Disusun oleh :
KELOMPOK 1
3 D-IV
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120 Telp.(021)7397641,
7397643.Fax (021) 7397769
2018
A. PENGERTIAN MATRA DAN SITUASI KEDARURATAN
Situasi kedaruratan dapat disebabkan oleh berbagai kejadian atau peristiwa yang
berpotensi menimbulkan korban jiwa, kerusakan harta benda, sarana dan prasarana
lingkungan serta pengungsiab bagi masyarakat yang terdampak.
4. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih Pada situasi bencana dan
pengungsian umumnya sulit memperoleh air bersih yang sudah memenuhi persya-
ratan, oleh karena itu apabila air yang tersedia tidak memenuhi syarat, baik dari
segi fisik maupun bakteriologis, perlu dilakukan: Buang atau singkirkan bahan
pencemar dan lakukan hal berikut.
Lakukan penjernihan air secara cepat apabila tingkat kekeruhan air yang ada
cukup tinggi.
Lakukan desinfeksi terhadap air yang ada dengan menggunakan bahan bahan
desinfektan untuk air
Periksa kadar sisa klor bilamana air dikirim dari PDAM
Lakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala pada titik-titik distribusi
5. Perbaikan Kualitas Air Bilamana air yang tersedia tidak memenuhi syarat, baik
dari segi fisik maupun bakteriologis dapat dilakukan upaya perbaikan mutu air seprti
berikut:
1. Penjernihan Air Cepat, menggunakan:
1) Alumunium Sulfat (Tawas)
Cara Penggunaan:
a) Sediakan air baku yang akan dijernihkan dalam ember 20 liter
b) Tuangkan/campuran tawas yang sudah digerus sebanyak ½ sendok teh dan
langsung diaduk perlahan selama 5 menit sampai larutan merata
c) Diamkan selama 10–20 menit sampai terbentuk gumpalan/flok dari
kotoran/lumpur dan biarkan mengendap. Pisahkan bagian air yang jernih
yang berada di atas endapan, atau gunakan selang plastik untuk
mendapatkan air bersih yang siap digunakan
d) Bila akan digunakan untuk air minum agar terlebih dahulu direbus sampai
mendidih atau didesinfeksi dengan aquatabs
2) Poly Alumunium Chlorida (PAC)
Lazim disebut penjernih air cepat yaitu polimer dari garam alumunium
chloride yang dipergunakan sebagai koagulan dalam proses penjernihan air
sebagai pengganti alumunium sulfat. Kemasan PAC terdiri dari:
a) Cairan yaitu koagulan yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran/
lumpur yang ada di dalam air
b) Bubuk putih yaitu kapur yang berfungsi untuk menetralisir pH Cara
Penggunaan:
Sediakan air baku yang akan dijernihkan dalam ember sebanyak 100
liter
Bila air baku tersebut pH nya rendah (asam), tuangkan kapur
(kantung bubuk putih) terlebih dahulu agar pH air tersebut menjadi
netral (pH=7). Bila pH air baku sudah netral tidak perlu digunakan
lagi kapur
c) Tuangkan larutan PAC (kantung A) kedalam ember yang berisi air lalu
aduk perlahan lahan selama 5 menit sampai larutan tersebut merata
d) Setelah diaduk merata biarkan selama 5 – 10 menit sampai terbentuk
gumpalan/flok flok dari kotoran/lumpur dan mengendap. Pisahkan air yang
jernih dari endapan atau gunakan selang plastik untuk mendapatkan air
bersih yang siap digunakan
e) Bila akan digunakan sebagai air minm agar terlebih dahulu direbus sampai
mendidih atau di desinfeksi dengan aquatabs
6. Pengawasan Kualitas Air Pengawasan kualitas air dapat dibagi menjadi beberapa
tahapan, antara lain:
1) Pada awal distribusi air
Air yang tidak dilakukan pengolahan awal, perlu dilakukan pengawasan
mikrobiologi, tetapi untuk melihat secara visual tempatnya, cukup menilai
ada tidaknya bahan pencemar disekitar sumber air yang digunakan.
Perlu dilakukan test kekeruhan air untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan pengolahan awal.
Perlu dilakukan test pH air, karena untuk desinfeksi air memerlukan proses
lebih lanjut bilamana pH air sangat tinggi (pH >5).
Kadar klor harus tetap dipertahankan agar tetap 2 kali pada kadar klor di
kran terakhir (rantai akhir), yaitu 0,6 – 1 mg/liter air.
2) Pada distribusi air (tahap penyaluran air), seperti di mobil tangki air perlu
dilakukan pemeriksaan kadar sisa klor.
3) Pada akhir distribusi air, seperti di tangki penampungan air, bila air tidak
mengandung sisa klor lagi perlu dilakukan pemeriksaan bakteri Coliform.
Pemeriksaan kualitas air secara berkala perlu dilakukan meliputi:
Sisa klor Pemeriksaan dilakukan beberapa kali sehari pada setiap tahapan
distribusi untuk air yang melewati pengolahan
Kekeruhan dan pH Pemeriksaan dilakukan mingguan atau bilamana terjadi
perubahan cuaca, misalkan hujan.
Bakteri E. coli tinja Pemeriksaan dilakukan mingguan disaat KLB diare dan
periode emergency dan pemeriksaan dilakukan bulanan 105 pada situasi
yang sudah stabil dan pada periode paska bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana yang mengacu
kepada standar internasional (Technical Guidelines of Health Crisis Responses on
Disaster).