Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELLITUS

OLEH KELOMPOK 5

LA MUHAMMAD GAFURKHAN

MARIA MERINA

MIQDAD AHRARI

M. FADLUN ASHARI

NOVIANI

NUR HAMIDAH

NUR HIDAYATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADYAH PONTIANAK TAHUN AKADEMIK
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya. Di negara maju, insiden diabetes melitus adalah
5%, dan sejumlah 5% orang cenderung untuk mendapatkan penyakit ini.
Pada tahun 1995, tercatat penderita diabetes di Indonesia merupakan urutan ke-7
di dunia dengan urutan pertama India, yang selanjutnya Cina, Amerika Serikat,
Rusia, Jepang, dan Brazil. Diperkirakan jumlah ini akan terus berkembang pada
tahun-tahun berikutnya.
Usia harapan hidup rata-rata pasien diabetes berkurang sembilan tahun
bagi laki-laki dan tujuh tahun bagi perempuan bila dibandingkan dengan yang
bukan pasien diabetes. Pengurangan usia ini paling besar bila awitan penyakit
terjadi pada usia muda.

B.Masalah
1. bagaimanakah konsep dari penyakit diabetes melitus
2. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga yang sesuai pada pasien diabetes
melitus

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dari penyakit diabetes melitus
2. Membuat asuhan keperawatan keluarga yang sesuai pada pasien dengan
diabetes melitus
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS

A. Konsep Dasar Diabetes Melitus


1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner
dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
( Askandar, 2000).

2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
3. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

4. manifestasi klinis
Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut Pada tahap
awal sering ditemukan :
a.Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh
banyak kencing.
b.Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c.Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi
walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada
sampai pada pembuluh darah.
d.Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein,
karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan
lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus
e.Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi)
yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol
dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

5. Patafofisiologi

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut :
1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat
peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200
mg/hari/100 ml.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid
pada dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis.
3. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes
mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes
mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus
meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai
dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit
tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg
%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua
energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat
dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10
Meq/Liter.

6.Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes
adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELLITUS
Kasus
Asuhan keperawatan keluarga Tn A terutama Ny B dengan masalah utama
diabetes melitus yang bertempat tinggal dikampung Grogol pulo mangga rt 02
RW 03 kelurahan grogol kec. Limo kota depok yang dilaksanankan pada tanggal
13 juni 2011 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga
A. Tahap Pengkajian
Data dasar keluarga
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK) Tn M usia 56 tahun,pekerjaan petani dengan
pendapatan Rp 600.000-1.000.000 per bulan
2. Pendidikan kepala keluarga lulusan sekolah dasar,
3. Komposisi keluarga Tn M sebagai kepala keluarga tinggal bersama istrinya
yang berusia 49 tahun dan sebagai ibu rumah tangga
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn M adalah keluarga inti atau nuclear family, dimana
dalam satu rumah hanya tinggal ayah dan ibu, sedangkan ke empat
anaknya telah menikahdan tinggal dirumah masing-masing
5. Suku bangsa
Suku Tn a dan Ny N adalah Betawi, bahasa yang digunakan setiap hari
adalah bahasa indonesia dilingkungan Tn M mayoritas orang Betaw, tidak
ada budaya Tn A yang bertentangan dengan kesehatan
6. Agama
Keluarga Tn A menganut menganut agama islam dan taat beribadah
7. Status sosial ekonomi
Tn A merasakan ekonominya cukup dengan penghasilan keluarga dari
hasil bertani 600-1 juta perbulan dari penghasilan tersebut digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari

8. Aktifitas rekreasi keluarga


Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi
B.Riwayat perkembangan keluarga
a. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Pada saat ini keluarga Tn. M berada pada tahap keluarga dengan
tahapan berdua kembali atau tahap pertengahan
b. Tahapan Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Dalam keluarga Tn. M tidak ada tahapan keluarga yang belum
terpenuhi, dilihat dari anak-anaknya yang semuanya sudah menikah
dan suami yang memiliki pekerjaan.
c. Riwayat Keluarga Inti Saat ini
Dalam keluarga Tn. M tidak ada riwayat perceraian, kehilangan,
penyakit mental dan cacat fisik. Tn. M menderita hipertensi sedangkan
Ny. N mempunyai riwayat sakit gula. Keluarga tidak mengetahui orang
tua menderita penyakait gula atau tidak.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya.
Tn. M mengatakan tidak memiliki penyakit lain selain darah tinggi.
Begitu juga dengan Ny. N tidak ada penyakit lain selain penyakit gula.
Ny. N juga mengatakan tidak tahu apakah keluarga sebelumnya ada
yang sakit seperti Ny. N.
C. Lingkungan
a. Perumahan
Cukup memenuhi persyaratan rumah sehat
b. Denah Rumah

Kamar Mandi
Ruang Makan (WC) Dapur

c. Pengelolaan sampah
Dirumah Tn.Kamar
M pembuangan
Tidur sampah secara terbuka, sampah
Ruang Tamu
dikumpulkan lalu dibakar karena tidak ada pengangkutan sampah
teratur.
d. Fasilitas Kesehatan dan Sosial Halaman Rumah
Diwilayah Tn. M terdapat fasilitas sosial seperti pengajian , fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas , bidan praktek dan posyandu. Tetapi
keluarga Tn. M lebih sering berobat kepuskesmas karena dapat
dijangkau dengan kendaraan bermotor.
e. Mobilitas Geografis Keluarga
Dirumah yang sekarang Tn. M tempati belum pernah sekalipun pindah
dan dibangun dari hasil usaha Tn. M sendiri.
f. Sistem Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga saling mendukung satu sama lain, bila ada
masalah maka anggota keluarga yang lain ikut membantu
menyelesaikannya. Demikian juga tetengga dan kelompok sosial
lainnya memberikan bantuan dan dukungan kepada keluarga bila
diperlukan.
D. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga berjalan dengan baik secara verbal, bahasa
yang digunakan keluarga adalah bahasa lndonesia, dalam
berkomunikasi keluarga saling terbuka satu sama lain dan selalu
mengambil dan memutuskan permasalahan secara bermusyawarah
maka dari itu jarang terjadi konflik.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. M saling menghormati dan menghargai satu sama lain
dan saling mendukung. Keluarga Tn. M mampu merawat dirinya
sendiri, anak-anak Tn. M sangat kompak dalam membantu Tn. M hal
tersebut sudah dididik oleh Tn. M sejak dulu.

c. Struktur Peran
Tn. M adalah kepala keluarga bekerja sebagai petani, sedangkan Ny.
N sebagai ibu rumah tangga. Didalam keluarga Tn. M dan Ny. N
mengatur ekonomi rumah tanggga, akan tetapi yang berperan
mengambil keputusan adalah Tn. M.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Menurut Tn. M mereka menjunjung tinggi nilai atau norma-norma
keluarga yang diyakini yaitu agama islam dengan menerapkan aturan-
aturannya serta pengaruh terhadap kehidupannya. Nilai agama dan
norma budaya yang diterapkan Tn. M tidak ada yang bertentangan
dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif.
Semua anggota keluarga Tn. M saling mendukung, menghargai,
menyanyangi dan menghormati antara anggota keluarganya dan saling
membantu, dilihat dari perhatian penuh dari anak-anaknya Tn. M .
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. M menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain
supaya hidup bermasyarakat terasa indah dan harmonis. Tn. M selalu
bertegur sapa dengan tetangga setiap bertemu muka.
c. Fungsi Reproduksi
Ny. N mempunyai empat orang anak, semua sudah dewasa dan
menikah. Dalam merencanakan jumlah anak Ny. N menggunakan
sistim berkala.
d. Fungsi Ekonomi
Ny. N mengatakan bahwa penghasilan suami mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari.
F.Stress dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. M selalu memikirkan penyakit Ny. N yang tidak sembuh-
sembuh. Apabila Ny. N banyak pikiran gula darahnya langsung naik.
b. Stressor jangka panjang
Stres jangka panjang yang dialami keluarga saat ini adalah penyakit
Ny. N yang tidak sembuh-sembuh meskipun sudah berobat rutin ke
Puskesmas.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama
suami.Apabila perlu nasehat biasanya keluarga Tn. M meminta nasehat
kepada saudaranya.
d. Strategi koping yang digunakan
Masalah yang dialami keluarga adalah anak Tn. M lulusan sekolah
perawat tapi belum bekerja, mau kuliah belum ada biaya. Keluarga
selalu mendiskusikan masalah ini dengan anak-anaknya.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam keluarga Tn. M bila ada anggota keluarga yang sakit langsung
dibawa kefasilitas kesehatan terdekat.
f. Pemeriksaan fisik
Pengkajian dilakukan tanggal 13 juni 2011 pada Tn. M didapatkan data
sebagai berikut : Tekanan Darah ;160/110 mmHg, S; 360 C, RR 16 X /
menit, TB ; 160 cm , BB; 55 Kg , kondisi kepala kadang terasa pusing
dan berat dibelakang kepala. rambut bersih beruban, sklera mata tidak
ikterus dan konjungtiva tidak anemis. Hidung tidak ada kelainan,
telinga tidak ada kelainan, mukosa mulut lembab dan tidak ada
kesulitan menelan,leher tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid. Pergerakan dada simetris, bunyi jantung dan bunyi paru
normal,abdomen sedikit kembung, tidak ada nyeri tekan. Ekstermitas
atas dan bawah tidak ada kelainan. Turgor kulit agak kering.
Kesimpulan Tn. M menderita hipertensi.
Sedangkan pada Ny. N dihasilkan data sebagai berikut : Tekanan
darah 130 / 90 mmHg,N ;80 X /menit, S ; 360 C ,RR 16 x / menit,
BB;59 kg, TB; 155 Cm, hasil GDS tanggal 8 Juni 2011; 290
mg/dl.Kepala kadang terasa pusing,rambut pendek bersih dan tidak
mudah dicabut.Penglihatan sering kabur, sklera tidak
ikterus,konjungtiva tidak anemis.Hidung dan telinga tidak ada
kelainan.Mukosa mulut lembab dan tidak ada kesulitan menelan,leher
tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid.Pergerakan
dada simetris, bunyi paru dan bunyi jantung normal.Ekstermitas atas
dan bawah tidak ada cidera,ujung jari tangan dan ujung jari kaki terasa
baal dan kesemutan.Turgor kulit kering dan ada bercak hitam bekas
luka gatal.Kesimpulan Ny. N menderita Diabetes mellitus.
1. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga Tn. M mengatakan merasa sangat senang dengan kehadiran
perawat dan berharap dapat membantu keluarga mencegah penyakit
a. Modifikasi Lingkungan
Keluarga Tn. M mengatakan menjaga suasana rumah agar tidak
berisik, menata ruangan agar tetap rapi, menyikat kamar mandi agar
lantai kamar mandi tidak licin, dan pada pintu kamar mandi ada
pegangannya agar tidak terjatuh.
b. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. M mengatakan memenfaatkan fasilitas kesehatan jika
anggota keluarga ada yang sakit. Ny. N rutin kontrol kepuskesmas satu
bulan sekali untuk periksa gula darah sewaktu. Hasil gula darah
sewaktu tanggal 8 juni 2011 : 290 mg / dl, dan mendapatkan obat
Glibenclamid 1 x 5 mg .

Analisa Data
No Data Diagnosa keperawatan keluarga
1. DS : Resiko tinggi terjadinya
- Ny. N mengatakan mempunyai
hiperglikemi pada keluarga
penyakait Diabetes mellitus sudah
Tn.M khususnya Ny.N
satu tahun. Pemeriksaan gula darah
berhubungan dengan KMK
terahir tanggal 8 Juni 2011
merawat anggota keluarga yang
(290mg/dl)
menderita Diabetes Melitus.
- Ny. N mengatakan sebelumnya
sering mengkonsumsi makanan yang
digoreng, minuman manis dalam
waktu sehari 4 gelas kali 2 sendok
gula pasir sehingga menyebabkan
gula darah meningkat.
- Keluarga mengatakan tidak mengerti
saat ditanya cara merawat penyakit
Ny.N agar tidak terjadi komplikasi.
- Ny. N mengatakan tanda-tanda
Diabetes mellitus dari yang pernah
dirasakan adalah sering kencing pada
malam hari,banyak minum,banyak
makan dan berat badan menurun.

- Ny. N mengatakan ingin tahu


makanan apa saja yang menjadi
pantangan untuk Diabetes Mellitus.

DO:
- Pengkajian fisik pada tanggal 13 juni
2011 di dapatkan data : Tekanan
darah 130/90mmHg, suhu 36C, nadi
80x/menit, respirasi 16x/menit, BB
59kg ,TB 157cm, usia 49 tahun.
- Hasil GDS terahir tanggal 8 Juni 2011
(290mg/dl).
- Ny. N tampak kooperatif dan banyak
bertanyamengenai pengertian,macam-
macam,penyebab, tanda dan gejala
serta pencegahan Diabetes Mellitus.
- Obat yang diminum Glibenclamid
1x5mg.
2. Ds: Resiko tinggi terjadinya injuri
- Ny. N mengatakan tidak tahu cara
pada keluarga Tn. M khususnya
menggunting kuku agar tidak terjadi
Ny. N berhubungan dengan
luka .
KMK merawat anggota
- Ny. N penglihatan sering kabur.
- Ny. N mengatakan pada ujung jari keluarga yang menderita
tangan dan ujung jari kaki terasa baal Diabetes Mellitus .
dan sering kesemutan.
- Ny. N mengatakan kulit terasa gatal
dan ada bercak hitam bekas luka
dikaki.

DO :
- Ny. N tidak tahu saat ditanya cara
menggunting kuku yang benar agar
tidak terjadi luka.
- Terdapat bekas luka pada kaki klien.
3. DS: Resiko tinggi terjadinya
- Ny. N mengatakan Tn. M mempunyai
gangguan perfusi jaringan
riwayat darah tinggi.
cerebral pada Tn. M khususnya
- Ny. N mengatakan Tn. M masih suka
pada Tn. M berhubungan
makan ikan asin.
- Ny. N mengatakan Tn. M tidak rutin dengan KMK merawat anggota
kontrol dan minum obat sehingga keluarga dengan hipertensi.
mengakibatkan tekanan darahnya
tidak stabil.
DO:
- Keadaan umum Tn. M tampak baik
- Tekanan darah :160/110mmHg.
- N:84 X/ menit,S:360 C,RR:16x/menit.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya hiperglikemi pada keluarga Tn. M khususnya Ny. N
berhungan dengan KMK merawat anggota keluarga yang menderita Diabetes
Mellitus.
2. Resiko tinggi terjadinya injuri pada keluarga Tn. M khususnya Ny.N
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga yang menderita
Diabetes Mellitus.\
3. Resiko tinggi terjadinya gangguan perfusi jaringan cerebral pada keluarga Tn.
M khususnya Tn. M berhubungan dengan KMK keluarga merawat anggota
keluarga DM
4. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dengan
Diabetes Melitus sehubungan dengan kurangnya pengetahuan / informasi.

B. Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan dan Evaluasi


Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi terjadinya hiperglikemi pada keluarga Tn. M khususnya Ny.N
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus.
Tujuan Umum:
Setelah di lakukan 3 x kunjungan di harapkan keluarga mampu
mengidentifikasi tanda-tanda hipoglikemi/hiperglikemi.

Perencanaan
a. Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian, penyebab, tanda dan
gejala serta macam-macam Diabetes Mellitus.
b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, penyebab,
tanda dan gejala serta macam-macam Diabetes Mellitus.
c. Beri pujian poisitif atas usaha yang dilakukan keluarga.
Tujuan Khusus 2.
Setelah berikan penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu mengambil
keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.
Kriteria :
Respon verbal keluarga
Standar :
Akibat dari Diabetes Mellitus yang tidak diobati adalah gagal ginjal, stroke,
penyakit jantung koroner, luka yang sukar sembuh dan kebutaan.
Perencanaan :
a. Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila Diabetes Mellitus tidak
diobati dengan baik dengan berdiskusi bersama keluarga.
b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut dari Diabetes
Mellitus yang tidak diobati.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang keinginan untuk merawat anggota
keluarga yang sakit.
d. Beri pujian yang positif kepada keluarga atas jawaban dan keputusan yang
diambil.
Tujuan Khusus : 3
Setelah diberikan penjelasan selama 1 x 30 menit, diharapkan keluarga Ny. N
mampu merawat anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus dirumah.
Kriteria :
Respon verbal keluarga dan psikomotor
Standar :
Keluarga mampu menyebutkan cara perawatan Diabetes Mellitus dirumah
yaitu hindari stress yang berlebih, mengkonsumsi makanan yang rendah
karbohidrat (nasi, kentang, mie, roti ) , latihan jasmani minimal 30
menit( jalan kaki,joging ) ,minum obat secara teratur , kontrol gula darah 1
bulan sekali kefasilitas kesehatan .Membuat ramuan obat tradisional ( Daun
ciplukan, daun kumis kucing dan lidah buaya ) .
Perencanaan :
a. Diskusikan bersama keluarga tentang perawatan Diabetes Mellitus
dirumah.
b. Demonstrasikan pada keluarga Ny. N cara pembuatan obat tradisional
rebusan daun kumis kucing, daun ciplukan dan lidah buaya .
c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mendemonstrasikan kembali
cara pembuatan ramuan obat tradisional.
d. Berikan pujian terhadap usaha yang telah dilakukan keluarga.
e. Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang dianjurkan.

Tujuan Khusus 4 :
Setelah diberikan penjelasan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah timbulnya resiko luka
dan cidera pada Diabetes Mellitus .
Kriteria :
Respon verbal
Standar :
a. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali tentang hal yang
didiskusikan.
b. Berikan pujian atas usaha yang dilakukan keluarga .
Perencanaan :
a. Jelaskan kepada keluarga tentang lingkungan yang dapat mencegah
timbulnya resiko luka dan cidera pada Diabetes Mellitus.
b. Memotivasi keluarga untuk mengulangi penjelasan yang diberikan.
c. Beri pujian positif atas jawaban keluarga
d. Diskusikan dengan keluarga hal-hal positif yang sudah dilakukan keluarga.
Tujuan Khusus : 5
Setelah diberikan penjelasan selama selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Menyebutkan kembali manfaat berkunjung ke fasilitas kesehatan.
b. Memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam merawat anggota keluarga
dengan Diabetes Mellitus.
Kriteria :
Respon afektif dan psikomotor
Standar :
a. Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 pelayanan kesehatan.
b. Keluarga dapat membawa anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus
kefasilitas kesehatan apabila kondisi badan lemas,keluar keringat dingin,
gemetar ,pucat,pandangan kabur dan hilang konsentrasi.
Perencanaan
a. Informasikan tentang pengobatan dan pendidikan kesehatan yang dapat di
peroleh keluarga di klinik 24 jam , balai pengobatan atau puskesmas.
b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat berkunjung ke
fasilitas kesehatan.
c. Motivasi keluarga untuk membawa Ny. N apabila kondisinya tidak bisa
ditangani ditumah.
d. Dampingi keluarga ke klinik atau balai pengobatan, puskesmas bila
diperlukan.
e. Beri pujian poisitif atas hasil yang dicapai.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya, Jadi dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga
dengan diabetes melitus harus melibatkan dan peran keluarga untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang bisa ditimbulkan,juga sebagai perawat dituntut
mengerti peran kita dalam pemberi asuhan keperawatan

B. Saran
Diharapkan pasien dan keluarga mendapatkan kesehatan yang optimal dalam
memanajemen kasus keluarga dengan diabetes melitus, perawat sebagai pendidik,
monitor, dan advokasi dll, harus bersikap sebagaimana mestinya agar
meningkatkan tingkat kesehatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC.
Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
M. Syaifullah (2002), Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid Edisi III, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta
Sarwono Waspadji (2002), Pedoman Diit Diabetes Melitus, Balai penerbit FKUI,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai