Anda di halaman 1dari 10

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH

DALAM PENGUASAAN ATAS TANAH


Urip Santoso
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
E-mail: urip_sts@yahoo.com

Abstract

Tenure of land that can be controlled by local government is the Right to Use and Right Management
of Land. Local government authority of the land with the status of Right to Use is the use of land for
the benefit of its duties. If the land statutes Right Management of Land, the authority is planning
designation and land use, land use for the benefit of its operation, and handed the parts of Right
Management of Land to third parties and/or work with third parties. Local government are not
authorized to lease land Right to Use and their Right Management of land to another party.

Key words: authority, local government, tenure of land

Abstrak

Hak penguasaan atas tanah yang dapat dikuasai oleh pemerintah daerah adalah hak pakai dan hak
pengelolaan. Kewenangan pemerintah daerah terhadap tanahnya yang berstatus hak pakai adalah
mempergunakan tanah untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya. Kalau tanahnya berstatus hak
pengelolaan, maka kewenangannya adalah merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah,
mempergunakan tanah untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya, dan menyerahkan bagian-bagian
tanah hak pengelolaan kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga. pemerintah
daerah tidak berwenang menyewakan tanah hak pakai dan hak pengelolaan kepada pihak lain.

Kata Kunci: kewenangan, pemerintah daerah, hak penguasaan atas tanah

Pendahuluan bumi (tanah), tubuh bumi, dan ruang yang ada


Ketentuan-ketentuan pokok tentang per- di bawah permukaan air. Dengan demikian, ta-
tanahan di Indonesia diatur dalam Undang-un- nah merupakan bagian kecil dari agraria. Tanah
dang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar yang dimaksudkan disini bukan mengatur tanah
Pokok-pokok Agraria, LNRI Tahun 1960 No. 104 – dalam segala aspeknya, melainkan hanya meng-
TLNRI No. 2043 atau yang lebih dikenal dengan atur salah satu aspeknya, yaitu tanah dalam pe-
sebutan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA). ngertian yuridis, yang disebut hak penguasaan
UUPA berlaku sejak tanggal 24 September 1960 atas tanah. Dalam hak penguasaan atas tanah
dan sejak saat itu berlakulah hukum tanah na- terdapat kewenangan, kewajiban, dan atau la-
sional. Muchsin menyatakan bahwa tujuan UUPA rangan bagi pemegang haknya untuk berbuat se-
adalah untuk kemakmuran rakyat. Tujuan UUPA suatu mengenai tanah yang dihaki. Sesuatu yang
ini sesuai dengan tujuan berbangsa dan berne- boleh, wajib, atau dilarang untuk diperbuat,
gara, yaitu terwujudnya kesejahteraan rakyat.1 yang merupakan isi hak penguasaan itulah yang
Disebutkan ruang lingkup agraria dalam menjadi kriteria atau tolok ukur pembeda di an-
UUPA, yaitu meliputi bumi, air, ruang angkasa tara hak-hak penguasaan atas tanah yang diatur
dan kekayaan alam yang terkandung di dalam- dalam Hukum Tanah. Dalam hak penguasaan a-
nya. Ruang lingkup bumi meliputi permukaan tas tanah terdapat kewenangan yang dapat dila-
kukan, kewajiban yang harus dilakukan, dan la-
1
Muchsin, “Mengenang 51 Tahun Undang-undang Pokok rangan yang tidak boleh dilakukan bagi peme-
Agraria: Eksistensi, Regulasi, dan Konflik Agraria”, Jur- gang haknya.
nal Varia Peradilan, November 2011, Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan HAM RI hlm. 5.
100 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 13 No. 1 Januari 2013

Salah satu hak penguasaan atas tanah a- Hak atas tanah adalah hak yang memberi we-
dalah hak menguasai Negara atas tanah. Hak wenang kepada pemegang haknya untuk mem-
menguasai Negara atas tanah diatur dalam Pasal pergunakan dan atau mengambil manfaat dari
2 UUPA. Wewenang hak menguasai Negara atas tanah yang dihaki. Perkataan mempergunakan
tanah dimuat dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA, mengandung pengertian bahwa hak atas tanah
yaitu: itu digunakan untuk kepentingan mendirikan ba-
a. Mengatur dan menyelenggarakan per- ngunan, sedangkan perkataan mengambil man-
untukan, penggunaan, persediaan, dan faat mengandung pengertian bahwa hak atas ta-
pemeliharaan bumi, air dan ruang ang- nah digunakan untuk kepentingan pertanian,
kasa;
b. Menentukan dan mengatur hubungan- perikanan, peternakan, dan perkebunan. Sistem
hubungan hukum antara orang-orang dalam UUPA menentukan bahwa macam hak a-
dengan bumi, air, dan ruang angkasa; tas tanah bersifat terbuka, artinya masih terbu-
c. Menentukan dan mengatur hubungan- ka peluang adanya penambahan macam hak a-
hubungan hukum antara orang-orang tas tanah baru yang akan ditetapkan dengan un-
dan perbuatan-perbuatan hukum yang
mengenai bumi, air, dan ruang angka- dang-undang. Penambahan macam hak atas
sa. tanah baru disebabkan oleh dinamika pemba-
ngunan.3
Pelaksanaan hak menguasai negara atas Berdasarkan subjek hukumnya, hak atas
tanah dapat dikuasakan atau dilimpahkan kepa- tanah dapat dimiliki atau dikuasai oleh perseo-
da Pemerintah Daerah dan masyarakat-masyara- rangan atau badan hukum. Subjek hukum yang
kat hukum adat sekadar diperlukan dan tidak berbentuk perseorangan dapat berasal dari war-
bertentangan dengan kepentingan nasional me- ga Negara Indonesia atau orang asing yang ber-
nurut ketentuan-ketentuan peraturan pemerin- kedudukan di Indonesia. Subjek hukum yang
tah. Pernyataan ini dapat diselaraskan dengan berbentuk badan hukum dapat berupa badan
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pe- hukum privat atau badan hukum publik, badan
merintah Daerah maupun Undang-undang No. 32 hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.2 dan berkedudukan di Indonesia atau badan hu-
Ketentuan Pasal 4 ayat (1) UUPA mene- kum asing yang mempunyai perwakilan di Indo-
tapkan bahwa bersumber dari hak menguasai nesia. Salah satu badan hukum yang dapat me-
Negara atas tanah ditentukan macam-macam nguasai tanah adalah pemerintah daerah, yaitu
hak atas permukaan bumi yang disebut tanah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupa-
yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh ten/kota.
orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama Perseorangan dimungkinkan memperoleh
dengan orang lain, serta badan-badan hukum. atau mendapatkan hak atas tanah. Hak atas ta-
Hak atas tanah dapat diberikan kepada dan di- nah tersebut tidak bersifat absolut, tetapi
punyai oleh orang perorang dari warga Negara mem-punyai fungsi sosial, seperti yang
Indonesia, orang asing yang berkedudukan di In- disebutkan da-lam Pasal 6 UUPA.4 Dalam
donesia, beberapa orang secara bersama-sama, mempergunakan ta-nah harus ada keseimbangan
badan hukum Indonesia atau badan hukum asing antara kepenting-an pribadi dengan
yang mempunyai perwakilan di Indonesia, dan kepentingan umum, dalam mempergunakan
badan hukum privat atau badan hukum publik. tanah tidak boleh merugikan kepentingan orang
Hak-hak atas tanah yang disebutkan da- lain, penggunaan tanah harus disesuaikan
lam Pasal 4 ayat (1) UUPA dijabarkan macamnya
oleh Pasal 16 ayat (1) UUPA dan Pasal 53 UUPA. 3
Urip Santoso, “Pengaturan Hak Pengelolaan”, Jurnal
Media Hukum, Vol. 15 No. 1, Juni 2008, Yogyakarta: Fa-
kultas Hukum Universitas Muhammadiyah, hlm. 142.
2 4
Sri Winarsi, “Wewenang Pertanahan di Era Otonomi Da- Eman, “Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangun-
erah”, Jurnal Yuridika, Vol. 23 No. 3, September 2008, an Untuk Kepentingan Umum”. Jurnal Yuridika, Vol. 23
Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Airlangga, hlm. No. 1, Januari 2008, Surabaya: Fakultas Hukum Univer-
263. sitas Airlangga, hlm. 52.
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Penguasaan Atas Tanah 101

dengan keadaan, sifat dari haknya, dan dan berkedudukan di Indonesia; dan Badan hu-
penggunaan tanah bermanfaat bagi peme-gang kum asing yang mempunyai perwakilan di Indo-
haknya maupun masyarakatnya. nesia. Ketentuan Pasal 42 UUPA menunjukkan
Masalah yang hendak dikaji dalam tulisan bahwa tidak disebutkan secara tegas bahwa pe-
ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Pertama, merintah daerah (pemerintah provinsi, pemerin-
hak penguasaan atas tanah oleh pemerintah da- tah kabupaten/kota) sebagai pihak yang dapat
erah; dan kedua, bentuk kewenangan pemerin- mempunyai hak pakai. Ketentuan tersebut ha-
tah daerah dalam hak penguasaan atas ta-nah. nya disebutkan bahwa salah satu subjek hak pa-
kai adalah badan hukum yang didirikan menurut
Hak Penguasaan Atas Tanah oleh Pemerintah hukum Indonesia dan berkedudukan di Indone-
Daerah. sia.
Berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Pengaturan mengenai Pemerintah Daerah
UUPA dan Pasal 53 UUPA, hak atas tanah yang sebagai subjek hak pakai, pada Pasal 1 Pera-
dapat dikuasai oleh Pemerintah Daerah adalah turan Menteri Agraria No. 9 Tahun 1965 tentang
hak pakai. Hak pakai diatur dalam Pasal 41 Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas
sampai dengan Pasal 43 UUPA. Lebih lanjut ten- Tanah Negara dan Kebijaksanaan Selanjutnya,
tang Hak pakai diatur dalam Pasal 39 sampai de- yang mengatur Jika hak penguasaan atas tanah
ngan Pasal 58 Peraturan Pemerintah No. 40 Ta- yang diberikan kepada Departemen-departe-
hun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna men, Direktorat-direktorat dan Daerah Swatan-
Bangunan dan Hak pakai Atas Tanah. Pengertian tra dipergunakan untuk kepentingan instansi-
hak pakai disebutkan dalam Pasal 41 ayat (1) instansi itu sendiri dikonversi menjadi Hak
UUPA, yaitu: hak untuk menggunakan dan atau pakai. Selanjutnya dalam Pasal 1 huruf a Pera-
memungut hasil dari tanah yang dikuasai lang- turan Menteri Agraria No. 1 Tahun 1966 tentang
sung oleh Negara atau tanah milik orang lain, Pendaftaran Hak pakai dan Hak Pengelolaan
yang memberi wewenang dan kewajiban yang diatur bahwa selain hak milik, hak guna usaha,
ditentu-kan dalam keputusan pemberiannya o- dan hak guna bangunan, maka harus pula di-
eh pejabat yang berwenang memberikannya daftarkan menurut ketentuan-ketentuan Peratu-
atau dengan perjanjian dengan pemilik tanah- ran Pemerintah no. 10 Tahun 1961, yaitu semua
nya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau hak pakai, termasuk yang diperoleh departe-
perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu men-departemen, direktorat-direktorat dan
asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ke- daerah-daerah swatantra sebagai dimaksud d-
tentuan-ketentuan Undang-undang ini. alam Pasal 1 Peraturan Menteri Agraria No. 9
Hak pakai dapat digunakan untuk kepenti- Tahun 1965.
ngan mendirikan bangunan yaitu pada kata Ketentuan Pasal 39 Peraturan Pemerintah
menggunakan dan atau dapat digunakan untuk No. 40 Tahun 1996 mengatur bahwa yang dapat
kepentingan pertanian, perikanan, peternakan mempunyai hak pakai, adalah: Warga Negara
dan perkebunan yaitu pada kata memungut Indonesia; Badan hukum yang didirikan me-
hasil dari tanah. Hak pakai dapat berasal dari nurut hukum Indonesia dan berkedudukan di In-
tanah Negara, atau tanah milik orang lain. Hak donesia; Departemen, Lembaga pemerintah non
pakai yang berasal dari tanah negara terjadi de- departemen, dan pemerintah daerah; Badan-
ngan keputusan pemberian hak, sedangkan hak badan keagamaan dan sosial; Orang asing yang
pakai yang berasal dari tanah hak milik terjadi berkedudukan di Indonesia; Badan hukum asing
dengan perjanjian dengan pemilik tanah. yang mempunyai perwakilan di Indonesia; dan
Ketentuan Pasal 42 UUPA mengatur me- Perwakilan negara asing dan perwakilan badan
ngenai pihak bahwa yang dapat mempunyai hak internasional. Berdasarkan Pasal 39 Peraturan
pakai, adalah Warga Negara Indonesia; Orang Pemerintah No. 40 Tahun 1996, pemerintah
asing yang berkedudukan di Indonesia; Badan daerah termasuk salah satu subjek hak pakai
hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia atas tanah.
102 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 13 No. 1 Januari 2013

Ketentuan dalam Pasal 49 Peraturan Men- daerah swatantra) untuk digunakan bagi pelak-
teri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan sanaan tugasnya masing-masing”
Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Sebelum diundangkan UUPA terdapat Per-
Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Ne- aturan Pemerintah No. 8 Tahun 1953 tentang
gara dan hak pengelolaan disebutkan bahwa hak Penguasaan Tanah-tanah Negara. Dalam pera-
pakai dapat diberikan kepada: Warga Negara In- turan pemerintah ini ditetapkan bahwa pengua-
donesia; Orang asing yang berkedudukan di In- saan atas tanah negara dapat diserahkan kepada
donesia; Instansi Pemerintah; Badan hukum daerah swatantra untuk menyelenggarakan kep-
yang didirikan menurut hukum Indonesia dan entingan daerahnya. Hak penguasaan atas tanah
berkedudukan di Indonesia; dan Badan hukum Negara yang diberikan kepada daerah swatantra
asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia. dengan berlakunya Peraturan Menteri Agraria
Ketentuan tersebut tidak mengatur secara tegas No. 9 Tahun 1965 dapat dikonversi menjadi hak
bahwa pemerintah daerah merupakan subjek pengelolaan. Istilah hak pengelolaan muncul da-
hak pakai atas tanah. Pasal 49 Peraturan Men- lam Pasal 2 Peraturan Menteri Agraria No. 9 Ta-
teri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan hun 1965, yaitu jika tanah Negara sebagai di-
Nasional No. 9 Tahun 1999 hanya menyebutkan maksud dalam Pasal 1, selain dipergunakan un-
bahwa instansi pemerintah dapat diberikan hak tuk kepentingan instansi-instansi itu sendiri,
pakai. Instansi Pemerintah menurut Pasal 1 ang- dimaksudkan juga untuk dapat diberikan dengan
ka 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Na- sesuatu hak kepada pihak ketiga, maka hak pe-
sional Republik Indonesia No. 3 Tahun 2007 ten- nguasaan tersebut di atas dikonversi menjadi
tang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Hak Pengelolaan sebagai dimaksud dalam Pasal
No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah 5 dan 6, yang berlangsung selama tanah terse-
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepen- but dipergunakan untuk keperluan itu oleh ins-
tingan Umum sebagaimana telah diubah dengan tansi yang bersangkutan”.
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 ten- Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria
tang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor No. 9 Tahun 1965 tercipta jenis hak baru yang
36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi disebut hak pengelolaan. Hak pengelolaan ber-
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan asal dari konversi hak penguasaan atas tanah
Umum adalah Lembaga Negara, Departemen, negara. Istilah hak pengelolaan tidak terdapat
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Peme- dalam UUPA. Namun demikian, Hak Pengelolaan
rintah Provinsi, atau Pemerintah Kabupaten/ sebe-narnya berasal dari terjemahan Bahasa
Kota. Oleh karena itu, jelaslah bahwa Pemerin- Belanda, yang berasal dari kata Beheersrecht,
tah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota seba- artinya hak penguasaan. Hak penguasaan diatur
gai pemerintah daerah merupakan subjek Hak dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1953
pakai atas tanah. Pasal 1 Peraturan Menteri Agraria No. 1 Tahun
Selain hak pakai atas tanah, hak pengua- 1966 mewajibkan kepada Daerah Swatantra un-
saan atas tanah yang dapat dikuasai oleh Peme- tuk mendaftarkan Hak Pengelolaannya kepada
rintah Daerah adalah hak Pengelolaan. UUPA, Kantor Pendaftaran Tanah melalui mekanisme
secara tersurat, tidak menyebut Hak Pengelo- penegas-an konversi. Dalam perkembangannya,
laan, tetapi hanya menyebut pengelolaan dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
Penjelasan Umum Angka II Nomor 2 UUPA, yai- 1997 tentang Pendaftaran Tanah menetapkan
tu Negara dapat memberikan tanah yang demi- bahwa hak pengelolaan termasuk salah satu
kian itu kepada seseorang atau badan hukum obyek pendaf-taran tanah.
dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan Pengertian hak pengelolaan diatur dalam
keperluannya, misalnya hak milik, hak guna usa- Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah No. 40
ha, hak guna bangunan, dan hak pakai, atau Tahun 1996 jo Pasal 1 angka 4 Peraturan Peme-
memberikannya dalam pengelolaan kepada sua- rintah No. 24 Tahun 1997, yaitu: Hak Pengelola-
tu badan penguasa (departemen, jawatan, atau an adalah hak menguasai negara yang kewe-
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Penguasaan Atas Tanah 103

nangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan adalah instansi pemerintah termasuk pemerin-


kepada pemegangnya”. Pengertian lebih leng- tah daerah, badan usaha milik negara (BUMN),
kap tentang hak pengelolaan dinyatakan dalam Badan usaha milik daerah (BUMD), PT Persero,
Pasal 2 ayat (3) Undang-undang No. 20 Tahun badan otorita dan badan-badan hukum pemerin-
2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang tah lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah.
No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Ada beberapa peraturan perundang-unda-
Atas Tanah dan Bangunan jo Pasal 1 Peraturan ngan di bidang pertanahan mengatur cara per-
Pemerintah No. 112 Tahun 2000 tentang Penge- olehan tanah oleh seseorang atau badan hukum.
naan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Ba- Pertama, pemberian hak. Seseorang atau badan
ngunan Karena Pemberian Hak Pengelolaan, yai- hukum memperoleh hak penguasaan atas tanah
tu: hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari yang berasal dari tanah negara melalui permo-
negara atas tanah yang kewenangan pelaksana- honan pemberian hak. Kedua, penegasan kon-
annya sebagian dilimpahkan kepada pemegang versi. Seseorang atau badan hukum memper-
haknya untuk merencanakan peruntukan dan oleh hak penguasaan atas tanah melalui peru-
penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk bahan hak (konversi) dari status hak atas tanah
keperluan pelaksanaan tugasnya, menyerahkan menurut hukum yang lama sebelum berlakunya
bagian-bagian tanah hak pengelolaan kepada pi- UUPA menjadi hak atas tanah menurut UUPA.
hak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak Ketiga, beralihnya hak. Seseorang memperoleh
ketiga. hak penguasaan atas tanah melalui pewarisan
Ada beberapa ketentuan yang menunjuk- dari pewaris. Keempat, pemindahan hak. Sese-
kan bahwa pemerintah daerah dapat mempu- orang atau badan hukum memperoleh hak pe-
nyai tanah hak pengelolaan. Pertama, Pasal 5 nguasaan atas tanah melalui pemindahan hak
Peraturan Menteri Agraria No. 9 Tahun 1965. dengan cara jual beli, tukar menukar, hibah,
Hak pengelolaan dapat diberikan kepada depar- pemasukan dalam modal perusahaan atau le-
temen, direktorat, dan daerah swatantra. Kedu- lang. Kelima, perjanjian penggunaan tanah. Se-
a, Pasal 1 huruf b Peraturan Menteri Agraria No. seorang atau badan hukum memperoleh hak
1 Tahun 1966. Hak pengelolaan dapat diberikan guna bangunan atau hak pakai melalui perjan-
kepada departemen, direktorat, dan daerah jian penggunaan tanah dengan pemegang hak
swatantra. Ketiga, Pasal 5 dan Pasal 6 Peratur- pengelolaan. Keenam, perubahan hak. Seseo-
an Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1974 ten- rang memperoleh hak milik melalui perubahan
tang Ketentuan-ketentuan Mengenai Penyediaan hak yang berasal dari hak guna bangunan, per-
dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusa- ubahan hak guna bangunan menjadi hak pakai,
haan. Hak pengelolaan dapat diberikan kepada atau badan hukum memperoleh hak guna ba-
perusahaan pembangunan perumahan yang selu- ngunan melalui perubahan hak yang berasal dari
ruh modalnya berasal dari Pemerintah dan/atau hak milik.
pemerintah daerah. Keempat, Pasal 2 Peraturan Ada dua cara perolehan hak pakai atau
Pemerintah No. 36 Tahun 1997 tentang Penge- Hak Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah. Per-
naan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Ba- tama, Penegasan konversi. Konversi adalah pe-
ngunan Karena Pemberian Hak Pengelolaan. Pe- rubahan status hak atas tanah menurut hukum
nerima hak pengelolaan adalah departemen, yang lama sebelum berlakunya UUPA, yaitu hak
lembaga pemerintah non departemen, Pemerin- atas tanah yang tunduk pada hukum barat,
tah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Ting- hukum adat, dan Daerah swatantra menjadi hak
kat II, lembaga pemerintah lainnya, dan Perusa- atas tanah menurut UUPA. Perolehan hak pakai
haan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan dan hak pengelolaan oleh pemerintah daerah
Nasional (Perumnas). Kelima, Pasal 67 Peratur- melalui penegasan konversi diatur dalam Pera-
an Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Perta- turan Menteri Agraria No. 9 Tahun 1965. Berda-
nahan Nasional No. 9 Tahun 1999. Badan-badan sarkan Peraturan Menteri Agraria No. 9 Tahun
hukum yang dapat diberikan hak pengelolaan, 1965, pemerintah daerah (daerah swatantra)
104 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 13 No. 1 Januari 2013

berkewajiban mendaftarkan konversi hak pakai rah mengajukan permohonan hak pakai atau hak
dan hak pengelolaan yang berasal dari hak pe- pengelolaan kepada Kepala Badan Pertanahan
nguasaan atas tanah negara kepada kantor pen- Nasional Republik Indonesia melalui Kepala Kan-
daftaran tanah setempat. Melalui penegasan tor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat. Se-
konversi, hak penguasaan atas tanah negara mua persyaratan yang ditentukan dalam permo-
yang dipunyai oleh pemerintah daerah (daerah honan pemberian hak apabila dipenuhi oleh pe-
swatantra) diubah haknya menjadi hak pakai merintah daerah, maka Kepala Badan Pertanah-
atau hak pengelolaan. Hak penguasaan atas ta- an Nasional Republik Indonesia menerbitkan su-
nah negara yang tanahnya dipergunakan untuk rat keputusan pemberian hak pakai atau hak
kepentingannya sendiri oleh pemerintah dikon- pengelolaan. Surat keputusan pemberian hak
versi menjadi hak pakai, sedangkan hak pengua- pakai atau hak pengelolaan wajib didaftarkan
saan atas tanah negara yang tanahnya di sam- oleh pemerintah daerah kepada kepala kantor
ping dipergunakan untuk kepentingannya sendiri pertanahan kabupaten/kota setempat untuk di-
oleh pemerintah daerah juga untuk dapat di- terbitkan sertifikat hak pakai atau hak pengelo-
berikan dengan sesuatu hak kepada pihak ketiga laan sebagai tanda bukti haknya. Pendaftaran
oleh pemerintah daerah dikonversi menjadi hak surat keputusan pemberian hak pakai atau hak
pengelolaan. Hak pakai dan hak pengelolaan ini pengelolaan oleh pemerintah daerah kepada
lahir setelah hak penguasaan atas tanah negara kepala kantor pertanahan kabupaten/kota se-
didaftarkan ke kantor pendaftaran tanah dan di- tempat menandai lahirnya hak pakai atau hak
terbitkan sertifikat hak pakai atau hak penge- pengelolaan. Tujuan diterbitkanya sertifikat a-
loalan sebagai tanda bukti haknya. dalah agar pemegang hak dengan mudah dapat
Kedua, pemberian hak. Pemberian hak membuktikan bahwa dirinya sebagai pemegang
menurut Pasal 1 ayat (8) Peraturan Menteri Ne- haknya, mendapatkan jaminan kepastian hukum
gara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional dan perlindungan hukum. Sertifikat diterbitkan
No. 9 Tahun 1999, adalah penetapan pemerin- untuk kepentingan pemegang hak yang bersang-
tah yang memberikan sesuatu hak atas tanah kutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis
negara, perpanjangan jangka waktu hak, pem- yang telah didaftar dalam buku tanah.5
baharuan hak, perubahan hak, termasuk pem-
berian hak di atas hak pengelolaan. Bentuk pe- Bentuk Kewenangan Pemerintah Daerah da-
netapan pemerintah dalam pemberian hak be- lam Hak Penguasaan Atas Tanah
rupa surat keputusan yang diterbitkan oleh ke- Pemberian sesuatu hak penguasaan atas
pala Badan Pertanahan Nasional Republik Indo- tanah kepada seseorang atau badan hukum di-
nesia, atau Pejabat Badan Pertanahan Nasional lekati dengan wewenang yang ada pada hak pe-
Republik Indonesia yang diberikan pelimpahan nguasaan atas tanah tersebut. Menurut Sumar-
kewenangan untuk memberikan hak atas tanah. dji, wewenang dideskripsikan sebagai kekuasaan
Dalam pemberian hak ini, hak pakai atau hak hukum (rechtsmacht), sehingga dalam konsep
pengelolaan diperoleh berasal dari tanah negara hukum publik, wewenang berkaitan dengan ke-
atau tanah yang dikuasai langsung oleh negara kuasaan. Oleh karena itu, konsep wewenang
yang dimohonkan oleh pemerintah daerah. Ke- merupakan konsep dalam hukum publik.6 Yudhi
tentuan tentang perolehan hak pakai atau hak Setiawan dan Boedi Djatmiko H menyatakan
pengelolaan melalui pemberian hak semula dia- bahwa wewenang atau kompetensi diartikan
tur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 sebagai suatu hak untuk bertindak atau suatu
Tahun 1973, kemudian dinyatakan tidak berlaku
5
lagi oleh Peraturan Menteri Negara Agraria/Ke- Urip Santoso, “Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas
Tanah”, Jurnal Era Hukum, No.1, Tahun 15, September
pala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 2007, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Tarumana-
gara, hlm. 682.
1999. Secara garis besar, perolehan hak pakai 6
Sumardji, “Dasar dan Ruang Lingkup Wewenang Dalam
atau hak pengelolaan oleh pemerintah daerah Hak Pengelolaan”, Majalah Yuridika, Vol. 21 No. 3, Mei
2006, Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Airlangga,
melalui pemberian hak, yaitu pemerintah dae-
hlm. 246.
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Penguasaan Atas Tanah 105

kekuasaan untuk membuat keputusan, meme- merintah Daerah, adalah sebagai berikut. Perta-
rintah atau melimpahkan tanggung jawab kepa- ma, berdasarkan aspek penggunaan tanahnya,
da orang lain. Kewenangan juga diartikan seba- hak pakai ini dipergunakan untuk kepentingan
gai hak atau kekuasaan yang dipunyai untuk pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah; kedua,
mendapatkan sesuatu.7 Berdasarkan aspek masa penguasaan tanahnya,
Wewenang tersebut menjadi dasar bagi hak pakai ini tidak berjangka waktu tertentu,
pemegang hak penguasaan atas tanah untuk melainkan berlaku selama tanahnya diperguna-
mempergunakan tanah menurut keperluan dan kan untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya;
peruntukannya. Status tanah yang dapat dikua- ketiga, berdasarkan aspek sifatnya, hak pakai
sai oleh pemerintah daerah adalah hak pakai ini bersifat right to use, yaitu haknya hanya
dan hak pengelolaan. Hak pakai dan hak penge- mempergunakan tanah untuk kepentingan pe-
lolaan sebagai bagian dari hak penguasaan atas laksanaan tugasnya, tidak right of dispossal,
tanah di dalamnya dimuat wewenang, kewajib- yaitu tidak berhak mengalihkan atau menjadi-
an dan larangan bagi pemerintah daerah. Pem- kan jaminan utang; keempat, berdasarkan as-
berian hak pakai dan hak pengelolaan kepada pek peralihan haknya, hak pakai ini tidak dapat
pemerintah daerah dilekati dengan wewenang dialihkan dalam bentuk apapun kepada pihak
yang ada pada kedua hak tersebut. lain melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pe-
Wewenang merupakan bagian yang sangat masukan dalam perusahaan atau lelang; kelima,
penting dalam hukum tata pemerintahan (hu- berdasarkan, aspek pembebanan haknya, hak
kum administrasi), karena pemerintahan baru pakai ini tidak dapat dijadikan jaminan utang
dapat menjalankan fungsinya atas dasar wewe- dengan dibebani hak tanggungan. Pihak lain
nang yang diperoleh. Keabsahan tindakan peme- yang memerlukan tanah hak pakai ini ditempuh
rintahan diukur berdasarkan wewenang yang di- melalui pelepasan atau penyerahan hak pakai
atur dalam peraturan perundang-undangan (le- oleh pemerintah daerah setelah mendapatkan
galiteit beginselen). Suatu kewenangan harus persetujuan dari dewan perwakilan rakyat dae-
didasarkan pada aturan hukum yang berlaku, se- rah (DPRD). Hak pakai ini tidak dapat disewakan
hingga bersifat sah. Wewenang merupakan ke- oleh pemerintah daerah kepada pihak lain ka-
mampuan bertindak yang diberikan kepada sub- rena tanah yang dapat disewakan hanya tanah
yek hukum berdasarkan undang-undang untuk yang berstatus hak milik.
melakukan suatu hubungan hukum dan perbuat- Tanah yang dikuasai oleh pemerintah da-
an hukum. erah apabila berstatus hak pengelolaan, maka
Tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Da- pemerintah Daerah mempunyai beberapa wewe-
erah apabila berstatus hak pakai, maka kewe- nang. Pertama, merencanakan peruntukan dan
nangan terhadap tanahnya adalah memperguna- penggunaan tanah. Pemerintah daerah sebagai
kan tanah hak pakai tersebut untuk kepentingan pemegang hak pengelolaan mempunyai wewe-
pelaksanaan tugasnya.Tanah hak pakai tersebut nang berupa merencanakan peruntukan dan
apabila tidak lagi dipergunakan untuk kepen- penggunaan tanah untuk keperluan perumahan,
tingan pelaksanaan tugasnya, maka hak pakai industri, perdagangan, pertokoan atau perkan-
tersebut menjadi hapus dan tanahnya kembali toran. Peruntukan dan penggunaan tanah yang
menjadi tanah negara atau tanah yang dikuasai direncanakan oleh pemerintah daerah berpedo-
langsung oleh negara. man pada rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Beberapa ketentuan yang harus diperhati- kabupaten/kota yang ditetapkan dengan pera-
kan berkaitan hak pakai yang dikuasai oleh Pe- turan daerah kabupaten/kota.
Kedua, menggunakan tanah untuk keper-
7
Yudhi Setiawan dan Boedi Djatmiko H, “Pembatalan ser- luan pelaksanaan tugasnya. Pemerintah daerah
tipikat Hak Atas Tanah Oleh Pengadilan Tata Usaha Ne-
gara Dengan Alasan Cacat Yuridis Dalam Aspek Wewe-
sebagai pemegang hak pengelolaan mempunyai
nang”, Jurnal Era Hukum, Nomor 3 Tahun 15, Mei 2008, wewenang untuk mempergunakan tanah hak pe-
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara,
ngelolaan untuk keperluan pelaksanaan tugas-
hlm. 887.
106 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 13 No. 1 Januari 2013

nya, misalnya perumahan, industri, perdagang- menentukan bahwa dalam hal tanah yang di-
an, pertokoan atau perkantoran. mohon merupakan tanah hak pengelolaan, pe-
Ketiga, menyerahkan bagian-bagian tanah mohon harus terlebih dahulu memperoleh pe-
hak pengelolaan kepada pihak ketiga dan atau nunjukan berupa perjanjian penggunaan tanah
bekerja sama dengan pihak ketiga. Pemerintah dari pemegang hak pengelolaan.
daerah sebagai pemegang Hak Pengelolaan ti- Pihak ketiga dapat memperoleh hak guna
dak berwenang menyewakan bagian-bagian ta- bangunan atau hak pakai yang berasal dari ta-
nah hak pengelolaan kepada pihak ketiga. Pe- nah hak pengelolaan melalui perjanjian build,
megang hak pengelolaan, apabila menyewakan operate, and transfer (bot). Maria S.W. Sumar-
bagian-bagian tanah hak pengelolaan kepada djono mendefinisikan perjanjian BOT sebagai
pihak ketiga, maka bertentangan dengan ke- perjanjian antara dua pihak, dimana pi-hak
tentuan Pasal 44 UUPA, yaitu tanah yang dapat pertama menyerahkan penggunaan tanahnya
disewakan kepada pihak lain hanya tanah yang untuk didirikan suatu bangunan diatasnya oleh
berstatus hak milik. Wewenang yang dimiliki o- pihak kedua, dan pihak kedua berhak mengope-
leh pemerintah daerah sebagai pemegang hak rasikan atau mengelola bangunan tersebut da-
pengelolaan adalah menyerahkan bagian-bagian lam jangka waktu tertentu, dengan memberikan
tanah hak pengelolaan kepada pihak ketiga da- fee atau tanpa fee kepada pihak pertama, dan
lam bentuk hak guna bangunan, hak pakai, atau pihak kedua wajib mengembalikan tanah be-
hak milik. Bagian-bagian tanah hak pengelolaan serta bangunan di atasnya dalam keadaan dapat
yang diserahkan oleh pemegang haknya kepada dan siap dioperasikan kepada pihak pertama
pihak ketiga harus sudah bersertifikat hak setelah jangka waktu operasional berakhir.9
pengelolaan. Dengan telah bersertipikat hak pe- Latar belakang timbulnya BOT dikemuka-
ngelolaan, maka pemegang hak pengelolaan su- kan oleh Budi Santoso, yaitu keterbatasan ke-
dah mempunyai wewenang untuk mengadakan mampuan pemerintah atau pemerintah daerah
hubungan hukum dengan pihak ketiga. dalam merealisasikan proyek pembangunan in-
Maria S.W. Sumardjono menyatakan bah- frastruktur disebabkan oleh sangat terbatasnya
wa untuk memperoleh hak guna bangunan di dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atas hak pengelolaan, pihak ketiga harus mem- (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
peroleh persetujuan dari pemegang hak penge- Daerah (APBD). Salah satu alternatif pembiaya-
lolaan yang dimuat dalam perjanjian penyerah- an proyek yang dapat dilakukan adalah dengan
an, peng-gunaan dan pengurusan hak atas ta- mengundang pihak swasta untuk berpartisipasi
nah, karena perjanjian itu merupakan alas hak dalam pengadaan proyek pemerintah dengan
pemberian hak guna bangunan di atas hak pe- sistem BOT.10 Dalam perjanjian BOT, pemerin-
ngelolaan.8 Pihak ketiga yang memperoleh hak tah daerah menyerahkan tanah hak pengelola-
guna bangunan atau hak pakai yang berasal dari annya kepada pihak ketiga untuk diterbitkan
bagian-bagian tanah hak pengelolaan melalui hak guna bangunan atau hak pakai atas nama
perjanjian penggunaan tanah antara pemerin- pihak ketiga atau pihak ketiga mendapatkan hak
tah daerah sebagai pemegang hak pengelolaan guna bangunan atau hak pakai atas tanah hak
dengan pihak ketiga. Perjanjian penggunaan ta- pengelolaan. Pihak ketiga menanggung semua
nah dapat dibuat dengan akta notaris atau akta biaya untuk pembangunan gedung. Pihak ketiga
di bawah tangan. Ketentuan tentang perjanjian berhak mengoperasionalkan gedung selama
penggunaan tanah diatur dalam Pasal 4 ayat (2) jangka waktu tertentu yang disepakati oleh ke-
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan dua belah pihak dan mengambil seluruh atau
Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999, yang
9
Maria S.W. Sumardjono, 2008, Tanah Dalam Perspektif
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Jakarta: Penerbit Bu-
8
Maria S.W. Sumardjono, “Hak Pengelolaan: Perkem- ku Kompas, hlm. 208.
10
bangan, Regulasi, dan Implementasinya”, Jurnal Mimbar Budi Santoso, 2008, Aspek Hukum Pembiayaan Proyek
Hukum, Edisi Khusus September 2007, Yogyakarta: Fa- Infrastruktur Dengan Model BOT (Build, Operate, and
kultas Hukum Universitas Gadjah Mada, hlm. 34. Transfer), Yogyakarta: Genta Press, hlm. 4.
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Penguasaan Atas Tanah 107

sebagian keuntungan. Pada masa akhir perjanji- nah tersebut. Wewenang, kewajiban dan larang-
an Build, Operate, and Transfer (BOT) pihak an berkaitan dengan penguasaan, penggunaan,
ketiga menyerahkan gedung beserta sarana dan peralihan dan pembebanan hak.
prasarananya kepada Pemerintah Daerah. Per- Hak penguasaan atas tanah yang dapat
janjian build, operate, and transfer (BOT) di- dikuasai oleh pemerintah daerah adalah hak
buat dengan akta notariil yang di dalamnya di- pakai dan hak pengelolaan. Hak pakai dan hak
muat hak, kewajiban dan larangan bagi peme- pengelolaan dapat diperoleh pemerintah daerah
rintah daerah dan pihak ketiga. melalui penegasan konversi yang berasal dari
Perolehan hak guna bangunan atau hak hak penguasaan atas tanah tanah negara, atau
pakai atas tanah hak pengelolaan oleh pihak ke- melalui pemberian hak yang berasal dari tanah
tiga melalui perjanjian penggunaan tanah, atau negara. Sebagai tanda bukti haknya diterbitkan
perjanjian build, operate, and transfer (BOT) sertifikat hak pakai atau hak pengelolaan oleh
tidak memutuskan hubungan hukum antara pe- kantor pertanahan kabupaten/kota.
merintah daerah sebagai pemegang hak penge- Wewenang pemerintah daerah terhadap
lolaan dengan tanahnya. Setiap pemindahan hak hak pakainya adalah mempergunakan tanah hak
guna bangunan atau hak pakai kepada pihak lain pakai untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.
maupun pembebanan hak guna bangunan atau Wewenang pemerintah daerah terhadap hak pe-
hak pakai dengan hak tanggungan harus menda- ngelolaannya adalah merencanakan peruntukan
patkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari dan penggunaan tanah, mempergunakan tanah
pemerintah daerah sebagai pemegang hak pe- untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya dan
ngelolaan. menyerahkan bagian-bagian tanah hak pengelo-
Pihak ketiga yang memperoleh hak milik laan kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama
yang berasal dari tanah hak pengelolaan peme- dengan pihak ketiga. Pemerintah daerah tidak
rintah daerah ditempuh melalui pelepasan atau diperbolehkan menyewakan tanah hak pakai
penyerahan bagian-bagian tanah hak pengelola- atau hak pengelolaan kepada pihak ketiga kare-
an oleh pemerintah daerah setelah mendapat- na hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal
kan persetujuan dari dewan perwakilan rakyat 44 UUPA. Tanah yang dapat disewakan kepada
daerah (DPRD). Pelepasan atau penyerahan ba- pihak lain hanya tanah yang berstatus hak milik.
gian tanah hak pengelolaan untuk kepentingan
pihak ketiga dapat dibuat dengan akta notaris Daftar Pustaka
atau akta dibawah tangan. Pelepasan atau pe-
Eman. “Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
nyerahan bagian-bagian tanah hak pengelolaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum”.
dengan atau tanpa ganti kerugian oleh pihak ke- Jurnal Yuridika, Vol. 23 No. 1. Januari
tiga, dengan atau tanpa ganti kerugian sesuai 2008. Surabaya: Fakultas Hukum U-
dengan kesepakatan antara pemerintah daerah niversitas Airlangga;
sebagai pemegang hak pengelolaan dengan pi- Muchsin. “Mengenang 51 Tahun Undang-undang
hak ketiga. Pelepasan atau penyerahan bagian- Pokok Agraria: Eksistensi, Regulasi, dan
Konflik Agraria”. Jurnal Varia Peradilan.
bagian tanah hak pengelolaan, maka hak penge- November 2011. Jakarta: Jakarta: Badan
lolaan menjadi hapus dan berakibat terputus Penelitian dan Pengembangan HAM RI;
untuk selama-lamanya hubungan hukum antara Santoso, Budi. 2008. Aspek Hukum Pembiayaan
pemerintah daerah sebagai pemegang hak pe- Proyek Infrastruktur Dengan Model BOT
ngelolaan dengan tanahnya. (Build, Operate, and Transfer). Yogyakar-
ta: Genta Press;
Penutup Santoso, Urip. “Pengaturan Hak Pengelolaan”.
Pemberian hak penguasaan atas tanah ke- Jurnal Media Hukum. Vol. 15 No. 1. Juni
2008. Yogyakarta: Fakultas Hukum Uni-
pada seseorang atau badan hukum dilekati de-
versitas Muhammadiyah;
ngan wewenang, kewajiban dan larangan bagi
pihak yang memperoleh hak penguasaan atas ta-
108 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 13 No. 1 Januari 2013

Santoso, Urip. “Sertifikat Sebagai Tanda Bukti dika. Vol. 21 No. 3. Mei 2006. Surabaya:
Hak Atas Tanah”. Jurnal Era Hukum. No. Fakultas Hukum Universitas Airlangga;
1. Tahun 15. September 2007. Jakarta: Sumardjono, Maria SW. “Hak Pengelolaan: Per-
Fakultas Hukum Universitas Tarumanaga- kembangan, Regulasi, dan Implementasi-
ra; nya”. Jurnal Mimbar Hukum. Edisi Khusus
Setiawan, Yudhi dan Boedi Djatmiko H. “Pem- September 2007. Yogyakarta: Fakultas
batalan sertipikat Hak Atas Tanah Oleh Hukum Universitas Gadjah Mada;
Pengadilan Tata Usaha Negara Dengan A- Sumardjono, Maria SW. 2008. Tanah Dalam
lasan Cacat Yuridis Dalam Aspek Wewe- Perspektif Hak Ekonomi, Sosial, dan Bu-
nang. Jurnal Era Hukum. Nomor 3 Tahun daya. Jakarta: Penerbit Buku Kompas;
15, Mei 2008. Jakarta: Fakultas Hukum
Universitas Tarumanagara; Winarsi, Sri. “Wewenang Pertanahan di Era Oto-
nomi Daerah”. Jurnal Yuridika. Vol. 23
Sumardji. “Dasar dan Ruang Lingkup Wewenang No. 3. September 2008. Surabaya: Fakul-
Dalam Hak Pengelolaan”. Majalah Yuri- tas Hukum Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai