Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Anatomi

2.3.1 Bunga (flos)

Struktur jaringan penyusun bunga secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak

mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut

mesofil. Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Daun kelopak umumnya

mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin,

stomata, dan trikomata. Seperti struktur pada daun. Sel-sel daun kelopak ini juga mengandung

klorofil. Struktur daun mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut

yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan

yang disebut papila dan dilapisi kutikula (Brotowidjoyo, 2005).

Sementara itu, benang sari dan putik mempunyai struktur sangat berbeda. Secara umum,

benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar,

yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis

tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata. Menurut Brotowidjoyo

(2005), kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis,

dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah

lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda. Kepala sari mempunyai

beberapa lapisan dinding sebagai berikut.

(1) Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis menjadi

memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi sebagai pelindung

epidermis.

(2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.


(3) Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri

dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.

(4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum

pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.

2.3.2 Buah (fructus)

Termasuk buah sejati tunggal yang berdaging (buah buni atau bacca). Daging buah

berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya.

Bagian tengah buah berongga. Peduncle (tangkai bunga) menjadi lebih besar, dan tebal

(Tjitrosoepomo, Gembong, 2011).

Susunan buah pepaya (Carica papaya) (Tan Kim San, 2007):

a. Kulit buah (eksokarp)

Kulit buah pada pada tumbuhan papaya bersifat keras.

b. Daging buah (mesokarp)

Daging buah merupakan lapisan tengah di bawah eksokarp dan berdaging tebal.

c. Lapisan dalam buah (endokarp)

Endocarp merupakan lapisan paling dalam yang mengelilingi biji.

d. Plasenta (tempat dudukan biji)

e. Stigma scar (bekas kepala putik)

f. Peduncle (tangkai bunga)

g. Berkas pembuluh dorsal


2.3.3 Biji (semen)

Biji merupakan perkembangbiakan utama, terdiri atas beberapa bagian, yaitu (Tan Kim San,

2007):

a. Kulit biji merupakan bagian terluar biji. Terdiri atas kulit luar (testa) dan kulit dalam

(tegmen). Biji terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) yang berfungsi agar biji tidak

kering.

b. Tali pusar atau tangkai biji.

c. Inti biji atau isi biji

BAB III

METODE PENGAMATAN

3.1 Tempat

Pengamatan morfologi dan anatomi dari bunga, buah serta biji pepaya (Carica papaya)

dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang.

3.2 Waktu

Pengamatan dilaksanakan selama bulan November 2016, setiap hari Kamis pukul 07.00-09.35

WIB dan hari Jumat pukul 15.45-19.05 WIB.

3.3. Alat dan Bahan : Alat : Bahan :

1. Mikroskop cahaya 1. Bunga Pepaya (Carica papaya)

2. Kaca benda 2. Buah Pepaya (Carica papaya)

3. Kaca penutup 3. Biji Pepaya (Carica papaya)

4. Silet 4. Air

5. Pipet tetes 5. Tissue

6. Mangkuk kecil

Anda mungkin juga menyukai