Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karna

berkat rahmat-Nya, saya mampu menulis dan menyelesaikan laporam “ Toleransi

dan Gotong Royong antar Umat Beragama di Indonesia”. Tujuan dari menulis

makalah ini sendiri ialah untuk mengetahui kemajuan serta keberadaan toleransi

serta gotong royong yang terjadi antara umat beragama di Indonesia khususnya di

Jakarta. Adapun maksud lain dari makalah ini adalah untuk memenuhi nilai UAS

mata kuliah Pancasila.

Atas bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan laporan

ini, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. R.R., Endang Sri Sulasih, M.Pd selaku dosen mata kuliah

Pancasila

2. Bapak Junius selaku pembimbing kunjungan dan dosen mata kuliah

Agama

Saya sebagai penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu, penulis terbuka dalam menerima kritik ataupun saran dari

semua pembaca agar penulis dapat menulis lebih baik lagi untuk tulisan

kedepannya.

Akhir kata, Harapan saya ialah hasil makalah ini dapat menjadi manfaat bagi

yang membacanya dan mengerti akan artinya toleransi, terima kasih.

Jakarta, Januari 2018

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB 1 : PENDAHULUAN ....................................................................... 3

1.1.LATAR BELAKANG

1.2.RUMUSAN MASALAH

1.3.TUJUAN

BAB 2 : ISI ................................................................................................. 5

BAB 3 : KESIMPULAN .............................................................................. 13

2|Page
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki 6 macam agama yang diakui, Islam, Buddha, Kristen,


Katolik, Hindu dan yang terakhir Konghucu. Walapun umat beragama Indonesia
mayoritasnya adalah islam, agama lain tetap dapat tumbuh dan berkembang tanpa
dihalangi oleh siapapun.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia sendiri merupakan negara


dengan dasar negara pancasila dan berasaskan kekeluargaan, Hal inilah membuat
bangsa Indonesia tetap rukun dan damai. Akan Tetapi, walaupun kita sebagai
masyarakat Indonesia memiliki sifat umum gotong royong, Seringnya terjadi konflik
yang mengatasnamakan agama selalu menjadi isu penting dalam kehidupan
beragama di Indonesia.

Karna Itulah sikap menghargai dan toleransi harus segera ditingkatkan


sehingga tidak terjadi lagi konflik-konflik yang berbasis keagamaan. Apalagi sikap
toleransi itu sendiri sebenarnya sangat cocok dengan bangsa kita, Bangsa Indonesia
dan sesuai dengan sila-sila yang ada di Pancasila.

Sesungguhnya ajaran yang diajarkan semua agama ialah sama yaitu


mengajarkan kebenaran, hanya tata caranya saja yang berbeda. Karna itulah tidak
perlu konflik yang mengadu domba kebenaran itu sendiri karna sebenarnya hal
itulah yang disebut sebagai dosa.

3|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Sikap toleransi yang sudah menurun di kalangan masyarakat Indonesia
2. Penanaman sila-sila yang terdapat di pancasila sudah berkurang

1.3 Tujuan
1. Membuat Pembaca Mengerti akan pentingnya toleransi dalam kehidupan
beragama
2. Memberikan contoh sikap toleransi dan menghagai dalam kehidupan beragama di
Indonesia

4|Page
BAB 2 : ISI
Rabu, 6 Desember 2017
Saya mengunjungi berbagai macam tempat beribadah di Jakarta dalam
rangka kunjungan di mata kuliah agama untuk mencari tahu lebih dalam mengenai
enam agama yang diakui di Jakarta.

Saya menyusul langsung di Gereja Katedral dikarenakan saya menemani


teman saya yang sakit terlebih dahulu, dilanjut dengan Masjid Istiqlal dan Vihara
Dhammacakka. Sayang sekali karena saya tidak sempat menuju ke Gereja Ayam
dikarenakan saya nyasar bersama teman-teman saya.

Di gereja Katedral yang beralamat di Jl. Katedral No.7B, Ps. Baru, Sawah
Besar, Kota Jakarta Pusat. Dari kejauhan, gereja ini terlihat sangat kontras
dibandingkan bangunan-bangunan lain disekitarnya. Sangat terasa adanya suasana
gothik Eropa yang jarang kita lihat di Indonesia membuatnya terlihat sangat indah
dan eksotis. Romo yang ada di sana juga sangatlah baik dan ramah kepada kita
semua dan bersedia untuk berbincang dengan kami semua dan dia menjelaskan
bahwa suasana disini dengan Mesjid Istiqlal yang letaknya berseberangan sangat
rukun dan tidak ada masalah sama sekali.

Suasana di luar dan dalam Gereja Kathedral

5|Page
Gereja Ini sering dipakai untuk resepi pernikahan karna keindahannya

Skylight yang sangat Indah dan membuat suasana gereja terang remang-
remang

6|Page
Setelah ke Kathedral, Kami pun segera menuju ke Mesjid Istiqal yang
letaknya bersebrangan dengan Kathedral dan hal ini benar-benar membuat saya
kagum dimana dua tempat ini sekaligus membuktikan bahwa tidak ada lagi
perbedaan melalui agama di indonesia, semuanya saling menghargai dan toleransi
di dalamnya.

Mesjid Istiqlal dari luar

Mesjid Istiqlal sangatlah unik dan besar, dibangun oleh Feildrich Silaban
yang sangat terkenal dan beralamat di Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Sawah
Besar, Kota Jakarta Pusat. Semua ornamen dan cara dia mendesain sangatlah
indah. Kami semua berkeliling ditemani oleh seorang pengurus disana dan ternyata
Mesjid ini sangat luas dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengelilingi mesjid
ini.

7|Page
Kubah bewarna emas dengan ukiran huruf arab yang sangat indah dan ditopang
oleh kolom-kolom yang sangat besar.

Banyak sekali penggunaan konsep repetitif dalam mesjid ini yang membuat saya
terkagum-kagum

8|Page
Suasana ketika pengurus mesjid menjelaskan

Terakhir, kami pun menuju Vihara Dhammacaka yang letaknya di Sunter.


Berbeda dengan yang lain, suasana disini sangatlah damai dan asri. Penghijauan
yang tertata dan indah dipandang. Bangunan yang letaknya compound membuat
ruang terbuka yang luas apalagi dengan keberadaan 2 pohon bodhi yang membuat
suasanya semakin asri dan sejuk. Disini kami bertemu seorang Bante yang sangat
bijak yang memberitahu kami sedikit tentang sejarah dari Vihara ini sendiri yang
dahulunya kecil hingga sekarang sudah besar.

Dhamma sala di Masjid Dhammacakka, Sunter Agung.

9|Page
Terdapat tempat untuk sembayang hio di depan dhammasala

Kondisi di dalam Dhammasala beserta Bhante yang menemani kami selama


kunjungan

10 | P a g e
Suasana yang sangat asri

Kuti, tempat tinggal Bante

11 | P a g e
Pohon Bodhi, Pohon suci umat Budha

Dhammasala lain di dalam Vihara Dhammacakka

12 | P a g e
BAB 3 : KESIMPULAN

Menurut saya, toleransi umat beragama di indonesia sudah mulai dijalankan


dengan jarangnya ada permasalahan yang mengatasamakan suatu agama tertentu
di secara macro, terlihat dari jarak beberapa tempat ibadah yang berdekatan dan
saling membantu satu sama lain. Hal ini sangat mencerminkan semboyan kita yaitu
bhinneka tunggal ika, dimana walaupun kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu.
Memang, kunjungan ini tidak menunjukkan bahwa semua orang memiliki sikap
toleransi, tetapi marilah kita coba saling menghargai satu sama lain karena kita
adalah negara kesatuan. Sehingga memang sudah sepantasnya untuk mulai saling
melihat dan belajar dari orang-orang yang sudah memiliki sikap tersebut dan
berusaha menjaganya.

Saya harap keadaan seperti ini tetap terjalin dengan erat ke depannya
sehingga terciptalah kerukunan umat beragama.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai