PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui aktiva lancar atau Current Assets, aktiva tetap, Aktiva Tidak Berwujud
(Intangible Assets).
2. Mengetahui macam-macam aktiva lancar atau current assets.
3. Mengetahui Cara – Cara Perolehan Aktiva Tetap.
4. Mengetahui pengukuran aktiva tetap.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kas (Cash)
Kas ialah uang tunai yang ada diperusahaan yang dialokasikan untuk cadangan.
2. Surat-Surat Berharga ( Marketable Securities )
Surat-Surat Berharga ialah saham atau obligasi yang dapat dijual kembali.
3. Piutang Usaha ( Account Receivable )
Piutang Usaha ialah Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang jangka pelunasannya
kurang dari satu tahun.
4. Wesel Tagih ( Note Receivable )
Wesel Tagih ialah tagihan perusahaan kepada pihak lain.
5. Perlengkapan ( Supplies )
Perlengkapan ialah Aktiva perusahaan untuk menyelenggarakan usaha suatu
perusahaan.
6. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima ( Accrvedincome )
Pendapatan yang masih harus diterima ialah Pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan, tetapi pelunasannya belum diterima.
7. Persediaan Barang Dagang ( Inventory )
Barang-Barang yang akhir priode penyusunan neraca yang masih tersimpan.
8. Beban dibayar dimuka ( Prepaid expenses )
Beban dibayar dimuka ialah Beban yang dikeluarkan untuk beberapa priode kedepan
dan belum dimanfaatkan.
9. Cadangan kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang ialah cadangan kas yang digunakan untu menutupi
piutang yang tidak dapat tertgih.
10. Kas Kecil (Petty cash )
Kas kecil ialah kas yang digunkan perusahaan untuk membayar pengeluaran yang
relatif kecil.
Investasi yang ditujukan dijual kembali dalam jangka waktu yang pendek untuk
mendapatkan gain atau keuntungan. investasi ini juga merupakan aset lancar,
contohnya efek sekuritas, aset deriative yang dibeli dengan maksud untuk dijual
kembali.
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain,
atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.[1] Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan
tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti,
bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan
kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam
perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi
atau penyusutan.
Peranan aset tetap sangat signifikan dalam menghasilkan barang dan jasa,
misalnya tanah/lahan dan bangunan tempat produksi, mesin dan berbagai peralatan lain
yang digunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya.
1. Aktiva tetap yang dicantumkan atas harga perolehannya tanpa adanya penyusutan
(depreciation) atau deplesi (depleted). Misalnya tanah, dimana gedung atau kantor
didirikan.
2. Aktiva tetap yang disusutkan, misalnya gedung, gudang, mesin-mesin, peralatan
pabrik atau kantor dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang diplesi, misalnya tanah atau barang tambang lainnya.
Aktiva diperoleh dengan cara membayar secara tunai sesuai dengan harga yang
ditentukan.
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam jurnal
sejumlah uang yang dikeluarkan.Jika ada potongan harga (discount) maka harus
dikurangi dari nilai perolehan.
Jika beberapa aktiva dibeli sekaligus / gabungan (lump sum) maka harus
dipisahkan nilai masing-masing aktiva sesuai dengan pedoman SAK sebagai
berikut :
“ Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan”2007:16.4)
2. Pembelian angsuran
Pembelian angsuran merupakan perolehan aktiva tetap dengan cara diangsur atau
secara kredit dengan rentang waktu pembayaran sesuai dengan nilai perolehan setelah
dikurangi uang muka. Harga perolehan aktiva tetap dengan angsuran tidak boleh
termasuk bunga.
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tidak sejenis adalah pertukaran aktiva
tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang
tidak sejenis, perbedaan antara nilai buku yang diserahkan dengan nilai wajar
yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal
transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran
aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama. Dalam pertukaran aktiva tetap yang
sejenis laba yang timbul akan ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva
yang bersangkutan). Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka
ruginya dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran.
1. menghemat biaya.
2. memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai (idle capacity).
3. keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik.
2.2.3 PENGUKURAN
1. Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada
awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari:
a. Purchase Price
Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b. Directly Attributable Cost
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen
c. Dismantling Cost
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset.
Kewajiban atas biaya tersebut timbul :
1. Ketika aset tersebut diperoleh, atau
2. Karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
Contoh 1,
PT. Kirana memiliki sebuah gedung yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2001
dengan harga Rp. 5.000.000,-umur gedung ditaksir 10 tahun dan nilai residu ditaksir
Rp. 500.000,-.Methode depresiasi yang digunakan adalah methode garis lurus .Pada
tanggal 1 Januari 2005 gedung dijual dengan harga Rp. 3.500.000,-
Perhitungan :
Harga penjualan gedung....................................................Rp. 3.500.000,-
Harga perolehan gedung....................................................Rp. 5.000.000,-
Akumulasi depresiasi gedung s/d 1 januari 2005…….…...Rp. 1.800.000,-
Nilai buku gedung per 1 Januari 2005..............................(Rp.3.200.000,)
Laba penjualan gedung......................................................Rp. 300.000,-
Jurnal yang diperlukan :
1/1/2005
Kas....................................................................................Rp.3.500.000,-
Akumulasi depresiasi gedung……………...……………....Rp. 1.800.000,-
Gedung..............................................................................Rp. 5.000.000,-
Laba penjualan gedung......................................................Rp. 300.000,-
Contoh 2,
CV. MANDIKA memiliki sebuah mesin yang dibeli pada tanggal 1 April
2002 dengan harga Rp.3.500.000,-umur mesin ditaksir 5 tahun dan nilai residu
ditaksir Rp.500.000,-Methode depresiasi yang digunakan adalah methode angka-
angka tahun. Pada tanggal 1 Juli 2005 mesin tersebut dijual dengan harga Rp.
1.500.000,-
Perhitungan:
Perhitungan depresiasi tahunan mesin adalah sebagai berikut :
Jumlah angka-angka tahun = 5+4+3+2+1 = 15
Penyusutan tahun ke 1
5/15 x ( Rp. 3.500.000 - Rp. 500.000 ) = Rp. 1.000.000,-
Penyusutan tahun ke 2
4/15 x ( Rp. 3.500.000 - Rp. 500.000 ) = Rp. 800.000,-
Penyusutan tahun ke 3
3/15 x ( Rp. 3.500.000 - Rp. 500.000 ) = Rp. 600.000,-
Penyusutan tahun ke 2
2/15 x ( Rp. 3.500.000 - Rp. 500.000 ) = Rp. 400.000,-
Penyusutan tahun ke 1
1/15 x ( Rp. 3.500.000 - Rp. 500.000 ) = Rp. 200.000,-
Perhitungan :
Hasil penjualan mesin...........................................................Rp.1.500.000,-
Harga perolehan mesin..........................................................Rp.3.500.000
Akumulasi depresiasi mesin s/d 1/7/2005……………………Rp.2.500.000
Nilai buku mesin per 1 Juli 2005..........................................(Rp.1.000.000,-)
Laba penjualan mesin............................................................Rp. 500.000,-
2.2.5 AMORTISASI
a. Pengertian Amortisasi
Pada UU PPh menggunakan istilah harta tak berwujud tidak dengan asset
tetapi mempunyai pengertian yang sama dengan asset dalam SAK. Seperti yang
telah dilakukan pada asset tetap berwujud, nilai asset tetap tah berwujud harus
juga dilakukan penyusutan yang disebut juga dengan Amortisasi.
Pengertian asset tak berwujud adalah asset tak lancar (non-current asset)
dan tak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada
pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam
klasifikasi asset yang lain (PSAK no 19). Termasuk dalam asset tak berwujud
adalah hak paten, Good Will, hak merk.
Harta tak berwujud digolongkan menjadi:
1. Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 4 tahun.
2. Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 8 tahun.
3. Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 16 tahun.
4. Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 20 tahun.
b. Metode Amortisasi
Metode amortisasi yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight
line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak
diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan amortisasi.
c. Kelompok Aset Tetap Tak Berwujud Dan Tarif Amortisasi
Dalam menghitung amortisasi asset tetap tidak berwujud terlebih dahulu
harus dikelompokkan sesuai dengan masa manfaatnya. Untuk lebih jelasnya
pengelompokkan masa manfaat dan tariff penyusutan terlihat sebagai berikut:
Kelompok Harta Tak Berwujud Masa Manfaat Tarif Amortsasi
berdasarkan metode garis lurus Tarif Amortsasi berdasarkan metode saldo
menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,50% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,50%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Penetapan masa manfaat dan tariff amortisasi diatas dimaksudkan untuk
memberikan keseragaman dalam melakukan amortisasi. Metode yang digunakan
sesuai dengan metode yang dipilih berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya.
Kemungkinan dapat terjadi masa manfaat asset tetap tak berwujud tidak
tercantum pada kelompok masa manfaat, sehingga wajib pajak menggunakan
masa manfaat terdekat. Sebagai contoh asset tetap tak berwujud masa manfaat
sebenarnya 6 tahun, dapat menggunakan masa manfaat 4 tahun atau 8 tahun.
Apabila masa manfaat sebenarnya 5 tahun maka menggunakan kelompok masa
manfaat 4 tahun.
d. Contoh Perhitungan Amortisasi
PT Asti Jaya pada tanggal 4 November 2001 mengeluarkan uang sebanyak
Rp. 100.000.000,00 untuk memperoleh hak lisensi dari Phoenixcyle Ltd. selama 4
tahun untuk memproduksi Sepeda Phoenix. Perhitungan amortisasi hak lisensi
tersebut adalah sebagai berikut:
Alternatif I : Metode Garis Lurus
Amortisasi tahun 2001:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2002:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2003:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2004:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. Kemudian pada periode selanjutnya
dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Didalam menentukan besaran harga perolehan tergantung
oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. Apabila aktiva tak berwujud diperoleh
dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya, maka harga
perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. Dan apabila
aset tidak berwujud diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan
aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.
3.1.1 Keteridentifikasian
Keteridentifikasian aset tak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan
goodwill. Goodwill dalam suatu kombinasi entitas bisnis diakui sebagai aset yang
menggambarkan manfaat ekonomi masa depan yang muncul dari aset lain
yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan
diakui secara terpisah.
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika :
1. Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan
dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara
individual atau bersama dengan kontrak terkait , aset teridentifikasi atau
liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas bermaksud untuk melakukan
hal tersebut.
2. Timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban.
Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai produk
intelektual dam pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh dari proses internal
maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses pertukaran.
1. Hak cipta (Copyright)
Adalah hak yang diberikan kepada pengarang, pencipta, aransemen untuk menerbitkan,
menjual atau mengawasi karyanya. Hak cipta dapat dijual untuk diberikan kepada pihak
lain berdasarkan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati. Harga perolehan hak cipta
mencakup keseluruhan pengeluaran mulai saat penyusunan atau penelitian sampai
pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta diterima.Harga perolehan hak cipta
diamortisasi sepanjang masa manfaatnya.
2. Hak paten
Adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru untuk memproduksi,
menjual atau mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu.hak paten bisa
digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain berdasarkan
kesepakatan. Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang
meliputi biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya
percobaan-percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga
sertifikat hak paten diterima.
Contoh soal:
Harcott Co. mengeluarkan biaya hukum sebesar $200.000 pada tanggal 1 Januari
2009 untuk mempertahankan paten.Paten itu memiliki masa manfaat 20tahun dan
diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Jurnal untuk mencatat biaya hukum dan
amortisasi setiap akhir tahun, yaitu:
1/1/09 Hak Paten $200.000
Kas $200.000
31/12/09 Beban Amortisasi Hak Paten $10.000
Akumulasi Amortisasi Hak Paten $10.000
3. Hak merk dagang
Adalah hak cipta dan hak untuk menggunakan suatu tanda pengenal atau simbol atas
suatu barang yang diusahakan.Harga perolehan hak merk dagang adalah meliputi biaya
perencanaan gambar atau desain gambar, biaya sayembara pembuatan lambing, dan lain-
lain termasuk biaya pengurusan ijin merk dagang hingga sertifikat merk dagang diterima.
Jurnal yang dibuat:
1/1/20xx Hak Merk Dagang Xxxxx
Kas Xxxxx
31/12/20xx Beban Amortisasi Hak Merk Dagang Xxxxx
Akumulasi Amortisasi Hak Merk Dagang Xxxxx
4. Hak franchaise
Adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki oleh suatu pihak
(franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna fasilitas (franchisee). Franchisee hanya
berhak untuk menggunakan hak franchaise untuk kepentingannya sesuai dengan
perjanjian yang disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau mengalihkan hak
franchaise kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak franchaise adalah
sebesar uang yang dikeluarkan untuk mengurus ijin hak franchaise hingga sertifikat
franchaise diterima.Sedangkan harga perolehan hak frainchisee adalah sebesar harga
yang dibayarkan kepada franchisor.
6. Hak eksklusif
Adalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk mengelola fasilitas publik atau
sumber daya alam yang dimiliki negara.Harga perolehan hak eksklusif meliputi biaya
survei, biaya riset, biaya pemetaan, biaya eksplorasi, biaya pengadaan/pembangunan
berbagai fasilitas, biaya perijinan dan biaya-biaya lain terkait dengan uapaya perolehan
hak tersebut hingga hak eksklusif tersebut dinyatakan siap untuk memberikan
kontribusinya pada operasi perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aset merupakan elemen laporan keuangan yaitu neraca yang akan membentuk
informasi berupa posisi keuangan perusahaan bila dihubungkan dengan elemen yang lain
yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan potensi jasa fisis dan nonfisis yang
memampukan badan usaha/perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa.
Daftar harta/aset/aktiva di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya,
mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid, yaitu : mulai dari aktiva lancar,
aktiva tetap dan seterusnya.
Bagi manajemen, di dalam membaca neraca, nilai aset perlu dicermati karena
menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini menjadi
pembanding prestasi sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan yang lain dalam hal
yang sama, apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat menjadi dasar keputusan
manajemen untuk mempertahankan atau meningkatkannya.
Salah satu ukuran yang menyangkut harta/aset/aktiva adalah angka rasio
penjualan/total asset, yang dinyatakan sebagai persentase.Asumsinya, semakin besar
penjualan yang diwujudkan, semakin efisien penggunaan aset seluruhnya. Angka
penjualan diambil dari laporan laba rugi, sedang angka total aset berasal dari neraca.
Dalam hal ini rasio dari tahun terakhir dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/04/teori-akuntansi-aset.html
http://nichonotes.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-aktiva.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Aset
http://www.rankingkelas.com/2016/08/pengertian-aktiva-jenis-jenis-rangkuman-dan-
contoh.html
http://abdulkholikputramatengkarossa.blogspot.co.id/2016/11/macam-macam-aktiva-
lancaraktiva-tetap.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Aset_lancar
https://forum-ukm.blogspot.co.id/2015/07/pengertian-aktiva-aset-dan-jenis-jenisnya.html
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-dan-jenis-jenis-aktiva-dalam-akuntansi
http://ellyr-mawati.blogspot.co.id/2015/01/ -teori-akuntansi.html
https://accounting.binus.ac.id/2015/05/19/metode-penyusutan-aktiva-tetap-dalam-
akuntansi-2/
https://www.google.co.id/amp/s/lookforscience.wordpress.com/2012/05/03/penyusutan-
amortisasi-dan-revaluasi/amp/
http://akhidfelani.blogspot.co.id/2011/10/penjualan-aktiva-tetap.html?m=1