Anda di halaman 1dari 4

BENTUK DAN HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Pentingnya Persepsi dalam Komunikasi Kesehatan


a. Definisi Persepsi
Ada banyak definisi untuk persepsi menurut para ahli. Jalaludin Rahmat
(2003:51) mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan Muhyadi (1991:233) mengemukakan
bahwa persepsi adalah proses stimulus dari lingkungannya dan kemudian
mengorganisasikan serta menafsirkan atau suatu proses dimana seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan atau ungkapan indranya agar
memilih makna dalam konteks lingkungannya. pengertian persepsi menurut Bimo
Walgito (2002:54) adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti
dan merupakan aktifitas terintegrasi dalam diri individu. Dari pengertian-pengertian
yang dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah proses menerima
informasi berupa stimulus dari alat indra dan memberinya makna1.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi


Persepsi seseorang dengan orang lain dapat berbeda meskipun terhadap objek
yang benar-benar sama. Menurut Shaleh (2009), hal tersebut dikarenakan persepsi
seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor2, yaitu:
1) Perhatian yang selektif
Seseorang akan mendapatkan berbagai macam stimulus setiap harinya
melalui panca indera. Namun, tidak semua stimulus akan tersimpan
dalam otak. Stimulus yang tersimpan hanyalah stimulus-stimulus yang
menarik perhatian.
2) Kebutuhan
Kebutuhan seseorang berbeda dengan orang lainnya. Perbedaan
kebutuhan biasanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seseorang. Orang
dengan status berekonomi yang tinggi menganggap memiliki mobil
pribadi hal yang biasa. Lain halnya dengan orang berekonomi rendah
yang menganggap bahwa memiliki mobil pribadi adalah sesuatu yang
sangat berarti. Dari contoh itu terlihat bahwa kebutuhan seseorang
terhadap suatu hal akan berpengaruh kepada persepsinya pada hal
tersebut.
3) Pengalaman dahulu
Pengalaman dahulu akan mempengaruhi persepsi dengan cara
mengaitkan informasi yang baru didapat dengan informasi lama yang
relevan dengan informasi baru tersebut. Jika informasi lama tersebut
pernah berdampak buruk pada seseorang, maka informasi yang baru
diterima juga akan dianggap buruk meskipun mungkin tidak demikian
adanya.
4) Suasana emosi
Keadaan emosi yang sedang dirasakan seseorang, baik itu sedih ataupun
senang, akan mempengaruhi perndapat seseorang mengenai hal-hal

1
Schiavo, Renata. 2014. Health Communication : From Theory to Practice.
doi:10.1017/CBO9781107415324.004.

2
http://etheses.uin-malang.ac.id/1660/6/11410100_Bab_2.pdf
disekitarnya. Dalam keadaan senang, seseorang memiliki kecenderungan
untuk menganggap berbagai hal disekitarnya adalah baik. Begitu pula
sebaliknya jika seseorang dalam keadaan sedih.

c. Proses terbentuknya persepsi


Persepsi terbentuk melalui beberapa tahapan. Menurut Miftah Thoha (2003:
145)3, tahapan-tahapan tersebut yaitu:
1) Stimulus
Pada proses awal terbentuknya persepsi, seseorang akan berhadapan
dengan stimulus-stimulus yang ada disekitarnya.
2) Registrasi
Stimulus-stimulus yang ada akan diterima oleh panca indera dan dibawa
ke otak melalui saraf-saraf yang terdapat pada panca indera.
3) Interpretasi
Sesampainya di otak, stimulus yang diterima akan diolah sedemikian
rupa dengan pengaruh-pengaruh berupa yang telah disebutkan diatas,
sehingga akan terbentuk interpretasi terhadap stimulus tersebut.
4) Umpan balik
Setelah melalui proses interpretasi, terbentuklah persepsi sebagai umpan
balik dari stimulus yang diterima

d. Jenis-jenis persepsi
Menurut Riswandi (2009), terdapat dua jenis persepsi, yaitu persepsi
lingkungan fisik dan persepsi lingkungan sosial4. Kedua jenis persepsi tersebut
memiliki perbedaan, yaitu:
1) Persepsi lingkungan fisik
Persepsi lingkungan fisik adalah persepsi yang dilakukan terhadap sifat-
sifat fisik suatu objek. Objek bersidat statis, sehingga tidak memberikan
umpan balik atas persepsi yang diberikan.
2) Persepsi sosial
Persepsi sosial adalah persepsi yang dilakukan terhadap sifat fisik (luar)
dan sifat dalam yang meliputiperasaan, motih, harapan, keyakinan, dan
lainnya. Persepsi ini bersifat interaktif sehingga ada kemungkinan
seseorang yang memberikan persepsi akan menerima umpan balik dari
orang yang menjadi objek.

e. Peranan persepsi dalam komunikasi kesehatan


Persepsi akan mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Pada
beberapa kasus sengketa medis, kebanyakan penyebabnya adalah persepsi. Hal
tersebut dikemukakan oleh dr. Khie Chen (Dianne Berry, 2007:27) , terjadinya
sengketa medis lebih sering disebabkan kesenjangan persepsi antara dokter dan
pasien. Di satu sisi, dokter dan rumah sakit telah mengupayakan pengobatan dengan

3
Agung, Wardana. 2012. “Persepsi Siswa Kelas XI SMAN 1 Depok Sleman Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
Pendidikan Jasmani Tahun 2010/2011,” 7–22
4
http://erepo.unud.ac.id/18812/3/1220025006-3-BAB%20II.pdf
optimal. Di sisi lain, pasien dan keluarga mengeluh karena merasa kurang puas atas
proses atau hasil dari pengobatan yang dilakukan pihak rumah sakit. Sengketa tersebut
biasanya terjadi akibat adanya perbedaan persepsi mengenai penyakit dan kesehatan
antara dokter dan pasien, ekspektasi yang berlebihan terhadap dokter oleh pasien, dan
ketidaksiapan dokter untuk menjalin komunikasi yang empatik dengan pasien . Maka
dari itu, persepsi yang benar sangat penting dalam komunikasi kesehatan karena akan
berdampak pada kesehatan yang membaik, kenyamanan dan kepuasan pasien,
penurunan resiko malpraktik dan sengketa yang terjadi antara pasien dan dokter5.
2. Bentuk Komunikasi
Terdapat dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non-verbal. Kedua
jenis komunikasi ini akan mempengaruhi bagaimana informasi diterima, disetujui, dan
diuraikan6. Kedua jenis komunikasi tersebut sangat berbeda. Perbedaannya yaitu7:
a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah penyampaian informasi menggunakan kata-kata.
Media yang digunakan pada komunikasi ini yaitu bahasa. Pemahaman tentang
bahasa sangat diperlukan akan informasi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik dan benar.
b. Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah cara penyampaian pesan atau informasi
menggunakan bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang digunakan dapat berupa
gerakan tangan, raut muka, gerakan mata, dan gerakan badan. Meskipun tanpa
adanya percakapan, dengan komunikasi non-verbal yang baik dan benar,
informasi dapat tersampaikan.

3. Variabel yang berperan dalam komunikasi


Terdapat beberapa variabel utama yang mempengaruhi komunikasi8, baik dari segi
jalannya komunikasi maupun hasil akhir dari komunikasi berupa tersampaikannya informasi
secara utuh. Faktor-faktor tersebut yaitu:
a. Empati
Empati kerupakan kemamuan mental untuk dapat mengetahui dan merasakan
perasaan orang lain. Komunikasi yang menggunakan empati dalam prosesnya
akan menjadi komunikasi yang bermakna bagi kedua belah pihak.
b. Kontrol
Kontrol merupakan komponen instrinsik yang dalam interaksi manusia.
Komponen ini adalah komponen yang memberikan peran kepada kedua pihak
yang terlibat komunikasi untuk menjadi pihak yang mempengaruhi atau pihak
yang dipengaruhi.
c. Kepercayaan
Adanya kepercayaan pada pihak-pihak yang terlibat komunikasi akan
membantu menjalin hubungan yang efektif antar pihak-pihak yang terlibat
komunikasi. Hubungan yang efektif akan membuat komunikasi dapat berjalan
dengan lancar.
d. Keterbukaan

5
Schiavo, Renata. 2014. Health Communication : From Theory to Practice.
doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
6
Schiavo, Renata. 2014. Health Communication : From Theory to Practice.
doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
7
http://nurlaela.note.fisip.uns.ac.id/2015/09/23/komunikasi-verbal-dan-non-verbal/
8
http://helvetia.ac.id/elearning/file.php/1/Communication4-variabel.pdf
Penyampaian informasi yang bersifat pribadi kepada orang lain adalah bentuk
dari keterbukaan. Keterbukaan adalah ciri dari adanya kepercayaan diantara
kedua belah pihak yang terlibat komunikasi. Dengan adanya keterbukaan,
kesalahpahaman yang mungkin terjadi dalam komunikasi dapat dihindari.

4. Hambatan dalam komunikasi


Komunikasi yang berlangsung tidak selamanya berjalan dengan lancar.
Ketidaklancaran komunikasi dapat menyebabkan informasi yang disampaikan tidak diterima
dengan sempurna. Adapun faktor-faktor penghambat (barier) komunikasi9, yaitu:
a. Bahasa
Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Penggunaan dan
penyebutan kata dengan cara yang kurang tepat dapat menjadi penghambat
dalam komunikasi

b. Lingkungan
Lingkungan dapat menjadi hambatan dalam komunikasi apabila lingkungan
tersebut memiliki kondisi yang ramai, ribut, dan tidak nyaman. Kondisi
tersebut akan menyebabkan informasi yang disampaikan terganggu sehingga
informasi tidak tersampaikan dengan utuh.
c. Fisik
Bisu, buta, dan tuli merupakan bentuk hambatan fisik dalam komunikasi.
Panca indera utama penerima informasi, yaitu mulut, mata, dan telinga saling
berkoordinasi ketika menerima informasi. Mata berfungsi sebagai alat
penerima informasi dari komunikasi non-verbal dan telinga berfungsi sebagai
penerima informasi dari komunikasi verbal.
d. Psikologi
Komunikasi yang efektif akan lebih sulit tercapai ketika salah satu atau dua
belah pihak tidak dalam kondisi yang sehat untuk berkomunikasi. Misalnya
keadaan marah. Ketika seseorang dalam keadaan marah, informasi yang
disampaikan memiliki cenderung untuk ditolak mentah-mentah karena pada
kondisi tersebut otak tidak dapat mengolah informasi dengan benar.

Dengan demikian, pihak pemberi informasi harus memperhatikan hambatan apa saja
yang mungkin terjadi ketika komunikasi dilakukan dan mencari solusi agar informasi yang
disampaikan dapat diterima secara optimal.

9
http://www.ubm.ac.id/faktor-hambatan-barriers-dalam-komunikasi-yang-efektif/

Anda mungkin juga menyukai