ALTERNATIF STRATEGI
OLEH KELOMPOK 6:
PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
PENGERTIAN STRATEGI
1. STRATEGI INTEGRASI
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal secara kolektif kadang
disebut sebagai strategi-strategi integrasi vertikal (vertical integration). Strategi-strategi integrasi
vertikal memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok,
dan/atau pesaing.
2. STRATEGI INTENSIF
Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai
strategi-strategi intensif (intensive strategis) sebab hal-hal tersebut mengharuskan adanya upaya-
upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin
membaik.
Lima pedoman tentang kapan penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu
Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan secara signifikan
Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan industri
meningkat
Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan pemasaran euro secara historis
tinggi
Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar
3. STRATEGI DIVERSIFIKASI
Terdapat dua jenis umum strategi-stratetegi diversifikasi (diversification strategies):
terkait dan tak terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian
strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif; bisnis dikatakan tak terkait ketika rantai
nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara
kompetitif. Sebagian besar perusahaan memilih strategi diversifikasi yang terkait untuk
memanfaatkan sinergi-sinergi berikut:
Mentransfer keahlian yang bernilai secara kompetitif, tips dan trik teknologis, atau
kapabilitas lain dari satu bisnis ke bisnis yang lain
Memadukan aktivitas-aktivitas terkait dari bisnis yang terpisah ke dalam satu operasi
tunggal untuk mencapai biaya yang lebih rendah
Memanfaatkan nama merek yang sudah dikenal luas
Kerja sama lintas bisnis untuk mencipatakan kekuatan dan kapabilitas sumber daya yang
bernilai secara kompetitif
Strategi diversifikasi menjadi tidak terlalu disukai manakala organisasi mendapati bahwa
mengelola berbagai aktivitas bisnis yang beragam tidaklah mudah. Risiko terbesar bergerak di
satu industri tunggal adalah meletakkan seluruh telur perusahaan di satu keranjang. Walaupun
banyak perusahaan berhasil beroperasi di satu industri saja, tekhnologi baru, produk baru, atau
prefensi pembeli yang cepat berubah dapat memperlemah suatau industri tertentu. Namun
demikian, diversifikasi harus lebih dari sekedar menyebarkan risiko bisnis ke beragam industry,
karena para pemegang saham dapat melakukan hal ini dengan membeli saham dari perusahaan-
perusahaan yang berbeda dari beragam industri yang juga berbeda atau dengan melakukan
investasi pada reksa dana.
Diversifikasi baru masuk akal ketika strategi ini mampu memberi nilai lebih kepada para
pemegang saham daripada yang dapat mereka peroleh dengan bertindak secara individual.
Dengan demikian, industry yang dipilih untuk diversifikasi harus cukup menarik untuk
menghasilkan pengembalian atas investasi yang konsisten dan menawarkan potensi lintas divisi
operasi untuk sinergi yang lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh entitas-entitas itu secara
sendiri-sendiri.
a. Diversifikasi Terkait
Strategi yang ditetapkan Google adalah mengorganisasi semua informasi, di dunia ke
dalam bentuk yang dapat dilacak, mendiversifikasi perusahaan tersebut melampaui asal-usulnya
sebagai sebuah mesin pencari Web yang menjual iklan. Akuisisi Google atas situs Web YouTube
adalah sebuah contoh strategi diversifikasi terkait sebab YouTube berisi begitu banyak klip video
mulai dari acara televisi sampai iklan. Google ingin melakukan diversifikasi lebih jauh ke bisnis
televisi dan televisi kabel. Google berencanamemindai jutaan buku dari perpustakaan universitas
dan umum ke dalam suatu basis data. Akuisisi Google atas DoubleClick, juga pada 2007,
merupakan diversifikasi lebih jauh ke dalam bisnis penempatan atau “layanan” iklan elektronik
di situs Web.
Enam pedoman tentang kapan diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah strategi yang sangat
efektif:
Ketika organisasi berkompetisi di sebuah industry yang tidak mengalami pertumbuhan
atau yang pertumbuhannya lambat
Ketika menambahkan produk yang baru namun terkait akan secara signifikan
mendongkrak penjualan produk saat ini
Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga yang sangat
bersaing
Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat
mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di perusahan
Ketika produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan dari siklus
hidup produk
Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat
4. STRATEGI MERGER
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-
merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan
begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham
di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).
Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan
identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan
yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi
(Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).
Dalam hal ini ada 3 jenis merger:
o Merger Vertikal, yaitu perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat
operasional, contohnya adalah perusahaan penerbitan bergabung dengan perusahaan
percetakan.
o Merger Horisontal, yaitu perusahaan dalam satu industri bergabung dengan perusahaan di
level operasi yang sama. Contohnya seperti pabrik perusahaan penerbitan bergabung
dengan penerbitan lainnya.
o Merger Konglomerasi, yaitu tidak adanya hubungan industri pada perusahaan yang
diakuisisi yang bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber
atau unit bisnis. Contohnya seperti perusahaan IT bergabung dengan perusahaan
perkebunan.
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641).
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642).
a. Acquisition of stock
Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat
dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat
dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan
pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual.
Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada
publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada
pemilik perusahaan lain.
b. Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada
jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari
pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).
Kekurangan Akuisisi
1. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
2. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
6. STRATEGI KEMITRAAN
Strategi kemitraan adalah strategi yang dijalankan manakala dua atau lebih perusahaan
membentuk sebuah persekutuan atau perkongsian sementara untuk menindaklanjuti peluang
tertentu
Kemitraan sering digunakan karena strategi ini memungkinkan perusahaan untuk
memperbaiki komunikasi dan jaringan, mengglobalkan operasi, dan meminimalkan risiko.
Strategi kemitraan ditempuh untuk menangkap peluang yang terlalu kompleks, tidak ekonomis,
atau riskan untuk dijalankan sendirian oleh satu perusahaan. Strategi ini juga digunakan saat
mencapai serta mempertahankan keunggulan kompetitif dalam suatu industri yang membutuhkan
beragam kompetensi dan pengetahuan praktis lebih dari yang dapat dikuasai oleh satu
perusahaan.
Beberapa persoalan yang umumnya menyebabkan usaha kemitraan gagal adalah :
Para manajer yang seharusnya bekerja sama setiap hari dalam menjalankan usaha tidak
dilibatkan dalam penciptaan atau pembentukan usaha tersebut.
Usaha tersebut mungkin menguntungkan perusahaan-perusahaan yang bermitra tetapi
tidak buat konsumen, yang kemudian mengeluhkan soal layanan yang memburuk atau
mengkritik perusahaan dengan satu atau lain cara.
Usaha itu mungkin tidak mendapat dukungan yang sama besarnya dari kedua mitra. Jika
demikian, persoalan dipastikan akan muncul.
Usaha tersebut mulai bersaing lebih dengan salah satu mitra daripada mitra yang lain.
8. STRATEGI TURNAROUND
Turnaround (putar halauan) adalah istilah yang banyak digunakan dalam change
manajement untuk memperbaiki perusahaan, atau institusi yang sedang sakit. Istilah turnaround
disini dipakai untuk menjelaskan strategi yang dapat dipakai oleh pemimpin perubahan yang
menghadapi banyak kendala, namun ia masih punya cukup waktu dan masih ada resources yang
memadai untuk mencari solusi. Jadi perusahaan/ institusi tidak sedang dalam kondisi krisis.
Turnaround didefinisikan sebagai pembalikan arah perusahaan dari penurunan kinerja
(Schendel, Patton dan Riggs dalam Bruton et al (2003). Menurut Supardi dan Mastuti (2003),
turnaround diambil ketika manajemen mengalami kegagalan dalam membesarkan perusahaan
sehingga prospek perusahaan menjadi tidak jelas dan mengalami krisis berkepanjangan, sehingga
pemilik dan manajemen berusaha keras memutar arah organisasi.
Menurut Davis dan Hofer (dalam Bruton et al, 2003) terdapat 2 macam strategi
turnaround yang pernah dilakukan di negara-negara barat yaitu strategi operasi dan strategik.
1. Turnaround yang bersifat strategik difokuskan pada perubahan arah strategi perusahaan,
positioning, aliansi, dan jenis produk,
2. Turnaround yang bersifat operasional antara lain pengurangan karyawan dan
retrenchment.
Pearce dan Robbins (1993) mengamati bahwa proses turnaround terdiri dari 2 bagian:
1. Menahan penurunan (decline stemming strategy)
2. Strategi pemulihan (recovery strategy)
Contohya seperti yang terjadi pada PT. Garuda Indonesia yang pada tahun 1997 nyaris
mengalami kebangkrutan, namun kemudian CEO nya saat itu Robby Djohan segera melakukan
turnaround. Mereka mengembalikan asset-aset yang tidak penting kepada pemasok, menjual, dan
mengurangi/menutup rute perjalanan yang merugikan, memindahkan karyawan pada perusahaan
lain yang dibentuk bersama PT. Angkasa Pura untuk menangani penumpang di bandara, dan
memperbaiki sistem kerja agar lebih efisien dan lincah bergerak.
9. STRATEGI LIKUIDASI
Strategi likuidasi dapat diidentifikasi ketika perusahaan melakukan penjualan seluruh
asetnya secara bagian per bagian untuk menghasilkan dana tunai. Likuidasi biasanya dipahami
sebagai pengakuan atas kekalahan dan cenderung secara emosional sulit dijalani. Namun
demikian, bisa dimengerti bahwa lebih baik menghentikan operasi daripada mengalami kerugian
yang lebih besar. Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual asset-
aset tangible yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor.
Pedoman yang harus diikuti agar strategi likuidasi efektif adalah:
o Ketika strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil.
o Hanya alternative bangkrut, likuidasi adalah satu-satunya cara untuk memperoleh dana kas
atas asset perusahaan. Perusahaan pertama harus menyatakan diri bangkrut dan kemudian
melikuidasi divisi untuk memperoleh kas
o Pemilik perusahaan dapat meminimumkan kerugian dengan cara menjual asset perusahaan
REFERENSI