1. Yoke
2. WCP-2 AEROSOL
3. Serbuk magnet 7HF AEROSOL
4. Majun
Prinsip dasar uji penetran adalah sifat kapilaritas. Bila celah yang sangat
sempit diberi cairan. Maka celah tersebut akan mampu menyedot cairan sehingga
celah akan berisi cairan. Cairan yang ada di dalam celah akan dapat disedot ke
luar ke permukaan bila ujung celah diberi developer yang daya kapilaritasnya
lebih kuat. Cairan yang disedot oleh developer di ujung celah akan memberikan
indikasi bahwa di tempat tersebut terdapat celah.
Uji cairan penetran dilakasanakan dengan tahapan sebagai berikut :
(a)
(b)
Gambar 4.2 (a) penyemprotan cairan Penetrant pada propeller, (b) penyemprotan
cairan Penetrant pada shaft propeller
(a) (b)
Gambar 4.3 (a) penyemprotan bubuk developer pada propeller, (b) penyemprotan
bubuk developer pada shaft propeller
7. Hasil pengujian akan tampak. Bila ada keretakan akan timbul bercak
berwarna merah pada permukaan Developer yang putih. Batas waktu
inspeksi adalah 5 sampai 20 menit, ini untuk menghindari kesalahan
indikasi
Berikut ini adalah hasil pengujian dengan mengggunakan Penetrant test pada
propeller dan shaft propeller :
(a)
(b)
Gambar 4.4 (a) Hasil inspection pada propeller dan shaft propeller, (b) indikasi
crack dan porosity pada propeller
Setelah diuji dengan penetran test didapatkan hasil :
- pada propeller terdapat crack dan porosity. pada shaft
propeller tidak terdapat cacat/crack.
1. Cleaning
Kondisi permukaan harus di perhatikan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu
proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll.
2. Apply WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan keringg maka dilakukan
penymprotan WCP 2 secara merata. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP 2
lebih kontras dari pada serbuk ferromagnetik.