Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KULIAH

HIDROGEOLOGI
KANDUNGAN UNSUR KIMIA DALAM AIR TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Geoteknik


Semester V Pada Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2015/2016

NAMA : Farhan Arif Fahmi


NPM : 10070113137

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H / 2015 M
KANDUNGAN UNSUR KIMIA DALAM AIR TANAH

Sifat kimia airtanah merupakan salah satu sifat utama air yang
mempengaruhi kualitas airtanah selain sifat fisik, biologi dan radioaktif. Sifat
kimia airtanah sangat berguna untuk penentuan kualitas airtanah. Sifat kimia
airtanah antara lain adalah kesadahan/kekerasan (total hardness), jumlah
padatan terlarut (total dissolved solid), daya hantar listrik (electric conductance),
keasaman dan kandungan ion. Sifat kimia airtanah yang akan dibahas lebih rinci
dalam pembahasan ini adalah kandungan ion.
Kandungan ion dalam air yang penting antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Mn,
Cu, Fe, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2S, F, NH4, NO3, NO3, NO2, KMNO4,
SiO2 dan Boron. Selain itu ion – ion logam yang biasanya jarang tapi bersifat
racun antara lain As, Pb, Se, Cr, Cd, Hg, CO.
Kandungan ion – ion mayor yang akan dibahas yaitu magnesium (Mg),
kalsium (Ca), Potassium (K), Sodium (Na), sulfat (SO4), nitrat (NO3), klorida (Cl)
dan alkalinitas (HCO3).
1. Magnesium (Mg2+)
Magnesium (Mg2+) sebagai kation yang dijadikan parameter besar
kecilnya pengaruh pelarutan litologi dalam air. Magnesium pada batuan beku
berasal dari mineral-mineral feromagnesium berwarna gelap,yakni olivine,
piroksen, amfibol. Dalam batuan alterasi hadir dalam klorit, montmorilonit dan
serpentin. Magnesium juga hadir dalam sedimen karbonat sebagai magnesit dan
hidromagnesit serta hydroxide brucite.
2. Kalsium (Ca2+)
Nilai kandungan kalsium (Ca2+) terlarut akan digunakan untuk
menganalisis pengaruh litologi terhadap komposisi kimia airtanah. Kalsium
adalah salah satu unsur penting dalam mineral-mineral batuan beku yakni dalam
rantai silika, piroksen, amfibol dan feldspar. Kalsium berada dalam air karena
kontak air dengan batuan beku dan batuan metamorf umumnya mempunyai
konsentrasi yang rendah karena laju dekomposisinya lambat. Kebanyakan
kalsium terdapat dalam batuan sedimen karbonat. Kalsium hadir dalam gipsum
(CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4), dan florit (CaF2).
3. Potassium (K+)
Potassium merupakan kation yang tidak dominan ditemukan dalam
airtanah. Terdapat dalam feldspar ortoklas dan mikroklin (KAlSI3O8), mika,
feldspathoid leucite (KAlSi2O6). Dalam batuan sedimen Potassium umumnya
hadir sebagai feldspar, mika atau illit atau mineral lempung lainnya.
4. Sodium (Na+)
Sodium melimpah dalam grup logam alkali. Dalam batuan sedimen,
Sodium hadir dalam mineral-mineral yang resisten sebagai semen. Air yang
terjebak dalam sedimen dan tersimpan dalam waktu yang lama akan mempunyai
konsentrasi Na+ yang tinggi.
5. Sulfat (SO42-)
Kandungan sulfat (SO42-) terlarut merupakan parameter utama yang
digunakan untuk menentukan ada tidaknya proses oksidasi mineral sulfida
terhadap komposisi kimia airtanah. Sumber lain adalah dari mineral gipsum
(CaSO4.2H2O) dan mineral anhidrit (CaSO4) yang akan mudah terlarut oleh air
menjadi Ca2+ dan SO42-.
6. Nitrat (NO3-)
Nitrat (NO3-) merupakan anion yang penting. Nitrat dengan konsentrasi
tinggi merupakan indikasi adanya sumber polutan dalam airtanah. Kandungan
nitrat umumnya kurang dari 10 mg/l untuk airtanah dengan komposisi biasa
(Todd, 1980). Tingginya konsentrasi nitrat (NO3-) dalam airtanah dapat
disebabkan karena adanya aktivitas mikroba nitrat.
Kadar nitrat lebih dari 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran
antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Air hujan
memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mg/l. Pada perairan yang menerima limpasan air
dari daerah pertanian yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat
mencapai 1.000 mg/l.
7. Klorida (Cl-)
Analisis klorida (Cl-) dimaksudkan untuk memperkecil nilai
ketidakseimbangan kation-anion dalam hasil perhitungan. Selain itu klorida juga
digunakan untuk mengetahui berapa besar kadar Sodium klorida (NaCl) yang
terlarut dalam air. Pelapukan batuan dan tanah melepaskan klorida ke perairan.
8. Alkalinitas (HCO3-)
Tingkat kebasaan suatu sampel airtanah dinyatakan dalam nilai yang
disebut alkalinitas. Dengan kata lain alkalinitas dapat diartikan sebagai berapa
besar asam yang digunakan untuk menetralkan airtanah. Tingginya alkalinitas
dalam air disebabkan oleh ionisasi asam karbonat, terutama pada air yang
banyak mengandung karbondioksida (kadar CO2 mengalami saturasi/jenuh).
Karbondioksida dalam air bereaksi dengan basa yang terdapat pada batuan dan
tanah membentuk bikarbonat.
Air mempunyai sifat melarutkan bahan kimia. Abel Wolman menyatakan
bahwa air rumusnya adalah: H2O + X, dimana X adalah zat zat yang dihasilkan
air buangan oleh aktivitas manusia selama beberapa tahun. dengan
bertambahnya aktivitas manusia, maka faktor X tsb dalam air akan bertambah
dan menjadi masalah.
Zat zat kimia yang larut dalam air yang dapat mengganggu bahkan
membahayakan kesehatan manusia antara lain :
1. Arsen :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/l. dikenal
sebagai racun; Chronic effect, bersifat karsinogenik dengan melalui kontak
dengan Arsen atau melalui makanan (Food intake)
2. Barium :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 1,5 mg/l. Dikenal
sebagai bahan kimia yang bersifat toxis terhadap hati, aliran darah, nervous.
3. Cadmium :
kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,01 mg/l. Sebagai
racun yang akut bagi manusia melalui makanan.
4. Chromium :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/l.
Karsinogenic pada pernafasan. Bersifat komulatif dalam daging tikus pada kadar
mg/l.
5. Lead (Timah Hitam) :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/l. Dikenal
sebagai racun dengan melalui makanan, air, udara dan menghisap rokok.
6. Mercury (Air Raksa) :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,002 mg/l.
Dikenal sebagai racun pada pekerja dan ikan. Terdapat dalam air alam kurang
dari 1 mg/l. Terdapat dalam makanan 10 - 70.
7. Nitrate (Nitrat) :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 10 mg/l. Air
sumur dengan kandungan 15 - 250 mg/l menyebabkan Methemogloinemia pada
bayi yang disebabkan karena susu yang dicampur dengan air tsb.
8. Selenium :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,01 mg/l.
dikenal sebagai racun ayng berhubungan dengan pekerjaan dan menyebabkan
keracunan pada anak bila lebih dari 3 - 4 mg/kg makanan masuk.
9. Silver (Perak) :
Kada maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,05 mg/l.
dapat menyebabkan penyakit Argria, warna kulit yang kelabu kebiru biruan,
mata.
10. Sulfate :
konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250 mg/l.
Menyebabkan Laxative apabila kadarnya berupa magnesium dan Sodiums.
11. Besi :
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,3 mg/l.
Besi berguna untuk metabolisne tubuh manusia. Nilai ambang rasa 2 mg/l,
menimbulkan warna, menyebabkan timbulnya koloidal yang berwarna dalam air.
12. Tembaga :
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 1 mg/l. Penting
untuk metabolisme. Menyebabkan air mempunyai rasa tertentu. Nilai ambang
rasa 1 -5 mg/l.
13. Chlorida :
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 250 mg/l. Kadar
yang berlebihan menyebabkan air menjadi asin rasanya. rasa asin akan
bertambah akibat adanya limbah yang mencemari air.
14. Fluor :
Kekurangan Fluor dalam air dapat menyebabkan caries gigi. Dan
kelebihan Fluor menyebabkan penyakit Fluoresis. Kadar di dalam air minum 1 - 2
mg/l.
Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk
penelusan maupun peresapan, dalam perjalanannya membawa unsur-unsur
kimia. Komposisi kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap
berbagai kegiatan pemanfaatannya seperti pertanian, industri maupun domestik.
Komposisi zat terlarut dalam air tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok (dalam Hadipurwo, 2006):
1. Unsur utama (major constituents), dengan kandungan 1,0-1000 mg/l,
yakni: natrium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, klorida, silika.
2. Unsur sekunder (secondary constituents), dengan kandungan 0,01-10
mg/l, yakni besi, strountium, kalium, kabornat, nitrat, florida, boron.
3. Unsur minor (minor constituents), dengan kandungan 0,0001-0,1 mg/l,
yakni atimon, aluminium, arsen, barium, brom, cadmium, krom, kobalt,
tembaga, germanium, jodium, timbal, litium, mangan, molibdiunum, nikel,
fosfat, rubidium, selenium, titanium, uranium, vanadium, seng.
4. Unsur langka (trace constituents), dengan kandungan biasanya kurang
dari 0,001 mg/l, yakni berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas,
indium, lanthanum, niobium, platina, radium, ruthenium, scandium, perak,
thalium, tharium, timah, tungsten, yttrium, zirkon.

Klasifikasi Air Tanah


Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisik, kimia,
dan sifat biologi/bakteriologi.
A. Sifat Fisik
Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu
(Hadipurwo, 2006).
1. Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik
berupa suspensi maupun terlarut.
2. Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai
aroma yang terkandung dalam air.
3. Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung
dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut.
4. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya.
Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Di samping itu
apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin kecil
(encer).
5. Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang
dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga
zat organik ataupun mikroorganisme.
6. Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh
keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun
lokasinya.
DAFTAR PUSTAKA

- Anonim. 2013. “Kandungan Bahan Kimia Dalam Air” http://www.


ptorindo. com/news/1/KANDUNGAN-BAHAN-KIMIA-DALAM-AIR.
Diakses pada tanggal 20 Desember 2015.

- Anonim. 2010. “Sifat Kimia Air Tanah” https://wiretes.wordpress.com


/2010/01/14/sifat-kimia-airtanah/. Diakses pada tanggal 20 Desember
2015.

Anda mungkin juga menyukai