Anda di halaman 1dari 26

Kebijakan Dinas Kesehatan

dalam
Mendukung Praktik
keperawatan Mandiri

PP ADINKES
Sistematika

 Tentang ADINKES

 Dasar Hukum

 Peran Pemerintah Daerah & Dinas Daerah Sebagai


Pelaksana Urusan Pemerintahan Di Daerah

 Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren

 Praktik Keperawatan
SEKILAS TENTANG
ASOSIASI DINAS KESEHATAN SELURUH
INDONESIA
(ADINKES)

ADINKES adalah asosiasi dari dinas kesehatan Provinsi


dan Kabupaten/kota dan seluruh Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Kesehatan yang merupakan wadah bersama
untuk komunikasi, advokasi, fasilitasi sesama Dinas
Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan.
REGULASI TERKAIT DENGAN ADINKES
(1)
 ADINKES merupakan mitra dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah Sesuai Surat Edaran Direktur
Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri
Nomor : 400/6141/OTDA Tanggal 22 Oktober 2012,

 ADINKES ditetapkan sebagai koordinator Asosiasi


Fasilitas Kesehatan sesuai sesuai Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 455/MENKES/SK/XI/2013
tanggal 21 November 2013 yang telah diperbaruhi
menjadi No. HK.02.02/MENKES/252/2016 tentang
Asosiasi Fasilitas Kesehatan
REGULASI TERKAIT DENGAN ADINKES
(2)

 ADINKES berkerjasama dengan Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan sesuai Nota Kerja Sama antara dan
ADINKES No. HK.01/I/007409/2015 dan No. 001/ADINKES-
BPPSDK/VII/2015, serta

 Perjanjian Kerjasama antara Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan dan ADINKES, No. HK.06.01/I/007410/2015 dan
002/ADINKES-BPPSDMK/VII/2015 tentang Penyelenggaraan
Pelatihan Kompetensi Teknis Bagi Pelaksana Urusan
Pemerintahan Daerah Bidang Kesehatan dan Jajaran dibawahnya
di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
TUJUAN ADINKES
 ADINKES mempunyai tujuan terhimpunnya Dinas
Kesehatan Seluruh Indonesia dan UPT Dinas
Kesehatan dalam satu wadah organisasi guna
meningkatkan peran serta dan pengembangan Dinas
Kesehatan secara aktif, terarah dan terpadu sesuai
arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang
Kesehatan
FUNGSI ADINKES (1)
 Wadah pembinaan dan pengembangan anggota sesuai
tujuan organisasi

 Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota,


anggota dengan Dinas Kesehatan lain dan anggota
dengan institusi lain.

 Sebagai penghubung antara Kementerian Kesehatan


dengan Kementerian Dalam Negeri sebagai koordinator
program desentralisasi di Indonesia
Fungsi Adinkes (2)

 Sebagai penghubung antara Dinas Kesehatan dengan


berbagai asosiasi terkait, antara lain Asosiasi Rumah Sakit
Daerah (Arsada), Asosiasi Pemerintah Daerah (APPSI,
Apeksi, Apkasi), Asosiasi DPRD (Adeksi, Adkasi) Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) / organisasi peduli kesehatan,
dunia usaha yang berkecimpung di bidang kesehatan dan
organsasi profesi dan perguruan tinggi
VISI dan MISI ADINKES
Visi ADINKES

 Terwujudnya kebersamaan dalam menuju Indonesia


Sehat.

Misi ADINKES

 Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar Anggota,


Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam
melaksanakan Otonomi Daerah / Desentralisasi

 Mengembangkan anggota sesuai dengan tujuan


organisasi

 Menggerakan pembangunan Nasional yang


Berwawasan Kesehatan
Dasar Hukum

Terkait dengan Dinas Kesehatan


 UU No. 23 Tahun 2014
Pasal 209 dan Pasal 217
 PP 18 Tahun 2016
Pasal 21 & Pasal 43
 Keputusan MA No. 04 P/HUM/2017

Terkait dengan Praktik Keperawatan :


UU No. 38 Tahun 2014
Sebagai
regulator

Sebagai provider

Sebagai
Controller
Regulator Provider Controller

• Regulasi • Sarana dan • Pembinaan


Tata Kelola Prasarana dan
Pelayanan Kesehatan Pengawasan
Kesehatan • SDM
(SDM, Kesehatan
Sarpras • Sistem
Faskes) Informasi
• Anggaran
Peran Dinas Kesehatan
 Dinas Daerah Provinsi dan Dinas Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan
melaksanakan Tugas Pembantuan

 Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang


melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam
melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus sesuai bidang Urusan
Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun
urusan pilihan.

 Dinas Kesehatan sebagai Pembantu Kepala Daerah melakukan


Pembinaan dan Pengwasan FKTL Non Pemerintah Tipe B untuk Provinsi
dan Tipe C/D & FKTP untuk Kabupaten/Kota (Mtriks Pembagian Urusan
Pemerintahan Konkuren, Lampiran UU No. 23 Tahun 2014).
Badan Daerah

 Badan Daerah melaksanakan fungsi penunjang


(technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai pembantu kepala Daerah dalam
melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi inti
(operating core).
Pembagian & Manajemen Urusan
Pemerintahan Konkuren
 Pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota dalam bidang
kesehatan dituangkan dalam angka romawi I tentang MATRIKS
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PROVINSI DANDAERAH
KABUPATEN/KOTA, Butir B Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 dan angka romawi II tentang MANAJEMEN
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN serta
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Batang Tubuh UU No. 23
Tahun 2014 (Pasal 15 ayat [1]).

 Pemerintah Pusat kemudian menetapkan NSPK yang dijadikan pedoman


atau acuan bagi pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk
melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN KONKUREN
 Kewenangan dalam Pengelolaan unsur manajemen (yang meliputi sarana
dan prasarana, personil, bahan-bahan, metode kerja) dan kewenangan
dalam penyelenggaraan fungsi manajemen (yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengoordinasian, penganggaran,
pengawasan, penelitian dan pengembangan, standardisasi, dan
pengelolaan informasi). Dalam substansi Urusan Pemerintahan tersebut
melekat menjadi kewenangan masing-masing tingkatan atau susunan
pemerintahan tersebut.

 Artinya, seluruh fungsi dan unsur manajemen sub urusan manajemen


bidang kesehatan tersebut melekat pada kewenangan dan pengelolaan
masing-masing jenjang bidang kesehatan yang sudah dibagi menjadi
kewenangan tingkatan atau susunan pemerintahan.
Praktik Keperawatan Mandiri

Praktik Keperawatan Mandiri adalah Praktik Perawat


Perseorangan atau berkelompok ditempat praktik mandiri
diluar fasilitas pelayanan kesehatan.

Praktik Keperawatan Mandiri diberikan dalam bentuk


asuhan Keperawatan yang ditujukan untuk memandirikan
klien
Praktik Keperawatan Mandiri (1)
 Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri Perawat professional
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif, baik dengan klien maupun
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan Keperawatan
yang holistik sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya;

 Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien


dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian Klien dalam merawat dirinya

 Wewenang adalah hak/otoritas untuk melakukan atau memerintahkan


kegiatan kepada orang lain , terdapat pada pekerjaan yang diperlukan
perawat untuk melaksanakan praktik.
Praktik Keperawatan Mandiri (2)
 Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit

 Untuk melakukan Praktik Keperawatan harus telah memiliki


SIPP ialah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota kepada Perawat sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik
Keperawatan
Pelimpahan Wewenang
 Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada orang
lain yang sah atau terlegitimasi

 Pelimpahan wewenang ada dua, yaitu pelimpahan wewenang secara


delegatif dan pelimpahan wewenang secara mandat

 Pelimpahan wewenang secara delegatif adalah pelimpahan wewenang


yang disertai dengan pelimpahan tanggungjawab.

 Pelimpahan wewenang secara mandat (dibawah pengwasan tenaga


medis yang kompeten), tanggungjawab ada pada pemberi pelimpahan
wewenang

 Pelimpahan wewenang hanya diberikan kepada Perawat profesi


dan/atau Perawat vokasi yang sudah terlatih (tersertifikasi) untuk
melakukan tindakan medis dibawah pengawasan tenaga medis yang
kompeten sehingga tidak semua Perawat dapat diberikan pelimpahan
wewenang demi menjamin keselamatan klien.
Pelaksanaan Tugas
Untuk Daerah Tetentu
1. Keadaan tidak adanya tenaga Medis dan/atau tenaga
Kefarmasian disuatu wilayah tempat Perawat bertugas yang
ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang
Kesehatan setempat.

2. Pelaksanaan tugas pada keadaan keterbatasan tersebut diatas


dilaksanakan oleh Perawat dengan memperhatikan kompetensi
Perawat tersebut. Dalam melaksanakan tugas pada keadaan
keterbatasan tersebut,
3. Perawat berwenang
Melakukan pengobatan penyakit umum dlm hal tidak terdapatnya
tenaga medis
Merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistim rujukan,dan
Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal
tidak ada tenaga Kefarmasian
Home Care
 Kebutuhan layanan Keperawatan yang lebih fleksibel tanpa harus
menjadi peserta perawatan Intensif di Fasilitas Layanan Kesehatan,
khususnya di rumah sakit, merupakan kebutuhan yang tidak dapat
dihindarkan dalam era JKN

 Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien


, individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi
pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian/kontrak kerja (Warola, 1980 dalam Perkembangan Model
Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang Di Susun Oleh PPNI
dan Depkes).

 Perawatan di rumah biasanya dilakukan oleh Perawat rumah sakit


semula, selanjutnya dilaksanakan oleh Perawat komunitas dimana
klien berada, atau dilaksanakan oleh Tim khusus yang menangani
perawatan di rumah
Manfaat Home Care
 Memandirikan klien dan keluarganya

 Membantu meringankan biaya, khususnya biaya akomodasi

 Mempererat ikatan keluarga karena klien berada dilingkungan


keluarganya dan melibatkan klien dan keluarga sebagai subyek yang
ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan

 Merasa lebih nyaman karena berada dilingkungannya sendiri

 Perawat dapat mengenal klien dan lingkungannya lebih baik,


sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi
dan kondisi rumah klien sehingga kepuasan kerja perawat akan
meningkat

 Perawat memiliki Data dan harapan/kebutuhan pasien

 dsb
TERIMA KASIH
Home Care (2)
 Home care adalah perawatan kesehatan di rumah
sebagai bagian dari proses Keperawatan di rumah
sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana
pemulangan bagi klien yang sudah waktunya pulang
dari rumah sakit. Perawatan di rumah biasanya
dilakukan oleh Perawat rumah sakit semula,
selanjutnya dilaksanakan oleh Perawat komunitas
dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh Tim
khusus yang menangani perawatan di rumah

Anda mungkin juga menyukai