Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rakhmat
dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Selain
itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rahmi Fitriyanti,
M.Si, yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Isu-Isu Global
Kontemporer.
Makalah ini berjudul “Human Security dalam Perspektif Keamanan
Nasional, Regional, dan Global”. Dalam makalah ini, kami membahas
tentang pengertian, jenis-jenis, faktor-faktor, ancaman serta dampak dari
konsep human security tersebut. Kami juga menambahkan beberapa studi
kasus yang kiranya terkait dengan isu human security.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dalam
menambah wawasannya mengenai isu-isu internasional dan studi-studi
hubungan internasional, khususnya bagi mahasiswa yang sedang menjalani
studi Ilmu Hubungan Internasional. Kami mengharapkan dan menerima
respon pembaca berupa kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat
diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Muhibin Raihan Ramadhan, “Human Security”. Jurnal tersedia dalam
http://id.scribd.com/doc/51882487/Human-Security, diunduh pada 20 Maret 2014, Pkl.
19.05 WIB
1
manusia tersebut berada. Sebuah peristiwa pun dapat dikategorikan sebagai
human security apabila telah sampai mengancam keamanan nasional suatu
negara. Karena dari ancaman keamanan nasional, bukan tidak mungkin akan
meluas hingga mencapai lingkup global.
Untuk itulah mengapa human security sangat mendapatkan perhatian di
era sekarang ini, bahkan menjadi prioritas utama PBB untuk memberantas
segala bentuk ancaman human security yang ada. Di sini, penulis akan
menjelaskan betapa pentingnya human security, tidak hanya dalam
perspektif keamanan nasional, namun juga keamanan regional dan global.
Penulis juga akan memaparkan tentang jenis-jenis human security, faktor-
faktor yang memengaruhi human security, ancaman dan dampak terhadap
human security, serta beberapa contoh kasus terkait dengan human security.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan konsep human security?
2. Apa saja jenis-jenis dan faktor yang memengaruhi human security?
3. Apa saja ancaman yang muncul terhadap human security yang
berdampak lintas-batas (transnasional)?
4. Bagaimana dampak terhadap ancaman human security bagi
keamanan nasional, regional, dan global?
C. Tujuan
Tujuan kami menulis makalah ini adalah agar kami dapat memaparkan
lebih jelas mengenai human security dalam perspektif keamanan nasional,
regional, dan global. Dan tentunya agar pembaca dapat mengetahui seberapa
pentingnya konsep human security dalam isu-isu global kontemporer dan
sejarah kemunculannya. Selain itu, pembaca juga dapat menganalisis isu-isu
yang berkaitan dengan konsep human security.
2
D. Sistematika Penulisan
3
BAB II
KERANGKA TEORI
2
John Stuart Mill, On Liberty and Utilitarianism (New York: Bantam Books, 1993), hal.
12-16.
3
Sukarna, Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik (Bandung : Penerbit Alumni, 1981).
4
negeri Kanada fokus pada “freedom from pervasive threats to people’s
rights, safety or lives” atau lebih dekat pada “freedom from fear”.
Ketika menjadi Dewan Keamanan PBB pada 1990-an, Kanada
berinisiatif memasukkan isu-isu kemanusiaan ke ranah high politics. Kanada
berharap, PBB lebih terfokus dalam mencegah krisis kemanusiaan,
menegakkan mekanisme intervensi yang lebih cepat, memperkuan struktur
sosial ekonomi untuk mencegah konflik, dan membangun kembali
masyarakat pascaperang.Dengan kata lain konsep human security termasuk
dalam bagian pendekatan Canadian approach.
Sejak saat itu, International Commision on Intervention and State
Sovereignty (ICISS) mengajukan perdebatan dari “right to interve” ke
“responsibility to protect”. Artinya kedaulatan yang dimiliki negara
merupakan tanggung jawab yang diberikan untuk melindungi warga
negaranya dalam hal genosida, kejahatan perang, pembasmian etnis, dan
kejahatan melawan kemanusiaan.
Menguatnya human security di Barat menjadikan konsep ini sebagai
doktrin dari pemikiran Eropa yang sebagaimana kita ketahui bahwa Eropa
adalah penganut liberal. Selain itu, negara-negara di Asia yang telah
menerapkan konsep human security seperti Indonesia, Malaysia, Singapura,
terutama Jepang juga beranggapan bahwa gagasan human security
merupakan refleksi dari ide-ide demokrasi liberal dan hak asasi manusia.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Pasca berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
terkait dengan perang ideologi, isu-isu internasional tidak lagi berpusat pada
isu militer dan politik saja. Ada banyak isu-isu terbaru yang sebelumnya
tidak mendapat perhatian, kini mendapatkan perhatian serius dari
masyarakat luas dari berbagai kalangan di dunia. Isu inilah yang kemudian
disebut dengan isu-isu global kontemporer.
Sejalan dengan hal tersebut, konsep keamanan pun turut mengalami
pergeseran yang cukup signifikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pergeseran
yang terjadi kurang lebih dipengaruhi dengan munculnya isu-isu global
kontemporer.
Pada masa Perang Dunia (PD) I, PD II, dan Perang Dingin, konsep
keamanan hanya terpusat pada national security. Mengingat bahwa pada
masa itu, masih banyak terjadi perang antarnegara. Sehingga konsep
keamanan lebih bersifat state-centric.
Namun konsep national security mengalami pergeseran menjadi sebuah
konsep yang tidak lagi terpusat pada negara, melainkan terpusat pada
individu dan masyarakat di negara manapun di seluruh dunia. Konsep inilah
yang kita kenal sekarang dengan konsep human security.
Konsep human security yang mengemuka pasca Perang Dingin
langsung mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, seperti kalangan
pengkaji keamanan dan para pengambil kebijakan. Beberapa pengertian
mengenai human security mulai dikemukakan oleh berbagai ahli.
Seperti pengertian human security yang dikemukakan oleh Hans Van
Ginkel (Rector, United Nations University) dan Edward Newman:
6
“In policy terms, human security is an integrated, sustainable,
comprehensive security from fear, conflict, ignorance, poverty,
social and cultural deprivation, and hunger, resting upon
positive and negative freedoms.”4
Amitav Acharya dalam karyanya juga menuliskan bahwa human
security mempunyai tiga definisi, yaitu:
freedom from fear (as stressed by human rights advocates in
Asia and elsewhere), freedom from want (as stressed by some
Asian governments such as Japan), and freedom from cruelty
and suffering in times of conflict (as stressed by the former
Canadian Foreign Minister Lloyd Axworthy).5
Menurut Barry Buzan dalam makalahnya yang berjudul Human
Security: What It Means, and What It Entails, mengatakan bahwa:
“keamanan manusia merupakan satu konsep yang problematis,
khususnya dijadikan sebagai bagian dari analisis atas
keamanan internasional. Bentuk keamanan ini memiliki
agenda yang berbeda yang menjadikan sebagai isu keamanan
internasional dapat ditemukan dalam pemahaman keamanan
militer-politik tradisional. Dalam konteks ini, keamanan bagi
suatu negara senantiasa berkaitan dengan kelangsungan
hidup. Sementara itu, identitas merupakan kunci dari
pemahaman keamanan bagi suatu bangsa”.6
4
Hans Van Ginkel dan Edward Newman, In Quest of “Human Security”. Jurnal tersedia di
http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.html, diakses pada 19
Maret 2014, pkl. 22.14 WIB.
5
Amitav Acharya, The Nexus Between Human Security and Traditional Security in Asia
dalam Human Security in East Asia. Korean: Korean National Commission for UNESCO,
2004, Hijrah S. Har, [jurnal on-line] Pp.8. tersedia di
http://id.scribd.com/doc/112265785/Bahan-Untuk-Human-Security, diakses pada 19 Maret
2014, pkl 22.10 WIB.
6
Barry Buzan, “Human Security: What It Means, and What It Entails”, Makalah yang
dipresentasikanpadathe 14th Asia Pacific Roundtable on Confidence Building and Conflict
Resolution, Kuala Lumpur, Juni 2000, hal. 1-3.
7
Namun sayangnya konsep human security harus mengalami kegagalan
pasca PD II yang disusul dengan Perang Dingin. Pada masa ini, konsep
national security lebih mendominasi mengingat pada masa itu dunia masih
dilingkupi oleh perang antarnegara.
Konsep human security kembali mengemuka pasca Perang Dingin pada
awal 1990-an. Hal ini didukung dengan adanya keinginan PBB atas desakan
negara-negara dunia ketiga agar PBB lebih berperan aktif dalam
mengantisipasi perkembangan isu-isu global kontemporer pasca Perang
Dingin.
Pasca Perang Dingin isu yang mengemuka tidak lagi terpusat mengenai
militer dan politik. Isu-isu non-militer yang tidak terpikirkan kini menjadi
isu yang sangat serius untuk dibahas dan dicari solusinya. Seperti, isu
lingkungan, HAM, kesehatan, kemiskinan, dan teknologi.
Keinginan PBB untuk berperan aktif dalam perkembangan human
security pasca Perang Dingin ini lalu ditegaskan kembali dalam laporan
tentang Pembaharuan PBB bahwa menjelang millennium ketiga, PBB akan
lebih berperan, terutama dalam melaksanakan lima misi utama, yaitu:
1. Perdamaian dan keamanan,
2. Masalah-masalah ekonomi dan sosial,
3. Kerjasama pembangunan,
4. Masalah-masalah kemanusiaan, dan
5. Penegakan HAM. 7
Selain itu juga terdapat tujuh element yang termasuk dalam konsep
Human Security yaitu :
1) Keamanan Ekonomi (Economic Security) mengacu pada
kenikmatan individu atas pendapatan dasar/ basic income, baik
melalui pekerjaan yang menguntungkan atau dari jaring pengaman
sosial.
7
United Nations, Renewing the United Nations, hal. 23-26.
8
2) Keamanan Pangan (Food Security) mengacu pada akses individu
terhadap makanan melalui aset, pekerjaan, atau penghasilan yang
dimilikinya.
3) Keamanan Kesehatan (Health Security) mengacu pada kebebasan
individu dari berbagai penyakit dan melemahkan penyakit dan
aksesnya kepada perawatan kesehatan.
4) Keamanan Lingkungan (Environmental Security) mengacu pada
integritas tanah, udara, dan air, yang membuat manusia betah untuk
tinggal/ habitable.
5) Keamanan Pribadi (Personal Security) mengacu pada kebebasan
individu dari kejahatan dan kekerasan, khususnya perempuan dan
anak-anak.
6) Keamanan Komunitas (Community Security) mengacu pada
martabat budaya dan perdamaian antar-komunitas di mana individu
hidup dan tumbuh.
7) Keamanan Politik (Political Security) mengacu pada perlindungan
terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).8
8
Erwin Ruhiyat, Pengantar Kajian Human Security. Taki-Taki [jurnal on-line]; tersedia di
http://id.scribd.com/doc/114988976/Pengantar-Human-Security, diunduh pada 20 Maret
2014, pkl. 19.07 WIB.
9
UNDP, 1994, hal. 23.
9
B. Jenis-Jenis Human Security
10
Anak Agung Banyu Perwita, Lima (5) Dimensi Keamanan dari Realisme menuju Neo-
Realisme, tersedia di http://www.azizfahri.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-human-
security.html?m=1, diakses pada 21 Maret 2014, 15.18 WIB.
10
Akibatnya, isu-isu global kontemporer makin beragam dengan
kehadiran sejumlah isu baru, seperti:
a. Konflik SARA,
b. Ketidakamanan ekonomi (Economic Insecurity)
c. Degradasi lingkungan termasuk adanya kemungkinan
penggunaan senjata pemusnah massal, seperti, senjata nuklir,
biologi, dan kimia oleh aktor negara serta aktor-aktor non-
negara.
3. Changing Response
Isu-isu global kontemporer perlu diatasi dengan berbagai
pendekatan non-militer, seperti, ekonomi, politik, hukum, dan sosial
budaya.
11
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human Security
11
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security. Tersedia di
http://azizfahri.blogspot.com/?m=1, diakses pada 21 Maret 2014, pkl. 15.17 WIB
12
Ibid.
12
Pemberlakuan kerjasama internasional perlu digalang masyarakat dari
seluruh elemen negara maupun non-negara demi menciptakan keamanan
dalam lingkup domestik, regional, dan internasional.
Keberadaan institusi internasional seperti PBB adalah refleksi dari
kerjasama internasional yang digalangkan oleh negara. PBB dibentuk dari
tujuan menjaga keamanan dunia, yakni dengan menjawab tantangan atas
human security.
Konsep keamanan dalam politik internasional telah berubah, fokus
utama pada awalnya adalah keamanan negara ini ada juga fokus terhadap
pemenuhan hak-hak dasar manusia seiring adanya terpaan gelombang
globalisasi. Tentu saja, strategi pemenuhan hak-hak dasar tersebut tidak
menghilangkan tujuan PBB untuk menjaga stabilitas keamanan dunia.
13
Eka An Aqimuddin, PBB dan Tantangan Human Security, Negara Hukum, 29 Oktober
2012, [jurnal on-line]. Tersedia di http:///www.negarahukum.com/hukum/pbb-dan-
tantangan-human -security.html, diakses pada 20 Maret 2014, 19.00 WIB.
13
Ancaman lokal mengenai faktor ekonomi dan politik yang berkaitan
dengan human security seperti kurangnya lapangan kerja dan tidak adanya
jaringan pengamanan sosial politik sehingga berdampak kepada ancaman
keamanan pangan, kesehatan, dan lingkungan.
Ancaman kesehatan yang melanda krisis pangan di Afrika disebabkan
faktor ekonomi pula. Terlihat secara kacamata sosial, keberadaan
masyarakat di Afrika yang busung lapar menarik para relawan untuk
memberikan bantuan.
Human security sekarang adalah sebuah konsep yang telah bergeser
kepada level kepentingan untuk memenuhi HAM. Komunitas relawan
menjelaskan gambaran kerjasama yang dilakukan dalam ruang lingkup
kecil. Adapun demi membela HAM, terdapat organisasi-organisasi besar
dalam upayanya membasmi krisis di Afrika, seperti: UNICEF, WHO, dan
sebagainya.
Konsep human security masuk dalam bahasan pembelajaran isu-isu
global kontemporer dikarenakan konsep ini kini tidak menjelaskan secara
tradisional lagi, namun lebih kontemporer dan kompleks. Keterkaitan
lingkungan dengan manusia sangat memengaruhi terciptanya keamanan dan
perdamaian dunia.
Faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab ancaman human
security seperti kasus asap di Riau yang menjadi sorotan bagi media-media
di Nusantara. Arah jalur angin yang membawa asap Riau menuju Singapura
menjadikan negara ini terkena dampaknya dan mengganggu sektor sakral,
seperti transportasi, pariwisata, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat Human Development Report
dari United Nations Development Program (UNDP) 1994. Menurut laporan
tersebut, ancaman terhadap human security sangat terkait dengan tujuh
elemen human security, yaitu: 14
1) Ancaman terhadap keamanan ekonomi: kurangnya lapangan
kerja produktif dan menguntungkan, kerja apa adanya, tidak adanya
jaringan pengaman sosial yang dibiayai publik.
14
Loc.Cit, Erwin.
14
2) Ancaman terhadap ketahanan pangan: kurangnya hak makanan/
food entitlements, termasuk kurang akses yang cukup terhadap
aset,pekerjaan, dan pendapatan yang terjamin.
3) Ancaman terhadap keamanan kesehatan: penyakit infeksi dan
parasit, penyakit pada sistem peredaran darah dan kanker, kurangnya
air bersih, polusi udara, kurangnya akses ke fasilitas perawatan
kesehatan.
4) Ancaman terhadap keamanan lingkungan: penurunan
ketersediaan air, polusi air, menurunnya lahan garapan, deforestasi,
desertifikasi, polusi udara, bencana alam.
5) Ancaman terhadap keamanan pribadi: kejahatan dengan
kekerasan, perdagangan narkoba, kekerasan dan penyalahgunaan
anak-anak dan perempuan.
6) Ancaman terhadap keamanan masyarakat: perceraian, runtuhnya
bahasadan budaya tradisional, diskriminasi etnis dan perselisihan,
genosida dan pembersihan etnis.
7) Ancaman terhadap keamanan politik: represi pemerintah,
pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis, militerisasi.
15
http://www.undp.org/hdro/1994/94.htm, diakses pada 20 Maret 2014, pkl 19. 10 WIB.
15
Isu perubahan iklim merupakan agenda terpenting dan tersulit yang
harus ditangani oleh PBB. Meski konvensi tentang perubahan iklim United
Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) telah ada
sejak 1992, namun implementasi dari ketentuan tersebut masih sulit
terlaksana. Perbedaan kepentingan antara negara maju dan negara
berkembang adalah penyebabnya.
Negara-negara berkembang mengharapkan komitmen negara-negara
maju untuk mengurangi emisi karbonnya sebagai penyebabnya utama
perubahan iklim. Negara-negara maju menuduh negara-negara berkembang
berperan besar dalam perubahan iklim karena menghilangkan hutan alami
sebagai mekanisme alami penyebab karbondioksida. Pada titik ini, prinsip
kerjasama yang berkeadilan harus diutamakan.
Perbedaan sudut pandang inilah yang harus mampu diselesaikan oleh
PBB. Sebab pada akhirnya, persoalan human security adalah bagaimana
kerjasama internasional atas prinsip keadilan yang dikoordinasi oleh PBB
dapat memenuhi hak-hak dasar setiap manusia (individu) di atas
kepentingan negara.
Konsep green politic adalah suatu cara di dalam pengambilan kebijakan
politik atas bentuk perhatian dari kekuasaan negara. Keadaan keterkaitan
lingkungan dan manusia adalah faktor penting dalam menciptakan
keamanan dan perdamaian dunia. Green politic yang mencuat pada ruang
hubungan internasional haruslah dimaksimalkan potensinya dan tidak hanya
menjadi “pajangan” belaka. Mengingat krisis global adalah ancaman buruk
bagi ketahanan lingkungan yang akhirnya berujung pada human security.
16
maupun luar negaranya, yang bersama-sama dapat menangani ancaman,
baik di masa sekarang maupun di masa depan.
Permasalahan seperti perdagangan manusia, merupakan masalah yang
tidak dapat ditangani hanya dari dalam negeri saja karena harus melibatkan
banyak aktor dan penanganan kasus seperti ini harus dilakukan dengan
menjalin kerja sama dengan pihak di luar negaranya agar tercipta keamanan
dalam jangka panjang.
National security bertujuan untuk melindungi kedaulatan negara.
Dalam hal ini negara merupakan bagian yang penting dalam national
security. Negara dapat melakukan apa saja dengan alasan melindungi
keamanan nasional. Dalam konsep human security, aktor utamanya adalah
individu.
Menurut konsep ini, individu memegang peranan penting dalam
stabilitas kehidupan masyarakat, baik secara nasional, maupun internasional
(global). Hal ini disebabkan karena tatanan masyarakat, baik di tingkat
nasional maupun internasional, terdiri dari individu-individu yang memiliki
kebutuhan akan keamanan.
Jadi, jika keamanan setiap individu ini terpenuhi, maka kestabilan
kehidupan masyarakat di tingkat yang lebih tinggi bukanlah hal yang tidak
mungkin. Namun, tetap saja terdapat ancaman-ancaman yang akan
melibatkan individu secara langsung, di antaranya:
1. Ancaman terhadap keamanan ekonomi yang berakibat kurangnya
lapangan pekerjaan yang produktif dan menguntungkan sehingga
memiliki dampak yang sangat serius, yaitu banyaknya masyarakat
miskin yang pengangguran, kejahatan dimana-mana, dan anak-anak
yang putus sekolah juga kelaparan yang mengakibatkan busung
lapar, kematian, dan lain-lain.
2. Ancaman terhadap keamanan kesehatan dan lingkungan yang
berakibat banyaknya kematian dikarenakan lingkungan yang kurang
sehat, tidak tersedianya air bersih, polusi udara, kurangnya akses
menuj fasilitas kesehatan.
17
3. Ancaman terhadap keamanan masyarakat dan pribadi seperti
kejahatan dengan kekerasan, penyalahgunaan narkoba, kekerasan
dan penyalahgunaan terhadap anak-anak dan perempuan, runtuhnya
bahasa dan budaya tradisional, diskriminasi dan perselisihan etnis,
genosida, dan pembersihan etnis.
4. Ancaman terhadap keamanan politik di antaranya represi
pemerintah, pelanggaran HAM secara sistematis, militeralisasi, dan
lain-lain.
Menurut Human Development Report dari United Nations Development
Program (UNDP) 1994, ancaman human security menyebarkan efek yang
melampaui batas-batas nasional. Ini dikelompokkan menjadi enam area:16
• Pertumbuhan penduduk yang terkait erat dengan kemiskinan global,
degradasi lingkungan, dan migrasi internasional.
• Disparitas dalam pendapatan global menyebabkan konsumsi
berlebihan dan kelebihan produksi di negara-negara industri dan
kemiskinan dan degradasi lingkungan di negara-negara berkembang.
• Peningkatan migrasi internasional sebagai fungsi dari pertumbuhan
penduduk, kemiskinan, dan kebijakan-kebijakan negara-negara
industri telah memberikan kontribusi terhadap aliran migran
internasional seperti juga peningkatan pengungsi dan pengungsi
internal.
• Berbagai bentuk kerusakan lingkungan (hujan asam, kanker kulit,
dan pemanasan global), berkurangnya keanekaragaman hayati, dan
penghancuran lahan basah, terumbu karang, dan hutan temperate
serta hutan hujan tropis.
• Perdagangan obat, yang telah berkembang menjadi industri
multinasional global.
• Terorisme internasional yang telah menyebar dari Amerika Latin
pada tahun 1960 menjadi fenomena global.
16
Loc.Cit., Erwin.
18
BAB IV
KESIMPULAN
19
Dampak dari kebakaran hutan Riau saling berkaitan satu sama lain.
Masyarakat Riau yang seharusnya terbebas dari penyakit, kini harus
menanggung berbagai penyakit pernapasan karena menghirup asap dari
kebakaran hutan. Masyarakat Riau juga mengalami ketidaknyamanan
terhadap lingkungan tempat mereka tinggal akibat kebakaran hutan yang
terjadi.
Secara jelas diterangkan bahwa keamanan lingkungan berarti mengacu
pada kenyamanan manusia di habitat yang ditempatinya. Apabila
masyarakat sudah tidak merasa nyaman terhadap habitat mereka, maka
sudah jelas itu termasuk ancaman terhadap keamanan manusia.
Human security juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena konsep
ini dapat meluas tanpa melihat batas negara dimana ancaman terhadap
human security terjadi. Sebagai contoh, masih dalam kasus yang sama pada
kebakaran hutan Riau. Kasus kebakaran hutan Riau bahkan meluas hingga
ke negeri tetangga Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura yang turut
merasakan asap kebakaran hutan tersebut. Akibatnya, kebakaran hutan di
Riau mendapat kecaman keras dari kedua negara tersebut.
Bukan tidak mungkin hubungan bilateral yang terjalin antara Indonesia
dengan kedua negara ini diambang kehancuran apabila pemerintah
Indonesia tidak segera bertindak tegas terhadap kebakaran hutan Riau.
Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa konsep human security saat
ini semakin berkembang pesat dan bahkan menjadi prioritas utama. Bukan
hanya oleh state actor, tapi juga non-state actors. Dan tentunya, dengan isu-
isu kemanusiaan yang sedang berlangsung saat ini, konsep human security
menjadi agenda utama bagi aktor-aktor internasional dalam menangani
kasus yang terkait dengan umat manusia tanpa melihat lintas-batas negara.
20
DAFTAR PUSTAKA
Amitav Acharya. The Nexus Between Human Security and Traditional
Security in Asia. 2008. Dalam Human Security in East Asia.
Korean: Korean National Commission for UNESCO.
http://id.scribd.com/doc/112265785/Bahan-Untuk-Human-Security,
Aqimuddin, Eka An. PBB dan Tantangan Human Security
http:///www.negarahukum.com/hukum/pbb-dan-tantangan-human -
security.html, diakses pada 20 Maret 2014.
Barry Buzan, “Human Security: What It Means, and What It Entails”.
Kuala Lumpur: the 14th Asia Pacific Roundtable on Confidence
Building and Conflict Resolution.2000.
________. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security.
http://azizfahri.blogspot.com/?m=1, diakses pada 21 Maret 2014.
Fierke, K. M., Critical Approaches to International Security. Cambridge:
Polity Press, 2007.
Ginkel Hans Van dan Edward Newman. In Quest of “Human Security”.
http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.htm
l, diakses pada 19 Maret 2014.
http://www.undp.org/hdro/1994/94.htm
Mill, John Stuart Mill. On Liberty and Utilitarianism. New York: Bantam
Books, 1993.
Perwita, Anak Agung B., Lima (5) Dimensi Keamanan dari Realisme
menuju Neo-Realisme.
http://www.azizfahri.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-human-
security.html?m=1, diakses pada 21 Maret 2014.
Ramadhan, Muhibin Raihan. “Human Security”.
http://id.scribd.com/doc/51882487/Human-Security, diunduh pada 20
Maret 2014.
Ruhiyat, Erwin. Pengantar Kajian Human Security. Jakarta: Taki-Taki.
http://id.scribd.com/doc/114988976/Pengantar-Human-Security,
diunduh pada 20 Maret 2014.
Sukarna. Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik. Bandung : Penerbit Alumni,
1981.
United Nations, Renewing the United Nations.
United Nations Development Programs, 1994.
iv