PEMBAHASAN
PENUAAN
perubahan normal akibat penuaan. Perubahan ini tidak terjadi pada kecepatan yang
sama atau pada waktu yang sama untuk semua orang dan tidak selalu jelas atau
merupakan factor yang turut berperan paling kuat dalam perubahan gaya hidup
yang bergerak ke arah ketergantungan yang lebih besar dan persepsi negative
tentang kehidupan.
yang indah, diskusidan debat yang menarik, hiburan didalam dan diluar rumah,
makanan yang rasanya enak, berbagai keharuman yang sangat menyenangkan, dan
25
sentuhan seseorang yang dicintai. Persepsi sensori juga memberikan pertahanan
perubahan dalam indra-indra ini tidak mengakibatkan perbedaan yang jelas dalam
menyenangkan juga terhadap biaya. Sebagai contoh, seorang lansia mungkin tidak
mampu untuk mendeteksi makanan yang telah basi, sehingga dapat menyebabkan
seseorang untuk beradaptasi terhadap situasi yang kompleks dan berubah dalam
PENGLIHATAN
dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses penuaan termasuk penurunan
ini pada umumnya dimulai pada dekade keempat kehidupan, ketika seseorang
akomodasi terjadi karena otot-otot siliaris menjadi lebih lama dan lebih kendur, dan
untuk memusatkan pada ( penglihatan jarak dekat ) kondisi ini dapat dikoreksi
Ukuran pupil menurun (miosis pupil) dengan penuaan karena sfinkter pupil
lensa kristal yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menimbulkan katarak. Katarak
dan aktivitas setiap hari. Penglihatan yang kabur dan seperti terdapat suatu selaput
di atas mata adalah suatu gejala umum, yang mengakibatkan kesukaran dalam
sementara dengan penggunaan lensa. Selain itu, lansia harus didororng untuk
cahaya sering terjadi, menyebabkan lansia sering mengedipkan mata mata terhadap
cahaya terang atau ketika berada di luar pada siang hari yang cerah. Sensitivitas
ruangan atau menggunakan kaca mata hitam. Sinar yang menyilaukan atau
sinar yang sangat terang dari lampu besar mobil. Kedaan ini dapat berbahaya dan
mungkin menyebabkan suatu kemunduran dalam aktivitas social pada sore hari jika
Lansia harus diajarkan untuk menggunakan tangan mereka sebagai pemandu pada
pegangan tangga dan utnuk menggunakan cat berwarna terang pada bagian tepi
anak tangga. Perubahan dalam persepsi warna terjadi seiring dengan pembentukan
katarak dan mengakibatkan warna yang muncul tumpul dan tidak jelas, terutama
memudahkan dalam membedakan warna. Sakit mata atau rasa tidak nyaman pada
mata mungkin dialami oleh beberapa lansia karena pada lansia karena pada saat
dan tekanan pada mata secara teratur dan untuk melakukan operasi pengangkatan
PENDENGARAN
Penurunan fungsi sensorineural secara Kehilanagan pendengaran secara bertahap
lambat
PENDENGARAN
Pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun, antara 28 dan 55% mengalami gangguan
pendengaran dalam derajat yang berbeda. Diantaara mereka yang berusia lebih dari 80
tahun, 66% mengalami gangguan pendengaran. Diperkirakan 90% orang yang berada
dalam institusi mengalami masalah pendengaran.
Dalam presbikusis, suara konsonan dengan nada tinggi merupakan yang pertama kali
terpengaruh, dan perubahan dapat terjadi secara bertahap. Karena perubahan-perubahan
terjadi secara lambat, klien mungkin tidak langsung meminta bantuan yang dalam hal ini
sangat penting sebab semakin cepat kehilangan pendengaran dapat di detifikasi dan alat
bantu diberikan, semakin besar untuk kemungkinan berhasil. Karena kehilangan
pendengaran pada umumnya berlangsung secara bertahap, seseorang mungkin tidak
menyadari perubahannya sampai diberitahu oleh seseorang yang mengatakan bahwa ia
menjadi “susah mendengar”.
Dua masalah fungsional pendengaran pada populasi lanjut usia adalah ketidak mampuan
untuk mendeteksi volume suara dan ketidakmampuan untuk mendeteksi suara dengan nada
frekuensi yang tinggi seperti beberapa konsonan (misalnya f, s, sk, sh, dan l). Perubahan-
perubahan ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua telinga. Berbagai alat yang tersedia
saat ini digunakan untuk memeriksa adanya gangguan pendengaran seperti otoskop dengan
pemeriksaan histologi, mikrobiologi, dan biokimia, secara pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan otologis dan audiologis yang seksama sangat penting dilakukan.
B. TEORI PENUAAN
1. Teori Biologis
Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan
yang meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia
25
dan kematian (Christofalo dalam Stanley).Perubahan yang terjadi di dalam tubuh
dalam upaya berfungsi secara adekuat untuk dan melawan penyakit dilakukan
mulai dari tingkat molekuler dan seluler dalam sistem organ utama. Teori biologis
mencoba menerangkan menganai proses atau tingkatan perubahan yang terjadi
pada manusia mengenai perbedaan cara dalam proses menua dari waktu ke waktu
serta meliputi faktor yang mempengaruhi usia panjang, perlawanan terhadap
organisme dan kematian atau perubahan seluler.
a. Teori Genetika
Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi
dapat merusak sintesis DNA. August Weissmann berpendapat bahwa sel somatik
nomal memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan
25
fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenerasi.
Teori wear and tear mengungkapkan bahwa organisme memiliki energi tetap yang
terseddia dan akan habis sesuai dengan waktu yang diprogramkan.
c. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membawa
perubahan dalam proses penuaan. Faktor-faktor tersebut merupakan karsinogen dari
industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi.
d. Teori Imunitas
Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi
merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu
sendiri.
Radikal bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat
menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang
menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul,
akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel
akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi.
Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah
berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin
kemampuannya untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin,
yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh
karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.
f. Teori Neuroendokrin
2. Teori Sosiologi
a. Teori Kepribadian
Teori ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran masyarakat dan
tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah
berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda.
Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan
eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk
menghadapi harapan yang belum dicapai.
d. Teori Aktivitas
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka
ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh
arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen
kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas
mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang
kehidupan.
e. Teori Kontinuitas
f. Teori Subkultur
3. Teori Psikologis
Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena
penuaan psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga
melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol perilaku atau
regulasi diri.
A.DEFINISI
- Katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang
- Katarak adalah : Perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dari tembus
cahaya menjadi keruh. Penyakit ini menyebabkan penderita tidak bisa melihat
dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan
akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina (menurut dr.Setiyo Budi
Riyanto, SpM)
6. A free radical (terkena radiasi terus menerus dalam waktu yang lama)
C. KLASIFIKASI
1. Stadium awal (insipien). Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa
mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa.
25
Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada
berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol
mulai terlihat di dalam korteks. Katarak sub kapsular posterior, kekeruhan mulai
terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan dan
kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak
sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu
yang lama. (Ilyas, Sidarta : Katarak Lensa Mata Keruh, ed. 2,).
2. Stadium imatur. Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-
bagian yang jernih pada lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi kortek yang
mata depan akan lebih sempit.( (Ilyas, Sidarta : Katarak Lensa Mata Keruh, ed. 2,).
3. Stadium matur. Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran
air bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul. Didalam stadium ini lensa akan
berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan
mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa
Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif. ( Ilyas, Sidarta : Katarak
masa lensa ini dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka
timbul penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik (Ilyas, Sidarta :
Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau
2. Katarak Kortikal.
Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruhan putih
mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan.
3. Katarak Subkapsular.
Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur jalan sinar
masuk. DM, renitis pigmentosa dan pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu
25
yang lama dapat mencetuskan kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua
mata.
D. PATOFLOW TERLAMPIR
E. MANIFESTASI KLINIS
F. KOMPLIKASI
• sumbatan pupil
• gloukoma
• perdarahan
• pelepasan koroid
• uveitis dan
25
• endoftalmitis
Dapat diubah posisinya kembali dengan pemberian tetes mata dilator, diikuti
dengan pemberian posisi kepala dan diakhiri dengan tetes mata konstriktor, atau pasien
memerlukan pembedahan lagi untuk mereposisi atau mengangkat IOL.
lainnya.
lainnya.
umum.
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser
baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan
keluar melalui kanula (Pokalo, 1992).
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka
penanganan biasanya konservatif. Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan
sehari-hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari-hari; seperti berdandan,
ambulasi, aktivitas rekreasi, menyetir mobil, dan kemarapuan bekerja, sangat penting
untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing-masing penderita.
DATA FOKUS
DS DO
- Klien mengatakan tersinggung bila DATA TAMBAHAN
DATA TAMBAHAN
- TD : 130/80 mmHg
matanya sistemik.
mata
ANALISA DATA
- Kemungkinan klien
mengatakan Pengelihatan
obyek
- Kemungkinan klien
mengatakan ketika
objek tersebut.
- Kemungkinan klien
- Kemungkinan klien
dimalam hari
25
- Kemungkinan klien
mengatakan seperti
matanya
- Kemungkinan klien
mengatakan
pandangannya kabur
- Kemungkinan klien
melihat.
DO :
- Kemungkinan mata
- Kemungkinan pupil
klien terdapat
pengembunan seperi
keabuan.
Tanda-Tanda Vital
- TD : 130/80 mmHg
- RR : 20 x/menit
- HR : 80x/menit
- S : 36,5oC
- Kemungkinan terjadi
25
perubahan warna pada
lensa mata
- Kemungkinan terlihat
disekeliling lensa.
DS : penyakit
- Kemungkinan klien
sekarang.
- Kemungkinan klien
mengatakan takut
mengalami kebutaan
- Kemungkinan klien
mengatakan takut
bagian mata.
DO :
- Kemungkinan klien
bertanya-tanya kepada
perawat tentang
kondisinya.
- Kemungkinan klien
25
terlihat cemas
DS : psikososial
- Kemungkinan klien
mengatakan Pengelihatan
obyek.
- Kemungkinan klien
dimalam hari
- Kemungkinan klien
mengatakan ketika
objek tersebut.
- Kemungkinan klien
mengatakan seperti
matanya
sesuai (misalnya
peningkatan interaksi
dengan angka-angka
yang besar).
- Kurangi jumlah
stimulus untuk
sediakan waktu
istirahat).
- Jangan memindahkan
barang-barang didalam
memberitahu pasien.
kolaborasi
jawaban langsung
terhadap pertanyaan
perkembangan
penyakitnya.
Kolaborasi :
- Atur akses ke penasihat
2. Pengendelaian diperlukan
konsisten)
- pantau faktor
risiko perilaku
pribadi dan
lingkungan
- mengembangkan
25
dan mengikuti
strategi
pengendalian
resiko
- mengubah gaya
hidup untuk
mengurangi
resiko
1. Hidup Sehat
Setiap orang pasti berkeinginan untuk terus dapat hidup sehat dan kuat
sampai tua, untuk mencapainya ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satu
caranya adalah berperilaku hidup sehat.
Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara
tersebut adalah:
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang,
kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi
bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada lanjut
25
usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan
fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh
dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan
sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan
kebutuhannya. Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai berikut (Depkes, 1991):
Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan
makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.
• Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang
biji – bijian).
bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah
bertahap.
• Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat,
yoghurt, ikan.
• Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang –
• Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan – bahan yang
Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan
fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti
kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang
dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan
kelenturan tulang juga berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal
tulang adalah penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain
dari minum air putih adalah mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di
dalam tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu saja tanpa air yang cukup kerja
usus tidak dapat maksimal , dan muncullah sembelit.
Dan air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft
drink, minuman beralkohol, es maupun sirup. Bahkan minuman-minuman tersebut
tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang
mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah tinggi, obesitas dan
sebagainya.
Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan
kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf,
lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang
bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut dapat
menghambat laju perubahan degeneratif.
5. Menjaga kebersihan
Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan
tubuh saja, melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian
dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah: mandi
minimal 2 kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan
sesuatu dengan tangan, membersihkan atau keramas minimal 1 kali seminggu, sikat
gigi setiap kali selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang ( telinga,
hidung, pusar, anus, vagina, penis ), memakai alas kaki jika keluar rumah dan
pakailah pakaian yang bersih.
Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat
bantuan dari orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu diusahakan untuk
mandiri dan hanya diberi pengarahan.
• Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi
tenang Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan,
merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat
• Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik
secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih
disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan
ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk
25
melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum murah tidak perlu
9. Rekresi
Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi
dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah, taman dekat
rumah atau halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas bersama keluarga
dan anak cucu, duduk bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak,
pikiran dan melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to nature
atau kembali lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi tekhnologi tetapi
paling tidak kita harus menghindari bahan makanan kalengan, minuman kalengan,
25
makanan yang diawetkan, makanan siap saji dan harus lebih banyak mengkonsumsi
sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar dan juga minum air putih.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Penerbit Buku
5. Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan
25
Gerontik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
EGC, Jakarta
25