Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mining Engineer
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau
batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara
terbuka. Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:
Perlu penerangan
Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besarc.
Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu, gas-gas beracun.
Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
Mining recovery umumnya lebih kecil
Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 1/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Pembuatan shaft
Pembuatan Tunnel / Adit / Drift
Pembuatan Cross Cut / level
Pembuatan Raise dan Winze
Shaft adalah Lubang bukaan vertikal/subvertikal yg menghubungkan bawah tanah dgn
permukaan bumi.
Tunel adalah Lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua belah
kaki bukit.
Adit adalah Lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang tidak sampai menembus ke
permukaan bukit.
Drift adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level secara vertical.
Cross Cut adalah lubang bukaan mendatar yang menyilang atau memotong jurus endapan
bijih.
Level adalah drift atau cross cut yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur kearah vertical,
biasanya dibuat nomor-nomor urut secara teratur menurut ketinggiannya dari permukaan
laut atau kedalamannya dari permukaan bumi.
Raise adalah suatu lubang bukaan vertical atau agak miring yang dibuat dari level bawah ke
level diatasnya.
Winze adalah lubang bukaan vertical atau agak miring yang di buat dari level atas ke level
bawahnya.
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 2/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Mine Exploitation
Mine exploitatation adalah Suatu pekerjaan pengambilan atau penambangan ore dari dalam
tanah. Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode penambangan
yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan
mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang
keamanan,teknologi dan ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi
yang rendah tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum
profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan. Untuk menentukan tambang bawah tanah
harus memperhatikan:
Pemilihan metoda penambangan terhadap suatu jzzxxebakan tertentu dapat dibantu dengan
pemahaman terhadap kendala dan aplikasi setiap metoda tambang bawah tanah tersebut. Tidak ada
rumusan yang pasti yang dapat menentukan metoda tambang bawah tanah terhadap bentuk, ukuran
dan kedalaman bijih yang bervariasi yang terdapat secara alamiah dalam suatu cebakan. Biasanya
beberapa metoda dapat sesuai atau kurang sesuai apabila diterapkan pada kadar, ukuran, bentuk
dan posisi badan bijih, serta kekuatan bijih maupun dinding bijih (Gambar 2).
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 3/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka pemilihan metoda tambang bawah tanah dapat
ditetapkan dengan melihat kesesuaian dengan kondisi ekonomigeologi dan kondisi lokal. Metoda
ideal adalah development yang dapat memberikan hasil produksi yang besar dengan kondisi jam
kerja yang minimal, serta pemakaian energi dan material yang kecil. Disamping itu, yang sangat
penting adalah memberikan kondisi aman pada pekerja. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif
terhadap lingkungan maupun development tambang pada masa yang akan datang.
Dalam metoda tambang bawah tanah, memerlukan pertimbangan pertimbangan yang saling
terintegrasi dari banyak faktor. Beberapa factor yang penting adalah:
Kemiringan cebakan
Kemiringan cebakan akan menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi dalam operasinya.
Menurut W.A. Hustrulit, 1982, kemiringan cebakan mempunyai kaitan langsung dengan metode
penambangan yang dipilih (Tabel 3.1)
Kedalaman operasi
Rock failure menjadi lebih memungkinkan pada kedalam yang besar. Pada metode yang
menggunakan pillar sebagai sistem penyanggaannya kadang kala menjadi tidak layak.
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 4/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Tabel 3.1 Hubungan kemiringan dengan metode penambangan (Menurut W.A. Hustrulit, 1982)
Kemiringan tak
Medium Inclined room and pillar memungkinkan
mekanisasi
Lanjutan :
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 5/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Waktu
Waktu akan mempengaruhi strength stress ratio suatu exposed rock (misal pillar). Makin lama
waktu suatu pillar berdiri (exposed), maka strength-stress ratio semakin menurun.
Kadar cebakan
Sebagai pedoman ; cebakan berkadar rendah memerlukan metode produksi besar-besaran yang
sering mengabaikan prosentase recovery. Di lain pihak, badan bijih kadar tinggi memerlukan
metode yang menjamin recovery tinggi.
Kekuatan dan karakterisktik bijih dan batuan dinding atau material yang berada di atas bijih
Hal ini akan mempengaruhi kompetensi amblesan, kemudahan pemboran, karakteristik breaking,
cara handing yang sesuai, cara ventilasi dan cara pemompaan. Karakteristik tersebut termasuk ;
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 6/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Lanjutan :
Kekuatan batuan
Tipe batuan Keterangan
KPa psi
Batuan beku,
metamorf kuat,
140.000-220.000 20.000-32.000 Sangat kuat
hard limestone
dan dolomit
Shales, limestone,
100.000-140.000 14.500-20.000 Kekuatan sedang
sandstone, sekis
Fiable sandstone,
mud stone dan 40.000-100.000 6.000-14.500 Kekuatan rendah
batubara
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 7/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Produktifitas
Produktifitas bisa dinyatakan dalam ton-per-manshift ratio, yaitu menyatakan kemampuan setiap
tenaga kerja menghasilkan broken ore (dalam ton) setiap gilir kerja
Transportasi di dalam Tambang bawah tanah sudah barang tentu dipengaruhi oleh cadangan
batubara, kondisi lapisan batubara, kondisi geologi, sistem pengembangan, jauh dekatnya jarak
transportasi, lokasi penggunaan bahan dan mesin, banyaknya barang yang diangkut, serta kondisi
alam lainya. Penggolongan transportasi berdasarkan lokasi adalah :
datar,
miring dan
tegak.
Selain itu, masih banyak pengolongan lain tergantung dari sudut pandangnya. Sedangkan obyek-
obyek yang ditransportasikan adalah :
1. pekerja tambang
2. batubara dan batuan
3. alat dan material
4. listrik
5. udara atau gas (ventilasi)
6. air
Dahulu, dalam pembukaan tambang terowongan bawah tanah terdapat transportasi melalui
pekerja tambang di mana digunakan metode yang tidak efisien yang memanfaatkan tenaga manusia
dan kuda, namun saat ini metode transportasi yang digunakan semuanya memanfaatkan tenaga
mesin. Transportasi dengan tenaga mesin ini terdiri dari transportasi bolak-balik dan transportasi
kontinu. Transportasi bolak- balik terutama adalah melalui rel, di mana pada transportasi rel, untuk
memindahkan lori tambang terdapat transpotasi rope dan transportasi lokomotif. Sebagai transportasi
kontinu terdapat berbagai jenis conveyor yang digunakan secara luas dalam transportasi di berbagai
jenis terowongan.
Untuk menentukan metode transportasi di dalam tambang, bukan saja harus dapat mengangkut
sejumlah tertentu barang dengan cara yang paling ekonomis, aman dan pasti, tetapi aspek ventilasi,
drainase air, trasportasi pekerja, pengangkutan bahan/mesin dan pekerja, level teknologi serta
modalpun harus dipertimbangkan dengan baik.
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 8/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemilihan peralatan pengangkutan yang akan dipilih dalam
tambang bawah. Factor – factor tersebut adalah :
1. Kondisi Alam
1. jumlah cadangan batubara
2. kondisi lapisan batubara
3. kondisi geologis
2. Rencana Penambangan
1. metode penambangan
2. metode penggalian
3. jarak pentransportasian
4. jenis alat transportasi
5. tempat penggunaan material
6. jumlah yang ditransportasikan
7. skala produksi
8. rencana jangka panjang
3. Penyediaan Modal
1. penganggaran biaya
2. modal tahunan
3. besar total investasi
4. Teknologi
1. teknologi baru
2. teknologi yang telah diaktualisasikan
3. resiko
Skip Hoisting
Skip merupakan salah satu alat angkut pada tambang bawah tanah yang digunakan pada
pengangkutan material melalui shaft. Skip merupakan semacam lori yang di tarik oleh kabel untuk
mengangkut bijih.
Penerapan skip lebih lebih efisien dibandingkan dengan cage, dengan cycle time singkat. dipakai
pada pengangkutan material melalui shaft. Skip umumnya digunakan pada “METAL MINING” baik
pada shaft vertical atau miring. Cara Pemuatan ore ke skip ada 2 cara, yaitu :
1. Dari ore di jatuhkan oleh wheel loader ke ore bin melalalui chute gate selanjutnya di bawa ke skip
dan di angkut ke permukaan.
2. Dari ore di bawa oleh oleh whell loader ke lori selanjutnya langsung di bawa ke skip dan di
angkut ke permukaan.
Pada Skip hoisting diperlukan pocket berkapasitas tertentu di dasar vertikal shaft dan mulut
terowongan, tetapi karena bobot matinya lebih kecil dari pada cage hoisting dan karena pemuatan
serta pembongkarannya dilakukan dengan alat otomatik, maka diantara fasilitas yang digunakan
akhir-akhir ini, ia termasuk fasilitas yang pekerja di dasar shaft dan mulut tambang dalam cukup 1-2
orang, sehingga biaya operasinya lebih rendah dari pada cage hoisting. Selain itu, tidak diperlukan
waktu untuk pengendalian lori batubara, serta mempunyai keunggulan lain, yaitu jumlah angkutan
yang dikerek setiap kali juga banyak, sehingga kapasitas hoistingnya tinggi. Namun, dilain pihak
sulit menaik-turunkan pekerja berjumlah besar.
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 9/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Biarpun di bagian atas skip dilengkapi dengan dek untuk menaik-turunkan pekerja, kapasitas sekali
angkutnya paling-paling belasan orang saja. Selain itu, transportasi bahan dan limbah hampir tidak
mungkin dilakukan. Sedangkan, persentase degradasi (menjadi serbuk) batubara sedikit meningkat
bila dibanding cage hoisting, namun saat ini hampir tidak menjadi masalah. Selain itu, pada waktu
pemuatan di dasar vertikal shaft dan pembongkaran di mulut tambang dalam mudah timbul debu
batubara, tetapi hal ini dapat dicegah dengan menempatkan dust collector.
Apakah pada vertikal shaft akan digunakan cage hoisting atau skip hoisting adalah masalah besar.
Namun, kalau kita mempertimbangkan transportasi pekerja, bahan dan limbah, maka harus
menggunakan cage hoisting. Oleh karena itu, pada vertikal shaft skala besar, pernah digunakan cage
hoisting dan skip hoisting bersama-sama pada satu vertikal shaft dengan membuat diameter
dalamnya menjadi 6,5-7,5 m.
Dalam mempertimbangkan metode hoisting yang tepat, perlunya membandingkan antara skip
hoisting dan cage hoisting. Keuntungan dari penggunaan skip hoisting adalah :
1. Untuk output yang sama, perputaran hoisting lebih smooth dan kecepatan rope yang rendah
1. Digunakan sampai akhie penambangan
2. Ratio pemuatan yang lebih besar
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 10/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Selain keuntungan di atas, penggunaan skip hoisting juga mengakibatkan kerugian, antara lain:
Penyeleksian peralatan yang akan digunakan dalam merencanakan hoisint plant pada shaft akan
menjadi suatu permasalahan yang kompleks untuk para engineer dimana tidak ada perhitungan
yang pasti dan metode yang fleksibel sehingga perencanaan sistem angkat tergantung pada
kebutuhan untuk penambangan. Ketika mendesain hoisting plant harus memperhatikan gaya statis
selama bergerak, dengan mengganti rates 1 siklus pengangkatan dan gaya dinamis yang terjadi maka
akan menghasilkan perubahan kecepatan perpindahan.
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 11/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merencanakan system hoisting, yaitu diagram
kinematika dimana diagram ini memerlukan konsumsi energi minimal dalam 1 siklus, di mana dapat
dicari dengan menggunakan rumus :
Di nama :
H : kedalaman hoist
µ : ratio antara waktu perpindahan dengan rate konstan dengan jumlah waktu perpindahan di
mana direkomendasikan nilai ini ≥ 0,6
Ketika system angkat mempunyai radius yang konstan, gaya dari drum dapat dicari dengan
menggunakan persamaan:
Di mana :
g : percepatan gravity
k : koefisien gesek
Optimasi Kriteria
Dalam kasus system hoisting dengan radius headframe dari rope yang konstan, jumlah panas
terpisah dalam 1 siklus dapat dicari dengan persamaan :
C adalah koefisien
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 12/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Berdasarkan dari kriteria tersebut, maka untuk mencari konsumsi listrik yang dibutuhkan dapat
menggunakan persamaan :
Di mana :
Untuk menjelaskan fungsi dari turunan pertama, dapat menggunakan persamaan Eular Poisson di
mana :
Di mana :
Untuk balanced hoisting. Solusi dari persamaan untuk mencari kecepatan, percepatan dan turunan
ketiga untuk jarak per waktu dapat menggunakan persamaan :
Untuk Unbalanced hoisting, persamaan untuk mencari kecepatan, percepatan dan turunan ketiga
untuk jarak per waktu dapat menggunakan persamaan :
Di mana :
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 13/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Jika overweight Hoisting, persamaan untuk mencari kecepatan, percepatan dan turunan ketiga untuk
jarak per waktu dapat menggunakan persamaan :
Model Optimasi
Setelah mendapatkan persamaan dasar, kurva integral fungsi a maka untuk mengoptimasi model
three periode hoisting cycle dapat menggunakan persamaan:
Di periode pertama
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 14/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Daftar Pustaka
Hoskin AJ. 1925. A Study Of Skip Hoisting At Illinois Coal Mines. Illinois : University Of Illinois
h p://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-bawah-tanah.html
(h p://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-bawah-tanah.html)
h p://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm (h p://infotambang.com/tambang-
bawah-tanah-ii-p331-86.htm)l
h p://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/03/metode-tambang-bawah-tanah.html
(h p://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/03/metode-tambang-bawah-tanah.html)
h p://waiiand-miner.blogspot.co.id/2012/06/tambang-bawah-tanah.html (h p://waiiand-
miner.blogspot.co.id/2012/06/tambang-bawah-tanah.html)
h p://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-underground-mine.html
(h p://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-underground-mine.html)
Zajic B. 1995. Optimization Model For A Mine Hoisting System Cycle. Yugoslavia : University Of
Yugoslavia
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 15/16
3/15/2018 Seputar Tambang Bawah Tanah – Mining Engineer
Iklan
Report this ad
Report this ad
https://prionggodo.wordpress.com/2016/09/13/seputar-tambang-bawah-tanah/ 16/16