Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Biodiesel

Biodiesel adalah ester monoalkil dari minyak tanaman, yang berupa jenis bahan bakar
diproduksi dari bahan pertanian yang dapat diperbaharui. Diproduksi dari berbagai biomassa
yang mengandung minyak. Pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa menggunakan metode
pemanasan santan akan menghasilkan produk samping yang tidak dimanfaatkan yaitu blondo
dan ampas kelapa.
Bahan Yang Digunakan
1. Minyak kelapa (Jelantah)
Minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali, memiliki kandungan asam lemak
bebas (FFA) yang cukup tinggi sebagai akibat dari proses pemanasan selama digunakan untuk
menggoreng. Pemanasan dapat mempercepat hidrolisis trigliserida dan meningkatkan kandungan
asam lemak bebas (FFA) di dalam minyak.
2. Ampas kelapa
Hasil ekstraksi parutan daging kelapa berupa santan sebagai bahan baku pembuatan
minyak kelapa. Kandungan minyak di dalam ampas kelapa berkisar 12,2 - 15,9% sehingga
berpotensi sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Selama ini ampas kelapa hanya sebagian
kecil yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sisanya terbuang ke lingkungan sebagai limbah,
dengan mengolahnya menjadi biodiesel akan meningkatkan daya guna dari ampas kelapa
Pembuatan Biodiesel
1. Pembuatan Biodiesel dari Ampas Kelapa
Pembuatan biodiesel menggunakan minyak dari ampas kelapa. Prinsip dalam pembuatan
biodiesel dengan menambahkan alkohol sebagai alkali dan dibantu dengan katalis basa (KOH)
yang bertujuan untuk membantu mempercepat reaksi transesterifikasi dengan konsentrasi
tertentu. Alkohol untuk mengkonversi metil minyak atau lemak menjadi ester. Basa digunakan
untuk mempercepat proses reaksi pembentukan metil ester. Pencampuran methanol sebanyak
20% dari berat minyak ampas kelapa dengan katalis basa (KOH) membentuk larutan metoksida.
Larutan metoksida sebagai nukleofil (reagen yang akan bereaksi dengan pasangan kimianya
membentuk ikatan kimia) dalam transesterifikasi. Larutan metoksida ditambahkan ke dalam
minyak ampas kelapa untuk menghasilkan metil ester dan gliserol pada suhu 55-65 0C selama 50
menit dengan pengadukan meningkatkan kontak antara minyak, metanol, dan katalis sehingga
meningkatkan kecepatan reaksi pembentukan metil ester.
2. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah
a. Tahap Esterifikasi
Pencampuran methanol sebanyak 20% dengan HCl sebanyak 1% yang kemudian
ditambahkan pada minyak jelantah. Penambahan HCl selain sebagai katalis untuk
menurunkan bilangan asam minyak jelantah yang diesterifikasi. Hal ini dapat disebabkan
oleh jumlah molekul katalis HCl yang digunakan sudah cukup membawa pereaksi-
pereaksi menuju kondisi yang efektif.
b. Tahap Transesterifikasi
Transesterifikasi dilakukan pada suhu tinggi sekitar 65°C dengan lama waktu 50
menit pada waktu tertentu dengan dilakukan pengadukan. Kemudian diperoleh Crude
Biodiesel dan Gliserol yang merupakan hasil dari transesterifikasi, dilakukan pemisahan
antara gliserol dan crude biodiesel dengan metode pemisahan dekantasi berdasarkan berat
jenis dari bahan. Gliserol berada di atas dan minyak kelapa berada dibawah kemudian
dilakukan pemisahan. Setelah itu dilakukan Nitrasi dengan memasukkan ion nitrat dan
nitrit ke dalam biodiesel tujuannya untuk menambah molekul Oksigen dalam biodiesel
sehingga mampu mendapatkan proses pembakaran yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai