Anda di halaman 1dari 9

KONSTITUSI NEGARA

A. Pengertian Konstitusi
Negara dan Konstitusi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara Penyelenggaraan
bernegara Indonesia juga didasarkan pada suatu konstitusi. Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial ,maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia.
Mengenai istilah konstitusi dalam arti pembentukan, berasal dari bahasa
Perancis yaitu constituer, yang berarti membentuk. Yang dimaksud dengan
membentuk disini adalah membentuk suatu negara. Pengertian konstitusi bisa
dimaknai secara sempit maupun secara luas. Konstitusi dalam arti sempit hanya
mengandung norma-norma hukum yang membatasi kekuasaan yang ada dalam
Negara. Sedangkan Konstitusi dalam arti luas adalah keseluruhan dari ketentuan-
ketentuan dasar atau hukum dasar, baik yang tertulis ataupun tidak tertulis maupun
campuran keduanya tidak hanya sebagai aspek hukum melainkan juga non-hukum.
Menurut Soemantri Martosoewignjo, istilah konstitusi berasal dari perkataan
Constitution, yang dalam bahasa Indonesia kita jumpai dengan istilah hukum yang lain,
yaitu Undang-Undang Dasar dan/atau Hukum Dasar. Seragam dengan pendapat
diatas, Nyoman Dekker mengemukakan bahwa konstitusi didalam pemahamanAnglo-
Saxonsama denganUndang-Undang Dasar. Berlakunya suatu konstitusi sebagai
hukum dasar yang mengikat didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau prinsip
kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu menganut paham
kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi itu adalah rakyat. Jika yang
berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja yang menentukan berlaku tidaknya
suatu konstitusi, hal inilah yang disebut oleh para ahli sebagai constituent power yang
merupakan kewenangan yang berada di luar dan sekaligus di atas sistem yang
diaturnya.
Karena itu, di lingkungan negara-negara demokrasi, rakyatlah yang dianggap
menentukan berlakunya suatu konstitusi. Fungsi dasar konstitusi ialah mengatur
pembatasan kekuasaan dalam negara. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof.
Bagir Manan bahwa konstitusi ialah sekelompok ketentuan yang mengatur organisasi
negara dan susunan pemerintahan suatu negara. Konstitusi didalam suatu negara
dianggap penting karena konstitusi tersebut merupakan aturan dasar dari
penyelenggaraan negara, oleh karena itu di Indonesia sudah beberapakali melakukan
perubahan pada kontitusinya.
B. Tujuan Kostitusi Negara
C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah
untuk membatasi kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang
diperintah, dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu
setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu:
a. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik,
b. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta
menetapkan batas-batas kekuasaan bagi penguasa.
Konstitusi merupakan sarana dasar untuk mengawasi proses-proses kekuasaan.
Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang
dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa
untuk mewujudkan tujuan Negara. Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia
bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara dengan berdasarkan kepada
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
C. Hakikat Konstitusi Negara
Hakikat dari suatu konstitusi ialah mengatur pembatasan kekuasaan dalam
negara.Pembatasan kekuasaan yang tercantum dalam konstitusi itu pada umumnya
menyangkut dua hal,yaitu pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan isinya, dan
pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan waktu. Pembatasan kekuasaan yang
berkaitan dengan isi ialah pembatasanyang berkenaan dengan tugas, wewenang serta
berbagai macam hal yang diberikan kepadamasing-masing lembaga, sedangkan
pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan waktu ialah pembatasan yang
berkenaan dengan masa jabatan yang diberikan kepada pemangku jabatantertentu
serta berapa kali seorang pejabat dapat dipilih kembali dalam jabatan itu.Prof. Bagir
Manan mengatakan bahwa konstitusi ialah sekelompok ketentuan yangmengatur
organisasi negara dan susunan pemerintahan suatu negara.
Sehingga negara dankonstitusi adalah satu pasangan yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap negara tentu mempunyaikonstitusi, meskipun mungkin tidak
tertulis. Konstitusi mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi negara,
baik secara formil, materiil, maupun konstitusionil. Konstitusi jugamempunyai fungsi
konstitusional, sebagai sumber dan dasar cita bangsa dan negara yang berupanilai-
nilai dan kaidah-kaidah dasar bagi kehidupan bernegara. Ia selalu mencerminkan
semangatyang oleh penyusunnya ingin diabadikan dalam konstitusi tersebut sehingga
mewarnai seluruhnaskah konstitusi tersebut. Selain itu juga C.F.Strong
mengemukakan bawa konstitusi itumerupakan kumpulan asas-asas yang tiga materi
pokok, yaitu tentang kekuasaan pemerintahan,hak-hak yang diperintah, dan hubungan
antara yang memerintah dengan yang diperintah.Dengan melihat teori-teori dasar
tentang konstitusi di atas, maka kita akan melihat bagaimana halnya dengan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi tertulis bagi NegaraKesatuan Republik
Indonesia.
D. Supremasi Konstitusi Negara
Supremasi konstitusi merupakan suatu istilah untuk menafsirkan suatu
hukum dasar negara yang sangat fundamental. Hukum dasar (konstitusi) ini berbeda
dalam beberapa hal disetiap negara, namun pada dasarnya fungsi utama dari
konstitusi tersebut sama, yaitu sebgai hukum dasar negara yang mampu menjamin
terselenggaranya sistem kenegaraan yang baik dan sesuai dengan apa yang telah
disepakati bersama. Supremasi disini menunjukan betapa tingginya kedudukan
konstitusi dalam sebuah negara. Sebagai contoh, di indonesia konstitusi (UUD)
merupakan hukum tertinggi dalam negara, dan berada di puncak hirarki tata urutan
perundangan di indonesia, artinya UUD ini menjadi hukum yang memiliki derajat
paling tinggi dan menjadi sumber bagi ketentuan-kentuan hukum dibawahnya.
Supremasi konstitusi juga dapat diartikan sebagai suatu peraturan
perundangan yang berbeda dengan peraturan perundangan yang lain, dimana
peraturan perundangan ini dianggap memiliki nilai yang amat luhur dan sudah
selayaknya dipatuhi oleh seluruh organ atau lembaga-lembaga kenegaraan serta
masyarakat untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setelah
munculnya supremasi konstitusi, timbulah suatu masalah baru dimana terdapat
kekhawatiran terhadap penyelenggaraan dan penerapan konstitusi tersebut, untuk
itulah diperlukan suatu badan yang mampu menjamin terselenggaranya kehidupan
kenegaraan yang senantiasa bersumber pada konstitusi negara tersebut. Seperti
konstitusi sendiri yang berbeda-beda ditiap negara, lembaga atau badan yang
menjamin tegaknya konstitusipun berbeda-beda disetiap negara, namun tetap dengan
fungsi yang sama. Dibeberapa negara federal misalnya terdapat lembaga yang
berwenang untuk menegakkan konstitusi, yaitu mahkamah agung federal. Contoh lain
adalah dinegara indonesia yang mempunyai badan khusus untuk menangani masalah
ini, badan itu adalah mahkamah konstitusi. Badan inilah yang akan menjamin
tegaknya konstitusi (UUD) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana
dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B Undang-
Undang Dasar 1945, selain itu juga terdapat dalam UU No 8 tahun 2011 tentang
perubahan atas UU tentang Mahkamah Konstitusi. Badan ini akan menguji setiap
peraturan peundangan yang berada dibawah UUD supaya tidak terjadi pertentangan
didalamnya, serta setiap persoalan terkait dengan konstitusi.
E. Pentingnya Konstitusi Bagi Negara
Konstitusi sangatlah penting bagi suatu negara, konstitusi akan mencegah
terjadinya penyalahgunaan atau penyelewengan kekuasaan yang dilakukan oleh
pemerintah atau penguasa serta menjamin agar manusia tidak saling melanggar hak
hak asasi manusia. Konstitusi sangat penting sebab mempunyai fungsi yang sangat
penting, fungsi utamanya ada dua yaitu :
a. Membagi kekuasaan dalam negara
b. Membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara
Konstitusi memiliki arti penting bagi negara karena tanpa konstitusi bisa jadi
tidak akan terbentuk negara. Konstitusi menjadi barometer kehidupan negara yang
sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pahlawan. Dalam sebuah konstitusi,
tercakup pandangan hidup dan inspirasi bangsa yang memilikinya. A. Hamid S.
Attamimi menyatakan bahwa konstitusi sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas
dan sekaligus pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara itu akan
dijalankan.
Struycken dalam bukunya berjudul Het Staatsrecht van Het Koninkrijk dre
Nederlander menyatakan bahwa undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis
merupakan dokumen formal yang berisi sebagai berikut:
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
b. Tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
c. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang.
d. Suatu keinginan di mana perkembangan kehidupan ketatane garaan bangsa hendak
dipimpin.
Keempat hal yang termuat dalam konstitusi tersebut menun jukkan arti
pentingnya suatu konstitusi yang menjadi barometer kehidupan bernegara dan
berbangsa. Konstitusi juga memberikan arah dan pedoman bagi generasi penerus
bangsa dalam menjalankan suatu negara. Konstitusi memiliki kedudukan istimewa
dan menjadi sumber hukum utama. Oleh karena itu, tidak boleh ada satu peraturan
perundang-undangan pun yang bertentangan dengannya.
Konstitusi sangat diperlukan oleh suatu negara. Oleh karena itu, semua
negara yang baru merdeka akan menyusun konstitusi. Konstitusi merupakan
dokumen nasional yang bersifat mulia dan istimewa dan sekaligus merupakan
dokumen hukum dan politik. Konstitusi berisi kerangka dasar, susunan, fungsi, dan
hak lembaga negara, pemerintahan, hu bungan antara negara dan warganya, serta
pengawasan jalannya pemerintahan.
F. UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIA
Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia.
Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila
merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya UUD
1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh beretentangan dan harus
mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945 adalah hukum
yang setingkat di bawah Pancasila (walaupun tidak tertera secara langsung dalam
UU). Maka dari itu, dikenal lah sebuah asas yang berbunyi lex superior derogat legi
inferior, artinya, hukum yang lebih tinggi menjadi acuan hukum yang lebih rendah.
UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD
1945 dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal
perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37.
Dalam perubahannya ini juga UUD 1945 harus tetap mematuhi asas lex superior
derogat legi inferior. Sampai saat tulisan ini ditulis, UUD 1945 sudah mengalami 4
kali amandemen. Setiap warga negara Indonesia beserta pemerintah wajib mematuhi
apa yang sudah tertulis dalam UUD 1945. Sebab dengan cara ini, tujuan negara dalam
menyelenggarakan kepentingan umum tanpa menyingkirkan kepentingan pribadi
dapat terlaksana dengan baik dan bijaksana.
Menurut E.C.S. Wade dalam bukunya Constitutional Law, Undang Undang
Dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokoknya cara kerja badan-
badan tersebut. Secara etimologis antara kata konstitusi, konstitusional dan
konstitusionalisme inti maknanya sama, namun penggunaan atau penerapan katanya
berbeda. Konstitusi adalah peraturan ketatanegaraan dalam hal ini adalah subjek
atau undang-undang dasar suatu Negara, sedangkan tindakan objek konstitusi yang
bertentangan dengan konstitusi disebut tindakan konstitusional. Berbeda halnya
dengan konstitusionalisme yaitu suatu paham mengenai pembatasan kekuasaan dan
jaminan hak-hak rakyat melalui konstitusi.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern
pada umumnya dipahami bersandar pada tiga elemen kesepakatan, yaitu:
Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama, Kesepaktan tentang the rule of law
sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara, dan Kesepakatan
tentang bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan. Namun berlakunya suatu
konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat, berdasarkan atas kedaulatan yang
dianut pada suatu negara. Jika suatu negara menganut paham demokrasi maka sumber
konstitusinya berasal dari rakyat, dan apabila yang berlaku adalah paham kedaulatan
Raja, maka raja yang menentukan berlaku tidaknya konstitusi.
Konstitusi sangat berpengaruh terhadap pembentukan sistem politik dalam suatu
Negara, selain sebagai dokumen nasional konstitusi juga menjadi alat untuk
membentuk sistem pemerintahan yang ada. Oleh karena itu UUD biasanya secara
umum akan memuat materi-materi tentang sejarah perjuangan berdirinya suatu
Negara dengan mewujudkan keinginan dan cita-cita para tokoh bangsa baik masa
sekarang maupun di masa akan datang serta pemikiran bagaimana ketatanegaraan
dalam Negara tersebut mampu membawa pada perkembangan yang lebih baik.
Pendapat ini dikemukan oleh seorang ahli hukum dari Belanda A.A.H. Struycken.
Karena banyaknya pengertian konstitusi menurut para ahli hukum tersebut
disebabkan sudut pandang yang berbeda yang juga tidak terlepas dari banyaknya
klasifikasi konstitusi itu sendiri. Oleh karena itu, seorang ahli konstitusi dari Inggris
bernama K.C. Wheare setelah banyak mengungkapkan secara panjang lebar
mengenai konstitusi dan mengklasifikasikan konstitusi sebagai berikut:
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi bukan tertulis,
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi Rijid,
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi,
d. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan,
e. Konstitusi sistem pemerintahan presidensiil dan konstitusi sistem pemerintahan
parlamenter.
Pada mulanya konstitusi tentunya kebanyakan bersifat tidak tertulis, namun
seiring berkembangnya sistem hukum pemerintahan dunia menyebabkan adanya
kodifikasi terhadap hukum-hukum yang sebelumnya hanya sebuah kebiasaan
dituangkan dalam sebuah kitab undang-undang dan diiringi juga dengan
pembentukan peraturan-peraturan yang sesuai dan dibutuhkan pada masa pembuatan
undang-undang, sehingga bersifat konkrit dan memiliki kekuatan hukum. Namun,
disamping itu ada juga di beberapa Negara yang menggunakan konstitusi tidak
tertulis dalam menegakkan hukum di Negara tersebut, seperti di Inggris, Israel, dan
New Zaeland.
James Bryce memberikan pemahaman tentang konstitusi fleksibel dengan
melihat keriteria cara perubahan terhadap konstitusi tersebut. Menurutnya
konstitusi yang mudah dalam proses perubahan undang-undangnya disebut konstitusi
fleksibel sedangkan yang susah dan banyak persyaratan serta prosedur yang harus
dilalui untuk mengubah suatu undang-undang itulah yang disebut dengan konstitusi
rijid.
G. Perilaku Konstitusional
Konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal yang
penting. Oleh karena itu, bangsa Indonesia sudah memiliki konstitusi sejak
kemerdekaan dari UUD 1945, konstitusi RIS, UUDS 1950, sampai UUD 1945 hasil
amandemen. Konstitusi negara tidak hanya sekedar teks-teks yang tertuang dalam
suatu naskah. Konstitusi diharapkan bisa hidup dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain, konstitusi benar-benar harus ditaati
dan dijalankan oleh segenap komponen negara.
Para penyelenggara negara wajib taat dan melaksanakan semua yang
digariskan oleh konstitusi. Demikian juga halnya dengan warga negara harus taat
pada konstitusi. Ketaatan terhadap konstitusi ini diwujudkan dalam perilaku
konstitusional. Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang senantiasa
berdasar dan hanya berpijak pada aturan-aturan penyelengaraan bernegara yang
tertuang dalam UUD 1945. Perilaku konstitusional juga dapat diartikan sebagai
perilaku yang sesuai dengan konstitusi negara. Sebaliknya, perilaku inkonstitusional
adalah perilaku yang menyimpang dari konstitusi negara.
Sebagai warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki
kesetiaan terhadap bangsa dan negara, yang meliputi kesetiaan terhadap ideologi
negara, kesetiaan terhadap konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan perundang-
undangan, dan kesetiaan terhadap kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu, maka setiap
warga Negara harus dan wajib untuk memiliki prilaku positif terhadap konstitusi,
yang mempunyai makna berperilaku peduli atau memperhatikan konstitusi (UUD),
mempelajari isinya, mengkaji maknanya, melaksanakan nilai-nilai yang terjandung
didalamnya, mengamalkan dalam kehidupan, dan berani menegakkan jika konstitusi
dilanggar.
Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga
negara, karena perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib,
disiplin, dan sesuai dengan hukum. Berikut adalah contoh sikap konstitusional:
A. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara
Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini penyelenggaraan
Nagara dilaksanakan oleh lembaga-lembaga Negara meliputi: MPR, Presiden,
Kementrian Negara, DPR, DPD, KPU, Badan Pemeriksa Keuangan, MA, MK, TNI,
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut melaksanakan tugas atau
kewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki berdasarkan ketetapan konstitusi
lain:
1. MPR
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
 Mengubah dan menetapkan UUD
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
2. Presiden dan Kementrian Negara
 Tidak pernah menghianati Negara
 Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai
Pres dan Wapres
 Mengajukan rancangan UU kepada DPR
 Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
 Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
 Membentuk undang-undang
 Membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
 Mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah,
hubungan antar pusat dan daerah
 Pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain
kepada DPR
5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
 Menyelenggarakan pemilu yang langsung, bebas, rahasia, jujur, dan
adil
6. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
 Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
 Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, DPRD
7. Mahkamah Agung (MA)
 Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
8. Mahkamah Konstitusi (MK)
 Memutuskan sengketa kewenangan yang diberikan UUD
 Memutuskan pembubaran partai politik, perselisihan tentang hasil
pemilihan umum

9. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia


 Mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan serta
kedaulatan Negara
 Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat
B. Perilaku Konstitusional Warga Negara
1. Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain.
2. Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku, baik peraturan lalu lintas, sekolah,
dan lain sebagainya.
3. Tidak main hakim sendiri.
4. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
5. Adanya keterbukaan dan etika dalam menghadapi suatu permasalahan.
6. Mengembangkan sikap sadar dan rasional.
7. Menjalin persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan.
8. Pelaksanaan pemilihan umum secara transparan, jujur, adil, dan bebas, serta sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
9. Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara, tidak
dengan money politic, suap, kolusi, dan intimidasi.
10. Pelaksanaan demonstrasi atau aksi-aksi secara damai bukan dengan kekerasan,
infiltrasi, atau revolusi.
11. Membayar pajak tepat waktu
12. Ikut melaksanakan pembelaan negara sesuai dengan kemampuan, hak dan
kewajiban.
13. Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil rakyat.
Berikut adalah contoh perilaku inkonstitusional yang perlu dihindari dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara :
1. Melanggar apa yang menjadi isi Konstitusi atau melanggar aturan dan norma yang
telah ditetapkan di dalam konstitusi.
2. Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok, ataupun
untuk memperkaya diri sendiri korupsi.
Perilaku konstitusional harus dilaksanakan oleh penyelenggara dan warga
negara secara seimbang. Untuk mengembangkan perilaku konstitusional, pertama kali
dengan mengetahui dan memahami aturan-aturan penyelenggaraan negara yang
tecantum dalam UUD 1945. Oleh karena itu, sosialisasi UUD 1945 kepada seluruh
warga negara harus dilaksanakan secara efektif melalui kegiatan pembelajaran di
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai