Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS EXERGY PADA COMBUSTION CHAMBER PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA GAS UAP (PLTGU) TELUK LEMBU 30 MW


Windy Lusia Samosir[1] dan Awaludin Martin [2]
Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau
[1]
Windy.lusia.tm@gmail.com [2] awaludinmartin01@gmail.com

Abstract

Combustion chamber is one of the main components in the Combined Cycle Power plant
(CCPP) that serves as a supplier of heat energy. Then by the system, the thermal energy will
be converted into other forms. Combustion chamber is a major cause of irreversibility in the
system. Usually, the performance of a component is evaluated by using the first law of
thermodynamics (conservation of energy). However, the first law of thermodynamics only
assess the quantity of energy consumption. Therefore, exergy analysis is used (based on the
second law of thermodynamics is about the entropy changes) which can be studied more deeply
about the quality of an energy (energy available; exergy). The aim of this study is to analysze
exergy destruction of combustion chamber on Combined Cycle Power Plant (CCPP) 30 MW
Teluk Lembu. Exergy analysis on combustion chamber resulting the exergy destruction is 36.46
MW and exergy efficiency is 63.29%.

Keywords: combustion chamber, analysis of exergy, exergy destruction, efficiency exergetic

1. Pendahuluan penyediaan listrik tidak sejalan dengan


kebutuhan. Sementara, ketergantungan
Krisis energi belakangan menjadi wacana Indonesia terhadap energi berbasis bahan
di berbagai media. Salah satu jenis krisis bakar fosil masih sangat tinggi. Minyak
energi yang terjadi adalah krisis energi bumi memakan porsi 39%, batu bara 33%
listrik. Menurut data statistik konsumsi dan gas bumi 19% dari total bauran energi
listrik yang dipenuhi PLN menurut sektor primer (primary energy mix) di Indonesia,
pada tahun 1995-2007 yang dikeluarkan dan diprediksi masih akan terus dominan
Perusahan Listrik Negara (PLN) di hingga 20 tahun mendatang [2].
Indonesia tampak terjadi peningkatan Di Indonesia, terdapat banyak
kebutuhan konsumsi listrik yang signifikan pembangkit yang menggunakan sumber
tiap tahunnya [1]. bahan bakar fosil, seperti pembangkit listrik
tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) ataupun gabungan
keduanya pembangkit listrik tenaga gas dan
uap (PLTGU). Namun efisiensi termal dari
PLTGU hanya berkisar pada 40 - 60%, jauh
dari kata optimal. Sehingga diperlukan
pemanfaatan yang lebih efisien.
Telah banyak usaha yang dilakukan
Gambar 1 Data Energi Primer di Indonesia [2] untuk pengefisiensian penggunaan energi
pada pembangkit listrik. Salah satunya
Peningkatan kebutuhan listrik dengan melakukan analisis exergy. Selama
dikemudian hari diperkirakan dapat tumbuh ini analisis yang dilakukan hanya
rata-rata 6,5% pertahun hingga tahun 2020. berdasarkan kepada hukum pertama
Konsumsi listrik di Indonesia yang begitu thermodinamika, yaitu energi tidak dapat
besar akan menjadi suatu masalah apabila

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 1


[1] [2]
Mahasiswa Teknik Mesin FT-UR | Dosen Teknik Mesin FT-UR
diciptakan dan dimusnahkan yang mana Chand pada tahun 2013 melakukan
penurunan kualitas energi tidak penelitian mengenai analisis exergy pada
diperhitungkan. Maka untuk mengkaji lebih Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
dalam mengenai penurunan kualitas dari yang berlokasi di Genting Lanco,
energi tersebut digunakanlah analisis Vijayawada - India dengan kapasitas 112,4
exergy. Analisis exergy menggunakan MW. Pada penelitian tersebut Chand
konservasi massa dan energi serta berdasar melakukan perhitungan nilai ireversibilitas
pada hukum thermodinamika kedua, dimana pada masing-masing komponen yang
proses thermodinamika selalu tidak ideal terdapat pada PLTG tersebut dan didapat
sehingga terjadi penurunan kualitas energi bahwa nilai irreversibility (pemusnahan
[3]. exergy) terbesar terjadi pada Combustion
Analisis exergy merupakan sebuah Chamber [9].
langkah awal dalam upaya pengoptimalan Yilmazoğlu pada tahun 2011 juga
sistem [4]. Dari analisis ini dapat ditentukan melakukan analisis exergy pada Combined
lokasi sumber masalah terbesar dalam Cycle Power Plant di Turki. Hasil penelitian
sistem, dan kemudian dapat diteliti lebih menunjukkan total kehilangan exergy yang
lanjut sebagai upaya pengoptimalan sistem. terjadi pada sistem sebesar 228,05 MW dan
Dikarenakan beberapa alasan itulah, pada nilai efisiensi exergy 50,11%. Yang mana
tahun belakangan ini analisis exergy banyak lokasi kehiangan exergy terbesar terjadi
menarik perhatian para ilmuan dan pada combustion chamber (ruang bakar)
perancang sistem. Istilah exergy pertama sebesar 165,1 MW atau sebesar 77,39% dari
kali diperkenal oleh Rant pada tahun 1956, total kehilangan exergy pada sistem [10].
exergy berasal dari kata ex (yang berarti Hal yang sama juga dilakukan oleh
“dari”) dan ergon (yang berarti “work/ Ameri pada tahun 2008 yang mana
kerja”) [5]. Exergy dari sistem penelitian dilakukan pada combined cycle
termodinamika adalah kerja maksimum power plant dengan kapasistas 420 MW
teoritis yang digunakan yang terjadi pada yang berlokasi di Neka. Pada penelitian ini
sistem, yang mana mengacu pada dilakukan analisis pada komponen-
kesetimbangan termodinamika antara sistem komponen utama dari pembangkit seperti
dengan lingkungan dan hanya ketika terjadi kompresor, combustion chamber, turbin gas,
interaksi antara sistem dan lingkungan [6]. duct bunners, HRSG (Heat Recovery Steam
Exergy [7] dapat didefinisikan juga sebagai Generator), Stack, turbin uap, kondensor
potensi penggunaan kerja (work) dalam dan sistem pemdingin. Dan didapat lokasi
bentuk materi. Potensi kerja yang dapat pemusnahan exergy terbesar terjadi di
digunakan ini diperoleh melalui proses combustion chamber, mengikuti HRSG
reversible. Exergy dapat ditransfer di antara pada posisi kedua [11].
sistem dan dapat dihancurkan oleh
irreversibilitas dalam sistem.
Analisis exergy mempunyai kelebihan
bila dibandingkan dengan analisis energi,
yang mana diantaranya adalah sebagai
berikut [8] :
1. Lebih akurat dalam membuat desain
yang optimal, baik untuk proses industri
maupun pembangkit listrik.
2. Lebih teliti dalam menentukan energi
yang hilang dalam proses maupun yang Gambar 2 PLTGU Teluk Lembu
dibuang ke udara.
3. Dapat menentukan kualitas energi. Dari paparan di atas hasil dari penelitian
sebelumnya menyebutkan bahwa

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 2


combustion chamber adalah penyebab
utama irreversibilitas pada sistem PLTGU.
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan
analisis exergy pada combustion chamber di
pembangkit listrik tenaga gas-uap. Dalam
penelitian ini, studi kasus analisis exergy ini
diterapkan pada combustion chamber di
pembangkit siklus kombinasi sistem gas-uap
yang ada di unit PLTGU Teluk Lembu 30
MW. Studi ini dilakukan untuk mengetahui
besar ireversibilitas (kehilangan exergy) dan
nilai efisiensi exergetic pada combustion
chamber Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Uap (PLTGU) Teluk Lembu 30 MW.

2. Metodologi
Guna memperkecil ruang lingkup dalam
penelitian ini, maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Analisis exergy dilakukan pada
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU) Teluk Lembu 30 MW dengan
kombinasi operasi 1-1-1 yaitu terdiri dari Gambar 3 Skema PLTGU Teluk Lembu
1 turbin gas, 1 Heat Recovery Steam 30 MW
Generator (HRSG), dan 1 turbin uap, 2.1 Diagram Alir Penelitian
2. Analisis exergy dilakukan dengan
menggunakan parameter berupa data
aktual operasi Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap (PLTGU) Teluk Lembu 30 MW.
3. Sampel data pada penelitian adalah data
rata-rata aktual operasi mesin harian
milik PLTGU Teluk Lembu pada bulan
September 2014.
4. Analisis exergy yang dilakukan meliputi
analisis thermo-mechanic exergy dan
chemical exergy, sedangkan untuk exergy
kinetik dan potensial nilainya dibaikan.
5. Pembahasan hanya dilakukan pada
komponen utama PLTGU yaitu
combustion chamber.

Berikut skema komponen yang ada di


PLTGU Teluk Lembu 30 MW :

Gambar 4 Diagram Alir Penelitian

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 3


2.2 Diagram Alir Perhitungan

Gambar 5 Diagram Alir Perhitungan Analisis Exergy

3. Hasil Dan Pembahasan tanpa ada pengartuh temperatur dan tekanan.


Dirumuskan dengan persaamaan [7]:
3.1 Hasil
𝑋 𝑃𝑇 = 𝑔. 𝑧 (𝑘𝐽/𝑘𝑔) (2)
Analisis Exergy
Exergy total suatu sistem dibagi menjadi Sedangkan exergy kinetik dirumuskan
empat komponen, yaitu exergy thermo- dengan persaamaan [7]:
mechanical (𝑋̇ 𝑇𝑀 ), exergy kimia (𝑋̇ 𝐶𝐻 ), 1
𝑋 𝐾𝑁 = . 𝑉 2 (𝑘𝐽/𝑘𝑔) (3)
exergy kinetik (𝑋̇ 𝐾𝑁 ) dan exergy potensial 2
(𝑋̇ 𝑃𝑇 ) [12]. Dengan catatan tidak adanya Komponen lain dari physical exergy
efek nuklir, magnetik, elekrikal dan adalah Thermo-Mechanical Exergy (𝑋̇ 𝑇𝑀 ),
tegangan permukaan. Sehingga nilai exergy dapat diilustrasikan pada kasus sederhana
total dinyatakan dalam [12]: dari gas ideal. Hubungan antara entalpi (ℎ)
dan entropi (𝑠) ditunjukkan oleh persamaan
𝑋̇ = 𝑋̇ 𝑃𝐻 +𝑋̇ 𝐶𝐻 + 𝑋̇ 𝑇𝑀 + 𝑋̇ 𝐾𝑁 (1) di bawah ini [8]:
Energi potensial juga merupakan bagian 𝑋̇ 𝑇𝑀 = 𝑚̇. [(ℎ − ℎ0 ) − 𝑇0 . (𝑠 − 𝑠0 )] (4)
dari mechanical energy dan dapat
dikonversikan sepenuhnya dalam bentuk Untuk gas ideal, entalpi adalah fungsi
kerja. Karena itu, exergy (work potential) dari temperatur, sedangkan entropi adalah
dari energi potensial sistem, nilainya fungsi sederhana dari keduanya (tempertur
sebanding dengan nilai energi potensial dan suhu). Persamaan 5 dan 6 menunjukkan

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 4


hubungan entropi dan entalpi, dengan Tabel 1 Exergy fuel dan exergy produk
asumsi konstanta panas spesifik (𝑐𝑝 ) di atas Komponen Exergy Exergy
dapat diintegrasikan dari state 0 ke state Fuel Product
(T,p) dengan entalpi ℎ dan entropi 𝑠 ke Combustion 𝑋̇2 + 𝑋̇2′ 𝑋̇3
dalam persamaan berikut ini [8]: chamber

h − h0 = cp . (T − T0 ) (5) Dimana, 𝑋̇2 adalah exergy yang keluar


T P dari kompresor, 𝑋̇2 ′ adalah exergy pada
s − s0 = cp . ln − R. ln (6)
T0 P0 bahan bakar dan 𝑋̇3 adalah exergy yang
dihasilkan oleh combustion chamber.
Pada combustion chamber, bahan bakar Efisiensi eksergetik combustion
yang digunakan adalah senyawa chamber yang dilambangkan dengan
hidrokarbon, 𝐶𝑎 𝐻𝑏 yang bereaksi dengan 𝜂𝑐𝑐 merupakan perbandingan antara exergy
udara pembakaran seperti oksigen (𝑂2 ) dan yang dimanfaatkan dengan exergy fuel,
nitogen (𝑁2 ), dengan persamaan reaksi : sehingga efisiensi eksergetik combustion
b
chamber dihitung dengan persamaan (8):
Ca Hb + (a + ) (O2 + 3,76 N2 )
4 Ẋproduk
b b ηIIcc = × 100%
→ aCO2 + H2 O + 3,76 (a + ) N2
2 4
Ẋfuel
Ẋ3
Sehingga laju exergy kimia dari senyawa ηIIcc = × 100% (8)
Ẋ2 + Ẋ2′
hidrokarbon dapat dinyatakan dalam suatu
formulasi pendekatan untuk exergy kimia Dari perhitungan didapat nilai AFR udara
pada gas hidrokarbon, yaitu pada persamaan aktual yang didapat adalah 51,09 (kg
sebagai berikut [3] : udara/kg bahan bakar), sehingga didapat
nilai laju aliran massa bahan bakarnya
𝑋̇𝐶𝐶𝐻
𝑎 𝐻𝑏
𝑏 sebesar 1,38 𝑘𝑔/𝑠 dan nilai laju aliran
= 𝑚̇𝑏𝑏 . (1,033 + 0,0169
𝐿𝐻𝑉 𝑎 massa udara adalah 70,76 𝑘𝑔/𝑠. Nilai-nilai
0,0698 ini digunakan untuk menghitung laju energi
− ) (7)
𝑎 persatuan waktu nya atau daya pada masing-
masing state di sistem. Sedangkan nilai laju
Kehilangan exergy dihitung dari selisih aliran air dan uap pada siklus pembangkit
exergy fuel dengan exergy produk. Exergy uapnya didapat dari data harian pembangkit
fuel diartikan sebagai sumber daya yang Laju aliran exergy mengalami penurunan
digunakan untuk menghasilkan produk nilai lebih cepat dibanding dengan laju aliran
sedangkan exergy produk diartikan sebagai energi, sebagai nilai kerugian pada setiap
exergy yang dihasilkan oleh sistem. Exergy komponen. Perbedaan utama antara
fuel dan exergy produk untuk masing- kesetimbangan energi dan exergy adalah
masing komponen dijabarkan dalam gambar pada kerugian yang terjadi (komponen yang
tabel dan di bawah ini : hilang). Energi hilang dalam gas buang dan
kalor buang kondensor, sementara exergy
musnah oleh irreversibilitas sistem [13].
Nilai pemusnahan exergy dalam sistem
dapat menggambarkan irreversibilitas dalam
sistem tersebut. Dari perhitungan yang telah
dilakukan maka nilai pemusnahan exergy
Gambar 6 Skema Kesetimbangan exergy dan rasio pemusnahan exergy pada
pada Combustion chamber combustion chamber dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 5


Tabel 2 Tabel Hasil Kesetimbangan Exergy combustion chamber diantaranya dengan
𝑿̇𝒇𝒖𝒆𝒍 𝑿̇𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 𝑿̇𝒅𝒆𝒔𝒕𝒓𝒐𝒚𝒆𝒅 𝜼𝑰𝑰,𝒌𝒐𝒎𝒑 melakukan proses pemanasan terlebih
Komponen
(𝑴𝑾) (𝑴𝑾) (𝑴𝑾) (%) dahulu pada udara pembakaran, guna
Combustion menurunkan nilai AFR (Air Fuel Ratio).
Chamber
99,31 62,85 36,46 63,29
Analisis yang dilakukan dan solusi yang
diberikan hanya berdasarkan pada keadaan
3.2 Pembahasan fisik yang terjadi pada sistem. Sedangkan
solusi lainnya dapat saja diberikan seperti
Dari tabel yang dipaparkan sebelumnya peningkatan teknologi pada sistem, guna
dapat dilihat nilai dan rasio pemusnahan mengotimalkan kerja dari sistem tersebut.
exergy pada combustion chamber dalam Akan tetapi guna menyeimbangkan
sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap solusi fisik dan teknologi yang akan
(PLTGU) Teluk Lembu 30 MW. dilakukan, harus juga mempertimbangkan
Pemusnahan exergy yang terjadi pada aspek ekonomi, guna mendapatkan
combustion chamber yaitu sebesar 36,46 keuntungan yang optimal. Perawatan dan
MW. peningkatan teknologi akan mempengaruhi
Efisiensi exergy didapat dari biaya operasional perusahaan, sehingga
perbandingan antara nilai exergy produk berpengaruh juga terhadap harga jual listrik
dengan nilai exergy fuel pada combustion ke masyarakat luas.
chamber. Efisiensi exergy juga sering
disebut dengan efisiensi hukum kedua 4. Kesimpulan
termodinamika. Efisiensi exergy yang
terjadi pada combustion chamber sebesar Dari analisis yang telah dilakukan dapat
63,29%. diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
Combustion chamber merupakan lokasi berikut :
pemusnahan exergy terbesar dari sistem 1. Besar nilai pemusnahan exergy pada
[10], dimana terjadi pemusnahan exergy combustion chamber yaitu sebesar
sebesar 36,46 MW. Walaupun merupakan 36,46 𝑀𝑊
lokasi dengan nilai pemusnahan exergy 2. Nilai efisiensi exergetic yang terjadi
terbesar, combustion chamber sendiri pada combustion chamber adalah sebesar
memiliki efisiensi exergetic yang cukup 63,29%
besar sebesar 63,2 %. Besarnya exergy yang Ucapan Terimakasih
musnah dalam combustion chamber
disebabkan karena beberapa hal, yaitu Terimakasih yang sedalam-dalamnya
diantaranya : penulis ucapkan kepada PLTGU Teluk
1) Irreversibilitas akibat reaksi pembakaran, Lembu yang telah memberikan informasi
pada combustion chamber terjadi berupa data yang dibutuhkan penulis dalam
pembakaran yang tidak sempurna penelitian ini. Selanjutnya kepada Dosen
(terdapat excess air 305%). Yang mana pembimbing penulis Bapak Dr. Awaludin
mengakibatkan turun nya temperatur Martin, S.T., M.T. dan juga kepada semua
produk pembakaran yang digunakan keluarga Teknik Mesin Universitas Riau.
untuk menggerakkan turbin gas.
2) Irreversibilitas yang terjadi akibat reaksi Daftar Pustaka
kimia yang memungkinkan terjadi
[1] Data Statistics PLN. 2007. “Konsumsi
perpindahan panas antar aliran ke aliran.
Listrik yang Dipenuhi PLN di
3) Nilai LHV (Lower Heating Value) yang
Indonesia tahun 1995-2007”. PT.
rendah, sehingga mengakibatkan 𝑄𝑖𝑛 PLN (PERSERO).
rendah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk [2] Pusat Data dan Informasi Kementrian
mengurangi irreversibilitas yang terjadi pada ESDM. 2010. “Indonesia Energy

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 6


Outlook 2010 (IEO 2010)”. Technology, Isı Bilimi ve Tekniği
Kementrian ESDM Dergisi, 31,2, 41-50, 2011

[3] Moran, M. J., Shapiro, H. N., 2007. [11] Ameri M, P. Ahmadi dan S.
“Fundamentals of Engineering Khanmohammadi. 2008. "Exergy
Thermodinamics”. John Wiley& Analysis of a 420 MW Combined
Sons: New York: Cycle Power Plant ". Dipublikasikan
pada: International Journal of Energy
[4] Colpan, Can OzGur. 2005. “A Thesis : Research (Int. J. Energy Res). 2008;
Exergy Analysis Of Combined Cycle 32: 175-183.
Cogeneration System”. The Graduate
School of Natural And Applied [12] Bejan, A., Tsatsaronis G., Moran M.
Sciences of Middle East Technical 1996. “Thermal design and
University. optimization”, John Wiley and Sons
Inc. : USA
[5] Rant,Zoran. 1956. “ Exergye ein neues
Wort fϋr Technische Arbeitsfähigkeit” [13] Kail, C., AG, Siemen, Erlangen. 1998.
Dipublikasikan di: Forsch. Ing. Wes., “Evaluation of Advance Combined
Vol. 22, p.36-37., 1956. Cycle Power Plants”. Dipublikasikan
pada : Proceedings of Institution of
[6] Tsatsaronis, G. 2007 “ Definition and Mechanical Engineers, Vol 212 Part
Nomenclature in Exergy Analysis and A, London 198.
Exergoeconomocs”. Dipublikasikan
pada : Energy Intl.J (Internasional
Journal). 32,p 249

[7] Cengel, Yunus A.2005


“Thermodinamics An Engineering
Approach”. Mc.Graw Hill Education:
New York

[8] Truls, Gundenser. 2009.“An


Introduction to the Concept of Exergy
and Energy Quality Version 3”.
Thesis: Department of Energy and
Process Engineering Norwegian
University of Science and Technology
Trondheim: Norway

[9] Chand, V. Tara, dkk. 2013.”Exergy


Analysis of Gas Turbine Power
Plant”. Dipublikasikan pada :
International Journal of Engineeeing
Trends and Thecnology (IJETT)-
Volume 4 Issue 9- Sept 2013.

[10] Yilmazoğlu, Mustafa Zeki dan


Amiradebin Ehsan. 2011."Second Law
and Sensitivity Analysis of a Combined
Cycle Power Plant in Turkey".
Publish: J. of Thermal Science and

JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 7

Anda mungkin juga menyukai