Anda di halaman 1dari 12

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Bidang Studi : Keperawatan Maternitas


Topik : Difteri
Sasaran : Ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi di
Puskesmas Garuda
Tempat : Puskesmas Garuda
Hari / Tanggal : Jumat, 5 Januari 2018
Waktu : 1 x 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa angka persalinan
dengan tindakan Sectio Caesarea (S.C) tidak boleh lebih dari 10-15%. Di
Indonesia angka kejadian sectio caesarea menurut SDKI tahun 2007 sekitar 22,8%
dari seluruh persalinan.
Ibu post SC cenderung membatasi pergerakan tubuhnya karena adanya
luka operasi sehingga proses penyembuhan luka dan pengeluaran cairan atau
bekuan darah kotor dari rahim ibu akan terpengaruh.
Mobilisasi dini adalah suatu upaya untuk mempertahankan kemandirian
sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan
fungsi fisiologis. Mobilisasi dini merupakan faktor yang mendukung dalam
mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca
bedah. Dengan mobilisasi dini vaskularisasi menjadi lebih baik sehingga akan
mempengaruhi penyembuhan luka post operasi karena luka membutuhkan
peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis mengambil tema mengenai
Mobilisasi dini yang selanjutnya dibuat Satuan Acara Penyuluhan untuk
pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan mengenai mobilisasi dini pada ibu post SC di
RSHS Bandung.
2

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mampu memahami tentang mobilisasi dini.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran penyuluhan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian mobilisasi dini dengan benar
b. Mennyebutkan rentang gerak mobilisasi dengan benar
c. Menjelaskan manfaat mobilisasi dini dengan benar
d. Menjelaskan kerugian tidak melakukan mobilisasi dini dengan
benar
e. Menjelaskan tahap – tahap mobilisasi dini dengan benar

C. KARAKTERISTIK SASARAN
Ibu yang mengalami Post SC

D. WAKTU PELAKSANAAN
Hari Senin, tanggal 15 Januari 2018, pukul 08.00 sampai dengan 08.30
WIB.

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi (Tanya Jawab)

F. MEDIA
1. Leaflet
3

G. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN


Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada keluarga
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
kepada keluarga penyuluh
5 menit
3. Menyampaikan topik, 3. Mendengarkan
(08.00
Pendahuluan maksud dan tujuan penyuluh
s/d
penkes kepada sasaran menyampaikan topik
08.05)
dan tujuan
4. Kontrakwaktu untuk 4. Menyetujui
kesepakatan kesepakatan waktu
pelaksanaan penkes pelaksanaan penkes

1. Menggali kemampuan 1. Menyampaikan


keluarga tentang materi pengetahuannya
yang akan disampaikan tentang materi
(Apersepsi / Pre test). penyuluhan
2. Memberikan materi , 2. Mendengarkan
20
dengan menggunakan penyuluh
menit
leaflet: menyampaikan materi
(10.05 Kegiatan Inti
a. Pengertian mobilisasi
s/d
dini
10.25)
b. Rentang gerak
mobilisasi
c. Manfaat mobilisasi
dini
d. Kerugian tidak
4

melakukan
mobilisasi dini
e. Tahap – tahap
mobilisasi dini 3. Bertanya tentang
materi yang telah
3. Memberikan diberikan
kesempatan kepada ibu
untuk bertanya (diberi
kesempatan 2 sesi
dengan setiap sesi nya
3 penanya) 4. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
pertanyaan kepada
sasaran tentang materi
yang sudah
disampaikan penyuluh
(Evaluasi / Post test)
5

H. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian mobilisasi dini
Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin
di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk peregangan
atau belajar berjalan.
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan.
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian. Dari kedua defenisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah upaya mempertahankan
kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita
untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi menyebabkan
perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali
fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki
tungkai bawah sesegera mungkin biasanya dalam waktu 6 jam.
2. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito,(2000) mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu
:
a. Rentang Gerak Pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk
menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang Gerak Aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan
kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya
secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
c. Rentang Gerak Fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot
dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
6

3. Manfaat Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC


Manfaat mobilisasi bagi ibu pasca seksio sesarea adalah :
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali
normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat
mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal
usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan
merangsang peritaltik usus kembali normal. Aktifitas ini juga
membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti
semula.
b. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu
merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi
akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu
akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat.
c. Mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli, dengan
mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya
thrombosis dan tromboemboli dapat dihindari. Walaupun pada
tahap awal pasca persalinan ibu tidak ingin bangkit dari tempat
tidur, tetapi kembali bergerak sangat disarankan bagi para ibu
pasca seksio sesarea. Operasi dan anastesi menyebabkan
pneumonia sehingga sangat penting untuk mobilisasi.
d. Mobilisasi dapat meningkatkan fungsi paru-paru semakin dalam
nafas yang ditarik, semakin meningkat sirkulasi darah. Hal
tersebut memperkecil resiko pembentukan gumpalan darah,
meningkatkan fungsi pencernaan dan menolong saluran
pencernaan agar mulai bekerja lagi. Dalam 6-8 jam tenaga medis
akan menolong ibu untuk melakukan mobilisasi seperti duduk
ditempat tidur, duduk di bagian samping tempat tidur, dan mulai
berjalan jarak pendek, Semangkin cepat ibu bisa bergerak kembali
proses menyusui dan merawat anak juga semangkin mudah.
7

4. Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi Dini


a. Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak
baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan
menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah
peningkatan suhu tubuh.
b. Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi
uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
c. Involusi uterus yang tidak baik, Tidak dilakukan mobilisasi secara
dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta
sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus. Seorang
ibu jika tidak melakukan mobilisasi dapat mengganggu fungsi
metabolik normal, yaitu: laju metabolik, metabolisme karbahidrat,
lemak protein, katidak seimbangan dan elaktrolit, ketidak
seimbangan kalsium,dan gangguan pencernaan.keberadaan proses
infeksius pada pasien yang tidak melakukan mobilisasi mengalami
peningkatan BMR (Basal Metabolik Rate) diakibatkan karena
demam atau penyembuhan luka. Demam dan penyembuhan luka
meningkatkatkan kebutuhan oksigen seluler. Pada ibu yang tidak
melakukan mobilisasi juga terjadi penurunan sirkulasi volume
cairan, penggumpalan darah pada ekstermitas bawah, dan
penurunan respon otonom. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan
penurunan aliran balik vena, diikuti oleh penurunan curah jantung
yang terlihat pada tekanan darah.
d. Seorang ibu juga beresiko terjadi pembentukan trombus, trombus
adalah akumulasi trombosit, fibrin, faktor- faktor pembekuan
darah dan elemen selsel darah yang menempel pada bagian
anterior vena atau arteri, kadangkadamg menutup lumen
pembuluh darah.
8

5. Tahap – tahap Melakukan Mobilisai Dini


Mobilisasi dini dilakukannya secara bertahap berikut ini akan
dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu pasca seksio sesarea :
a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca seksio sesarea
harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bias dilakukan
adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari
kaki dan memutar pergelanggan kaki, mengangkat tumit,
menenangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
b. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan
kekanan mencegah thrombosis dan trombo emboli.
c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk
duduk. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.
Hal- hal yang perlu diperlu diperhatikan dalam mobilisasi dini :
a. Janganlah terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini sebab
bisa menyebabkan ibu terjatuh terutama bila kondisi ibu masih
lemah atau memiliki penyakit jantung. Apabila mobilisasinya
terlambat juga dapat menyebabkan terganggunya fungsi organ
tubuh, aliran darah, serta terganggunya fungsi otot.
b. Ibu post partum harus melakukan mobilisasi secara bertahap.
c. Kondisi ibu post partum akan segera pulih dengan cepat bila
melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat, dimana sistem
sirkulasi dalam tubuh bisa berfungsi normal.
d. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena akan
membebani jantung.

I. EVALUASI
9

1. Jenis
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Peran peserta sesuai perencanaan
2. Bentuk
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampe akhir
c. Peserta berperan aktif selama penyuluhan
3. Evaluasi materi
a. Jelaskan pengertian mobilisasi dini dengan benar
b. Sebutkan rentang gerak mobilisasi dengan benar
c. Jelaskan manfaat mobilisasi dini dengan benar
d. Jelaskan kerugian tidak melakukan mobilisasi dini dengan benar
e. Jelaskan tahap – tahap mobilisasi dini dengan benar
10

J. DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.Lowdermilk, D. & Jensen, M (2005) Buku Ajar Keperawatan Maternitas
(Ed.4).Jakarta: EGC
Carpenito, Linda Juall, 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek
Klinis. Jakarta: EGC.
Rahmadiana, 2008. Gambaran mobilisasi dini pada ibu post partum dengan
tindakan operasi sectio caesarea terhadap percepatan penyembuhan luka
operasi di ruang nifas RSUD Banjarbaru, skripsi, tidak dipublikasikan.
Saifuddin, Abdul Bari, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sumarah, et al (2013). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka
Post Sectio Caesarea. Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari
2013, 58-69
11

ABSENSI PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
2018
Hari dan Tanggal :
Tempat :
Materi :
Waktu Pelaksanaan :
Jumlah Peserta :

No. Nama Alamat Tanda Tangan


12

Anda mungkin juga menyukai