Pada praktikum penetapan indeks pembusaan dan angka ikan ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kandungan saponin di dalam simplisia dan
mengukur banyaknya senyawa yang dapat menghasilkan busa dalam simplisia. Nilai indeks pembusaan tersebut dapat mengindikasikan aman tidaknya suatu tanaman untuk dijadikan sediaan obat. Walau dapat melindungi tanaman terhadap mikroba dan jamur, pada beberapa tanaman (misalnya dari gandum dan bayam) juga dapat meningkatkan penyerapan gizi dan membantu pencernaan hewan. Namun pada konsentrasi tinggi, saponin memiliki efek toksin yang dapat mengancam kehidupan sebagian hewan (terutama hewan berdarah dingin) (Foerster, 2006). Pada praktikum ini digunakan Momordiaceae Fructus (buah pare) sebagai sampelnya. Menurut Cronquist dalam Dasuki (1991) klasifikasi dari pare adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub Divisi : Magnoliopsida Kelas : Dycotiledonae Famili : Cucurbitaceae Genus : Momordica Spesies : Momordica charantia Saponin merupakan detergen alami yang ditemukan di banyak tanaman serta merupakan glikosida non nitrogen, glikosida kompleks atau metabolit sekunder yang banyak terdapat di alam, terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Keberadaan saponin sangat mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dengan air yang apabila dikocok menimbulkan buih yang stabil. Saponin mengandung aglikon polisiklik yang khasnya adalah berbuih saat dikocok dengan air. Kemampuan berbusa saponin disebabkan oleh bergabungnya sapogenin nonpolar dan sisi rantai yang larut dalam air. Sapogenin ini berasal dari saponin pada hidrolisis yang menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai “sapogenin” (Amirth,2002). Saponin memiliki suatu karakteristik, yaiu dapat menimbulkan busa pada saat dikocok dalam air, karakteristik inilah yang menjadi dasar dalam penetapan indeks pembusaan simplisia. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan pada air, maka indeks pembusaan ini menunjukan bahwa saponin yang terkandung dapat menurunkan tegangan permukaan antara air dan udara sehingga terbentuk busa. Saponin yang bersifat polar akan menarik udara ke dalam air sehingga udara terdispersi ke dalam air dalam bentuk busa. Jadi semakin besar indeks pembusaan suatu simplisia, maka kandungan saponin dalam simplisia tersebut semakin besar. Pada percobaan penetapan indeks pembusaan, tahap pertama yang harus dilakukan setelah mendapatkan simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) adalah melakukan penimbangan. Simplisia ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian, menghaluskan simplisia. Fungsi penghalusan simplisia ini untuk meperluas permukaan simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) sehingga memperbanyak kontak dengan air mendidih yang sudah disiapkan. Tahap kedua adalah masukkan simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) ke dalam gelas kimia yang berisi 100 ml aquadest, dibiarkan mendidih selama 30 menit. Pendidihan ini bertujuan agar kandungan yang terdapat pada simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) dapat semuanya keluar terutama saponin. Perebusan simplisia ini disebut dekok dan hasilnya disebut dekokta (setelah disaring). Lalu simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) didinginkan sampai suhu kamar. Kemudian, dilakukan penyaringan dengan mengunakan kertas saring. Tetapi sebelum dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring, kertas saring sebelumnya harus dibilas dulu menggunakan air. Hal ini bertujuan agar ekstrak dari buah pare tidak akan menempel pada kertas saring sehingga ekstrak Momordiaceae Fructus (buah pare) yang diperoleh akan semakin banyak. Pada proses ekstraksi ini ekstrak Momordiaceae Fructus (buah pare) yang diperoleh ditampung dalam labu ukur 100 mL dan digenapkan hingga volume genap 100 mL dengan penambahan aquades melalui kertas saring. Setelah itu dibuat 10 larutan seri pengenceran dalam tabung reaksi. Hal ini bertujuan agar dapat dipilih volume (mL) dekokta yang memiliki tinggi busa 1 cm sehingga dapat ditentukan indeks pembusaannya. Kemudian tabung reaksi ditutup dan dikocok ke arah memanjang selama 15 detik dengan frekuensi 2 kocokan perdetik. Pengocokan ini berfungsi agar terbentuk busa yang diakibatkan kontak air dengan saponin. Dari hasil pengamatan pada simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) tinggi busa pada tabung reaksi 1 s.d. 10 kurang dari 1 cm, maka dapat disumpulkan bahwa indeks busanya kurang dari 100, yang berarti bahwa simplisia Momordiaceae Fructus (buah pare) sedikit mengandung saponin. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada, yang mengatakkan bahwa kandungan kimia buah pare yang mendukung khasiatnya antara lain alkaloid, momordisin, karoten, glikosida, saponin, sterol/ terpen, karantin, hidroksitriptamin, vitamin A, vitamin B, dan polipeptida (Apriyadi et al. 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Amirth,Pal,Singh,.2002 . A Trestie on Phytochemistry. Emedia Sience Ltd
Apriyadi F, Hadisoewignyo L, Hermanu L. 2012. Optimization tablet of leaves extract of bitter melon. Jurnal Sain Med 4 (2): 68-73. Dasuki, U.A. 1991. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Bandung. ITB. Foerster, Hartmut. 2006. MetaCyc Pathway : Saponin Biosynthesis I.