FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Oleh:
Pembimbing:
Dr. dr. Annisa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F
PENDAHULUAN
Secara garis besar, semua dokter yang telah mempunyai surat penugasan atau
surat izin dokter dapat membuat keterangan ahli. Namun untuk tertib administrasinya,
maka sebaiknya permintaan keterangan ahli ini hanya dajukan kepada dokter yang
bekerja pada suatu instansi kesehatan (Puskesmas hingga rumah sakit) atau instansi
khusus untuk itu, terutama yang milik pemerintah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianPenyidik
Penyidik menurut Pasal 1 butir ke-1 KUHAP adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia
atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan. KUHAP lebih jauh lagi mengatur tentang penyidik
dalamPasal 6, yang memberikan batasan pejabat penyidik dalam proses pidana. Adapun
batasan pejabat dalam tahap penyidikan tersebut adalah pejabat penyidik POLRI dan
Pejabat penyidik negeri sipil. Penyidik pembantu selain diatur dalam Pasal 1 butir ke 1
KUHAP dan Pasal 6 KUHAP, terdapat lagi Pasal 10 yang mengatur tentang adanya penyidik
pembantu disamping penyidik Untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan orang yang
berhak sebagai penyidik ditinjau dari segi instansi maupun kepangkatan, ditegaskan dalam
Pasal 6 KUHAP. (4)
Dalampasaltersebutditentukaninstansidankepangkatanseorangpejabatpenyidik.Bertitiktolak
dariketentuanPasal 6 KUHAP yang dimaksud, yang
berhakdiangkatsebagaipejabatpenyidikantara lain adalah: a. PejabatPenyidikPolri Agar
seorangpejabatkepolisiandapatdiberijabatansebagaipenyidik,
makaharusmemenuhisyaratkepangkatansebagaimanahalituditegaskandalamPasal 6 ayat (2)
KUHAP. MenurutpenjelasanPasal 6 ayat (2), kedudukandankepangkatan yang
diaturdalamPeraturanPemerintah,
diselaraskandandiseimbangkandengankedudukandankepangkatanpenuntutumumdan
hakim peradilanumum. PeraturanPemerintah yang
mengaturmasalahkepangkatanpenyidikadalahberupa PP Nomor 27 Tahun
1983.Syaratkepangkatandanpengangkatanpejabatpenyidikanantaralainadalahsebagaiberiku
t:
B. Penyidikan
Penyidikanmerupakantahapanpenyelesaianperkarapidanasetelahpenyelidikan
yang
merupakantahapanpermulaanmencariadaatautidaknyatindakpidanadalamsuatu
peristiwa.Ketikadiketahuiadatindakpidanaterjadi,
makasaatitulahpenyidikandapatdilakukanberdasarkanhasilpenyelidikan.Padati
ndakanpenyelidikan, penekanannyadiletakkanpadatindakan
“mencaridanmenemukan” suatu “peristiwa” yang
dianggapataudidugasebagaitindakanpidana.
Sedangkanpadapenyidikantitikberatpenekanannyadiletakkanpadatindakan
“mencarisertamengumpulkanbukti”.Penyidikanbertujuanmembuatterangtinda
kpidana yang ditemukandanjugamenentukanpelakunya.
BerdasarkanrumusanPasal 1 butir 2 KUHAP, unsur-unsur yang
terkandungdalampengertianpenyidikanadalah:
a. Penyidikanmerupakanserangkaiantindakan yang
mengandungtindakantindakan yang antarasatudengan yang lain
salingberhubungan;
b. Penyidikandilakukanolehpejabatpublik yang disebutpenyidik;
c. Penyidikandilakukandenganberdasarkanperaturanperundang-undangan.
d. Tujuanpenyidikanialahmencaridanmengumpulkanbukti, yang
denganbuktiitumembuatterangtindakpidana yang terjadi,
danmenemukantersangkanya. (5)
C. Visum et Repertum
Visumetrepertumadalahistilah yang
dikenaldalamIlmuKedokteranForensik, biasanyadikenaldengannamaVisum.
Visumberasaldaribahasa Latin, bentuktunggalnyaadalah
visa.Dipandangdariartietimologiatautatabahasa, kata visumatau visa
berartitandamelihatataumelihat yang
artinyapenandatanganandaribarangbuktitentangsegalasesuatuhal yang
ditemukan, disetujui, dandisahkan, sedangkanRepertumberartimelapor yang
artinyaapa yang telahdidapatdaripemeriksaandokterterhadapkorban.
Secaraetimologivisumetrepertumadalahapayang dilihatdandiketemukan1
Visumetrepertumadalahlaporantertulisuntukperadilan yang
dibuatdokterberdasarkansumpah/janji yang
diucapkanpadawaktumenerimajabatandokter, memuatberitatentangsegalahal
yang dilihatdanditemukanpadabarangbuktiberupatubuhmanusia/benda yang
berasaldaritubuhmanusia yang diperiksasesuaipengetahuandengansebaik-
baiknyaataspermintaanpenyidikuntukkepentinganperadilan.1,9
- “Surat keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas sumpah/ janji
(jabatan/ khusus), tentang apa yang dilihat pada benda yang
diperiksanya” (Kesimpulan NY.\Karlinah P.A. Soebroto SH. dari S.
1973 No. 350 pasal 1 dan pasal 2).2
- “Suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa
yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperilsanya serta
memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan
peradilan”.2
Visumetrepertummerupakanpenggantibarangbukti,
olehkarenabarangbuktitersebutberhubungandengantubuhmanusia (luka,
mayatataubagiantubuh). KUHAP tidakmencantum kata visumetrepertum.
Namunvisumetrepertumadalahalatbukti yang sah. Bantuandokterpadapenyidik
:PemeriksaanTempatKejadianPerkara (TKP), pemeriksaankorbanhidup,
pemeriksaankorbanmati. Penggalianmayat, menentukanumurseorangkorban /
terdakwa, pemeriksaanjiwaseorangterdakwa, pemeriksaanbarangbukti lain
(trace evidence). (Idries, 1997)1,8
KESIMPULAN
Penyidikanmerupakantahapanpenyelesaianperkarapidanasetelahpenyelidikan
yang
merupakantahapanpermulaanmencariadaatautidaknyatindakpidanadalamsuatuperistiw
a.Ketikadiketahuiadatindakpidanaterjadi,
makasaatitulahpenyidikandapatdilakukanberdasarkanhasilpenyelidikan.
DAFTAR PUSTAKA