Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menentukan berat molekul suatu senyawa yang mudah menguap
dengan cara mengukur masa jenis uap dari senyawa tersebut.
B. Dasar Teori
Konsep massa relatif tidak hanya untuk atom tetapi juga untuk molekul dengan istilah
massa molekul relatif (Mr). Dari hukum kekekalan massa diketahui bahwa bila atom-atom
bergabung membentuk molekul, massa atom relatifnya tidak berubah. Dengan demikian
massa molekul relatif merupakan jumlah massa atom relatif dari atom-atom di dalam
rumusnya. Massa molekul relatif dapat dapat ditentukan dengan berbagai cara. Senyawa
yang berupa cairan mudah menguap , massa molekul relatifnya ditentukan dengan cara
Dumas, cara Regnault, dan cara Victor Meyer.
Percobaan penentuan berat molekul berdasarkan massa jenis gas merupakan alternatif
lain dari metode penentuan berat molekul berdasarkan massa jenis gas dengan alat Victor
Meyer. Persamaan gas ideal dan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat
molekul senyawa volatil. Dari persamaan gas ideal :
P V = n R T ................................ (1)
P (M) = (m/V) R T
= ρ R T .............................. (3)
Keterangan :
M = berat molekul
P = tekanan gas
V = volume gas
T = suhu (K)
R = tetapan gas
C. Metodologi Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Alat
- Labu erlenmeyer (150 mL)
- Beaker glass (600 mL)
- Aluminium foil
- Karet gelang
- Jarum
- Neraca analitik
- Desikator
- Barometer
b. Bahan
- Cairan volatil (kloroform)
c. Prosedur Percobaan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1. Kloroform
- Diambil labu erlenmeyer bersih dan kering
- Ditutup dengan aluminium foil dan karet
gelang
- Dimasukkan kurang lebih 5 mL kloroform
dalam erlenmeyer
- Ditutup kembali erlenmeyer tersebut
- Dibuat lubang kecil pada aluminium foil
menggunakan jarum
- Direndam erlenmeyer dalam penangas air
bersuhu kurang lebih 100oC sedemikian
sehingga air kurang lebih 1 cm dibawah
aluminium foil
- Dibiarkan sampai semua kloroform menguap
- Dicatat suhu penangas air
- Diangkat erlenmeyer dari penangas setelah
semua kloroform menguap
- Dikeringkan air yang terdapat pada bagian
luar erlenmeyer
- Ditempatkan erlenmeyer dalam desikator
hingga uap dalam erlenmeyer kembali
menjadi cairan
- Ditimbang labu erlenmeyer yang sudah
dingin dengan neraca analitik
- Diisikan air ke dalam erlenmeyer hingga
penuh
- Ditimbang erlenmeyer yang berisi air penuh
untuk menentukan volume erlenmeyer
- Diukur tekanan atmosfer dengan barometer
- Dihitung faktor koreksi
Hasil
D. Data Pengamatan
Setelah melakukan percobaan penentuan berat molekul berdasarkan massa jenis gas,
diperoleh data dalam tabel berikut.
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Ditimbang labu erlenmeyer + Massa = 62,1824 gram
aluminum foil + karet gelang
2. Cairan volatil (kloroform) Tidak berwarna
dimasukkan dalam erlenmeyer
3. Erlenmeyer direndam di dalam Suhu saat erlenmeyer
penangas sampai semua cairan dimasukkan = 52°C
volatil menguap Suhu awal cairan volatil
menguap = 57°C
Suhu saat semua cairan
volatil menguap = 64,5°C
4. Erlenmeyer yang sudah Massa = 62,3507 gram
dekeluarkan dari desikator lalu
ditimbang
3. Ditimbang erlenmeyer kosong Massa = 61,35 gram
4. Ditimbang erlenmeyer + air Massa = 181,35 gram
5. Diukur tekanan atmosfir 738,5 mmHg
62,3507 g−62,1824 g
= 0,120 𝐿
0,1683 g
= 0,120 L
= 1,4025 g/L
4. Suhu penangas air dinyatakan dalam satuan Kelvin
T = 64,5°C + 273 = 337,5K
5. Menghitung berat molekul (M) cairan volatil (kloroform) dengan menggunakan
persamaan gas ideal tanpa memasukkan faktor koreksi.
PV = nRT
m
PV = RT
M
m
P (M) = RT
V
P (M) =ρRT
ρRT
M = P
−1
1,4025 g/L 𝑥 0,08206 𝐿.𝑎𝑡𝑚.𝑚𝑜𝑙 .𝐾−1 𝑥 337,5𝐾
= 0,972 atm
= 39,962 g/mol
Jadi berat molekul kloroform yang dihasilkan dari percobaan ini yaitu 39,962 g/mol.
Sedangkan berat molekul kloroform yang dihitung secara teoritis yaitu:
Berat molekul klorofrom = [(𝐴𝑟 𝐶 𝑥 1) + (𝐴𝑟 𝐻 𝑥 1) + (𝐴𝑟 𝐶𝑙 𝑥 3)]
𝑔 𝑔 𝑔
= [(12,01 𝑥 1) + (1 𝑥 1) + (35,45 𝑥 3)]
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙
𝑔
= 119,37 𝑚𝑜𝑙
Ketika dibandingkan berat molekul kloroform yang diperoleh dari percobaan dan
berat molekul teoritis, terdapat perbedaan yang sangat besar. Persen kesalahannya dapat
diketahui dengan perhitungan berikut.
𝑀 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑀 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
% kesalahan = | | 𝑥 100%
𝑀 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑔 𝑔
39,962 − 119,37
% kesalahan = | 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙 | 𝑥 100%
𝑔
119.37
𝑚𝑜𝑙
79,37
% kesalahan = | | 𝑥 100% = 66,52%
119,37
Setelah pemanasan dan pendinginan dalam desikator, tidak semua uap kloroform
kembali ke bentuk cairnya. Oleh karena itu massa kloroform sebenarnya harus
ditambahkan dengan massa udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu
erlenmeyer karena adanya uap cairan yang tidak mengembun. Massa udara tersebut dapat
dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial udara yang tidak dapat masuk ke
dalam erlenmeyer sama dengan tekanan uap cairan kloroform pada suhu kamar. Dengan
perhitungan faktor koreksi sebagai berikut.
Factor koreksi:
𝐿𝑜𝑔 𝑃 = (6,90328 − 1163,03/(227,4 + 𝑇)
1163.03
𝐿𝑜𝑔 𝑃 = (6,90328 − )
227,4 + 28
𝐿𝑜𝑔 𝑃 = (6,90328 − 4,55375)
𝐿𝑜𝑔 𝑃 = 2,34953
𝑃 = 223,62 𝑚𝑚𝐻𝑔
1 𝑎𝑡𝑚
𝑃 = 223,62 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝑥
760 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑃 = 0,29423 atm
Setelah diketahui faktor koreksi, dapat dihitung berat molekul kloroform dengan
penambahan faktor koreksi. Dengan perhitungan sebagai berikut.
F. Kesimpulan
1. Penentuan berat molekul senyawa volatil dapat dilakukan dengan mengukur massa
jenis senyawa dan dengan persamaan gas ideal
2. Berat molekul (M) kloroform yang diperoleh dari perhitungan tanpa memasukkan
faktor koreksi yaitu 39,962 g/mol sedangkan berat molekul teoritisnya 119,37 g/mol.
Dengan persen kesalahan sebesar 66,52%.
3. Berat molekul (M) kloroform yang diperoleh dari perhitungan dengan memasukkan
faktor koreksi yaitu 49,692 g/mol sedangkan berat molekul teoritisnya 119,37 g/mol.
Dengan persen kesalahan 58,37%.
G. Pertanyaan
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan utama dalam percobaan ini?
Jawab :
Jika dipanaskan terlalu lama, kemungkinan semua cairan volatil akan keluar dari
labu erlenmeyer
Ketika labu erlenmeyer kosong ditimbang, labu tersebut berisi udara. Sehingga
massa yang diperoleh kurang akurat
Tidak semua uap kloroform mencair kembali ketika didinginkan dalam desikator,
sehingga ketika ditimbang massa yang diperoleh lebih kecil
2. Dari analisis penentuan berat molekul suatu cairan X yang bersifat volatil diperoleh
nilai = 120 g/mol. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa tersebut mengandung
unsur 10% karbon, klor 89%, dan hidrogen 1%. Tentukan rumus molekul senyawa
tersebut!
Jawab :
Diketahui : Berat molekul (M) suatu cairan X = 120 g/mol.
Senyawa mengandung 10% unsur karbon, 89% unsur Cl, dan unsur H
1%
Ditanya : Rumus molekul?
Jawab :
Berat molekul (M) unsur C = 10/100 x 120 g/mol = 12 g/mol
Berat molekul (M) Unsur Cl= 89/100 x 120 g/mol = 106,8 g/mol
Berat molekul (M) Unsur H = 1/100 x 120 g/mol = 1,2 g/mol
Jumlah unsur C = M C : Ar C = 12g/mol : 12 g/mol = 1
Jumlah unsur H = M H : Ar H = 1,2 g/mol : 1,0 g/mol = 1
Jumlah unsur Cl = M Cl : Ar Cl = 106,8g/mol : 35,5g/mol = 3
H. Daftar Pustaka
KBK Kimia Fisika. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Fakultas MIPA
Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang
Sukarna, I Made. 2003. Kimia Dasar 1. Yogyakarta: JICA