OLEH :
ANAS MUHTAROM KUSRIARMIN
170301004
AGROTEKNOLOGI I - A
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
2017
PERANAN EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN ANGGREK (Phalaenopsis amabilis)
OLEH :
ANAS MUHTAROM KUSRIARMIN
170301004
AGROTEKNOLOGI I - A
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
2017
Judul : Peranan Evaporasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek
(Phalaenopsis amabilis)
Nama : Anas Muhtarom Kusriarmin
NIM : 1703010004
Program Studi : Agroteknologi I - A
Diketahui Oleh:
Asisten Koordinator
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Tanaman Anggrek (Phalaenopsis amabilis)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Agroklimatologi. Bapak atau Ibu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, M.Si; Dr. Ir. Yaya Hasanah,
M.Si; Ir. Irsal, M.P; Dr. Nini Rahmawati, SP, M.Si; Ir. T.Irmansyah, M.P;Ir. Lisa Mawarni,
M.P; selaku dosen mata kuliah Agroklimatologi,serta asisten yang telah membimbing dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya paper yang lebih baik
kedepannya.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….………...……................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………….…....……...........................
Tujuan Praktikum………………...…………………………….………............................
Kegunaan Penulisan………………...………………………….………............................
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman…………………………………………………………...........................
Syarat Tumbuh……………………………………………………………........................
Iklim………………………………………………………………........................
Tanah………………………………………………………………......................
PERANAN EVAPORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK
(Phalaenopsis amabilis)
Evapotranspirasi...................................................................................................................
Faktor yang Mempengaruhi Evaporasi................................................................................
Kelebihan Evaporasi.............................................................................................................
Kekurangan Evaporasi..........................................................................................................
Peranan Evaporasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek (Phalaenopsis amabilis)...
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Evaporasi atau penguapan adalah hilangnya air menjadi uap melalui proses perubahan
fasa yaitu dari cair (air) menjadi gas (uap). Hilangnya air menjadi uap dapat juga melalui
permukaan vegetasi dengan nama transpirasi. Jumlah air yang hilang akibat gabungan dari
transfer air ke dalam atmosfer, yakni evaporasi air dari permukaan tanah, dan transpirasi
siklus air. Suatu daerah dengan evaporative demand yang tinggi yang tidak diimbangi dengan
curah hujan yang mencukupi dan merata akan sangat terganggu kondisi keseimbangan neraca
airnya, dan akan menimbulkan masalah, terutama aktivitas yang membutuhkan air, antara
(Solihah,2015)
Evapotranspirasi adalah unsur utama dalam menghitung kebutuhan air tanaman yang
faktor sehingga pengukurannya secara langsung tidak mudah, karena itu dikembangkan
banyak model pendugaan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu model yang
BOTANI TUMBUHAN
Sejarah ditemukannya tanaman anggrek bulan terjadi pada abad ke-17. Rumphius disebut
sebagai orang yang pertama kali menemukan spesies anggrek bulan di Ambon pada tahun 1750,
yang kemudian diberi nama Epidendrum albummajus. Pada tahun 1973, Linnaeus memberikan
nama Epidendrum amabila pada spesies anggrek bulan di Nusakambangan, yang kemudian diberi
nama Phalaenopsis amabilis. Sejak saat itu sampai sekarang, anggrek bulan dikategorikan dalam
Bentuk batang anggrek beraneka ragam, ada yang ramping, gemuk berdaging
seluruhnya atau menebal di bagian tertentu saja, dengan atau tanpa umbi semu (pseudoblub).
umumnya anggrek ini berumbi semu dengan pertumbuhan ujung batang terbatas.
Pertumbuhan baru dilanjutkan oleh anggrek anakan yang tumbuh di sampingnya. Contoh
anggrek tipe ini adalah Cattleya, Oncidium, dan Dendrobium. b. Monopodial, anggrek ini
mempunyai batang utama dengan pertumbuhan tidak terbatas. Bentuk batangnya ramping
tidak berumbi semu. Tangkai bunga akan keluar di antara 2 ketiak daun. Contohnya Vanda,
Bentuk daun anggrek bermacam-macam ada yang tebal ada yang tipis. Ada yang
berbentuk agak bulat, lonjong, sampai lanset. Tebal daun juga beragam, dari tipis sampai
bedaging, rata dan kaku. Daun anggrek tidak bertangkai, sepenuhnya duduk pada batang.
Tepinya tidak bergerigi (rata). Daun memanjang, ujungnya berbelah, tulang daun sejajar
dengan tepi daun hingga ke ujung daun. Susunan daun berselang-seling atau berhadapan.
Dilihat dari pertumbuhan daunnya, anggrek digolongkan menjadi dua kelompok sebagai
berikut : a. Evergreen (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu helaian-helaian daun tidak gugur
secara serentak. b. Decidous (tipe gugur), yaitu semua helaian-helaian daun gugur dan
Bunga anggrek akan tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum pada satu
karangan bunga terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Bunga anggrek memiliki lima
bagian utama yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stemen (benang sari), pistil
(putik), dan ovari (bakal buah). Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas disebut
SYARAT TUMBUH
IKLIM
media tumbuh yang tepat, teknik penanaman, pemeliharaan, serta pengendalian hama dan
penyakit tanaman secara tepat agar risiko produksi produksi dapat diminimalisir. Anggrek
dendrobium dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila ditumbuhkan pada lingkungan
atau tempat, antara lain : a. Cahaya Matahari, intensitas yang dibutuhkan berkisar 35-45
persen dan sisanya terhalang oleh penaung. b. Suhu, suhu siang antara 27°-32° C dengan
suhu malam 21°-24° C, dengan sirkulasi udara yang baik. bila suhu udara meningkat sangat
Kelembaban, yaitu antara 60-85 persen. Untuk menjaga kelembaban agar tetap tinggi,
sebaiknya lokasi di sekitar tempat pertanaman anggrek disiram air atau lakukan semprotan
daerah dingin dengan kisaran ketinggian 0-700 m dpl. Idealnya, lokasi berketinggian dibawah
Anggrek bulan dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dan umumnya
hidup pada ketinggian 50-600 m dpl, juga dapat berkembang dengan baik pada ketinggian
700-1.100 m dpl. Anggrek ini tumbuh epifit atau menempel di pohon yang cukup rindang dan
menyukai tempat yang teduh serta lembab, terutama di hutan basah dengan curah hujan
1.500-2.000 mm/tahun. Walau tumbuh di daerah tropis, anggrek ini membutuhkan sedikit
cahaya matahari (12.000-20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya karena tidak tahan
terhadap sengatan matahari langsung. Kelembaban udara yang diperlukan rata-rata 70-80%
ANGGREK
EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari
permukaan tanah, badan air dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan
Pada kenyataannya dilapangan, tidak mungkin membedakan antara evaporasi dan transpirasi,
karena tanah ditutp oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses tersebut saling berkaitan sehingga
maksimum yang terjadi dan ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutupan tajuk
tanaman pendek yang rapat dengan ketersediaan air yang cukup (Singal,2017)
transfer air ke dalam atmosfir, yakni evaporasi air dari permukaan tanah, dan transpirasi
siklus air. Oleh karena itu, pengetahuan tentangnya penting dalam menejemen sumberdaya
air, pendugaan hasil tanaman, dan dalam mempelajari hubungan antara perubahan
pertanaman jika air mencukupi dan pertumbuhan tanaman tidak terganggu atau dengan
pengertian lain evapotranspirasi yang terjadi jika tanah dalam keadaan tidak kurang air dan
evapotranspirasi adalah untuk perencanaan sumber daya air, misalnya untuk penjadwalan
setiap pagi dan sore hari sebelum air irigasi ditambahkan. Evapotraspirasi aktual total
tanaman selama lima minggu merupakan jumlah dari evapotranspirasi aktual harian. Data-
data hasil penelitian dianalisis dengan mengunakan sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui
apakah perlakuan berpengaruh nyata atau tidak. Apabila hasil sidik ragam menunjukan
adanya pengaruh yang nyata maka dilakukan uji lanjut dengan mengunakan Beda Nyata
lysimeter. Lysimeters didefinisikan sebagai kontainer tanah dengan volume dan kedalaman
tertentu, yang diisi dengan tanah terganggu atau tidak terganggu, yang dilengkapi dengan
perangkat yang terhubung dan digunakan untuk mengumpulkan air rembesan (drainase) yang
terkumpul di bagian bawah lysimeter. Jumlah air yang masuk dan air keluar dapat diukur. Hal
ini karena vegetasi yang ditanam dan tanah sebagai media tanam terkurung dalam lysimeter,
sehingga air yang masuk dapat diukur dari curah hujan atau air yang ditambahkan (air
irigasi), sedangkan air yang keluar sebagai air perkolasi (Adha dkk,2016)
matahari. Dari radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5% digunakan untuk fotosintesis
dan 75-85% digunakan untuk memanaskan daun dan untuk transpirasi. 2) Temperatur.
Peningkatan temperatur meningkatkan kapasitas udara untuk menyimpan air, yang berarti
tuntutan atmosfer yang lebih besar. 3) Kelembaban relatif. Makin besar kandungan air di
udara, makin tinggi kelembaban udara, yang berarti tuntutan atmosfer menurun dengan
meningkatnya kelembapan relatif. 4) Angin. Transpirasi terjadi apabila air berdifusi melalui
stomata. Apabila aliran udara (angin) menghembus udara lembab di permukaan daun,
perbedaan potensial air di dalam dan tepat di luar lubang stomata akan meningkat dan difusi
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus
air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka
lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih
sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat
cahaya dan kelembapan. 2.) Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata,
dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.) Jumlah daun. Makin luas
daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. 4.) Penggulungan atau pelipatan daun.
transpirasi apabila persediaan air terbatas. 5.) Kedalaman dan proliferasi akar. Ketersedian
dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada
kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air,
dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu
KELEBIHAN EVAPORASI
Beberapa keuntungan pengolahan limbah dengan proses evaporasi antara lain faktor
dekontaminasi (FD) yang dihasilkan cukup tinggi, distilat yang dihasilkan umumnya sudah
memenuhi persyaratan untuk dilepas ke lingkungan clan hampir setiap bentuk limbah cair,
baik yang berbentuk ion ataupun yang tidak dapat dikerjakan dengan proses evaporasi
(Kismolo,1995).
KEKURANGAN EVAPORASI
Beberapa kelemahan dalam proses evaporasi antara lain adanya radionuklida yang
mempunyai sifat mudah menguap (seperti Ruthenium, lodium), adanya un sur / senyawa
yang mudah terdekomposisi karena pemanasan seperti Ammonium nitrat yang dapat
menyebabkan terjadinya peledakan serta adanya senyawa yang bisa menimbulkan buih clan
kerak. Faktor-faktor tersebut dapat mengganggu dalam proses evaporasi dan dapat
(Phalaenopsis amabilis)
Media tumbuh dan teknik penanaman merupakan faktor penting dalam proses
hara yang cukup bagi plantlet. Teknik penanaman secara compot (community pot) yaitu
dalam satu pot ditanami banyak tanaman anggrek dipercaya dapat mengurangi resiko
persaingan dalam mendapatkan unsur hara antara tanaman satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, untuk mengetahui teknik yang baik dalam aklimatisasi bibit anggrek hitam ini
perlu dilakukan penelitian mengenai teknik aklimatisasi bibit anggrek hitam hasil
King dan Shorea selanica BL. pada Berbagai Kadar Air Tanah. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Kismolo,E. 1995. Reduksi Volume Limbah Uranium Cair Fase Air Menggunakan Rotavator.
Surakarta.
Jakarta.
Informasi Geografis (SIG) untuk Wilayah Jawa Timur. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.Surabaya.