Anda di halaman 1dari 5

Rakha Bagaskara

1501120
Eksplorasi Migas & Panas Bumi , A

UTS
1.) jawab

a. Anomali

Suatu keganjilan atau keanehan dari keadaan biasa atau normal yang berbeda daei
kondisi umum yg biasanya.

b.Lead

Struktur bawah permukaan dengan potensi yg dapat menjebak minyak dan gas alam

c.Prospek

bidang eksplorasi dimana HC tgelah diperediksi ada daloam kuantitas ekonomi.

2.) 1.Survey Geophysic

Proses pencarian Minyak Bumi dari perut bumi dilakukan oleh ahli geologis.cara yg
digunakan adalah dengan menggunakan pencitraan satelit dan menganalisa permukaan
batuan.setelah melakukan serangkaian analisa dan menyatakan bahwa dilokasi tersebut ada
minyak,maka tugas selanjutnya diambil oleh ahli geofisika

2.Survey Geofisika

Para ahli geofisika mempelajari sifat fisik dari lapisan tanah.peralatan yang digunakan
untuk pencarian minyak bumi seperti gravimetric(untuk mengfukur adanya aliran
minyak),magnometry(untuk mengukur perubahan medan magnet akibat adanya aliran
minyak),dan sniffers yang berupa alat elektronik yg digunakan untuk mendeteksi bau
hydrocarbon.yang paling sering digunakan adalah seismologi.

3.Survey Seismik
Survey Seismik bisa digunakan untuk mencari cadangan minyak bumi baik didarat
maupun dilaut.bagian utama seismologi yaitu pemicu getaran dan penerima sinyal.pemicu
getaran ada seperti compressed air gun(khusus untuk eksplorasi lepas pantai),thumper
truck(untuk eksplorasi didarat),dan bahan peledak.bunyi yg dihasilkan oleh thumnper truck
memancarkan sinyal atau gelombang bunyi ,sinyal akan dipantulkan kembali dan diterima oleh
geophone,data kemudian dikirim ke pusat kendali.dengan mendeteksi data tersebut para ahli bias
menggambarkan peta susunan bawah permukaan bumi untuk menemukan cadangan minyak.

4.Pemboran eksplorasi

Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah
yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di dalam bumi. Untuk
survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini telah
melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah khusus metode
refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan, pengecekan
seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif pemboran serta batuan
dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak

5.Data resistivity

Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida ini bisa
berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya
dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang
rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada
gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis
fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu
kita ambil sampel fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi
jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki

6.Data porositas

7.Data berat jenis

Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif
yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis
batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan
mempunyai berat jenis yang berbeda.

Problem yg sering terjadi adalah :

1.Dry Hole

2.Kegagalan mekanik

3.Sumur yg penghasilannya diluar perkiraan


3.) A. 1. Source rock

2. Resrvoir Rock

3. Migration Route

4. Trap

5. Seal Rock

6. Porositas

7. Permeabilitas

B. Tipe 1

- terletak didasar danau bahan argonik dari alga,lingkungan pengendapan di lagoon dan
lacustrine,menghasilkan crude oil.

Tipe 2

- terletak di laut,campuran materialnya mikroorganisme laut serta


tumbuhan,menghasilkan oil and gas

Tipe 3

-terletak didaratan,berasal dari tumbuhan tumbuhan,menghasilkan batu bara.

Tipe 4

-bahan bahan tanaman yg teroksidasi,tidak bias menghasilkan oil and gas

C. Hidrokarbon terbentuk ketika batuan induk telah menghasilkan dan mengeluarkan


hidrokarbon. Hidrokarbon ini seterusnya akan mengalir melalui lapisan pembawa (carrier
bed) menuju perangkap (trap). Hidrokarbon dihasilkan sebagai reaksi dari perpecahan
kimiawi kerogen (chemical breakdown) bersamaan dengan bertambahnya suhu. Dengan
keluarnya hidrokarbon dari batuan induk, maka sisa kerogen akan berubah menjadi residu
karbon. Suhu dan waktu adalah faktor terpenting dari pecahnya kerogen.
Indikator kematangan termal

Vitrinite reflectance adalah indicator kematangan batuan induk yang paling sering digunakan,
dilambangkan dengan Ro (Reflectance in oil). Nilai Ro untuk mengukur partikel-partikel
vitrinite yang ada dalam sampel amat bervariasi. Untuk menjamin kebenaran pengukuran,
maka penentuan nilai Ro diperlukan secara berulang pada sampel yang sama. Bila distribusi
dari vitrinite reflectance adalah bimodal, maka ada kemungkinan telah terjadi reworking.
Skala vitrnite relectance yang telah dikalibrasikan oleh berbagai parameter kematangan yang
lain oleh studi minyak dan gas adalah sebagai berikut:

Ro < 0.55 belum matang (immature)

0.55 < Ro < 0.8 telah menghasilkan minyak dan gas bumi

0.8 < Ro < 1.0 minyak berubah menjadi gas bumi (zona kondensat gas)

1.0 < Ro < 2.5 dry gas

Vitrinite reflectance adalah indikator kematangan termal yang sangat baik pada Ro antara 0.7
dan 0.8. Salah satu penggunaan vitrinite reflectance yang juga penting dalam analisis
cekungan (basin analysis) adalah kalibrasi sejarah termal (thermal history) dan sejarah
pengendapan (burial history) dengan tingkat kematangan pada masa sekarang.

D. Keluarnya hidrokarbon dari batuan induk kemungkinan terjadi akibat adanya perpecahan
mikro (micro-fracturing) pada batuan induk setelah terjadi overpressure akibat terbentuknya
hidrokarbon.

E. Jenis migrasi

1.Migrasi Primer

Migrasi primer yaitu perpindahan hidrokarbon dari source rock ke karier bed. Migrasi primer
berjalan lambat karena minyak bumi harus cukup untuk keluar dari batuan induk yang
memiliki permeabilitas matrik yang rendah. Migrasi primer berakhir ketika hidrokarbon telah
mencapai “permeable conduit” atau “carrier bed” untuk terjadinya migrasi sekunder

Jarak dari migrasi primer hidrokarbon pendek. Migrasi primer terjadi dengan lambat dan sulit,
dikarenakan batuan sumber yang memiliki permeabelitas yang rendah. Migrasi primer akan
terhenti ketika hidrokarbon mencapai tingkat permeabelitas yang memungkinkan terjadinya
migrasi sekunder. Migrasi primer dapat terjadi baik secara lateral, ke atas dan ke bawah
bergantung pada karakteristik carrier.
2.Migrasi Sekunder

Migrasi sekunder yaitu perpindahan hidrokarbon dari carier bed ke jebakan atau trap. Problem
yang sering dihadapi adalah pore throat lebih kecil dibanding oil stringers, karenanya oil
stringrs akan tertahan. untuk dapat bergerak, maka “bouyancy” >>>“capillary-entry pressure
(setelah akumulasi tercapai). Jika capillary-entry pressur >>> buoyancy, maka migrasi
sekunder .Akan terhenti hingga capillary-entry presure tereduksi dan Buoyant force
meningkatKetika hidrokarbon berhasil keluar dari batuan sumber dan mengalami migrasi
sekunder, pergerakan dari hidrokarbon akan dipengaruhi oleh gaya pelampungan (bouyancy).
Migrasi sekunder terjadi pada arah yang dipengaruhi oleh gaya pelampungan yang paling
besar. Pergerakan ini awalnya menuju ke arah atas, dan lalu mengikuti kemiringan --carrier
bed- apabila hidrokarbon menemui lapisan dengan permeabelitas kurang di atas -carrier bed.
Keberadaan struktur dan perubahan fasies mungkin menyebabkan tekanan kapilaritas lebih
dominan daripada gaya pelampungan, sehingga arah migrasi mungkin akan berubah, dan atau
terhenti.

3.Migrasi Tersier

Migrasi tersier terjadi jika ada kebocoran (leakage) pada cap rocks yang menutupi
reservoir.Cap rocks dengan pori-pori yang lebih kecil dari batuan dibawahnya, mampu
menahan pergerakan naik dari minyak bumi. Pengisian yang progresif menyebabkan
akumulasi meningkat, dapat menyebabkan bouyancy >>> capillary-entry pressure Fractures
dan faults dapat menyebabkan kebocoran.

F. – Batu pasir kuarsa - Batu gamping Terumbu

Batu pasir greywacke Batu gamping Klastik

Batu pasir arkose Batu gamping Halus

Batu gamping bersifat dolomite

G. Hubungannya adalah Minyak akan mengikuti bentuk dari setiap Jenis Trapnya dan
bemntuk daris eal rocknya,misalnya saja, dalam trap berbentuk antiklin,reservoir kita akan
mencari tekanan yg lebih rendah,otomatis mereka akan terakumulasi dipuncak
antiklinnya,hingga minyak tak bias lagi bermigrasi akibat adanya sealrock yg membatasi
pergerakan migrasi reservoir kita.

Anda mungkin juga menyukai