulusan kesehatan yang islami dengan keteladanan
Kemuhammadiyahan dan berwawasan kebangsaan
4. Mengembangkan organisasi sekolah tinggi yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan meningkatkan manajemen yang transparan, berkualitas serta
bertanggungjawab
5. Menjalin kerjasama secara sinergi dan berkelanjutan dengan stakeholders,
instansi pemerintah maupun swasta.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 7


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
2. VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
a. VISI
Menjadi program studi S-1 Ilmu Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Kudus yang unggul, menghasilkan lulusan dengan
penguasaan IPTEKS serta berlandaskan nilai - nilai luhur bangsa dan
keislaman untuk kemanfaatan masyarakat di tingkat regional dan nasional pada
tahun 2020.
b. MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan S-1 keperawatan yang unggul,


berkualitas dengan mengikuti perkembangan IPTEKS
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang mendorong terwujudnya
pendidikan berbasis riset melalui pelatihan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat sesuai bidang ilmu
keperawatan untuk kemanfaatan masyarakat.
4. Mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan yang islami,
berwawasan kebangsaan dan mampu mengamalkan IPTEKS keperawatan
di masyarakat
5. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan IPTEKS dan
ketrampilan keperawatan dan lembaga dengan berbagai pihak.

3. PROFIL LULUSAN S1 KEPERAWATAN

1) Care Provider
2) Communicator
3) Educator and health promoter
4) Manager and leader
5) Researcher

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 8


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
BAB II

RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. IDENTITAS MATA KULIAH :


Mata Kuliah : KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN I
Kode Mata Kuliah :
Bobot SKS : 2 SKS (1 P + 1 T)
Semester :2

B. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan ini adalah mata kuliah wajib untuk
program study S1 Keperawatan. Beban study ajar ini adalah 2 SKS yang terdiri atas 1
SKS teori dan 1 SKS Praktik. Tidak ada prasarat untuk mengikuti mata ajar ini. Pada
akhir mata ajar ini mahasiswa diharapkan mampu menguasai kompetensi yang telah
ditentukan meliputi kompetensi knowledge, kompetensi hardsklill dan softskill untuk
mata kuliah komunikasi keperawatan.
Mata Kuliah ini mempelajari tentang prinsip-prinsip komunikasi umum beserta
aplikasinya dalam konteks pelayanan kesehatan secara umum dan secara khusus dalam
memberikan asuhan keperawatan yang diperuntukkan bagi individu kelompok, keluarga,
dan masyarakat, serta dalam tim kesehatan untuk berbagai tatanan baik praktik klinis
maupun komunitas. Selain itu, dibahas pula trend dan issue yang berkaitan dengan
perkembangan komunikasi dalam bidang kesehatan.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki
kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;
2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya
berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
3. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 9


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
4. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat
bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya;
5. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

D. PENILAIAN DAN PEMBOBOTAN Praktik


1. Ujian kompetensi = 70 %
2. Nilai observasi/PROJECT/partisipasi kuliah = 30 %

E. WAKTU
SKS Laborat : 1 sks
1 sks x 170 menit x 14 minggu efektif = 2380 menit

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 10


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
BAB III
MATERI PEMBELAJARAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN

1. ANALISA DIRI PERAWAT


Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspek-aspek yang
dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik
kepada klien.
Pada dasarnya sebelum suatu hubungan terjalin perlu sekali melakukan analisa
diri,khususnya perawat di sini terdapat 4 fokus analisa diri: kesadaran diri, eksplorasi
perasaan,klarifikasi nilai role model dan rasa tanggung jawab. Seorang Perawat perlu
menyadari tentang “siapa dirinya” atau kesadaran diri, di mana pada tingkatan ini diperlukan
komunikasi intrapersonal. Untuk menuju kesadaran diri diperlukan : mempelajari diri sendiri,
belajar dari orang lain, dan membuka diri, ini secara tidak langsung akan mendorong
seseorang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain/ komunikasi interpersonal.
Upaya meningkatkan kesadaran diri kadang menyakitkan dan tidak mudah, khususnya
jika ditemukan konflik dengan ideal diri seseorang. Untuk itulah kita membutuhkan
komunikasi sebagai alat.
Aspek-aspek analisa diri perawat :
a. Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah Kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri
baik perilaku, perasaan maupun pikirannya sendiri. Kesadaran diri dapat dilakukan
dengan :
1. Mempelajari diri sendiri
Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk
pengalaman yang menyenangkan, hubungan hubungan interpersonal dan
kebutuhan pribadi. Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan
belajar tentang diri sendiri. Individu perlu menampilkan keikhlasan dalam
menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan personal, dan
penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dan spontan. Yang
termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan, memori dan
rangsangan.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 10
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 | Error! No text of specified style in document.
2. Belajar dari orang lain
Belajar dan mendengar orang lain. Pengetahuan tentang diri tidak bisa
diketahui oleh diri sendiri. Juga berhubungan dengan orang lain, individu
mempelajari diri sendiri, juga belajar untuk mendengar secara aktif dan
terbuka menerima umpan balik dari orang lain. Kesediaan dan keterbukaan
menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang
diri sendiri. Aspek yag negatif memberi kesadaran bagi individu untuk
memperbaikinya sehingga individu akan selalu berkembang setiap menerima
umpan balik.
3. Membuka diri
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk ini
harus ada teman intim yang dapat dipercaya tempat menceritakan hal yang
merupakan rahasia.
b. Klarifikasi Nilai
Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya?
Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan
membantu sesuai dengan kebutuhannya.
Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik,
tetapi kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai
sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup, sehingga tidak menggunakan klien
untuk kepuasan dan keamanannya.
Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat
menyadari dan mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan
perawat – klien.
Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat, misalnya
kepercayaan, seksual, ikatan keluarga, perawat akan siap mengidentifikasi situasi
yang bertentangan dengan sistem nilai yang dimiliki.
Nilai adalah konsep dimana seseorang memiliki standar mengenai hal-hal
yg pantas dilakukan (Stuart&Sundeen, 2005). Klarifikasi nilai perlu dilakukan
karena nilai itu bermacam-macam, dan dari sinilah seorang yang proaktif
mendasarkan pemilihan responnya. Pemilihan respon perlu didasarkan pada
nilai, nilai/standar perilaku yg pantas tersebut bila ditetapkan sebagai prinsip
maka nilai akan menjadi pusat kehidupan.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 11
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 | Error! No text of specified style in document.
c. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan dilakukan terhadap hubungan seseorang dengan
lingkungan luar/interaksinya dengan org lain. Dengan menyadari perasaan kita
sebelum bertemu dengan org lain kita akan menyadari bahwa kita mungkin
merasa cemas, bahwa nanti kecemasan itu akan membuat kita berkeringat sangat
banyak, sehingga kita perlu mengantisipasinya dengan membawa sapu tangan
misalnya. Bagi perawat, eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu
dilakukan agar perawat terbuka dan sadar terhadap perasaannya sehingga dia
dapat mengontrol perasaanya agar ia dapat menggunakan dirinya secara
terapeutikya.
d. Kemampuan Menjadi Model (Role Model) dan Rasa Tanggung Jawab
Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat,
hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya
dengan klien (Stuart dan Sundeen, 2007, h.102)
Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan
hubungan profesional dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin pada
asuhan kesehatan jiwa karena perawat memakai dirinya secara terapeutik dalam
menolong klien.
Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau
pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat.
Perawat diharapkan bertanggung jawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan
dan kekurangannya.
Ciri perawat yang dapat menjadi role model :
a. Puas akan hidupnya
b. Tidak didominasi oleh stres
c. Mampu kembangkan kemampuan
d. Adaptif
2. TAHAPAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
a. Pra Interaksi
Pra interaksi mulai sebelum kontak pertama dengan klien. Perawat
mengeksplorasikan perasaan, fantasi dan ketakutannya. Sehingga kesadaran dan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 12


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat
dipertanggungjawabkan.
Tugas perawat :
1. Mengumpulkan data tentang klien
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri.
3. Menganalisa kekuatan profesional diri dan keterbatasan.
4. Membuat rencana pertemuan dengan klien
b. Orientasi (Orientation)
Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang terjadi
bersifat penggalian informasi antara perawat dan pasien. Fase ini dicirikan oleh
lima kegiatan pokok yaitu testing, building trust, identification of problems and
goals, clarification of roles dan contract formation.
Tugas Perawat :
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
3. Melakukan validasi ( kognitif, psikomotor ) pada pertemuan berikutnya.
4. Mengeksplorasi perasaan klien, pikiran dan tindakan.
5. Mengidentifikasi masalah klien
6. Mengidentifikasi tujuan dengan klien
7. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
8. Menjelaskan kerahasiaaan
c. Kerja (Working)
Pada fase ini perawat dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang
telah ditetapkan pada fase orientasi. Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskusi
tentang masalah-masalah yang merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari
dua kegiatan pokok yaitu menyatukan proses komunikasi dengan tindakan
perawatan dan membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan.
Tugas perawat :
1. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama / keluhan yang mungkin berkaitan dengan
kelancaran pelaksanaan kegiatan
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 13


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
4. Melakukan kegiatan sesuai rencana
d. Penyelesaian (Termination)
Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas tujuan
telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling menguntungkan
dan memuaskan. Kegiatan pada fase ini adalah penilaian pencapaian tujuan dan
perpisahan.
Tugas Perawat :
1. Menciptakan realitas perpisahan
2. Menyimpulkan hasil kegiatan evaluasi hasil dan proses
3. Saling mengeksplorasi perasaan penolakan, kehilangan, sedih, marah dan
perilaku lain.
4. Memberikan reinforcement positif
5. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
6. Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya ( waktu, tempat, topik )
7. Mengakhiri kegiatan dengan baik
3. TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tehnik komunikasi yang efektif terdiri dari :
a. Diam ( Memelihara Ketenangan ) / Silence
Dengan diam akan terjadi proses pengorganisasian pikiran dipihak perawat dan
klien. Penerapan metode ini memerlukan ketrampilan dan ketepatan waktu agar
tidak menimbulkan perasaan tidak enak. Cara yang sukar, biasanya dilakukan
setelah mengajukan pertanyaan. Tujuanya untuk member kesempatan berfikir dan
memotivasi klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam bearti
perawat menerima klien, Misalnya :
Klien : Saya jengkel kepada suami saya
Perawat : Diam ( member kesempatan klien )
Klien : Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasan yang jelas, kalau
saya tanya pasti marah.
b. Memberi Pertanyaan Terbuka ( Giving Broad Opening )
Memberikan inisiatif pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang
akan dibicarakan.
Misalnya : “Darimana anda akan mulai?”Apa yang anda pikirkan pagi ini?”
Apa yang sedang saudara pikirkan Apa yang akan kita bicarakan hari ini ?.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 14


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
Kegiatan ini akan bernilai apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari
inisiatif klien dan akan menjadi non terapeutik apabila perawat mendominasi
interaksi dan menolak respon klien.
c. Mengulang pernyataan klien / Restating
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan
ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien.
Misalnya : Ooh,,,, jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena ,,,,,,,
d. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien berhenti
karena malu mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh tidak lengkap
atau mengemukakanya berpindah-pindah. Contoh : Dapatkah anda menjelaskan
kembali tentang …. ? Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, perasaan dan
persepsi perawat-klien.
e. Mendengarkan / Listening
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien, member kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan
korektif bila apa yang disampaikan klien perlu diluruskan. Tujuan teknik ini
adalah member rasa aman klien dalam mengungkapkan perasaanya dan menjaga
kesetabilan emosi/psikologis klien.
Misalnya : Silahkan mengungkapkan semua perasaan saudara, saya akan
mendengarkan disini dengan baik
f. Confronting
Konfrontasi merupakan ekspresi perasaan perawat tentang perilaku klien yang
tidak sesuai. Mengidentifikasi 3 kategori konfrontasi, yaitu :
1) Ketidaksesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang dirinya)
dan ideal diri klien (keinginan klien)
2) Ketidaksesuain antara ekspresi non verbal dan perilaku klien.
3) Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan pengalaman perawat
Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien terhadap kesesuaian
perasaan,sikap,kepercayaan dan perilaku. Konfrontasi dilakukan secara asertif,
bukan marah dan agresif. Sebelum melakukan konfrontasi perawat perlu mengkaji
antara lain : tingkat hubungan saling percaya, waktu yang tepat, tingkat
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 15
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
kecemasan klien dan kekuatan koping klien. Konfrontasi sangat diperlukan pad
klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum berubah.
Contoh : Katanya batuk anda akan kambuh bila merokok, kenapa sekarang anda
merokok ?
g. Memfokuskan pembicaraan / Focusing
Membantu klien bicara pada topic yang telah dipilih dan yang penting serta
menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik, lebih jelas dan
berfokus pada realitas. Contoh :
Klien : petugas kesehatan yang ada dirumah sakit ini kurang perhatian
kepada pasienya.
Perawat : Apakah saudara sudah minum obat ?
h. Refleksi
Refleksi merupakan reaksi perawat klien selama berlangsungnya komunikasi.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Refleksi isi, bertujuan
memvalidasi apa yang di dengar. Klarifikasi ide yang diekpresikan klien dengan
pengertian perawat, dan Refleksi perasaan, yang berjuan memberi respon pada
perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima
perasaanya.
Teknik refleksi ini berguna untuk :
1. Mengetahui dan menerima ide dan perasaan
2. Mengoreksi
3. Memberi keterangan lebih jelas
Sedangkan kerugianya adalah :
1) Mengulang terlalu sering tema yang sama
2) Dapat menimbulkan marah, iritasi dan frustasi
i. Menawarkan informasi / Informing
Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan bagi
klien, misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang dialami klien.
Klien : Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi ? padahal saya sudah
minujm obat, kira-kira kenapa ya suster ?
Perawat : Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi, dehidrasi
atau karena metabolism tubuh yang meningkat.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 16


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
j. Identifikasi Tema
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama
percakapan . Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi
maslah yang penting. Misalnya : Saya lihat dari semua keterangan yang anda
jelaskan, anda telah disakiti. Apakah ini latar belakang masalahnya ?

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 17


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN BICARA

IKP.TKTPPGB STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Komunikasi Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Terapeutik Pada Pasien Gangguan
Revisi Tanggal Bicara

IK.TKTPPGB.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Terapeutik Pada No. Dokumen:
Pasien Gangguan Bicara ..IK.TKTPPGB.STIKESM/2
018
Berlaku:
Ketua

1) DEFINISI
Teknik komunikasi terapeutik pada pasien gangguan bicara adalah sebuah
teknik komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan pasien yang mengalami
gangguan bicara. Gangguan bicara ini dapat terjadi akibat kerusakan pita suara,
ataupun gangguan persarafan.
2) TUJUAN
Membantu pasien untuk memperjelas, mengurangi keraguan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada
hal yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 16
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Terapeutik Pada Pasien ......IK.TKTPPGB.STIKESM/2018
Gangguan Bicara Berlaku:
Ketua

3) INDIKASI
Pasien dengan gangguan bicara / wicara
4) PERSIAPAN ALAT
Papan tulis, spidol, papan komunikasi dengan kata, huruf, atau gambar yang umum
untuk menunjukkan kebutuhan dasar, masker, handscoon (bila diperlukan).
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa, Memberi Salam dan memposisikan diri didepan pasien
2) Memperkenalkan diri dengan cara menyentuh klien (bersalaman)
3) Menjelaskan tujuan tindakan
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Perhatikan mimik dan gerakan bibir klien
(Perawat benar-benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir klien).
2. Memperjelas kata kata yang diucapkan klien dengan mengulang kembali
(Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali
kata-kata yang diucapkan klien)
3. Membatasi topic pembicaraan (topic focus seputar penyakit pasien)
4. Suasana rilek dan tenang
(Ciptakan kondisi rileks dan tenang saat berkomunikasi dengan pasien)
5. Apabila perlu, gunakan bahasa tulisan dan simbul
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi hasil tindakan
2) Berpamitan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 17


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Terapeutik Pada Pasien ......IK.TKTPPGB.STIKESM/2018
Gangguan Bicara Berlaku:
Ketua

7) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Berkomunikasi dengan klien gangguan bicara memerlukan kesabaran supaya
pesan dapat dikirim dan ditangkap dengan benar. Klien yang mengalami gangguan
bicara umumnya telah belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat
atau menggunakan tulisan dan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Apabila memungkinkan, hadirkan orang yang terbiasa berkomunikasi lisan
dengan klien untuk menjadi mediator komunikasi.
b. Ketenangan selama melakukan tindakan
c. Komunikasi terapeutik selama tindakan
d. Menjaga keamanan pasien selama tindakan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 18


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN PENGLIHATAN

IKP.TKTPPGPL STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Komunikasi Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Terapeutik Pada Pasien Gangguan
Revisi Tanggal Penglihatan

IK. TKTPPGPL.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Terapeutik Pada No. Dokumen:
Pasien Gangguan Penglihatan ...IK.TKTPPGPL.STIKES
M/2018
Berlaku:

Ketua
1. DEFINISI
Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan Penglihatan adalah
sebuah teknik komunikasi dengan pasien yang mengalami gangguan penglihatan
dengan berbagai teknik khusus. Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena
kerusakan organ, misal : lensa mata, kekeruhan humor vitreus, maupun kerusakan
cornea, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Semua ini
mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 19


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Terapeutik No. Dokumen:
Pada Pasien Gangguan ......IK.TKTPPGP.STIKESM/2018
Penglihatan Berlaku:
Ketua

maupun total. Akibat kerusakan visual kemampuan menangkap rangsang ketika


berkomunikasi sangat bergantung pada pendengaran dan sentuhan.
2. TUJUAN
a. Membina hubungan interpersonal dan saling bergantung dengan orang lain.
Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima
orang lain.
b. Klien yang tadinya tidak biasa menerima apa adanya atau merasa rendah diri,
setelah berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya
dan kebutuhanya terpenuhi.
3. INDIKASI
Pasien dengan gangguan penglihatan
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), buku dokumentasi dan alat tulis.
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami
kebutaan persial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran
perawat ketika anda berada didekatnya.
3) Indentifikasi diri anda dengan menyebut nama (dan peran) anda.
4) Menjelaskan tujuan (akan membantu mengatasi masalah klien)
5) Menanyakan perasaan klien saat ini
6) Melakukan kontrak : Waktu, Tempat, dan Topik
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata-kata sebelum
melakukan sentuhan pada klien.

Buku Panduan Komunikasi Dalam Keperawatan 1 S-1 Keperawatan Semester 2


2020
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Terapeutik No. Dokumen:
Pada Pasien Gangguan ......IK.TKTPPGP.STIKESM/2018
Penglihatan Berlaku:
Ketua

(Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak


memungkinkan menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda
memagang peranan besar dan bermakna bagi klien)
2) Orientasikan klien dengan suara-suara yang terdengar disekitarnya.
3) Orientasikan klien pada lingkungan bila klien dipindah kelingkungan/ruangan
yang baru.
4) Informasikamn kepada klien ketika anda akan meninggalkannya / memutus
komunikasi
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi subyektif (menanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan)
2) Melakukan rencana tindak lanjut (memberikan PR kepada klien)
3) Melakukan kontrak pertemuan berikutnya : waktu, tempat, topik

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Dalam melakukan komunikasin terapeutik dengan pasien dengan gangguan
sensori penglihatan, perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik sehingga
terjalin hubungan terapeutik yang efektif antara perawat dan klien,untuk itu syarat
yang harus dimilki oleh perawat dalam berkomunikasi dengan pasien dngan gangguan
sensori penglihatan adalah :
a. Adanya kesiapan artinya pesan informasi, cara penyampaian dan salurannya harus
dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.
b. Kesungguhan artinya apapun wujud dari pesan atau informasi tersebut tetap harus
disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.
c. Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada
individu lain pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang disampaikan
itu merupakan sesuatu yang baik dan menang perlu serta berguna untuk pasien

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 21


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Terapeutik No. Dokumen:
Pada Pasien Gangguan ......IK.TKTPPGP.STIKESM/2018
Penglihatan Berlaku:
Ketua
d. Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal ini
akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien.
e. Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejak apapun yang akan
disampaikan,perawat harus bersifat tenang,tidak emosi maupun memancing emosi
pasien,karena dengan adanya ketenangan maka informasi akan lebih jelas baik
dan lancar.
f. Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan
komunikasi,karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan
menimbulkan perasaan tenang,senang dan aman bagi penerima
g. Kesederhanaan artinya didalam penyampaian informasi,sebaiknya dibuat
sederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya.Meskipun informasi
itu panjang dan rumit akan tetapi kalau dberikan secara sederhana berurutan dan
jelas maka akan memberikan kejelasan secara sederhana berurutan dan jelas maka
akan memberikan kejelasan informasi dengan baik.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 22


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
PROSEDUR KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN
PENDENGARAN

IK.PKTPPGP STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Prosedur Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
Revisi Tanggal Gangguan Pendengaran

IK. PKTPPGP.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Komunikasi Terapeutik Pada No. Dokumen:
Pasien Gangguan Pendengaran ....IK.PKTPPGP.STIKESM/
2017
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan pendengaran adalah sebuah
teknik komunikasi antara perawat dengan pasien gangguan pendengaran yang
membutuhkan beberapa teknik khusus. Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa
penurunan pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli yang selama ini dikenal ialah tuli
perspektif dan tuli konduktif. Tuli perspektif adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 23


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Komunikasi No. Dokumen:
Klien Dengan Gangguan .....IK.PKKDGP.STIKES/2017
Pendengaran Berlaku:

Ketua
sistem saraf, sedangkan tuli konduktif terjadi akibat kerusakan struktur panghantar
rangsang suara.
2. TUJUAN
a. Memudahkan komunikasi pasien dan perawat agar informasi yang di sampaikan
tepat dan benar.
b. Menjelaskan keinginan pasien pada perawat dan tujuan keperawatan tercapai.
3. INDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri (menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
yang disukai)
3) Menjelaskan tujuan (akan membantu mengatasi masalah klien)
4) Menanyakan perasaan klien saat ini
5) Melakukan validasi masalah
6) Melakukan kontrak : waktu, tempat, dan topik
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Orientasi kehadiran dari diri anda dengan cara menyentuh klien atau
memposisikan diri didepan klien
2) Usaha menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan
untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 24


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Komunikasi No. Dokumen:
Klien Dengan Gangguan .....IK.PKKDGP.STIKES/2017
Pendengaran Berlaku:

Ketua
3) Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan klien dan mempertahankan
sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
4) Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu
(misal : permen karet).
5) Gunakan bahasa pantonim bila memungkinkan dengan gerakan yang
sederhana dan perlahan
6) Gunakan bahasa isyarat / bahasa jari anda atau dalam bentuk tulisan untuk
menyampaikan pesan bila dan diperlukan.
7) Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar
8) Memberikan reinforcement positif
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi subyektif (menanyakan perasaan setelah dilakukan
tindakan)
2) Melakukan evaluasi obyektif (menyuruh klien mengulangi kembali apa yang
sudah diajarkan)
3) Melakukan rencana tindak lanjut (memberikan PR kepada klien)
4) Melakukan kontrak pertemuan berikutnya : waktu, tempat, topik
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling
sering digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang di
keluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi
visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi,
upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.
a. Kurangi kebisingan dan Dapatkan perhatian klien sebelum memulai
pembicaraan
b. Berhadapan dengan klien dimana ia dapat melihat mulut anda,
c. Bicara pada volume suara normal - jangan teriak
d. Susun
Buku ulang
Panduan kalimat
Praktik anda jika
Laboratorium klien salah
Komunikasi mengerti
Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 25
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
e. Sediakan penerjemah bahasa isyarat jika diindikasikan
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA BAYI

IK.TKPB STIKES LAB KOD NO. URUT


MUHAMMADIYAH E
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Pada Bayi
Revisi Tanggal

IK.TKPB.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunkasi Pada Bayi No. Dokumen:
.......IK.TKPB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada bayi adalah interaksi / komunikasi yang dilakukan
antara perawat dan bayi, yang direncanakan secara sadar dan bertujuan serta kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan pemenuhan segala kebutuhan bayi.
2. TUJUAN
a. Memberi rasa aman kepada bayi dan memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang
b. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima
rangsangan.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 26


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Bayi .....IK.TKPB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3. INDIKASI
Pasien bayi
4. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran, penglihatan
5. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan) dll
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
a. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
b. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan memberi salam pada pasien dan keluarga
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga pasien
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Banyak menggunakan komunikasi non verbal untuk menyatakan kebutuhan
(misal : tersenyum puas, menangis sakit)
2) Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin.
3) Berbicaralah dengan suara yang lembut, sentuhan dan belaian, ciuman,
mendekap, menggendong, atau dengan gerakan (seperti mengayun memberi
kenyamanan/senang
4) Rangsang taktil (sentuhan) sangat kuat maknanya bagi bayi untuk
meningkatkan rasa aman, melindungi bayi dan kedekatan hubungan.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 27


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Bayi .......IK.TKPB.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

5) Respon bayi terhadap komunikasi: ditunjukkan secara nonverbal misal:


tersenyum, menggerakkan badan, tangan dan kaki
6) Bayi lebih 6 bulan: kadang terjadi stranger anxiety (cemas pd orang asing) saat
berkomunikasi jangan langsung ingin menggendong atau memangkunya, tetapi
lakukan pendekatan lebih dahulu dengan mainan yang dipegangnya atau
berbicara degan ibunya.
7) Berkomunikasi lah dengan bermain (ciluk ba, mainan berbunyi) jika bayi
menerima.
b. Fase Terminasi
1) Evaluasi
2) Melakukan rencana tindak lanjut dan jelaskan pada keluarga
3) Merapikan pasien
4) Merapikan Alat
5) Berpamitan
8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a) SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan kontak mata
2) Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Mempertahankan jarak terapeutik
b) TEHNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 28


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK

IK.TKPA STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Pada Anak
Revisi Tanggal

IK.TKPA.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada Anak No. Dokumen:
......IK.TKPA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara
perawat dan anak, yang direncanakan secara sadar serta mempunyai tujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan anak.
2. TUJUAN
a. Dapat melatih keterampilan penggunaan pancaindra.
b. Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagai bentuk
pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan orang lain,
mengembangkan konsep diri.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 29


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Anak ......IK.TKPA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3. INDIKASI
Pada Anak batita (usia 1 - 2 tahun), Masa Pra sekolah (usia 3-5/6 tahun), Usia Sekolah
(6 – 12 tahun)
4. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran, gangguan Penglihatan
5. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan) dll
6. PERSIAPAN PASIEN
a) Pra orientasi batita, prasekolah, dan sekolah
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b) Fase Orientasi batita, prasekolah, dan sekolah
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a) Fase Kerja Anak Batita
1) Melibatkan keluarga
2) Panggil anak sesuai nama yg digunakan anak tersebut.
3) Gunakan pesan yg pendek & jelas, suara lembut
4) Pelajari & gunakan kata-kata yg dipakai anak untuk ke kmr mandi, mandi,
makan.
5) Perlu di ingat Perilaku protes yg dilakukan anak (seperti tantrum/mengamuk)
dapat digunakan untuk mengatasi tekanan/stres pd anak.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 30
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Anak ........IK.TKPA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

6) Memberikan reinforcement positif


b) Fase Kerja Anak Prasekolah
1) Melibatkan keluarga
2) Pada masa ini anak mulai mandiri dan mengembangkan keterampilan dirinya
untuk berinteraksi dengan orang lain.
3) Anak yg lebih kecil belum fasih berbicara (ucapan & perbendaharaan kata blm
memadai sepenuhnya)
4) Anak msh egosentris percakapan tentang dirinya.
5) Berfikir kongkrit : bicara apa adanya (jujur), bila perlu, ijinkan unt menyentuh,
memegang, memeriksa barang yg akan berhubungan dgn mereka.
6) Bahasa sederhana blm lancar mengungkapkan perasaan/keinginan komunikasi
non verbal
7) Takut kesakitan ketidaktahuannya, jelaskan apa yg akan dilakukan, jelaskan
bagaimana rasanya, penjelasan sederhana
8) Sebagian anak mengalami stranger anxiety yg menjadi barier/penghambat dlm
komunikasi.
9) Posisi yang baik pada saat berbicara pada anak adalah: jongkok, duduk di kursi
kecil, atau berlutut pandangan mata sejajar dgn anak
10) Berikan pujian atas apa yang tlh dicapainya
11) Orang tua atau perawat harus konsisten dlm berkomunikasi (verbal/nonverbal)
sesuai situasi saat itu (misal tidak tertawa saat anak mengalami kesakitan karena
tindakan tertentu)
c) Fase Kerja Anak Sekolah
1) Melibatkan keluarga
2) Menggunkan tehnik bercerita
3) Menggunakan tehnik fantasy
4) Memberikan respon dan sentuhan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 31


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Anak .........IK.TKPA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

6) Nada suara yang Sesuai


7) Memberikan reinforcement positif
d) Fase Terminasi Anak Batita, Prasekolah Dan Anak Sekolah
1) Evaluasi
2) Melakukan rencana tindak lanjut (memberikan PR kepada klien)
3) Merapikan anak
4) Merapikan alat
5) Berpamitan
8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Cara komunikasi terapeutik yang perawat lakukan saat menghadapi pasien anak
seperti posisi badan, jarak interaksi, kontak mata, nada suara saat berbicara, sentuhan,
dan pengalihan aktivitas dapat membuat pasien anak merasa nyaman dan aman akan
keberadaan perawat.
Terdapat teknik komunikasi terapeutik secara verbal yaitu teknik orang ketiga ,
teknik bercerita, teknik Biblotherapy, tiga permintaan, rating game, dan Neuro Linguistic
Programming. Sedangkan untuk teknik komunikasi terapeutik secara nonverbal seperti
teknik menulis, teknik menggambar, teknik bermain.
a) SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan kontak mata
2) Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Mempertahankan jarak terapeutik
b) TEHNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 32


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA REMAJA

IK.TKPR STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Pada Remaja
Revisi Tanggal

IK.TKPR.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada Remaja No. Dokumen:
.......IK.TKPR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Komunikasi pada remaja adalah sebuah proses penyampaian gagasan, harapan
dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan, interaksi antara
perawat dengan pasien remaja untuk memenuhi kebutuhan pasien yang menunjang
kesembuhan pasien.
2. TUJUAN
a. Kebutuhan pasien terpenuhi dengan adanya komunikasi yang efektif dan efesien
b. Memudahkan komunikasi pasien dan perawat agar informasi yang di sampaikan
tepat dan benar.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 33


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Remaja .......IK.TKPR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3. INDIKASI
Pasien remaja
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku cerita, dll
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi
dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada disamping
anak remaja. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar
tentang sesuatu.
2) Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 34
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Remaja ........IK.TKPR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3) Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi remaja
atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita
harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak
harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan
negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut.
4) Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
remaja untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan remaja dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran
remaja pada saat itu.
5) Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran remaja, dengan mengajukann pada situasi
yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat
anak remaja.
6) Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada remaja seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain,
dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7) Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang
jengkel, marah dan diam.
8) Memberikan reinforcement positif

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 35


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Remaja ......IK.TKPR.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

b. Fase Terminasi
1) Evaluasi
2) Melakukan rencana tindak lanjut ( memberikan PR kepada klien )
3) Merapikan Pasien
4) Merapikan Alat
5) Berpamitan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memperhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi
dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua dalam
membantu proses komunikasi dengn remaja sehingga bisa di dapatkan informasi yang
benar dan akurat.
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa .
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar
keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga diriny
d. Beri support penuh perhatian
e. Jangan melakukan intrupsi
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
Sikap terapeutik dengan Berhadapan dan kontak mata, Membungkuk ke arah
klien dengan sikap terbuka dan rileks, Mempertahankan jarak terapeutik dengan tehnik
komunikasi yaitu Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti,
Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 36


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA DEWASA

IKP.TKPD STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH komunikasi pada Dewasa
Revisi Tanggal

IK.TKPD.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada Dewasa No. Dokumen:
........IK.TKPD.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Teknik Komunikasi pada dewasa adalah sebuah proses penyampaian gagasan,
harapan dan pesan yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan, interaksi antara perawat dengan pasien dewasa untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang menunjang kesembuhan pasien.
2. TUJUAN
a. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan adanya interaksi pasien dan perawat
b. Adanya komunikasi yang efektif dan efisien

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 37


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Komunikasi No. Dokumen:
Pada Klien ( Dewasa ) .......IK.PKPKD.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

3. INDIKASI
Pasien dewasa
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Memberikan suasana saling menghormati pendapat pribadinya
2) Menciptakan suasana saling menghargai pendapat, perasaan, gagasan,sistem
nilai yang dianut
3) Menciptakan suasana saling mempercayai bahwa yang disampaikan / didengar
itu benar
4) Menciptakan suasana saling terbuka untuk mendengarkan orang lain
5) Memberi kesempatan bertanya
6) Nada suara yang Sesuai
7) Memberikan reinforcement positif

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 38


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Komunikasi No. Dokumen:
Pada Klien ( Dewasa ) ........IK.PKPKD.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
b. Fase Terminasi
1) Evaluasi
2) Melakukan rencana tindak lanjut ( memberikan PR kepada klien )
3) Merapikan Pasien
4) Merapikan Alat
5) Berpamitan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Hindari panggilan yang merendahkan seperti “nenek”, “sayang” selalu mulai
secara formal (Tn, Ny, Nn, Bpk, Ibu).
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan kontak mata
2) Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Mempertahankan jarak terapeutik
b. TEHNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 39


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA

IKP.TKPL STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
/.Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Pada Lansia
Revisi Tanggal

IK.TKPL.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Pada Lansia ....IK.TKPL.STIKESM/2018
Berlaku:

Ketua
1) DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada lansia adalah hubungan kerja sama yang ditandai
dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim terapeutik antara perawat dan pasien.
Komunikasi dengan lansia harus memperhatikan faktor fisik, psikologi,
(lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang
tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang
tepat.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 40


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Lansia ........IK.TKPL.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2) TUJUAN
Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji
masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat
3) INDIKASI
Pasien Lansia
4) PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), buku cerita, dll
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Menyapa dan Memberi Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan panggilan kesukaan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelaskan prosedur
6) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menerapkan tehnik asertif (sikap yang dapat menerima, peduli, sabar untuk
mendengarkan & memperhatikan ketika pasangan sedang berbicara komunikasi
dapat dimengerti)
2. Menerapkan tehnik Responsif (Perawat segera bereaksi secara aktif ketika ada
perubahan sikap/kebiasaan klien dengan menanyakan/klarifikasi tentang
perubahan tersebut)

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 41


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Lansia ........IK.TKPL.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua
3. Menerapkan tehnik Fokus
4. Menerapkan tehnik Supportif
5. Menerapkan tehnik Klarifikasi (Mengajukan pertanyaan ulang & memberi
penjelasan lebih dari 1 kali agar maksud pembicaraan dapat diterima &
dipersepsikan sama oleh lansia/klien).
6. Menerapkan Kesabaran dan Keihlasan
b. Fase Terminasi
1) Evaluasi
2) Melakukan rencana tindak lanjut (memberikan PR kepada klien)
3) Merapikan pasien
4) Merapikan alat
5) Berpamitan
7) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. SIKAP TERAPEUTIK
1) Berhadapan dan kontak mata
2) Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
3) Mempertahankan jarak terapeutik
a. TEHNIK KOMUNIKASI
1) Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti
2) Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 42


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA PASIEN TIDAK SADAR ( KOMA )

IKP.TKPPTS STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Pada Pasien Tidak
Revisi Tanggal Sadar

IK.TKPPTS.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada Pasien No. Dokumen:
Tidak Sadar ..IK.TKPPPTS.STIKESM/20
18
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Komunikasi pada pasien tidak sadar merupakan komunikasi antara perawat dan
pasien yang tidak sadar karena kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak
sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi.
2. TUJUAN
Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 43
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Pasien Tidak Sadar ( Koma ) ......IK.TKPPTS.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:

3. INDIKASI
Pasien tidak sadar (Koma)
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan).
5. PERSIAPAN PASIEN
a) Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b) Fase Orientasi
1) Memberi salam & menyapa nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Menjelaskan prosedur
5) Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Menjelaskan
(Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat
lakukan terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan
dilakukan kepada klien. Dengan menjelaskan pesan secara spesifik,
kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien)
2) Memfokuskan
(Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci
dari pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan
diberikan pada klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi).

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 44


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Pasien Tidak Sadar ( Koma ) ......IK.TKPPTS.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:

3) Memberikan Informasi
Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan
informasi. Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat
memberi informasi kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang
akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya, karena dengan
keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan
klien dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.
4) Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan
dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan
dapat membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat
dapat ditunjukan kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal.
Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah
transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi
seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah
bagian yang penting dari hubungan antara perawat dan klien.
Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah
komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang
sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk
komunikasi serta tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan
karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak sadar.
Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan
komunikasi lebih diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang
melakukan komunikasi satu arah tersebut.
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Melakukan dokumentasi tindakan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 45


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen:
Pasien Tidak Sadar ( Koma ) .....IK.TKPPTS.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan
bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan
penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar
seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu
meresponnya sama sekali.
b. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan
mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan
yang perawat sampaikan dekat klien.
c. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi
salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan
kesadaran.
d. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien
fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 46


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI MENERIMA PASIEN DI UGD ( PASIEN SADAR )

IK.TKMPDU STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja TeknikMenerima Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pasien Di UGD ( Pasien Sadar )
Revisi Tanggal

IK.TMPDU.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Menerima Pasien Di UGD No. Dokumen:
( Pasien Sadar ) ....IK.TMPDU.STIKESM/
2018
Ketua Berlaku:

1. DEFINISI
Teknik komunikasi menerima pasien di UGD adalah sebuah hubungan kerja
sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman
dalam membina hubungan intim terapeutik antara perawat dan pasien.

2. TUJUAN
Mengidentifikasi serta mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan
evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 47
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: TeknikMenerima Pasien No. Dokumen:
Di UGD ( Pasien Sadar ) .......IK.TKMPDU.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:

3. INDIKASI
Pasien sadar yang dibawa ke UGD
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Memberi salam & menyapa nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan nama kesukaan klien
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Menanyakan identitas penanggung jawab pasien
2) Menanyakan alamat
3) Menanyakan keluhan klien/ riwayat penyakit sekarang
4) Menanyakan riwayat penyakit dahulu
5) Menjelaskan kepada klien jika klien berada di ruang IGD dan akan membantu
mengatasi masalah klien
6) Menganjurkan keluarga untuk menunggu di ruang tunggu
7) Menganjurkan kepada keluarga untuk berdoa
8) Menjelaskan kepada klien akan dilakukan pemeriksaan
9) Memanggil keluarga klien yang berada di ruang tunggu
10) Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 48


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: TeknikMenerima Pasien No. Dokumen:
Di UGD ( Pasien Sadar ) ........IK.TKMPDU.STIKESM/2018
Ketua Berlaku:

11) Menjelaskan kepada keluarga bahwa klien harus dirawat lebihlanjut di rumah
sakit
12) Meminta keluarga untuk mengurus tempat rawat/ kelas ke ruang pendaftaran
13) Jika administrasi beres, antarkan klien dan keluarga ke ruang perawatan yang
sudah di pesan
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Melakukan dokumentasi tindakan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1) Ketenangan selama melakukan tindakan
2) Komunikasi terapeutik selama tindakan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 49


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK MENERIMA PASIEN DI RUANG KEPERAWATAN

IK.TMPDRK STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Prosedur Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Menerima Pasien Di Ruang
Revisi Tanggal Keperawatan

IK. PMPDRK.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Menerima Pasien Di Ruang No. Dokumen:
Keperawatan .....IK.PMPDRK.STIKESM/
2018
Ketua Berlaku:

1. DEFINISI
Teknik menerima pasien di ruang keperawatan adalah sebuah komunikasi antara
perawat dan klien dengan adanya hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim
terapeutik.
2. TUJUAN
Mengidentifikasi perasaan serta mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 50


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Menerima No. Dokumen:
Pasien Di Ruang ......IK.TMPDRK.STIKESM/2018
Ketua Keperawatan Berlaku:

3. INDIKASI
Pasien baru di ruang keperawatan.
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan)
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2) Kontrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1) Memberi salam & menyapa nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menanyakan nama kesukaan klien
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menjelaskan bahwa anda adalah perawat yang jaga hari ini dan akan
memberikan perawatan
2. Menjelaskan kepada klien jika klien berada di ruang (menyebutkan nama
ruangan)
3. Menjelaskan fasilitas yang ada di ruangan (kamar mandi,toilet, ruang perawat,
tempat sholat)
4. Menjelaskan tata tertib ruangan (jam berkunjung (besuk), jumlah penunggu, dan
jadwal visite dokter)
5. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya jika belum jelas
6. Menjelaskan pada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital
7. Menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital
8. Menanyakan kesiapan pasien
9. Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 51


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Menerima No. Dokumen:
Pasien Di Ruang ......IK.TMPDRK.STIKESM/2018
Ketua Keperawatan Berlaku:

10. Menjelaskan hasil pemeriksaan tanda tanda vital


11. Menjelaskan kepada klien dan keluarga jika memerlukan bantuan suruh tekan
bel yang ada diatas / samping tempat tidur
12. Menganjurkan klien untuk beristirahat
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Berpamitan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1) Ketenangan selama melakukan tindakan
2) Komunikasi terapeutik selama tindakan
3) Menjaga keamananklien selama tindakan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 52


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI PADA WAKTU MEMBERIKAN DISCHARGE PLANNING

IK.TKPWMDP STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Pada Waktu
Revisi Tanggal Memberikan Discharge Planning

IK.TKPWMDP.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 2


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada Waktu No. Dokumen:
Memberikan Discharge Planning ....IK.TKPWMDP.STIKESM/
2017
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Tehnik komunikasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan
2. TUJUAN
a) Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya
b) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 53


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 2
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Pada No. Dokumen
Waktu Memberikan Discharge ...IK.TKPWMDP.STIKESM/2017
Planning Berlaku:
Ketua
3. INDIKASI
Pasien persiapan pulang dari RS.
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), buku cerita, dll
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan (format discharge planning)
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Melakukan validasi
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
5. Menanyakan kesediaan untuk dijelaskan persiapan pulang
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menjelaskan apa saja makanan yang harus dimakan dan tidak dimakan
2. Menjelaskan obat yang akan dibawa pulang
3. Menjelaskan waktu control
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Berpamitan
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1) Ketenangan selama melakukan tindakan
2) Komunikasi terapeutik selama tindakan
3) Menjaga keamanan klien selama tindakan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 54


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI DALAM PEMBERIAN INFORM CONSENT

IK.TKDPIC STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Komunikasi Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Dalam Pemberian Inform Consent
Revisi Tanggal

IK.TKDPIC.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Dalam Pemberian No. Dokumen:
Inform Consent .....IK.TKDPIC.STIKESM/
2018
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Tehnik komunikasi dalam permintaan pernyataan persetujuan (consent) pasien
yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang
cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud
2. TUJUAN
Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran,
mempertahankan kekuatan egonya, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk
mengubah situasi yang ada, meminta persetujuan tindakan.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 55


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Dalam Pemberian .....IK.TKDPIC.STIKESM/2018
Inform Consent Berlaku:
Ketua

3. INDIKASI
Pasien yang akan dilakukan sebuah tindakan keperawatan dan tindakan medis.
4. PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), format dokumentasi dan alat tulis
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Melakukan validasi
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
5. Menjelaskan keperluan yang akan disampaikan (meminta persetujuan tindakan)
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan
2) Menanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan
3) Memberikan surat persetujuan
b. Fase Terminasi
1) Memberikan reinforcemen positif
2) Merencanakan tindak lanjut dengan klien
3) Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
4) Memberikan salam

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 56


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Dalam Pemberian .......IK.TKDPIC.STIKESM/2018
Inform Consent Berlaku:
Ketua

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Hal-hal yang perlu dilakukan saat meminta persetujuan pasien (inform consent) :
a. Berhadapan
b. Mempertahankan kontak mata
c. Tersenyum pada saat yang tepat
d. Membungkuk ke arah klien
e. Mempertahankan sikap terbuka

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 57


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

IK.TKKDGJ STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Klien Dengan Gangguan
Revisi Tanggal Jiwa

IK. TKKDGJ.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 2


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Klien Dengan No. Dokumen:
Gangguan Jiwa ......IK.TKKDGJ.STIKESM/
2018
Ketua Berlaku:

1) DEFINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secaa sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien
2) TUJUAN
a. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
c. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindaka yang efektif dan
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 58
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Klien Dengan Gangguan .......IK.TKKDGJ.STIKESM/2018
Jiwa Berlaku:
Ketua

3) INDIKASI
Pasien dengan gangguan jiwa
4) PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), format dokumentasi, dan alat tulis.
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Melakukan validasi
3. Memperkenalkan nama perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
5. Membuat kontrak waktu, tempat dan topilk
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menjelaskan tanggungjawab perawat- klien
2. Menjelaskan peran perawat – klien
3. Menawarkan bantuan bila nanti klien butuh bantuan
b. Fase Terminasi
1. Memberikan reinforcemen positif
2. Melakukan validasi perasaan
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
5. Memberikan salam

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 59


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Klien Dengan Gangguan .......IK.TKKDGJ.STIKESM/2018
Jiwa Berlaku:
Ketua

7) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Hal yang perlu diperhatikan selama komunikasi dengan pasien gangguan jiwa
adalah berhadapan, mempertahankan kontak mata, tersenyum pada saat yang tepat,
membungkuk ke arah klien, mempertahankan sikap terbuka.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 60


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN TERMINAL DAN KRISIS

IK.TKTPPTDK STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Teknik Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
Revisi Tanggal Terminal Dan Krisis

IK. TKTPPTDK.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi Terapeutik Pada No. Dokumen:
Pasien Terminal Dan Krisis ....IK.TKTPPTDK.STIKES
M/2018
Berlaku:

Ketua
1) DEFINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secaa sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 2005).
Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah : Penyakit
kanker, Penyakit infeksi, Stroke, AIDS, Akibat kecelakaan fatal.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 61


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Terapeutik Pada .......IK.TKTPPTDK.STIKESM/2018
Pasien Terminal Dan Berlaku:
Ketua Krisis

2) TUJUAN
a. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada.
c. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindaka yang efektif dan
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.
3) INDIKASI
Pasien terminal atau krisis
4) PERSIAPAN ALAT
Masker, handscoon (bila diperlukan), buku dokumentasi dan alat tulis.
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Mengeksplorasi diri
3. Menganalisa diri
4. Membuat rencana pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2) Melakukan perkenalan
3) Meminta persetujuan klien
4) Membuat kontrak (waktu, tempat dan topik)
6) INSTRUKSIONAL KERJA
1) Fase Kerja
1. Mengidentifikasi Masalah
2. Mengeksplorasi pikiran dan perasaan klien
3. Meningkatkan faktor fungsional komunikasi
4. Melakukan mekanisme koping yang konstruktif
5. Membimbing untuk beristighfar dan berdzikir
Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 62
Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Teknik Komunikasi No. Dokumen:
Terapeutik Pada .......IK.TKTPPTDK.STIKESM/2018
Pasien Terminal Dan Berlaku:
Ketua Krisis

2) Fase Terminasi
1. Memberikan kesimpulan
2. Melakukan validasi perasaan
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
5. Memberikan salam

7) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.


Hal yang perlu diperhatikan Selama Komunikasi pasien terminal atau krisis
adalah :
a. Berhadapan
b. Mempertahankan kontak mata
c. Tersenyum pada saat yang tepat
d. Membungkuk ke arah klien
e. Mempertahankan sikap terbuka

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 63


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
INSTRUKSIONAL KERJA
PROSEDUR TEKNIK KOMUNIKASI SBAR

IK .PTKS STIKES LAB KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

© STIKES MUHAMMADIYAH, 2018 – All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Prosedur Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Teknik Komunikasi SBAR
Revisi Tanggal

IK. PTKS.STIKESM.LAB Ketua

STIKES Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5


MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Teknik Komunikasi SBAR No. Dokumen:
.....IK.PTKS.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

1. DEFINISI
Komunikasi SBAR adalah suatu teknik yang menyediakan kerangka kerja untuk
komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien. SBAR adalah
mekanisme komunikasi yang kuat, mudah diingat berguna untuk membingkai setiap
percakapan, terutama yang kritis, yang membutuhkan perhatian segeraterhadap klinis
dan tindakan. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran, mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya, mempengaruhi orang lain ,
lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 64


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Teknik No. Dokumen:
Komunikasi SBAR ......IK.PKPKA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

2. TUJUAN
1) Memiliki struktur dalam komunikasi
2) Informasi yang berhubungan dengan kondisi pasien tidak ada yang terlewatkan
3) Antar Tim dapat menyampaikan saran yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
pasien
4) Tim kesehatan mendapatkan masukan dalam melakukan tindakan yang tepat sesuai
kondisi
3. INSTRUKSIONAL KERJA
The Joint Commission (2012) , telah menambahkan “komunikasi standar” untuk
Tujuan Keselamatan Pasien. Laporan kondisi pasien yang dilakukan perawat ke dokter,
sebelum menghubungi dokter maka perawat melakukan :
1) Kaji kondisi pasien
2) Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien
yang akan dilaporkan
3) Pastikan diagnose pasien
4) Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian perawat
shift sebelumnya
5) Siapkan : medical record pasien, riwayat alergi, obat-obatan/cairan infuse yang
digunakan saat ini
SBAR adalah teknik komunikasi dan singkatan :
S : Situation, Situasi:
1) Sebutkan nama anda dan nama departemen
2) Sebutkan nama pasien, umur, diagnose medis, dan tanggal masuk
3) Jelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien atau keluhan utama
termasuk pain score.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 65


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Teknik No. Dokumen:
Komunikasi SBAR ........IK.PKPKA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

4) Secara umum pada Situation/Situasi dijelaskan tentang pertanyaan


dibawah ini: Apakah situasi pasien saat ini ? Mengapa Anda menelepon
dokter? Apa yang terjadi pada saat ini ? Apa perubahan akut yang terjadi?
Jelaskan dalam kata-kata yang singkat, persis seperti apa situasinya,
sehingga dokter mendapat gambaran situasi pasien saat ini.
B : Background , Latar Belakang
1) Sebutkan riwayat alergi, obat-obatan dan cairan infuse yang digunakan
2) Jelaskan pemeriksaan yang mendukung dan hasil laboratorium
3) Jelaskan informasi klinik yang mendukung
4) Tanda vital pasien
5) Secara umum pada Background/Latar Belakang menjelaskan pertanyaan
sebagai berikut: Apakah informasi yang melatar belakangi pasien ? Apa
saja tanda-tanda vital dan sejarah yang bersangkutan ? Jelaskan
bagaimana situasi yang akan datang ? Keadaanapa yang mengarah ke
situasi ini ?
A : Assessment, Penilaian
1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti status
mental,status emosional, kondisi kulit dan saturasi oksigen, dll
2) Nyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguan pernafasan, gangguan
neurologi, gangguan perfusi dan lain-lain.
3) Secara umum pada Assesment/Penilaian menjelaskan pertanyaan sebagai
berikut: Apa penilaian anda dari terhadap masalah ini? Apa yang
Anda pikir masalahnya?
R: Recommendation , Rekomendasi:
1) Mengusulkan dokter untuk melihat pasien
2) Pastikan jam kedatangan dokter
3) Tanyakan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 66


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Teknik No. Dokumen:
Komunikasi SBAR .........IK.PKPKA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

4) Secara umum pada Recommendation/Rekomendasi menjelaskan


pertanyaan sebagai berikut : Apa yang harus kita lakukan untuk
memperbaiki masalah/situasi ini? Apa tindakan/respon yang Anda usulkan?
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Komunikasi yang efektif antara penyedia layanan kesehatan sangat penting
untuk keselamatan pasien. Kebanyakan perawat kurang pengalaman dalam
berkomunikasi dengan dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya . Teknik
komunikasi SBAR merupakan teknik komunikasi yang memberikan urutan logis,
terorganisir dan meningkatkan proses komunikasi untuk memastikan keselamatan
pasien.
Contoh: Perawat melaporkan kepada Dokter dengan teknik komunikasi SBAR :
S : Situation, Situasi:
Dr. Yani ini adalah Maria dari Unit 8. Melaporkan pasien atas nama , bapak Robert,
umur 60 th, di kamar 810 dan saya ingin memberitahukan kepada Dokter bahwa denyut
jantungnya telah meningkat menjadi 150x/menit dan tidak teratur. Dia mengaku merasa
sedikit pusing , sesak napas dan mengeluh palpitasi .
B : Background, Latar belakang:
Pak Robert mulai berjalan untuk pertama kalinya sejak selesai dari gastrostomy
endoskopi perkutan ( PEG ) penempatan pagi ini . Situs PEG -nya tampak baikbaik
saja.
A : Assessment,Penilaian :
Sebelum berjalan, denyut nadinya berada di 90-an saat istirahat dengan tekanan darah
110/70. Setelah memakaikan O2 2 liter dengan memakai kanula hidung , Saturasi O2
nya meningkat menjadi 96 % dari 94 % . Menurut perkiraan saya,perubahan denyut
jantung karena pasien mengeluarkan tenaga ketika berjalan yang menyebabkan
menimbulkan gejala. Setelah beristrahat denyut nadinya menjadi 96.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 67


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
STIKES Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Prosedur Teknik No. Dokumen:
Komunikasi SBAR ........IK.PKPKA.STIKESM/2018
Berlaku:
Ketua

R : Recommendation, rekomendasi
Saya ingin Dokter untuk bertemu dengan Pak Robert secepatnya. Sementara itu , saya
akan meminta Pak Robert terus beristirahat di tempat tidur atau duduk di kursi dengan
O2 nya . Apakah Dokter ingin EKG 12-lead dilakukan pada saat ini?Apakah ada
rekomendasi lainnya dok?

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 68


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |
DAFTAR PUSTAKA

Alimul A.A. 2003. Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pernerbit
Salemba Medika.
Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.
Ellis R.B & Gates R.J. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan(terjemahan).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
MH. Pribadi Zen (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan
Profesional. Jogjakarta: D-Medika Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan
Aplikasi Dalam
Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Stuart, Gail Wiscarz., Sundeen, Sandra.J. 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Edisi 3
EGC. Jakarta
Wahyuni Arti. 2004. Hubungan Antara Karakteristik Perawat Dengan Motivasi Perawat
Dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik. Semarang.
Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi.Jakarta: Rineka Cipta.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Komunikasi Dalam Keperawatan S1 Keperawatan STIKES 69


Muhammadiyah Kudus. TA. 2017/2018 |

Anda mungkin juga menyukai