Protein Kelompok 4
Protein Kelompok 4
DISUSUN OLEH:
1. FAUSTINE SHERYL A.
2. ISNI NUR S. PROTEIN
3. JESSICA BALGANI
4. RIZKA DIVA P.
5. SAURIA KARINA
STRUKTUR PROTEIN
Struktur
Protein
Asam
Peptida Protein
Amino
ASAM AMINO
ASAM AMINO
Amfoter
Optis aktif
Ion zwitter
Polar Polar
Asam Asam Asam Asam
Non Polar Polar Tak Bermuatan Bermuatan Asam R-
Amino Amino Non Amino Amino Non-
Alifatik Bermuatan Negatif Positif Aromatis
Standar Standar Esensial Esensial
(Asam) (Basa)
ASAM AMINO NON-POLAR ALIFATIK
• Mempunyai sedikit
atau tidak mempunyai
selisih muatan dari
daerah satu ke daerah
lainnya yang memiliki
rantai samping
hidrokarbon.
• Bersifat hidrofobik
• Terdapat pada protein
yang berinteraksi
dengan lipid
• Contoh: glisin,
alanine, prolin, valin,
leusin, isoleusin, dan
metionin
ASAM AMINO POLAR TAK BERMUATAN
Peptida berdasarkan
jumlah asam amino
penyusunnya
Penggolongan Peptida
Peptida berdasarkan
kemiripan struktur dan
fungsinya
PEPTIDA BERDASARKAN JUMLAH ASAM
AMINO PENYUSUNNYA
Tripeptida,
Dipeptida Tetrapeptida, Oligopeptida Polipeptida
Pentapeptida
•Dua molekul •Tiga asam amino •Dipeptida yang •Dapat terdiri atas
asam amino dapat disatukan bereksi dengan 51 asam amino
dapat diikat oleh 2 ikatan asam amino atau (seperti pada
secara kovalen peptide dengan dipeptide lainnya insulin) sampai
melalui ikatan cara yang sama •Merupakan lebih dari 1000
amida substitusi. untuk membuat peptide yang asam amino
•Ikatan ini suatu tripeptida, bersenyawa (seperti pada
dibentuk dengan tetrapeptida, dan dengan tidak fibrin, protein
menarik gugus pentapeptida lebih dari 10 sutera)
karboksil suatu asam amino •Macam molekul
asam amino dan polipeptida
gugus alfa amino tergantung pada
dari molekul lain, asam amino
dengan reaksi penyusunnya dan
kondensasi yang panjang
kuat pendeknya rantai
polipeptida
POLIPEPTIDA BERDASARKAN KEMIRIPAN
STRUKTUR DAN FUNGSINYA
Peptida Ribosomal
Peptida Non Ribosomal
• Disintesis dari translasi Peptida Hasil Digesti
mRNA •Disintesis dengan kompleks
enzim •Terbentuk dari hasil proteolysis non
• Berfungsi sebagai •Terdapat pada organisme spesifik dalam siklus digesti
hormone dan molekul uniselular, tanaman, dan fungi. •Secara umum merupakan peptide
signal pada organisme •Secara umum, peptide ini ribosomal, tapi tidak dibentuk dari
tingkat tinggi berbentuk siklik, walaupun ada translasi mRNA
juga yang berbentuk linier
PENAMAAN PEPTIDA
Struktur Primer
Struktur Sekunder
Struktur Tersier
Struktur Kuaterner
STRUKTUR PRIMER
Pembengkakan dan
pembentukan ikatan
hydrogen dari suatu
tulang belakang
polipeptida untuk
membentuk heliks
alfa dan beta sheet
Secara individual,
ikatan hydrogen ini
lemah
HELIKS ALFA
Keseluruhan
konformasi (bentuk)
suatu polipeptida,
setelah diperkuat
dengan interaksi
antara rantai samping
(gugus R) asam amino
Lapisan yang
tumpang tindih di
atas pola struktur
sekunder
STRUKTUR KUATERNER
menentukan bagaimana
protein tersebut bekerja
diperkuat oleh ikatan
kovalen yang disebut
jembatan disulfide
bergantung pada kondisi
fisik dan kimiawi
lingkungan protein
Urutan asam amino
menentukan konformasi,
di mana heliks α dapat
terbentuk, di mana lembar
β dapat terjadi, di mana
jembatan disulfide berada,
di mana ikatan ionic
terbentuk, dan selanjutnya
DENATURASI PROTEIN
Molekul air
rantai samping gaya Tarik van der
membentuk ikatan
Molekul air asam amino Waals
hydrogen satu
menjauhi nonpolar menguatkan
sama lain dengan
substansi nonpolar mendekat satu kembali interaksi
bagian hidrofilik
sama lain hidrofobik
protein
JEMBATAN DISULFIDA
2 monomer sistein
Sulfur salah satu Jembatan disulfida
saling mendekat
sistein berikatan (-S-S-) mematri
satu sama lain
dengan sulfur bagian protein
melalui pelipatan
sistein lain menjadi terikat
protein
Ikatan hidrogen Ikatan ionik
antara rantai samping antara rantai samping
polar bermuatan positif dan
rantai samping
bermuatan negative
PENAMAAN PROTEIN
Biasanya netral
Berat molekul tidak bisa ditentukan dengan metode klasik
(penurunan titik beku), karena butuh larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi dari protein
Berbentuk globuler
FUNGSI PROTEIN
FUNGSI PROTEIN
Struktural
• Protein berfungsi untuk
menyangga dan membangun
struktur biologi makhluk hidup.
Fungsional
• Protein terlibat dalam semua
fungsi sel dalam tubuh makhluk
hidup.
Kolagen
Elastin
Keratin
FUNGSI Tubulin
STRUKTURAL
Fibroin
Sklerotin
Serisin
STRUKTURAL: KOLAGEN
Bersifat elastis.
Penyusun jaringan
tendon, ligamen,
pembuluh darah,
dan kulit.
STRUKTURAL: KERATIN
Bersifat sulit
merenggang, namun
fleksibel
Berfungsi sebgai
komponen penyusun
sutra dan material
umum biofactory dan
biomedical.
Struktur primernya
merupakan asam
amino dengan urutan
(Gly-Ser-Gly-Ala-Gly-
Ala)n
STRUKTURAL: SKLEROTIN
Protein albumin
yang lunak dalam
air panas dan larut
dalam sabun.
Memberi sifat kaku
dan kasar pada
serat sutera.
Pertahanan Tubuh
Pergerakan
Katalis
FUNGSI
STRUKTURAL Hormon
Komunikasi Sel
Penyimpanan dan
Transpor Molekul
FUNGSIONAL: PERTAHANAN TUBUH
Antibodi merupakan
protein yang
diproduksi oleh
limfosit-B
Antibodi menghambat
partikel virus dengan
mengenali sel inang,
kemudian antibodi
menutupi protein
virus agar virus tidak
mampu menginfeksi
sel.
FUNGSIONAL: PERTAHANAN TUBUH
Kinesin
FUNGSIONAL: PERGERAKAN (TROPOMIOSIN
DAN TROPONIN)
Liase
Ligase
FUNGSIONAL: KATALIS
(OKSIDOREDUKTASE)
Oksidoreduktase merupakan enzim yang mengkatalisis
reaksi oksidasi atau reduksi, di mana elektron yang
ditransfer dari satu molekul ( reduktor) untuk molekul lain
(oksidan). Dengan kata lain enzim ini memisahkan dan
menambahkan elektron atau hidrogen.
Enzim ini biasanya terlibat dalam proses respirasi aerob
maupun anaerob.
FUNGSIONAL: KATALIS
(OKSIDOREDUKTASE)
Hidrolase
• Menambah gugus hidroksil pada substrat.
Oksidase
• Sebagai oksigen intramolekuler yang merupakan penerima hidrogen/elektron.
Dehidrogenase
• Mengoksidasi substrat dengan mentransfer ion hidrida.
Peroksidase
• Reduksi peroksida hidrogen.
Oksigenase
• Menggabungkan oksigen intramolekuler dengan substrat organik.
Reduktase
• Mengkatalis reduksi
FUNGSIONAL: KATALIS
(TRANSFERASE)
Enzim yang mengkatalisis transfer gugus fungsional atau
memindahkan gugus senyawa kimia (misalnya, kelompok
metil atau fosfat) dari satu molekul donor ke akseptor.
Sebagai contoh, sebuah enzim yang dikatalisis reaksi ini
akan menjadi transferase :
A -X + B → A + B-X
Transaminase
•Transferase gugus amina.
Transfosforilase
•Transferase gugus fosfat.
Transasilase
•Transferase gugus asil.
FUNGSIONAL: KATALIS
Hidrolase
• Enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis.
Liase
• Enzim yang berfungsi menambahkan unsur-unsur air,
amonia, atau karbon dioksida.
Ligase
• Enzim yang berperan dalam proses sintesis dengan 2
molekul digabungkan oleh energi dari ikatan fosfat (ATP).
Isomerase
• Enzim yang berperan dalam katalisis reaksi isomerase.
FUNGSIONAL: HORMON
}
Inisiasi
Tahap awal Sintesis Protein:
Transkripsi Elongasi
penyalinan DNA mRNA
Terminasi (sintesis asam nukleat)
Pre-
Translasi Aktivasi
Asam Amino
Inisiasi
Translasi
Elongasi
Terminasi
Post-
Translasi Folding
Modifikasi
TRANSKRIPSI
Gen eukariotik : gen kelas I, gen kelas II, Gen prokariotik : promoter, struktural,
gen kelas III terminator
TRANSKRIPSI
Aktivasi
Asam Amino
Inisiasi
Translasi Elongasi
Terminasi
TRANSLASI – AKTIVASI ASAM AMINO
Aktivasi asam amino ini ber tujuan untuk mendapatkan asam amino
yang mampu mengidentifikasi dan berkombinasi denga suatu mRNA
yang dikenal sebagai suatu kodon melaui suatu ikatan hidrogen.
Aktivasi ini melibatkan suatu modifikasi kimiawi dari asam amino
melalui ikatan kovalennya dengan molekul tRNA yang akan
berinteraksi langsung dnegan mRNA (kodon) pada proses translasi
(RNA -RNA).
Tahap awal aktivasi asam amino memerlukan suatu enzim aktivasi
khusus yang disebut sebagai sintetase tRNA - Aminoasil, yang
mengkatalis sintesis adenilat-aminoasil dengan substrat asam
amino spesifik dan juga ATP. Hasil asam amino- AMP ini lalu
ditransfer kepada tRNA pada terminal -3‟.
Langkah selanjutnya pada proses aktivasi asam amino, yaitu asam
amino hasil derivat dari adenilat ditransfer ke suatu gugusan
hidrokasil dari nukleotida adenil pada ujung 3‟ dari sutau tRNA .
Meskipun produk dari tRNA -aminoasil dikenal sebagai produk
derivat-3‟.
Reaksi kimianya, yaitu:
Asam Amino + ATP + tRNA + H 2 O ⇌ tRNA -aminoasil + AMP +
2Pi
rekasi hidrolitik dari PPi yang dihasilkan pada reaksi akan
menginisiasi keseluruhan proses pada aktivasi asam amino
TRANSLASI - INISIASI
Subunit II (large
subunit) akan
menempel pada
subunit I (small
subunit) segera
setelah faktor
inisiasi dilepaskan.
INISIASI PADA SEL PROKARIOTIK
mRNA
Faktor inisiasi eukariot (eukariot initiation factor -3 = eIF -3) terikat erat
pada permukaan subunit kecil untuk membentuk par tikel 43 S
sehingga subunit ter sebut tidak lagi dapat berikatan dengan subunit
60 S yang kini menjadi bebas.
Kualitatif Analisis
Pewarna
Mr Kuantitatif an
Protein
Analisis
Protein Titrasi
Asam
Amino
ANALISIS KUALITATIF :
ANALISIS ASAM AMINO
Tes Xantoprotein
Pereaksi xantoprotein adalah larutan asam
nitrat pekat. Jika larutan HNO 3 pekat
dimasukkan ke dalam larutan protein
secara hati-hati, akan terbentuk endapan
putih, dan berubah menjadi kuning jika
dipanaskan. Hal ini disebabkan nitrasi pada
inti benzena yang terdapat dalam protein.
Pereaksi xantoprotein positif terhadap
protein yang mengandung asam amino
dengan gugus samping fenil, seperti asam
amino tirosin, fenilalanin, dan triptofan.
Tes Hopkin’s Cole
Pereaksi Hopkins-cole dibuat dari asam oksalat
dan serbuk magnesium dalam air. Pereaksi ini
positif terhadap protein yang mengandung asam
amino dengan gugus samping indol, seperti pada
asam amino triptofan.
Triptofan memberikan hasil yang positif dengan
tes Hopkins-cole karena mengandung gugus indol.
Asam glioksilat mengkondensasi asam amino
triptofan membentuk senyawa berwarna. Setelah
H2SO4 pekat dituangkan, akan terbentuk dua
lapisan dan beberapa saat kemudian terbentuk
cincin ungu di antara batas kedua lapisan itu.
Tes Millon
Pereaksi Millon adalah campuran larutan raksa (I)
nitrat dan raksa (II) nitrat dalam asam nitrat. Jika
pereaksi Millon ditambahkan ke dalam larutan
protein, akan dihasilkan endapan putih yang dapat
berubah menjadi merah akibat pemanasan.
Tirosin memberikan hasil yang positif dengan
tes Millon karena mengandung gugus fenol.
Pereaksi ini positif untuk protein yang
mengandung asam amino dengan gugus samping
senyawa fenol sebab terjadi reaksi antara senyawa
raksa (II) dengan gugus hidroksifenil membentuk
senyawa berwarna.
Tes Nitroprusida
Natrium nitroprusida dalam
larutan amonia akan
menghasilkan warna merah
dengan protein yang mempunyai
gugus –SH bebas (merkapto).
Jadi, protein yang mengandung
sistein akan memberikan hasil
positif. Gugus –S–S– pada sistein
apabila direduksi terlebih dahulu
dapat juga memberikan hasil
positif.
Tes Sakaguchi
Pereaksi yang digunakan adalah
naftol dan natrium hipobromit.
Pada dasarnya reaksi ini akan
memberikan hasil positif jika
terdapat gugus guanidin seperti
arginin memberikan warna merah
Asam Amino
Arginin
Tes Ehrlich
Asam Amino
Triptofan
Pereaksi Ninhidrin
Uji Ninhidrin atau tes ninhidrin
digunakan untuk menunjukkan
adanya asam amino dalam zat yang
diuji . Dalam uji ini digunakan
larutan ninhidrin untuk mendeteksi
semua jenis asam amino. Ninhidrin
merupakan senyawa kimia yang
digunakan untuk mendeteksi gugus
amina dalam molekul asam amino.
Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
ANALISIS KUALITATIF :
ANALISIS PROTEIN
Western Blotting
Bidang Medis
Bidang
Kosmetik
Bidang Industri
A. BIDANG MEDIS
(KESEHATAN)
1. Insulin
Insulin merupakan hormon polipetida yang diproduksi oleh sel β
pada pulau Langerhans di kelenjar pankreas. Insulin mengontrol
metabolisme
a)Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ
akibat penyakit ter tentu
Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan
perfusi darah ke glomerulus ginjal, sehingga renin akan
menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum yang
berfungsi untuk menaikkan tekanan darah.
Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga
mencapai seratus kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L)
menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis, peningkatan sampai
dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis
infeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang lebih rendah
terjadi pada keadaan alkoholisme.
Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin)
hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut,
dan lain-lain.
b) Enz im sebagai suatu reagensia diagnosis .
Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut:
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Ar thobacter globiformis
dapat digunakan untuk mengukur asam urat .
Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol -oksidase
yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens .
Pengukuran alkohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan
alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang
dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae , dan lain-lain.
Jenis Vaksin:
Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan
penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran
darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi
antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun.
1. Cairan albumin
1. Industri Kertas
Shower gel merupakan salah satu jenis dari foam bath yang memiliki
kandungan bahan aktif dan kekentalan yang lebih tinggi.
3. Industri Pangan
a) Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan
dalam proses pembuatan keju (cheese) yang
terbuat dari bahan dasar susu. Rennet
merupakan kelompok enzim protease yang
ditambahkan pada susu pada saat proses
pembuatan keju.
Rennet berperan untuk menghidrolisis
kasein terutama kappa kasein yang ber fungsi
memper tahankan susu dari pembekuan. Enzim
yang paling umum yang diisolasi dari rennet
adalah chymosin.
b) Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan peptida dari senyawa-senyawa protein dan
diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana (asam
amino).
Enzim protease berfungsi melembekkan, melembutkan atau
menurunkan gluten yang membentuk protein.
Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah
bromelin dan papain sebagai bahan pengempuk daging.
c) Enzim Selulase
C a m p b el l , N . A . , Re e c e , J . B . , d a n M i t c h el l , L . G . 2 0 0 2 . B i o l o g i E d i s i 5 . J i l i d 1 ,
E r l a n g g a , J a ka r t a
L o d i s h , H . , et a l . , 2 0 07. M o l e c u l a r C e l l B i o l o g y s i x t h E d i t i o n . N ew Yo r k : Fr e e m a n .
N C B I . 2 0 0 2 . G e n o m e s 2 n d e d i t i o n . [ O n l i n e ] Av a i l a b l e a t :
h t t p :/ / w ww. nc b i . nl m . ni h . g ov / b o o k s / N B K 21 1 21 / [ D i a k s e s p a d a 1 5 N o v e , b e r 2 016 ]
S i n te s i s P r o te i n d a n Ko d e G e n et i k [ O n l i n e ] Av a i l a b l e a t : h t t p : / / w w w.b i o l o g i -
s e l . c o m / 2 01 2 / 0 6 / s i n te s i s - p r ote i n - d a n - ko d e - g e n et i k . h t ml [ D i a k s e s p a d a 1 5
N o v e m b e r 2 016 ]
D av i d L . N e l s o n . , M i c h a e l M . c ox . 2 01 3 , L e h n i n g e r P r i n c i p le s o f B i o c h e m is t r y 6 t h
E d i t io n . W i l ey P u b
K a r p , G e r a l d. 2 01 0 . C e l l a n d M o l e c u l a r B i o l o g y C o n c e p t s a n d E x p e r i m e n t s , 6 t h e d .
N ew J e r s ey : J o h n W i l ey & S o n s .
A l b e r t s , B . , J o h n s o n , A . , L ew i s , J . , R a f f , M . , Ro b e r t s , K , a n d Wa t te r, P. 2 0 0 2 .
M o l e c u l a r B i o l o g y o f T h e C e l l , 4 t h e d . N ew Yo r k : G a r l a n d S c i e n c e .
B r o w n , S . M . , H ay, J . G . , O s t r e r, H . 2 0 0 9 . E s s e n t i a l s o f M e d i c a l G e n om i c s , 2 n d e d .
N ew J e r s ey : J o h n W i l ey & S o n s , I n c .
S t a i n s fi e l d , W i l l i a m ., J a i m e , S . C o l o m e , R a u l , J . C a n o . 2 0 0 3 . S c h a u m’ s E a s y
O u t l i n e s M o l e c u l a r a n d C e l l B i o l o g y. N ew Yo r k : T h e M c G r aw - H i ll C o m pa n i e s , I n c .