Anda di halaman 1dari 34

ASKEP KOMUNITAS HYPERTENSI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tentang Konsep Keluarga


Definisi keluarga menurut Wahid Iqbal Mubarak dkk ( 2006 ).
Pengetian keluarga menurut beberapa ahli yaitu :
a Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memperthankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari tiap anggota.
b Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
c Menurut Bergess ( 1962 ), keluarga adalah ;
Terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan,
keturunan / hubungan sedarah atau hasil adopsi.
Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.
Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social.
Mempunyai kebiasaan / kebudayaan yang berasal dari masyarakat
tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
d Menurut Helvie ( 1981 ) keluarga adalah sekompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
e Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
didalam perangnya masing-masing menciptakan serta mempertahankan budaya.
f Menurut Departemen Kesehatan R.I ( 1998 ) keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu atap dalam keadaan saling bergantungan.
Dari pengertian tersebut diatas menunjukkan keluarga maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
a Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
b Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
c Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing masing mempunyai peran
social suami, istri, anak, kakak dan adik.
d Mempunyai tujuan yaitu : menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.
Struktur keluarga
Struktur keluarga ada bermacam macam di antaranya adalah :
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dan sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri
Struktur peran.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri / suami atau anak.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pada perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai


berikut :
Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari isteri dan anak – anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan Ibu
Sebagai isteri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu merupakan peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak - anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Peranan anak
Anak – anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual (Nasrul Effendy, 1998 ).
Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan adalah kemampuan, baik kemampuan potensial maupun
aktual dari seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku
seseorang. Tipe struktur kekuatan yaitu legitimate pawer authority, refent power, effectif
power.
Nilai – nilai keluarga
Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya.
Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman
bagi perkembangan norma dan peraturan norma.
Nilai keluarga adalah sebagai suatu sistem ide, sikap dan kepercayaan
tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar maupun
tidak sadar, mengikat bersama – sama seluruh anggota keluarga dalam
suatu budaya lazim. ( Marilyn M. Friedman, 1998, hal 325 ).
Tipe / bentuk keluarga
a Keluarga inti (nuclear family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak –
anak
b Keluarga besar (Extanded Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan saudara, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
f Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga. (Nasrul Effendy, 1998, hal 33 - 34 ).
Fungsi keluarga
a Fungsi efektif
Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi efektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari suatu anggota keluarga. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi efektif adalah :
Saling mengasuh cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antara anggota keluarga.
Saling menghargai.
Ikatan dan identifikasi.
b Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi ini dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, dimana anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang
norma – norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam
keluarga.
c Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga befungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dinilai dari tugas
kesehatan keluarga yaitu :
Mengenal masalah kesehatan.
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
d Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol

e Fungsi ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti
kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung ( ekonomi ).
Pengaturan pengunaan, penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak - anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
f Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan memberi prilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya dalam sebagai orang dewasa.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya.
Dari berbagai fungsi diatas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluargannya,
adalah :
a Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan
usia kebutuhannya.
b Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatnya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat baik fisik,
mental, sosial dan spritual.
c Asah, adalah memenuhi kebutuhan anak , sehingga siap menjadi manusia dewasa yang
mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Tahap – tahap perkembangan keluarga
Tahap – tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b Tahap menjelang kelahiran anak.
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai
generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga merupakan saat
yang sangat yang dinantikan.
c Tahap menghadapi bayi.
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan mendirikan kasih sayang kepada anak,
karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuannya. Dan
kondisinya masih sangat lama.
d Tahap menghadapi anak pra sekolah.
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena, tidak mengetahui mana
yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma – norma kehidupan, norma
– norma agama, norma – norma sosial budaya dan sebagainya.
e Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas
– tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak
f Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

h Tahap berdua kembali


Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri – sendiri, tinggallah suami istri
berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima
kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i Tahap masa tua.
Tahap ini masuk kedalam tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini (Nasrul Effendy, 1998 )

Tinjauan Umum Tentang Konsep asuhan Keperawatan Keluarga


Defenisi.
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana / penyalur,
(Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978).
Tujuan perawatan kesehatan keluarga
a Tujuan umum.
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan.

b Tujuan khusus.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
Meningaktkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotannya.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
Meningakatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
Peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,ada beberapa peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah :
a Pemberian asuhan perawatan dan kebutuhan kesehatan keluarga.
b Pengenal / pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
d Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan
mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan
jalan pemecahannya.
e Pendidikan kesehatan, peran dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f Penyuluhan dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga.
Hambatan – hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan masalah
kesehatan keluarga.
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah :
a Hambatan dari keluarga :
Keadaan ekonomi keluarga yang rendah..
Keterbatasan sumber – sumber daya keluarga (keuangan, sarana, dan
prasarana).
Kebiasaan – kebiasaan yang melekat.
b Hambatan dari perawat.
Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi seperti : transportasi.
Kondisi alam (geografis yang sulit).
Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa).
Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

Prinsip – prinsip perawatan keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah :
a Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
c Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran
serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan maslah dan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e Lebih mengutamakan kegiatan – kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, memamfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
g Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah secara keseluruhan.
h Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses perawatan.
i Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar / perawatan dirumah.
j Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Langkah – langkah dalam perawatan kesehatan keluarga.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada
beberapa langka yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut :
a Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :
Mengadakan kontak dengan keluarga.
Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan -
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
Membina komunikasi dua arah dengan keluarga
b Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.
c Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah – masalah kesehatan dan
perawatan keluarga.
d Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga :
Ancaman kesehatan
Keadaan sakit atau kurang sehat.
Situasi krisis.
e Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan
f Menentukan / menyusun asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga,
dengan mempertimbangkan :
Sifat masalah
Kemungkinan masalah untuk diubah
Potensi menghindari masalah
Persepsi keluarga terhadap masalah.
g Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas :
Menentukan tujuan yang realistis
Merencanakan pendekatan dan tindakan
Menyusun standar dan kriteria evaluasi.
h Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang
disusun.
i Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
j Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.

Proses keperawatan kesehatan keluarga


Proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
menuju pada pencapaian tujuan keluarga. Proses keperawatan keluarga
merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis yang
digunakan ketika bekerja pada keluarga sebagai suatu system.
Tahap – tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan sama
lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk
mengambarkan perkembangan diri tahap yang satu ke tahap yang lain,
dengan tahap – tahap sebagai berikut :
a Pengkajian ( assessment ).
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien ( keluarga ) dengan memakai norma – norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system yang
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya, dasar
pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu ukuran
atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan
norma – norma yang diambil dari kepercayaan, nilai – nilai, prinsip –
prinsip, aturan – aturan, harapan – harapan, teori – teori, konsep –
konsep yang berkaitan dengan permasalahan,
Yang termasuk dalam tahap ini adalah :
Pengumpulan data
Analisa data
Perumusan masalah
Prioritas masalah
Menegakkan diagnosa keperawatan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
1. Wawancara : yang berkaitan dengan hal – hal yang perlu diketahui, baik aspek
fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainnya.
2. Pengamatan : pengamatan terhadap – hal – hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan
lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi : studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya
melalui Kartu Menuju Sehat ( KMS ), kartu keluarga dan catatan – catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik misalnya : kehamilan, kelainan
organ tubuh dan tanda – tanda penyakit.
Data – data yang perlu dikumpulkan meliputi hal – hal sebagai berikut

a). Identitas keluarga.


b). Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang sudah dialami.
c). Anggota keluarga.
d). Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.
e). Keadaan keluarga meliputi :
Biologis
Psikologis.
Social.
Kultural.
Spiritual.
Linkungan.
Dan data penunjan lainnya.
Analisa data
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
a). Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga dan sebagainya.
Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
Keadaan gizi anggota keluarga.
Status imunisasi anggota keluarga
Kehamilan dan keluarga berencana

b). Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :


Rumah, meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi,
luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan
sebagainya.
Sumber air minum.
Jamban keluarga
Tempat pembuanga air limbah
Pemamfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
c). Karakteristik keluarga :
Sifat – sifat keluarga
Dinamika dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga
Interaksi antar anggota keluarga
Kesanggupan anggota keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga
Kebiasaan dan nilai – nilai yang berlaku dalam keluarga

Perumusan masalah
Diambil sesuai dengan penganalisa praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisa sebelum mengembil keputusan.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang perawat
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta
berbagai alasan dan ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas
keluarga dalam bidang kesehatan.
Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.
a). Ancaman kesehatan : adalah keadaan – keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk
ancaman kesehatan, adalah :
Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus dan sebagainya.
Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC,
gonore, hepatitis dan sebagainya.
Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya keluarga, seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan
keluarga kecil.
Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan
disembarangan, tangan rumah terlalu curam.
Kekurangan atau kelebihan gisi dari masing – masing anggota keluarga.
Keadaan – keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:
Hubungan keluarga yang tidak harmonis
Hubungan orang tua dan anak tegang
Orang tua yang tidak dewasa
Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :
Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
Tempat pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat.
Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
Sekolah / tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat.
Kebisingan
Polusi udara
Kebiasaan – kebiasaan yang merugikan kesehatan :
Merokok
Minum – minuman keras
Tidak memakai alas kaki
Makan obat tanpa resep
Kebiasaan makan daging mentah
Hygiene personal kurang
Riwayat persalinan sulit
Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan
ibu karena meninggal, anak laki – laki memainkan peranan ayah
Imunisasi tidak lengkap
b). Kurang tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk
didalamnya adalah :
Keadaan sakit. Apakah sesudah atau sebelum diagnosa.
Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal.
c). Situasi krisis : adalah saat – saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam
menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam
situasi krisis adalah :
Perkawinan
Kehamilan
Persalinan
Masa nifas
Menjadi orang tua
Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
Abortus
Anak masuk sekolah
Anak remaja
Kehilangan pekerjaan
Kematian anggota keluarga
Pindah rumah
Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas kesehatan dan keperawatan
a). Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan :
Kurang pengetahuan ketidaktahuan fakta
Rasa takut akibat masalah yang diketahui
Sikap dan falsafah hidup
b). Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
berhubungan dengan :
Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
Masalah kesehatan begitu tidak menonjol
Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan
kurangnya sumber daya keluarga
Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
Ketidakcocokan pendapat dari anggota – anggota keluarga
Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
Takut dari akibat tindakan
Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
c). Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan :
Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab, penyebaran,
perjalanan penyakit gejala dan perawatanya serta pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
Kurang tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
Tidak seimbang sumber – sumber yang ada dalam keluarga, misalnya : keuangan,
anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.
Sikap negatif terhadap yang sakit
Konflik individu dalam keluarga
Sikap dan pandangan hidup
Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d). Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
dan perkembangan pribadi anggota keluarga, berhubungan dengan
Sumber – sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab /
wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
Kurang dapat melihat keuntungan dan mamfaat pemeliharaan lingkungan rumah
Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan konflik personal dalam keluarga
Konflik personal dalam keluarga
Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
Sikap dan pandangan hidup
Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada
kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah.
e). Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan,
berhubungan dengan :
Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
Kurang percaya terhadap, petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.
Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
Rasa takut pada akibat dari tindakan
Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
Rasa asing dan tidak ada dukung dari masyarakat
Sikap dan falsafah hidup.
b Diagnosa keperawatan pada tingkat keluarga.
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang paktor – paktor yang
mempertahankan resnpons / tangapan yang tidak sehat dan
menghalangi perubahan yang diharapkan (Nasrul Effendy, 1998, hal
51).
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosa keperawatan
keluarga. Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga dapat
ditetapkan berdasarkan faktor risiko dan faktor potensial terjadinya
penyakit atau masalah – masalah kesehatan keluarga, serta
mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya seperti yang telah diterangkan di atas.
c Prioritas masalah
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1). Tidak mungkin masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam
keluarga dapat diatasi sekaligus
2). Perlu mempertimbangkan masalah – masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga, seperti masalah penyakit.
3). Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan
yang akan diberikan.
4). Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
5). Sumber daya keluaga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan /
keperawatan keluarga.
6). Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
d Kriteria prioritas masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus berdasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut :
1). Sifat masalah dikelompokkan menjadi :
a). Ancaman kesehatan
b). Keadaan sakit atau kurang sehat
c). Situasi krisis
2). Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan
kesehatan.
3). Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan
dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
4). Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai, masalah dalam hal
bertanya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan

Tabel 1
Skala prioritas
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat masalah
skala :
Ancaman kesehatan
Tidak / kurang sehat 1
3
Krisis
2
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
1
Skala :
Dengan mudah
Hanya sebagian 2
2
Tidak dapat
1
0

3 Potensi masalah untuk dicegah


Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera 1
ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
Tentukan skor untuk setiap kriteria
2)
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Jumlah skor untuk semua


kriteria
skor yang tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
Tidak mungkin masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan
dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
Perlu mempertimbangkan masalah – masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga, seperti masalah penyakit.
Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang akan diberikan.
Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan /
keperawatan keluarga.
Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
b Perencanaan (planning)
Rencana keperawatan Keluarga adalah sekumpulan tindakan perawat untuk
dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
di identifikasi.
Ciri – ciri perawatan keluarga :
1). Berpusat pada tindakan – tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah
yang sedang dihadapi
2). Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dan pikiran yang
logis.
3). Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang
4). Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi
5). Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
6). Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus – menerus.
Kualitas rencana perawatan :
Kualitas rencana perawatan sangat tergantung kepada :
1). Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada
analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.
2). Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan
3). Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4). Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
a). Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
b). Menentukan prioritas masalah
c). Memiliki tindakan yang tepat
d). Pelaksanaan tindakan
e). Penilaian hasil tindakan
5). Dibuat secara tertulis
c Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana
keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
1). Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
2). Informasi yang telah diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3). Tidak mau menghadapi situasi
4). Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat.
5). Adat istiadat yang berlaku
6). Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
7). Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
Faktor lain yang bersumber dari perawat, adalah :
1). Menggunakan pada pendekatan yang tetap (kaku, kurang luas)
2). Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor – faktor sosial budaya
3). Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga :
1). Sumber daya keluarga (keuangan)
2). Tingkat pendidikan keluarga
3). Adat istiadat yang berlaku
4). Respons dan penerimaan keluarga
5). Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
d Penilaian
Penilaian / evaluasi adalah tahap yang menentukan tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujun tidak tercapai maka perlu
dicari penyebabnya hal dapat terjadi karena beberapa faktor :
1). Tujuan tidak realistis
2). Tindakan keperawatan yang tidak tepat
3). Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
Dimensi dalam penilaian
1). Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan
2). Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tenaga
dan bahan alat yang diperlukan
3). Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk memecahkan
masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional
4). Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan
dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
Kriteria dan standar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor – faktor tidak tetap yang didapat
memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar menunjukkan tingkat
pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang
sebenarnya. Standar akan memberi tahukan apakah tingkat pelaksanaan yang
dapat diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat mengatakan bahwa
tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan dicapai, yaitu :
1). Klien mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberi mengenai colitik
Ulseratif.
2). Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan.
3). Menhindari dan mencegah kemungkinan timbulnya penyebab penyakit.
Pengukuran hasil penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :
1). Keadaan fisik , misalnya peningkatan berat badan anak
2). Psikolgis dan sifat anak, misalnya ,berkembangnya sikap positif keluarga terhadap
perawat dalam memberikan asuhan di rumah
3). Pengetahuan dan perubahan prilaku, keluarga melaksanakan petunjuk – petunjuk yang
berkaitan dengan perawatan payudarah sewaktu menyusui bayi
Alasan pentingnya penilaian
1). Menghentikan tindakan / kegiatan yang tidak berguna
2). Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3). Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4). Untuk pengembangan dan penyempurnaan dan praktek keperawatan.
Metode penilaian
1). Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga.
Dari membuang sampah sembarangan dengan membuang sampah ketempat sampah yang
dibuat.
2). Wawancara, mewawancarai keluarga yang kerkaitan dengan perubahan sikap, apakah
telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat.
3). Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
(Nasrul Effendy,).

Tinjauan Umum Tentang Konsep Kesehatan Lingkungan.


Pengertian dan ruang lingkup kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan adalah penerapan prinsip kesehatan dan perubahan serta
penyusunan sifat – sifat fisik, kimia dan biologis dari lingkungan untuk
kepentingan kesehatan dan kesejahteraan, sedangkan masalah kesehatan adalah
suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah –
masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Ada dan factor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat yaitu : keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan lain.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
kesehatan optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara
lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja),
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah rumah,
hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratakan pokok manusia.
a Factor – factor yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah adalah :
Factor lingkungan
Baik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan social.
Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.
Rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, perlu dipahami
bahwa mendirikan rumah buka pada soal itu saja, namun pemeliharaannya juga.
Tekhnologi yang dimiliki oleh masyarakat.
Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu mewah dan sudah bergitu
modern akan tetapi sangat mahal. Pada rakyat pedesaan bagaimanapun
sederhananya, sudah mempunyai tehknologi sendiri dan turun menurun.
Kebijakan (peraturan – peraturan) pemerintah yang menyangkut
tataguna tanah.
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem
namun di kota sudah menjadi masalah besar.
Syarat – syarat rumah yang sehat :
a). Bahan bangunan.
(1) Lantai : ubin atau semen adalah baik tapi tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu (kemarau) dan tidak basah (musim
hujan).
Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya
kurang cocok untuk daerah tropis, lebih – lebih ventilasinya tidak cukup. Dinding
rumah di daerah tropis khususnya dipedesaan, lebih baik dinding atau papan.
Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang – lubang pada dinding atau
papan, tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan
alamiah atau yang penting ventilasi harus ada sehingga sirkulasi udara dan
penerangan alamiah (sinar matahari) bebas masuk.
Atap genteng seng atau asbes dan juga menggunakan atap daun rumbai. Yang
berguna untuk melindungi dari hujan atau terik matahari.
b). Ventilasi.
Fungsi utama menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan juga
berfungsi untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri – bakteri terutama
bakteri pathogen.
Ada 2 macam ventilasi yaitu ventilasi alamiah (jendela, pintu, lubang angina pada
dinding) dan ventilasi buatan ( kipas angina, mesin penguap udara).
c). Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Cahaya dapat dibedakan atas
2 yaitu : cahaya alamiah yakni matahari, dapat membunuh bakteri – bakteri
pathogen (misalnya bakteri TBC). Cahaya buatan yaitu menggunakan lampu
minyak tanah, listrik dan sebagainya.
d). Luas bangunan rumah.
Harus cukup untuk penghuninya disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan optimum 2,3 – 3 m2 untuk tiap orang.
e). Fasilitas – fasilitas didalam rumah sakit.
Tersedia air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah,
pembuangan sampah. Fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga. Disamping itu
perlu ada fasilitas lain misalnya gudang, kandang ternak.
Penyediaan air bersih.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lainuntuk minum, masak,
mandi, mencuci, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.

a Syarat – syarat air minum yang sehat.


Syarat fisik : bening tidak berasa, suhu dibwah suhu udara diwarnainya
sehingga dalam kehidupan sehari – hari cara mengenal air yang
memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
Syarat bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, utamanya bakteri
pathogen cara pemeriksaannya melalui sampel 100 cc diperiksa,
apabila terdapat bakteri > 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah
memenuhi syarat kesehatan.
Syarat kimia : harus megandung zat – zat tertentu didalam jumlah yang
tertentu pula zat – zat tersebut antara lain :
Tabel 2
Jenis – Jenis Zat Kimia Kandungan Air
Jenis bahan Kadar yang dibenarkan

Flour ( F ) 1 – 1,5
Chlor ( Cl ) 250
Arsen ( As ) 0.03
Tembaga ( cu ) 1,0
Besi ( Fe ) 0,3
Zat organic 10
Ph ( keasaman ) 6,5 – 9,0
CO2 0

b. Sumber – sumber air minum.


1). Air hujan : tidak mengandung kalsium, oleh karena itu agar dapat disesuaikan air minum
yang sehat perlu ditambahkan kalsium.
2). Air sungai dan danau : air pemukaan, olehnya itu air ini sudah terkontaminasi sehingga
perlu diolah dulu untuk jadi air minum.
3). Mata air : bila belum tercemari dapat diminum langsung, tetapi untuk menjaga segala
kemungkinan ada baiknya sebelum dimasak sebelum diminum.
4). Air sumur dalam : berasal dari lapisan air ke 2 didalam tanah (± 15 meter dari
permukaan tanah). Air ini cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung.

Pembuangan kotoran manusia.


Untuk mencegah / mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik untuk disuatu tempat
tertentu atau jmaban yang sehat adalah tidak mengotori permukaan tanah
disekitarnya, tidak dapat dijangkau oleh serangga (lalat, kacoa), tidak
menimbulkan bau, mudah digunakan, sederhana desainya, murah, dapat diterima
oleh pemakainnya.

Agar persyaratan diatas, dipenuhi maka perlu diperhatikan :


Jamban tersebut tertutup terlindungi dari panas / hujan, serangga,
terlindungi dari pandangan orang.
Jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat (tempat berpijat
yang kuat).
Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang
tidak menganggu pandangan, tidak menimbulkan bau.
Tersedia alat pembersi seperti air atau kertas pembersih.
Terletak didaerah yang rendah, jarak 20 meter dari sumber air.

Sampah dan pengolahannya.


Sampah adalah sesuatu bahan atau berada padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia :
Sumber – sumber sampah.
Sampah yang berasal dari pemukiman, tempat – tempat umum, perkantoran,
pembersih jalan, industri, pertanian / perkebunan, pertambangan dan yang berasal
dari peternakan dan perikanan.
Jenis – jenis sampah.
1). Sampah padat.
2). An – organic (yang tidak dapat membusuk) ; sisa – sisa makanan, daun – daunan, buah –
buahan dsb ).

3). Sampah cair (air limbah).


4). Sampah dalam bentuk gas asap kendaraan asap pabrik, dsb.
Pengelolaan sampah.
Cara pengelolaan sampah sebagai berikut :
1). Pengumpulan dan pengangkutan sampah.
2). Pemusnahan dan pengelolaan sampah.
a). Ditanam
b). Dibakar
c). Dijadikan pupuk.
Air limbah dan pengelolaanya.
Air limbah / air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga
industri atau tempat – tempat umum dan pada umumnya mengandung bahan –
bahan atau zat – zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta
menganggu lingkungan hidup.
Klasifikasi air limbah :
Air limbah dari rumah tangga (domestic waster water).
Berasal dari pemukiman penduduk yang pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstrela
(tinja dan air seni), air bebas cucian, dapur, kamar mandi yang terdiri dari bahan – bahan
organ.
Air limbah industri.(industri waster water).
Berasal dari berbagai jenis industri akibat proses – proses dimana zat - zat yang terkandung
didalamnya bervariasi seperti : nitrogen, sulfia, amoniak, lemak, garam – garam, zat pewarna,
mineral, logam berat, zat pelarut, dsb.
Air limbah kotapraja (municipal waster water).
Yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, dsb.
Zat – zat yang terkandung didalamnya sama dengan air limbah rumah tangga. Pemukiman
penduduk yang pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstreta (tinja dan air seni), air
bekas cucian dapur, kamar mandi yang terdiri dari bahan – bahan organic.
Karakteristik air limbah :
Karakteristik fisik : sebagain besar terdiri dari air, sebagian kecil dari bahan – bahan padat
dan suspensi.
Karakteristik kimiawi : biasanya mengandung zat – zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih serta bermacam – macam zat organic berasal dari penguraian tinja, urine, sampah –
sampah lainnya.
Karakteristik bakteriologis.
Air limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat
dan lingkungan hidup, antara lain :
a). Menjadi transmisi / media penyebaran berbagai penyakit, seperti kolera, typus
abdominalis disentri basiler.
b). Menjadi media berkembangbiakanya nyamuk atau tempat hidup larva.
c). Menjadi tempat berkembangbiakan nymauk atau tempat hidup larva nyamuk.
d). Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap
Pengelolaan air buangan :
a). Pengelolaan awal (preliminary) adalah pengeloaan yang dilakukan untuk mencegah
komplikasi pengelolaan selanjutnya dan untuk menghilangkan dan untuk mengurangi
kegiatan pemeliharaan peralatan.
b). Pengelolaan primer atau pengelolaan untuk menghilangkan semua benda terapung dan
sebagian besar benda beruspensi.
c). Pengelolaan sekunder ialah pengelolaan biologis seperti pengolahan dengan Lumpur
aktif, kolam oksidasi. Tricking filter, lagooa statage dan aerosi, land spreading, dan
sebagiannya.

Tinjauan Umum Tentang Konsep Dasar Penyakit Hipertensi

Tinjauan Hipertensi
a Pengertian
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia
setengah umur atau lebih tua. Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi.
Sedangkan batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin oleh
Kaplan dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 205
diajukan sebagai berikut :
Pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah
pada waktu berbaring di atas atau sama dengan 130/90 mmHg.
Pria usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya di atas 145/95 mmHg.
Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95
mmHg dinyatakan hipertensi.
Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure, dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono
Waspadji, hal. 206 membagi hipertensi berdasarkan tekanan diastolik sebagai berikut :

Tekanan diastolik kurang dari 85 mmHg adalah normal.


Hipertensi ringan bila tekanan diastole 90 – 140 mmHg.
Hipertensi sedang bila tekanan diastole 105 – 114 mmHg.
Hipertensi berat bila tekanan diastole lebih dari 114 mmHg.
Pasien-pasien dengan tekanan darah yang kadang-kadang naik dinamakan hipertensi labil.
Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO :
Kategori Sistolik Diastolik
Normal 140 mmHg 90 mmHg
Bordeline/Perbatasan 140 – 159 mmHg 90 – 94 mmHg
Hipertensi defenitif 160 mmHg 95 mmHg
Hipertensi ringan 160 – 179 mmHg 95 – 140 mmHg

b Penyebab/Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dibagi menjadi dua golongan yaitu :
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga
hipertensi idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan termasuk 35 – 95 % dari individu
dengan penyakit ini. (Soeparman, Waspadji Sarwono, 1990 : 207 – 208).
Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi sebagai berikut :
a). Usia
Paling tinggi kejadian pada usia > 40 tahun
b). Jenis kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki.
c). Keturunan
75 % pasien hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi.
d). Obesitas/kegemukan
Sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
e). Perokok
Resiko pada manusia dihubungkan mekanisme terjadinya hipertensi pada perokok belum
diketahui secara pasti, namun hubungan antara rokok dengan peningkatan kardiovaskuler
telah banyak dibuktikan.
f). Peminum alkohol
Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya
hipertensi secara pasti belum diketahui.
g). Komsumsi garam
Garam merupakan hal yang sangat sentral dalam penyebab hipertensi. Ditemukan pada
golongan suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Pengaruh asupan garam terhadap
timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma dan curah jantung.
h). Stres
Diduga melalui aktivasi saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap
tinggi.
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit tertentu
seperti :
a). Hipertensi renal ialah hipertensi yang penyebabnya adalah kelainan parenkim ginjal.
Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 236, M. Ziegler
dan G.J. Mart menuliskan semua penyakit ginjal yang dapat menimbulkan hipertensi seperti
di bawah ini :
Penyakit ginjal bilateral
Glomerulo nefritis akut dan kronik.
Nefritis interstisial akut dan kronik.
Pielonefritis glomerulosklerosis.
Penyakit ginjal unilateral
Aneurisma arteri renalis.
Infark ginjal.
Fistel arteriovenosus.
Trombosis vena renalis.
Tuberkulosis ginjal.
Bendungan urine karena berbagai sebab.
Hipertensi karena gagal ginjal
Hipertensi sesudah cangkok ginjal
b). Hipertensi renovaskuler
Adalah hipertensi yang disebabkan oleh obstruksi satu atau lebih cabang arteri renalis utama
atau cabangnya yang dapat sembuh dengan operasi rekonstruksi vaskuler atau nefrektomi.
c Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
perifer. Curah jantung pada pasien hipertensi umumnya normal. Kelainan
terutama pada peningkatan tahanan perifer. Peningkatan tahanan perifer ini
disebabkan karena penyempitan pembuluh darah akibat ketegangan otot polos
pada pembuluh darah tersebut.
Meningkatnya tekanan darah semakin menegangkan dinding pembuluh darah
sehingga menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan
pembuluh darah semakin sempit yang meningkatkan tahanan terhadap
mengalirnya darah.
Perubahan struktur inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama sukarnya
tekanan darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada kasus-kasus
tertentu. Kerja jantung pada penderita hipertensi akan bertambah berat karena
naiknya tahanan perifer yang lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya
hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasia ventrikel kiri
maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi
anoksia (kekurangan oksigen).
Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini berlangsung
lama akan terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan menyebabkan
gagal jantung. Pusat vasomotor di batang otak yang akibat terjadinya
vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan meningkatkan tekanan darah.
d Gejala klinik
Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya hipertensi.
Secara dini dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena
vasokontriksi atau epitaksis dari perdarahan kapiler basial. Pada hipertensi ringan
ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberikan keluhan-keluhan.
Sedang pada sekelompok yang lain sudah memberikan gejala-gejala yang sangat
terasa mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan berat, ada pasien
yang tidak mengeluh apa-apa dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan
yang begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik karena sangat
terganggu.
Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai berikut :
pusing, sakit kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku kuduk,
mual dan muntah, epitaksis, telinga berdengung.
e Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang
berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Oleh
karena itu, setiap pasien hipertensi harus diperiksa secara keseluruhan yang
meliputi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.
Riwayat penyakit
Pada pasien hipertensi perlu ditonjolkan lamanya menderita, riwayat dan gejala
penyakit yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung dan lain-
lain. Apakah ada riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan
dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan seperti merokok,
komsumsi makanan (khususnya makanan yang banyak mengandung garam,
lemak, dan protein), riwayat komsumsi obat-obat bebas, hasil dan efek samping
terapi hipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan
(keluarga, pekerjaan, dan sebagainya).
Pemeriksaan fisik
Dalam pemeriksaan fisik perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dalam hal ini juga
dilakukan pengukuran berat badan untuk membandingkan antara berat badan dan
tinggi pasien. Karena obesitas dan hipertensi mempunyai prognosa yang kurang
baik. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya
retinopati hipertensif.
Pemeriksaan laboratorium
a). Pemeriksaan darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum, dan kreatinin untuk
menilai fungsi ginjal.
b). Elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron.
c). Pemeriksaan urinalis (protein dalam urine) untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.
Pemeriksaan radiologi yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada hipertensi
yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada stadium payah jantung
hipertensi.
Pemeriksaan echokardiografi
Echokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk
memantau terjadinya hipertropi ventrikel. Hemodinamik kardiovaskuler dan
tanda-tanda iskemia miokard yang menyertai penyakit jantun hipertensi pada
stadium lanjut.
Apabila pemeriksaan tersebut di atas tidak cukup untuk membuktikan etiologi
penyakit atau ada kecurigaan terhadap suatu penyakit yang menyebabkan
hipertensi maka dilakukan pemeriksaan khusus seperti :
Pielografi intravena dapat membantu menilai keadaan ginjal, dapat dilihat dari
fungsi ekskresi ginjal dan ureter serta bentuk dan besarnya ginjal.
Arteriografi renal dilakukan bila ada dugaan stenosis arteri renalis.
Pemeriksaan kadar renin plasma untuk mengevaluasi pasien untuk stenosis arteri
renalis juga dipakai untuk menentukan pola pengobatan
f Pengobatan dan perawatan
Pengobatan
Pengobatan selain ditujukan pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan :
a). Menurunkan tekanan darah menjadi normal.
b). Mengobati payah jantung karena hipertensi.
c). Mengurangi kejadian kardiovaskuler.
d). Menurunkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin
Beberapa macam obat yang sering digunakan dalam pengobatan hipertensi sehari-hari adalah
:
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh dan
mengurangi volume darah serta mekanisme-mekanisme lainnya.
Diuretik tiazid cocok untuk penderita hipertensi ringan dan sedang.
Loap diuretik : furosenamid (Lasix).
Obat penahan kalium (Potassium sparing)
Agents : spinorolactone : ameloride, triamteren.
Obat-obat penghambat simpatik (adrenergik)
Clonidin bekerja sentral.
Penghalang simpatik ganglion : trimetaphon : pentolinium,
pempidine.
Obat-obat penghalang transmisi neuro efektor guanethedine,
debriso-guine reserpine.
Yang bekerja sentral dan menghalang simpatik metildopa.
Obat penghalang reseptor adrenergik
Penghalang alpha adrenoreseptor : phrolamine.
Penghalang beta adrenoreseptor : non cardioselektif
Kombinasi penghalang alpa dan beta adrenergik.
Reseptor : labetolol.
Vasodilator langsung
Hidralisin bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos dan akan
mengakibatkan penurunan resistensi vaskular.
Sodium nitropusid vasodilator kuat yang diberikan secara parenteral yang digunakan pada
hipertensi gawat dan kegagalan jantung yang berat.
Perawatan
Istirahat, monitor tekanan darah, hentikan merokok, jika merokok kurangi berat badan (olah
raga) pembatasan minum-minuman beralkohol
Modifikasi gaya hidup
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan nonfarmakologis meliputi:
Teknik mengurangi stress
Penurunan BB
Pembatasan alcohol
Olahraga latihan
Relaksasi merupakan intervevsi wajib yang harus dilakukan
pada saat terapi antihipertensi.
g Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah menyebabkan kelainan-
kelainan pada organ-organ seperti jantung, otak,
pembuluh darah, ginjal dan mata
Komplikasi pada jantung
Penyakit jantung yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah penyakit jantung koroner dan
penyakit jantung hipertensi yang juga dapat menyebabkan terjadinya patah jantung ischemik
yang pada banyak negara merupakan sebab kematian utama.
Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke)
enselopati dan intracranial hemorhagis. Enselopati hipertensi biasanya
ditandai oleh sakit kepala hebat, bingung, lamban dan gangguan
penglihatan. Gejala-gejala ini umumnya tambah berat dalam waktu 12
– 48 jam dan dapat timbul kejang-kejang. Kesadaran menurun serta
dapat menyebabkan kebutaan.
Komplikasi pada pembuluh darah dapat berupa :
a). Radang pembuluh nadi yang menutup jalannya aliran darah.
b). Adanya penumpukan aliran darah dalam pembuluh darah yang dapat mengembangkan
vena.
c). Robeken pembuluh darah akibat tekanan yang meningkat.
d). Regang pembuluh nadi akibat penumpukan darah.
Komplikasi pada ginjal dapat berupa
a). Glomerulus
b). Gangguan fungsi ginjal
Komplikasi pada mata dapat diketahui dengan pemeriksaan funduskopi
dengan melihat kelainan fundus/retina berupa :
a). Oklusi vena retina (OVEC) gambaran fundusnya yaitu vena berkelok-kelok, odem
retina, dan odem macula, pendarahan di sekitar papil saraf optik, ketajaman penglihatan
sangat buruk.
b). Oklusi vena retina cabang-cabang yang sering tersumbat adalah cabang temporal atas
sehingga akibatnya langsung mengenai macula dan menimbulkan tajam penglihatan yang
buruk.
h Prognosa
Pada umumnya prognosa pada pasien hipertensi tergantung dari penyakit
primernya, berat ringannya penyakit hipertensi itu sendiri, serta komplikasi yang
timbul dan cepatnya tindakan atau pengobatan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosa hipertensi yaitu :
Etiologi hipertensi yang ditemukan secara dini dan sebabnya dapat dikoreksi tentu
mempunyai prognosa yang baik misalnya akibat kelainan ginjal dan kelainan hormon,
neurologi dan lain-lain.
Ada tidaknya komplikasi dari organ tubuh, makin banyak komplikasi yang ditemukan pada
organ tubuh makan prognosa makin jelek.
Ada tidaknya resiko payah jantung, ischemik, diabetes millitus, hipercolesteronemia,
merokok juga sangat menentukan prognosis.
Tinggi rendahnya tekanan darah, makin tinggi tekanan darah maka mempunyai prognosa
yang jelek juga.

Anda mungkin juga menyukai