Anda di halaman 1dari 19

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK

SEDIAAN EMULSI MINYAK BIJI JINTEN HITAM


(Nigella sativa Linn.)
Kurniawan Pambudi
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia, Depok, 16424

ABSTRACT
The black seeds cumin oil known to have efficacy as medicinal herbs having peculiar odor
and taste. Hence preparation made emulsify oils black seeds cumin type O/W. This study
aims to cover odor and taste and knowing stability emulsion preparation of black cumin
esktract (nigella sativa linn) with emulgator span 80 and tween concentration with variations
20%, 50% and 70% of the oil of cumin black seeds in preparation. Evaluation volume
discontinuous, conducted include viscosity, size of particles, the physical stability pH levels
and determination. The evaluation of emulsion with concentration emulgator 70% having
good stability. This formula could prove the odor and taste of black seeds cumin oil.
Keyword : emulsion, cumin seed oil, Nigella sativa Linn, physical stability ,
hedonic test.

ABSTRAK

Minyak biji jinten hitam yang dikenal memiliki khasiat sebagai obat herbal mempunyai bau
dan rasa yang khas. O l e h ka re na i t u di b ua t s e di a a n e m u l si minyak biji jinten hitam
tipe O/W. Penelitian ini bertujuan untuk m e n u t u p i b a u d a n r a s a s e r t a
mengetahui stabilitas sediaan emulsi yang baik dari esktraksi Jinten hitam (Nigella sativa
Linn) dengan emulgator Span 80 dan Tween 80 dengan variasi konsentrasi 20%,50% dan 70
% dari jumlah minyak biji jinten hitam dalam sediaan. Evaluasi yang dilakukan meliputi
volume sedimentasi, viskositas, ukuran partikel, uji stabilitas fisik, pH, dan penetapan
kadar. Dari hasil pengujian, emulsi dengan konsentrasi emulgator 70% memiliki stabilitas
yang baik. Formula emulsi tersebut telah dapat memperbaiki aroma dan rasa minyak biji
jinten hitam, tetapi belum untuk penampilannya.
Kata kunci : emulsi, minyak biji jinten hitam, Nigella sativa Linn, stabilitas fisik,
O/W,ujikesukaan

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


PENDAHULUAN lainnya, glukosida saponin, protein 22,7 %,
Latar belakang asam amino, alkaloid, asam organik, tanin,
Negara Indonesia merupakan negara resin, mineral (Fe, Na, Cu, Zn, P dan Ca),
kaya akan tanaman yang berkhasiat dalam vitamin (asam askorbat, tiamin, niasin,
pengobatan. Terdapat tidak kurang dari 2039 piridoksin, dan asam folat), sterol bebas, dan
spesies dari hutan Indonesia yang dapat lain-lain.
digunakan sebagai obat herbal (Zuhud, Banyak aktivitas biologis dari biji
2008). Tanaman jinten hitam (Nigella sativa jinten hitam yang telah dilaporkan seperti
Linn.) merupakan salah satu tanaman yang anthelmintik (Haq, et.al., 1995), antibakteri
telah digunakan sebagai obat herbal yang (Zaoui, et.al.,2002.), antiinflamasi, antitumor,
dikenal sebagai Habbatussaudah selama lebih antioksidan (El- Beshbishy, et.al., 2009),
dari 2000 tahun diberbagai negara termasuk imunomodulator, diuretik, antihipertensi,
Indonesia dan negara-negara di kawasan antidiabetes, antiasma, obat penyakit paru-
Timur Tengah. Di Indonesia, tanaman jinten paru, dan antiartritis (Tubesha, Iqbal, &
hitam ini telah banyak ditanam pada daerah Ismail, 2011). Banyak peneliti yaitu Ismail et
Dieng, Lembang dan daerah pegunungan al. (2010), Khattak et al. (2008), dan
dengan ketinggian > 700 m di atas permukaan Thippeswamy dan Naidu (2005) yang telah
laut (Wahyuni, 2009). melaporkan bahwa Nigella sativa memiliki
Kandungan minyak biji jinten hitam aktivitas antioksidan yang menjanjikan
sangat bervariasi seperti minyak atsiri, asam melalui penurunan kekuatan dan inhibisi
lemak, karven, d-limonena, simena dan terpen dari peroksidasi.
lainnya, glukosida saponin dan lain-lain Sediaan minyak jinten hitam yang ada
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, dipasaran tersedia dalam bentuk soft capsule
1989). Timokuinon atau 2-metil-5-isopropil- dan beberapa dicampurkan dengan madu. Hal
p-benzo-kinon sebagai kandungan utamanya itu dilakukan untuk menutupi bau dan rasa
yang berperan dalam memberikan banyak dari minyak jinten hitam oleh sebab itu,
khasiat seperti anthelmintik, antimikroba, dalam penelitian kali ini akan dibuat dalam
imunomodulator, antiinflamasi, antikanker, bentuk sediaan emulsi. Karena minyak biji
dan lain-lain. jinten hitam mempunyai karakteristik yang
Biji jinten hitam mengandung 0,4- sangat khas terutama bau dan rasa yang
0,45 % b/b minyak atsiri, lebih dari 30 % kurang menyenangkan, maka dipilihlah
minyak dengan 85 % total asam lemak tidak sediaan emulsi yang bertujuan agar bau dan
jenuh, beberapa triglikosida flavonol, rasa tertutupi serta memamfaatkan teknologi
karven, d-limonena, simena dan terpen yang seefektif mungkin.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Emulsi adalah sediaan berupa METODOLOGI PENELITIAN
campuran terdiri dari dua fase cairan dalam Bahan
sistem dispersi; fase cairan yang satu Bahan-bahan yang digunakan dalam
terdispersi sangat halus dalam fase cairan penelitian ini adalah minyak biji jinten
lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat hitam (Nigella sativa Linn. seed oil) (PT.
pengemulsi (emulgator) (Departemen Prima Agritech Nusantara, sediaan
Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Di komersial minyak biji jinten hitam dalam
bidang farmasi dua cairan yang tidak kapsul lunak (Indonesia), tween 80 (Kao),
saling bercampur tersebut biasanya berupa span 80 (Kao), aspartam (diperoleh dari
minyak dan air. Ketika minyak dan air Brataco Chemical, Indonesia), perasa jeruk
dikocok bersamaan, terjadi pencampuran, (Koepoe, Indonesia), dan aquademineralisata
namun bila pengocokan dihentikan akan (Brataco,Indonesia).
terjadi pemisahan yang cepat menjadi dua
lapisan cairan. Untuk menghasilkan emulsi Alat

yang stabil, ditambahkan zat ketiga, yaitu pH-meter tipe 510 (Eutech

emulgator. Instrument,Singapura),viskometer brookfield

Pembuatan emulsi terutama minyak (Brookfield, USA), sentrifugator (Kubota

dalam air seperti pada penelitian ini 5100, Jepang), oven (Memmert, Jerman),

mempunyai tantangan khusus terutama dalam timbangan analitik tipe 210-LC (ADAM,

hal kestabilan. Sehingga diharapkan emulsi Amerika Serikat), timbangan gram

minyak biji jinten hitam yang stabil dapat (O’Haus), homogenizer (Ika T25 Digital

dipergunakan secara optimal. Ultra-Turrax, Jerman), mikroskop (Malvern,

Berdasarkan latar belakang yang Amerika Serikat), lemari pendingin

telah diuraikan di atas maka dapat (Toshiba), dan alat-alat gelas untuk analisis.

diidentifikasi masalah berikut menutupi bau Cara Kerja


Emulsi dibuat menjadi 3 formula
dan rasa minyak jinten hitam dan bagaimana
dengan fase minyak menggunakan minyak
kestabilan fisik sediaan emulsi minyak
biji jinten hitam dan aquademineralisata
jinten hitam yang baik.
sebagai fase air dengan perbandingan
Penelitian ini bertujuan untuk
konsentrasi surfaktan tween 80 dan
membuat sediaan emulsi minyak biji jinten
kosurfaktan span 80.
hitam serta menguji stabilitas fisik emulsi
minyak biji jinten.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Tabel 1. Tabel formula sediaan emulsi
minyak jinten hitam

Bahan Formula I (%) Formula II (%) Formula III (%)


Minyak Jinten Hitam 20 20 20
Tween 80 3,6 8,9 12,5
Span 80 0,4 1,1 1,5
Aspartam 0,20 0,20 0,20
Perasa jeruk 1,00 1,00 1,00
Pewarna Orange FDC 0,20 0,20 0,20
Xanthan gum 0,20 0,20 0,20
Aquades 70.90 70.90 70.90

Tween 80, aquades, aspartam, perasa Fase minyak dimasukkan sedikit


jeruk dan pewarna orange serta xanthan gum demi sedikit ke dalam fase air, dibantu
ditimbang sesuai formula masing masing. dengan homogenizer dengan kecepatan 2500
Tween 80 dan aquadest dipanaskan di rpm selama 30 menit sampai terbentuk
penangas air sampai suhu 75oC. Aquades emulsi minyak jinten hitam.
dibagi menjadi tiga bagian (1:1:1). Aquadest
Evaluasi Sediaan emulsi
bagian pertama untuk melarutkan tween 80
Organoleptis
dengan bantuan homogenizier 100rpm
Pengamatan organoleptis diamati
selama 1 menit, aquades bagian kedua untuk
terjadinya perubahan bentuk, warna, dan
melarutkan aspartam, perasa jeruk dan
bau. Pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu
pewarna orange. Sedangkan aquades bagian
selama 8 minggu.
ketiga untuk mengembangkan xanthan gum.
Aquades bagian pertama dan kedua Uji pH
dicampurkan. Xanthan gum yang telah Uji pH dapat dilakukan
dikembangkan dengan aquades bagian menggunakan pH meter pada suhu
ketiga, dimasukkan kedalam campuran ruang. Pertama-tama elektroda dikalibrasi
aquades bagian pertama dan kedua. Fase ini dengan dapar standar pH 4 dan pH 7.
adalah fase air Elektroda lalu dicelupkan ke dalam sediaan
Span 80 dan minyak biji jinten hitam hingga nilai pH muncul di layar. Hasil pH
ditimbang sesuai formula masing masing. dicatat (Departemen Kesehatan Republik
Dipanaskan di penangas air sampai suhu Indonesia, 1995).
75oC. Dihomogenkan dengan homogenizer
Penentuan Bobot Jenis
kecepatan 100rpm selama 1 menit. Fase ini
Bobot jenis diukur menggunakan
adalah fase minyak
piknometer pada suhu 29°C. Piknometer

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


yang bersih dan kering ditimbang (A g) Uji Stabilitas Fisik
lalu diisi dengan air dan ditimbang (A1 a. Cycling Test
g). Air dikeluarkan dari piknometer dan Sediaan disimpan pada suhu dingin ±
piknometer dibersihkan. Sediaan emulsi lalu 4ºC selama 24 jam, lalu dikeluarkan
diisikan ke dalam piknometer dan ditimbang dan ditempatkan pada suhu ± 40ºC
(A2 g). Bobot jenis sediaan diukur dengan selama 24 jam (1 siklus).
perhitungan sebagai berikut (Departemen Percobaan ini diulang sebanyak 6
Kesehatan Republik Indonesia, 1995) : siklus lalu dilakukan pengamatan
dan evaluasi yang dibandingkan
Bobot jenis = A2-A x 1g/ml (suhu 29°C)
dengan sediaan sebelumnya.
A1-A
b. Uji Sentrifugasi
Pengukuran Distribusi Ukuran Globul
Emulsi dalam tabung sentrifugasi
Distribusi ukuran globul dari emulsi diukur
dimasukkan ke dalam sentrifugator
menggunakan mikroskop.
dengan kecepatan putaran 3800
Uji viskositas
rpm selama 5 jam. Uji sentrifugasi
Uji viskositas dilakukan dengan
bertujuan untuk mengetahui
menggunakan viskometer Brookfield.
kestabilan sediaan emulsi dengan
Sediaan disimpan dalam wadah, lalu spindel
cara mengamati pemisahan fase
diturunkan ke dalam sediaan hingga batas
setelah disentrifugasi. Uji ini
yang ditentukan, kecepatan diatur mulai dari
diperlukan untuk mengetahui efek
5, 10, 20, 50, dan 100 rpm, lalu dilanjutkan
dari kecepatan sebaliknya 100, 50, 20, 10, guncangan pada saat transport

dan 5 rpm. Dari masing- masing produk terhadap tampilan fisik

pengukuran dibaca skalanya ketika jarum produk. Sentrifugasi pada 3750 rpm

merah yang bergerak telah stabil. dalam suatu radius 10 cm selama 5

Nilai viskositasnya digunakan untuk jam setara dengan efek gravitasi kira-
kira selama 1 tahun.
menghitung tekanan geser (dyne/cm2).
Tekanan geser dan kecepatan geser (rpm) c. Suhu tinggi (40±2oC)
dituangkan dalam pola reologi. Uji Sediaan disimpan pada suhu tinggi
viskositas ini dilakukan pada minggu ke-0 (40±2°C) selama 8 minggu,
dan ke-8. kemudian dilakukan pengamatan
organoleptis (perubahan warna, bau,
homogenitas), dan pengukuran pH
setiap 2 minggu.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


d. Suhu kamar (29±2oC) suka, netral, tidak suka, dan sangat tidak

Sediaan disimpan pada suhu kamar suka. Respon tersebut diberikan untuk tiga

(29±2°C) selama 8 minggu, parameter terhadap sampel, yaitu rasa,

kemudian dilakukan pengamatan aroma, dan penampilan. Respon kemudian

organoleptis (perubahan warna, bau, diubah menjadi skala numerik.

homogenitas), dan pengukuran pH Langkah yang dilakukan antara lain:

setiap 2 minggu. Pengukuran 1. Pemberian kode sampel setiap perlakuan

viskositas dilakukan pada minggu secara acak untuk menghindari

ke-0 dan ke-8. subyektifitas.


2. Pembuatan formulir instruksi kerja
e. Suhu rendah (4±2oC) (kuesioner) yang berisi petunjuk
Emulsi disimpan pada suhu mencakup informasi, instruksi, dan
rendah (4±2°C) selama 8 minggu, respon panelis.
kemudian dilakukan pengamatan 3. Pelaksanaan uji
organoleptis (perubahan warna, bau, 4. Pengolahan data
homogenitas), dan pengukuran pH HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap 2 minggu.
Pada penelitian ini dibuat tiga
Uji kesukaan formula emulsi minyak biji jinten hitam
Pengujian ini umumnya digunakan tipe O/W dengan variasi jumlah penambahan
untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap emulgator yaitu tween 80 dan span 80.
suatu bahan. Oleh karena itu panelis Sediaan diamati kestabilan fisiknya.
sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang Formula merupakan sediaan oral sehingga
mewakili populasi masyarakat tertentu. Skala perlu dilakukan uji kesukaan untuk
nilai yang digunakan dapat berupa nilai mengetahui penilaian t i n g k a t kesukaan
numerik dengan keterangan verbalnya, atau terhadap setiap sediaan yang dibuat
keterangan verbalnya saja dengan kolom yang mengenai parameter penampilan, aroma dan
dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai rasa.
dapat dinilai dalam arah vertikal atau Pembuatan emulsi diawali dengan
horizontal (Kartika, 1988). tahap pembuatan fase pertama yaitu fase air
Uji akan dilakukan ke 30 orang dimana tween 80 yang merupakan surfaktan
panelis. Panelis diinstruksikan untuk hidrofilik dan sebagian aqua demineralisata
memberikan respon terhadap sampel yang yang dipanaskan sampai suhu 75oC
disajikan dengan penilaian sangat suka, dicampurkan dengan bahan tambahan lain

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


seperti pemanis, perasa dan pewarna. Di menit. Energi yang besar terbukti mampu
homogenkan dengan homogenizer ultra memperkecil ukuran globul suatu emulsi.
tunax pada kecepatan 100 rpm selama 1 Semakin kecil ukuran globul, maka emulsi
menit. yang didapat akan semakin stabil.
Tahap selanjutnya, fase minyak Diharapkan emulsi ini stabil, sehingga dapat
emulsi jinten hitam tipe O/W (oil in meningkatkan kestabilan emulsi O/W.
water). Tahapan ini dibuat dengan
Evaluasi
mencampurkan minyak biji jinten hitam
Hasil evaluasi awal emulsi minyak
dan span 80 yang bersifat hidrofob yang
biji jinten hitam.
dihomogenkan dengan homogenizer ultra-
Hasil evaluasi awal emulsi minyak
turrax kecepatan 100 rpm selama 1 menit
biji jinten hitam dapat dilihat pada pejelasan
agar diperoleh larutan yang stabil. Dari
dibawah ini. Masing-masing formula pada
kedua fase tersebut dicampurkan dengan
tabel berikut berikut.
memasukkan fase minyak ke dalam fase air
dengan bantuan homogenizer.
Tabel 2. Tabel Evaluasi emulsi minyak biji
Pada tahap pencampuran kedua fase
jinten hitam pada minggu ke-0
digunakan kecepatan 2500 rpm selama 30

Sediaan Oeganoleptis pH Diameter globul Viskositas (cps)

Formula 1 warna cokelat muda, 5,40 8,98 3880


sedikit berbau khas
minyak biji jinten hitam,
homogen

Formula 2 warna cokelat muda, 5,78 8,24 4120


sedikit berbau khas
minyak biji jinten hitam,
homogen

Formula 3 warna cokelat, sedikit 6,02 7,88 4260


berbau khas minyak biji
jinten hitam, homogen

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Pengamatan Organoleptis dan masing asam lemak akan mempengaruhi
Homogenitas pH sediaan.
Pengamatan organoleptis ketiga Konsentrasi emulgator terutama
formula emulsi minyak biji jinten hitam tween 80 yang berlebih pada formula 3
menunjukkan bahwa emulsi berwarna dapat mempengaruhi pH karrna pH
cokelat muda. Seharusnya warna yang tween 80 berkisar 6. Hanya saja pada
diharapkan adalah warna jingga (orange) konsentrasi yang besar, formula 3
sesuai dengan perasa yang ditambahkan, emulsi minyak biji jinten hitam dapat
yaitu rasa jeruk. Hal ini disebabkan oleh terhidrolisis karna asam lemak
warna minyak biji jinten hitam sendiri meningkat, sehingga terlihat pada suhu
yang berwarna cokelat tua sangat dominan tinggi menyebabkan emulsi akan
mempengaruhi warna sediaan. Selain itu memisah antara lapisan minyak dengan
juga disebabkan oleh penambahan pasta emulgator sehingga tampak warna lebih
orange yang masih kurang cukup untuk hitam.
menutupi warna minyak biji jinten hitam.
Ketiga formula yang dibuat tidak memiliki Tabel 3. Hasil pengukuran pH emulsi
perbedaan warna yang signifikan. minyak biji jinten hitam pada
Bagaimanapun juga aroma khas minyak berbagai suhu penyimpanan
biji jinten hitam dalam sediaan masih Minggu pH sediaan Formula 1
ke- Suhu Suhu Suhu
sedikit tercium karena minyak biji jinten dingin Kamar Tinggi
hitam memiliki aroma yang sangat kuat. (4±2ºC) (27-30ºC) (40±2ºC)
0 5,30 5,40 5,20
2 5,34 5,52 5,10
Pengukuran pH 4 5,56 5,50 -
6 5,40 5,52 -
Secara garis besar seluruh formula
8 5,42 5,57 -
emulsi cenderung bersifat asam lemah (pH
Minggu pH sediaan Formula 2
5,40-6,02) terlihat pada tabel 4.2. Akan ke- Suhu Suhu Suhu
tetapi, nilai keasaman sediaan masih bisa dingin Kamar Tinggi
(4±2ºC) (27-30ºC) (40±2ºC)
diterima untuk sediaan oral karena masih 0 5,78 5,78 5,84
2 5,76 5,77 5,82
mendekati pH netral (pH 7)
4 5,75 5,77 5,78
. Minyak dapat mengalami 6 5,72 5,75 -
8 5,74 5,76 -
penguraian lemak atau trigliserida
menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol akibat hidrolisa. Konstanta
keasaman dan derajat ionisasi masing-

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Minggu pH sediaan Formula 3 Viskositas ketiga formula pada
ke- Suhu Suhu Suhu
dingin Kamar Tinggi spindel 2 dengan kecepatan 5 rpm
(4±2ºC) (27-30ºC) (40±2ºC) menunjukkan bahwa viskositas formula 1,
0 6,02 6,02 6,52
2 6,04 6,02 5,10 formula 2 dan formula 3 berturut-turut 3880
4 6,06 6,00 -
cps, 4120 cps, dan 4220 cps. Konsentrasi
6 6,04 5,94 -
8 6,02 5,97 - tween 80 yang berbeda diharapkan akan
Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir
semakin meningkatkan viskositas sediaan
Setelah dilakukan pengukuran
karena semakin tinggi jumlah emulgator
viskositas sediaan dengan kecepatan geser
akan semakin menurunkan ukuran diameter
yang beragam diperoleh reogram pada
globul. Diameter globul yang kecil akan
Lampiran 5 dan 6 yang menunjukkan sifat
meningkatkan luas permukaan, dan
aliran pseudoplastik tiksotropik. Sifat aliran
meningkatan tahanan emulsi untuk mengalir
ini akan dipengaruhi oleh waktu karena
ya ng kemudian meningkatkan viskositas
akan terjadi perubahan struktur yang tidak
(Koocheki dan Kadkhodaee, 2011).
kembali ke keadaan semula dengan segera
apabila tekanan dikurangi (Martin, Pengukuran Diameter Globul Rata-
Swarbrick, dan Cammarata,1993). Rata
Sifat aliran emulsi umumnya Pengukuran diameter globul rata-rata
berupa pseudoplastik dimana viskositas emulsi menggunakan mikroskop polarisasi
akan berkurang seiring dengan naiknya agar perbedaan antar globul terlihat lebih
kecepatan geser (Jiao dan Burgess, 2008). jelas. Hasil perhitungan pengukuran
Sifat aliran ini tidak memiliki yield value diameter globul rata-rata dapat dilihat pada
(gaya tertentu agar apabila terlampaui Lampiran. Globul berada pada rentang 7,88
cairan akan mengalir) dan harga viskositas – 8,98 μm. Terlihat dari ukuran globul
yang absolut. bahwa semakin besar jumlah emulgator
Viskositas yang cukup tinggi dari yang ada dalam sediaan, maka globul yang
suatu sediaan farmasi mempengaruhi dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut
penerimaan pasien karena sediaan yang yang membuat stabilitas suatu emulsi
cukup kental memudahkan penuangan dari meningkat. Secara berurutan ukuran
wadah, namun viskositas yang terlalu diameter rata-rata globul dari yang
besar pun akan menyebabkan sediaan terkecil ke yang terbesar adalah formula 3
sukar didispersikan kembali dan sulit untuk (emulgator 70%), formula 2 emulgator
dituang. 50%), dan formula 1 (emulgator 20%).

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Gambar 1. Foto globul formula 1 emulsi Gambar 3. Foto globul formula 3 emulsi tipe
tipe O/W minyak biji jinten O/W minyak biji jinten hitam
hitam minggu ke-0 pada suhu minggu ke-0 pada suhu kamar
kamar (27-30ºC) pada (27-30ºC) pembesaran 10 X 50
pembesaran 10 X 60 Pada konsentrsi emulgator 70%,
ukuran droplet minyak jauh kecil . Hal ini
bisa dilihat dari semakin rata ukuran partikel
dan distribusi ukuran partikel sempit tidak
terlalu besar. Sehingga ukuran yang rata tidak
mempunyai kecenderungan untuk mengumpal
atau agregrasi. Dari gambar 1 sampai gambar
Gambar 2. Foto globul formula 2 emulsi tipe 3 terjadi pengurangan ukuran partikel
O/W minyak biji jinten hitam sehingga mempunyai kecenderungan untuk
minggu ke-0 pada suhu kamar menaikkan viskositas. Jika dilihat dari
(27-30ºC) pembesaran 10 X 50 viskositasnya memang benar semakin lama
Pada gambar 2 terlihat droplet dari penyimpanan dan tinggi konsentrasi zat
tetesan air yang besar karna jumlah emulgator pengemulsi maka viskositas semakin
dengan konsentrasi 20% kurang menutupi meningkat.
jumlah droplet minyak. Sedangkan pada Viskositas yang meningkat akan
gambar 3 dengan konsentrasi emulgator 50%, berpengaruh pada ukuran partikel. Viskositas
ukuran droplet lebih kecil. Hal ini jelas akan yang meningkat sehingga terbentuk tetesan
berpengruh pada viskositas karena semakin yang kecil dan terlihat stabil karena koalesen
laam penyimpanan maka viskositas juga akan terjadi lebih rendah. Jika konsentrasi tween 20
meningkat. % maka ukuran partikelnya terlihat besar
karena terjadi kehilangan tetesan air dalam
menuju fase kontinu secara cepat, sehingga
emulsi menjadi kurang stabil. Emulsi yang
stabil akan menjaga jumlah ukuran partikel

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


yang sama dari fase terdispers persatuan 2010). Namun, pada ketiga formula
volume berat volume dari fase kontinu. ini tidak ditemukan kristal.
Setelah cycling test, seluruh formula
Penentuan Bobot Jenis Emulsi Minyak
mengalami pemisahan fase. Formula 3
Biji Jinten Hitam
adalah formula dengan pemisahan fase
Setelah dilakukan pengukuran bobot
terparah, sedangkan formula 1 mengalami
jenis emulsi minyak biji jinten hitam
pemisahan fase sedang. Formula 2
menggunakan piknometer. Peningkatan
memiliki kestabilan terhadap cycling test
konsentrasi emulgator dalam sediaan akan
lebih baik daripada formula lainnya karena
meningkatkan bobot jenis sediaan pula.
mengalami pemisahan fase yang tidak terlalu
Keduanya memiliki kecenderungan berat
besar dibandingkan formula yang lain. Hal
jenis yang lebih besar dibandingkan air
tersebut menunjukkan bahwa peran HLB
(Rowey, Sheskey, dan Owen, 2006). Oleh
terhadap cycling test cukup besar.
karena itu, penambahan keduanya dapat
meningkatkan berat jenis suatu sediaan yang
juga berbanding lurus dengan konsentrasinya
dalam sediaan. Hal tersebut dapat terlihat dari
Sebelum uji
berat jenis sediaan secara berturut-turut
formula 2, formula 1, dan formula 3 adalah
0,9748; 0,9826; dan 0,9986 gram/ml.
Sesudah uji
Evaluasi Stabilitas Fisik Emulsi Minyak
Biji Jinten Hitam
Cycling Test
F1 F2 F3
Tujuan dari dilakukannya cycling
test adalah untuk mengetahui adanya kristal
atau tidak yang dapat terbentuk akibat Gambar 4. Foto hasil cycling test formula
siklus dari cycling test. Dalam larutan, emulsi minyak biji jinten hitam
surfaktan dapat membentuk berbagai bentuk tipe O/W selama 8 minggu
struktur mikro salah satunya fase kristal cair Penyimpanan Suhu tinggi (40±2oC), Kamar
(liquid crystalline phases) yang dapat
(27-30oC), dan Suhu Rendah
diakibatkan oleh agregasi geometri akibat
(4±2oC)
pengaruh eksternal seperti suhu, tekanan,
dan aliran (Manero, Bautista, dan Puig,

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


a. Pengamatan Organoleptis dan rendah rendah (4±2oC) dan suhu ruang (27-
Homogenitas 30oC) selama 4 minggu tidak
Hasil dari pengamatan uji stabilitas memberikan perbedaan pH yang
ketiga formula pada berbagai suhu selama signifikan setiap minggunya. Hal ini
empat minggu dapat dilihat pada menunjukkan bahwa ketiga formula dalam
Lampiran serta gambar foto pengamatan suasana suhu rendah (4±2oC) dan dan suhu
dapat dilihat di Lampiran 2-4. Untuk suhu ruang (27-30oC) cukup stabil karena salah
rendah (4±2oC), ketiga formula tidak satu parameter ketidakstabilan suatu sediaan
mengalami perubahan warna maupun bau adalah adanya perubahan pH yang
dan tetap homogen. Pada suhu kamar (27- signifikan. Sedangkan pada suhu tinggi
30oC) emulsi masih cukup stabil, tetapi pada (40±2oC) tidak dapat dilakukan
minggu ke-4, formula 1 sudah mengalami pengamatan perubahan pH karena
perubahan bau menjadi sedikit tengik. Hal sediaan cepat mengalami pemisahan fase.
tersebut mungkin dikarenakan oksidasi Apabila telah terjadi pemisahan fase,
akibat tidak ditambahkannya pengawet pengukuran pH sediaan akan menjadi bias
maupun antioksidan dalam formula. karena sediaan sudah tidak terdistribusi

Untuk suhu tinggi (40±2oC), secara homogen.

formula 1 dan 3 mengalami pemisahan c. Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir

fase yang lebih cepat dibandingkan dengan Gambar perbandingan reogram

formula lain yaitu pada minggu ke-2. formula emulsi ganda minggu ke-0 dan

Formula 1 mengalami pemisahan fase minggu ke-8 dapat dilihat pada gambar.

pada minggu ke-3. Sedangkan formula 3 Sifat alir emulsi minyak biji jinten hitam

baru mengalami pemisahan pada minggu masih bersifat pseudoplastik tiksotropik.

ke-4. Sedangkan tween 80 sebagai Pengukuran viskositas minggu ke-8

emulgator melindungi globul minyak agar sediaan pada penyimpanan suhu kamar

tetap terjaga sehingga tidak terjadi menunjukkan bahwa ketiga formula

pemisahan fase. Suhu tinggi juga mengalami penurunan sehingga lebih encer

menyebabkan minyak teroksidasi dibandingkan dengan minggu ke-0. Hal

sehingga menghasilkan bau tengik. tersebut dapat diamati dari pengukuran

b. Pengukuran pH viskositas menggunakan spindel 2 dengan

Hasil pengukuran pH keempat kecepatan 5 rpm formula 1, formula 2, dan

formula dalam delapan minggu dapat formula 3 berturut- turut memiliki viskositas

dilihat pada Lampiran. Penyimpanan suhu 1920 cps, 2540 cps, 2780 cps. Secara

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


teoritis seiring dengan lamanya garis awal dengan kecepatan 5 dengan
penyimpanan, viskositas emulsi akan viskositas 3920 menjadi 4120. Sedangkan
meningkat. untuk minggu ke-8 dengan viskositas 2540
menjadi 2340 dengan kecepatan 5.

Gambar 5. Hasil reogram formula 1 emulsi


tipe O/W minyak biji jinten
hitam pada minggu ke-0 dan Gambar 7. Hasil reogram formula 3 emulsi
ke-8 tipe O/W minyak biji jinten
Pada formula 1 antara minggu ke-0 hitam pada minggu ke-0 dan
sampai minggu ke-8 terlihat hasil yang ke-8
berhimpit menandakan viskositas tidak Pada reogram formula 3, semakin
berbeda jauh untuk pengukuran tiap terlihat perbedaan garis untuk masing
minggunya. Variasi kecepatan yang diberikan masing pengukuran viskosotas. Bila
antara 5 pada permulaan sampai 100 untuk dibandingankan hasil reogram viskositas
tertinggi. dari ketiga formula terlihat semakin tidak
berhimpit, atriny ada pergeseran viskositas.
d. Pengukuran Diameter Globul Rata-
Rata
Secara umum terjadi penurunan
ukuran globul eksternal dan internal setelah
penyimpanan. Rentang awal droplet 7,88-
8,98 μm menjadi 7,24-7,82μm,. Emulgator
Gambar 6. Hasil reogram formula 2 emulsi
menjaga agar barier antar fase tetap kuat
tipe O/W minyak biji jinten
sehingga difusi air lebih lambat. Emulgator
hitam pada minggu ke-0 dan
yang tidak cukup kuat justru akan
ke-8
menyebabkan koalesen lebih besar dengan
Formula 2 dari gambar reogram diatas
penurunan ukuran globul yang signifikan.
mulai menunjukkan bahwa viskositas mulai
Hal tersebut disebabkan mekanisme
berubah. Terlihat pada minggu ke-0 antar
koalesen droplet fase air yang diikuti

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


dengan penurunan ukuran globul minyak berupa kriming. Hal ini dikarenakan
sehingga menjadi lebih kecil karena emulgator juga meningkatkan viskositas,
volume yang berkurang. Selain itu,semakin sehingga dapat menghambat laju kriming.
kecil ukuran droplet akan mempengaruhi Selain itu, emulgator juga cukup mampu
kestabilan suatu emulsi. menjaga agar globul minyak tidak
Hal tersebut terbukti dari ukuran mengalami koalesen yang dapat
droplet pada mingggu ke-4 yang semakin menyebabkan pemisahan fase.
kecil dan jumlah globul emulsi yang
Evaluasi Uji Hedonik Emulsi Minyak
terbentuk juga berkurang. Globul emulsi
Biji Jinten Hitam
yang terbentuk pada minggu ke-0 mencapai
Hasil penilaian ini dianalisis
85 globul, sedangkan pada minggu ke-8
menggunakan program statistik Epidata.
hanya ditemukan berkisar 55 globul dalam
Enam puluh orang panelis diminta
sampling foto mikroskopik. Viskositas zat
memberikan penilaian kesukaan terhadap
pseudoplastik berkurang dengan
hasil formula sediaan emulsi minyak biji
meningkatnya kecepatan geser (Martin,
jinten hitam. Panelis menilai parameter
1983).
penampilan, aroma, dan juga rasa sediaan.
Uji Mekanik (Sentrifugasi) Berdasarkan uji distribusi, distribusi
Ketiga sediaan terjadi pemisahan fase data penilaian kesukaan penampilan,
setelah dilakukan uji mekanik. Sampel aroma, dan rasa dari semua sampel
terbagi menjadi tiga bagian, dimana lapisan tidak terdistribusi normal sehingga
teratas adalah minyak, lalu berturut-turut hipotesis ditolak. Karena tidak
emulgator dan fase air. Hal ini membuktikan terdistribusi normal, maka data hasil
bahwa keempat formula masih kurang stabil penilaian dilanjutkan dengan analisis non
terhadap pengocokan yang sangat kuat akibat parametik.
pemisahan gravitasional yang dipercepat. Untuk dapat melanjutkan analisis
data juga harus diketahui homogenitas
Evaluasi Volume Kriming Emulsi
variasi kesukaan penampilan, aroma, dan
Minyak Biji Jinten Hitam
rasa semua sampel dengan menggunakan uji
Perbandingan ketiga formula pada
homogenitas varian. Hasil analisis
minggu ke-0 dan minggu ke-4 dapat
membuktikan bahwa variasi pada tiap
dilihat pada Lampiran 15. Sampai dengan
kelompok sama (homogen).
minggu ke-4, ketiga formula belum
Analisis non parametik yang
menunjukkan adanya ketidakstabilan
digunakan adalah uji kruskal-wallis

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


d e n g a n S P S S 1 6 untuk mengetahui kurang menarik. Sedangkan dari segi aroma
ada tidaknya perbedaan kesukaan yang sebagian formula telah mampu menutupi
signifikan antar formula dan uji willcoxon aroma minyak biji jinten hitam yang kuat.
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
KESIMPULAN DAN SARAN
kesukaan yang signifikan antara masing- Setelah dilakukannya penelitian
masing formula dibandingkan kontrol terhadap uji stabilitas emulsi tipe O/W
minyak biji jinten hitam. minyak biji jinten hitam, peneliti dapat
Hasil uji kruskal-wallis menarik beberapa kesimpulan sebagai
memberikan informasi bahwa kesukaan berikut.
panelis terhadap penampilan, aroma, dan 1. Stabilitas fisik emulsi ganda
rasa dari ketiga formula tidak berbeda minyak biji jinten hitam
secara signifikan karena hipotesis diterima meningkat dengan peningkatan
(tidak ada perbedaan yang signifikan). Hal konsentrasi emulgator (tween 80)
ini dikarenakan formulasi variasi rasa yang dalam formula, terutama terhadap
kurang jauh berbeda baik dari segi suhu tinggi.
penambahan pasta orange maupun 2. Peningkatan HLB akan
pemanis. menjadikan sediaan emulsi akan
Ta be l 4. Hasil uji kruskal-wallis lebih baik dalam hal bau dan rasa
terhadap nilai kesukaan penampilan, Saran yang dapat penulis
aroma, dan rasa formula berikan berdasarkan penelitian ini adalah
Formula N Mean Rank sebaiknya dalam sediaan ditambahkan
Penampilan Formula 1 20 43,60
Formula 2 20 39,05 antioksidan alami maupun buatan untuk
Formula 3 20 37,67
Total 60 mencegah adanya autooksidasi senyawa
Aroma Formula 1 20 38,98
Formula 2 20 46,05 aktif.
Formula 3 20 44,20
Total 60
DAFTAR ACUAN
Rasa Formula 1 20 38,42 Ansel, Howard. (1989). Pengantar
Formula 2 20 48,43 Bentuk Sediaan Farmasi Edisi
Formula 3 20 39,98
Total 60 IV. Jakarta: UI Press, 387-388.
Penampilan Aroma Rasa Badarinath, A., Rao, K.M.,
Chi-Square 0,842 4,111 3,710 Chetty, C.M., Ramkanth, S.,
df 3 3 3 Rajan, T., & Gnnaprakash, K.
Asymp. Sig. 0,839 3,250 3,29 (2010). A Review on In-vitro
Dari analisis data diatas dapat 5
Antioxidant Methods:
disimpulkan bahwa ketiga formula telah Comparisions, Correlation, and
Considerations. International
mampu memperbaiki rasa minyak biji jinten Journal of PharmTech Research
hitam, tetapi dari segi penampilan masih Vol. 2, No. 2, 1276-1285.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Hydrocolloids 25, 1327-1336.
Bagchi, K., & Puri, S. (1998). Free El-Beshbishy, H. A., Mohamadin, A.
Radicals and Antioxidants in M., & Abdel-Naim, A. B.
Health and Disease. Eastern (2009). In Vitro Evaluation of
Mediterranean Health Journal the Antioxidant Activities of
Volume 4 Issue 2, 350-360. Grape Seed (Vitis vinifera)
Bhatt, P., & S. Madhav, S. (2011). A Extract, Blackseed (Nigella
Detailed Review on sativa) Extract, and Curcumin.
Nanoemulsion Drug Delivery Journal of Taibah University
System. International Journal Medical Science 4(1), 23-35.
of Pharmaceutical Sciences El-Tahir, K. E.-D., & Bakeet, D.
and Research Vol 2, 2482-2489. M. (2006). The Black Seed
Burits, M., & Bucar, F. (2000). Nigella sativa Linnaeus - A
Antioxidant Activity of Nigella Mine for Multi Cures: A Plea
sativa Essential Oil. for Urgent Clinical Evaluation
Phytotherapy Research 14, 323- of Its Volatile Oil. J T U Med
328. Sc1, 1-19.
Cheikh-Rouhou, S., Besbes, S., Fanun, M. (2010). Colloids in Drug
Hentati, B., & Blecker, C. Delivery. Florida: CRC Press.
(2007). Nigella sativa L.: Fletcher, J. (2012). Making the
Chemical Composition and Connection - Particle Size, Size
Physicochemical Characteristics Distribution, and Rheology.
of Lipid Fraction. Food CHEMIE.DE Information
Chemistry 101, 673–681. Service GmbH.
Departemen Kesehatan Republik Harmita. (2006). Buku Ajar Analisis
Indonesia. (1979a). Materia Fisikokimia. Depok: Departemen
Medika IndonesiaJilid III. Farmasi
Jakarta: Departemen Kesehatan FMIPA UI, 16-39.
Republik Indonesia, 112-117. Haq, A., Abdullatif, M., Lobo, P. I.,
Departemen Kesehatan Republik Khabar, K. S., Sheth, K. V., &
Indonesia. (1979b). Al-Sedairy, S.T. (1995).Nigella
Vademenkum Bahan Obat Alam. sativa: Effect on Human
Jakarta: Departemen Kesehatan Lymphocytes and
Republik Indonesia, 99-100. Polymorphonuclear Leukocyte
Departemen Kesehatan Republik Phagocytic Activity.
Indonesia. (1995). Farmakope Immunopharmacology
Indonesia Edisi IV. Jakarta: 30, 147-155.
Direktorat Jenderal Pengawasan Hutapea, J.R. (1994). Inventaris
Obat dan Makanan Republik Tanaman Obat Indonesia
Indonesia (III). Jakarta: Departemen
Djajadisastra, J. (2004). Cosmetic Kesehatan RI Badan Penelitian
Stability. Departemen Farmasi & Pengembangan Kesehatan.
Fakultas Matematika & Ilmu Kelmann, R. G., Kuminek, G.,
Pengetahuan Alam Universitas Teixeira, H. F., & Koester, L.
Indonesia. Depok: Seminar S. (2007).Carbamazepine
Setengah Hari HIKI. Parenteral Nanoemulsions
Donsì, F., Wang, Y., & Huang, Q. Prepared by Spontaneous
(2011). Freezeethaw Stability of Emulsification Prosess.
Lecithin and Modified Starch- International Journal of
based Nanoemulsions. Food Pharmaceutics 342, 231-

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


239. Molyneux, P. (2004). The Use of the
Stable Free Radical
Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
Koocheki, A., & Kadkhodaee, R.
for Estimating Antioxidant
(2011). Effect of Alyssum
Activity. Songklanakarin J.
homolocarpum Seed Gum,
Sci. Technol. 26(2), 211-219.
Tween 80, and NaCl on
Myers, R. L. (2004). The IC50 Rating
Droplets Characteristics, Flow
for Antioxidant Effectiveness.
Properties, and Physical
eBytes Issue
Stability of Ultrasonically
8 CNC copyright, 1-3.
Prepared Corn Oil-in-Water
Nickavar, B., Mojab, F., Javidnia,
Emulsions. Food Hydrocolloids
K., & Amoli, M. A. (2003).
25, 1149-1157
Chemical Composition of the
Kress, H. (2011).
Fixed and Volatile Oils of
http://www.henriettesherbal.com/f
Nigella sativa L. from Iran. Z.
iles/images/photos/p09/nigella-
Naturforsch 58c, 629-631.
sativa-3.jpg
Pantone. (2011). Pantone Calibrated.
Lide, D. R. & Haynes, W. M. (2010).
Pantone Inc. www.grafiport.com
CRC Handbook of Chemistry and
Piao, J.& Adachi, S. (2006). Stability
Physics 90th edition. Florida :
CRC Press Lockwood, B. of O/W Emulsions Prepared
(2007). Nutraceuticals Second Using Various Monoacylsugar
Edition. Illinois: Pharmaceutical Alcohols as an Emulsifier.
Press Innovative Food Science and
Martin, A., J., & Cammarata, A. Emerging Technologies 7, 211–
(1983). Farmasi Fisik Jilid II 216.
edisi ketiga terjemahan. dari Powers, S. K., Deruisseau, K. C.,
Physical Pharmacy oleh Joshita. Quindry, J., & Hamilton, K. L.
Jakarta: UI Press, 1154, (2004). Dietary Antioxidants and
1077- 1096. Exercise. Journal of Sports
Marxen, K., Vanselow, K. H., Sciences, 81-94.
Lippemeier, S., Hintze, R., Ramadan, M. F. (2007).
Ruser, A., & Hansen, U.-P. Nutritional Value,Functional
(2007). Determination of Properties and Nutraceutical
DPPH Radical Oxidation Applications of Black Cumin
Caused by Methanolic Extracts (Nigella sativa L.): an
of Some Microalgal Species Overview. International Journal
by Linear Regression Analysis of Food Science and Technology
of Spectrophotometric 42, 1208-
Measurements. Sensors 7, 2080- 1218.
2095. Ramadan, M. F., Kroh, L. W., &
Mason, T. G., Wilking, J. N., Meleson, Morsel, J.-T. (2003). Radical
K., Chang, C. B., & Graves, S. Scavenging Activity of Black
M. (2006). Nanoemulsions: Cumin (Nigella sativa L.),
Formation, Structure, and Coriander (Coriandrum sativum
Physical Properties. Journal of L.), and Niger (Guizotia
Physics: Condensed Matter 18, abyssinica Cass.) Crude Seed
635-666. Oils and Oil Fractions. Journal
Meyer, L. H. (1976). Food of Agricultural and Food
Chemistry. Michigan: Van Chemistry 51 (24), 6961–6969.
Nostrand Reinhold Company. Rao, J. & McClements, D.J. (2011).

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Formation of Flavor Oil Sarma, A. D., Mallick, A. R., &
Microemulsions, Nanoemulsions Ghosh, A. K. (2010). Free
and Emulsions: Influence of Radicals and Their Role in
Composition and Preparation Different Clinical Conditions:
Method. Journal of Agricultural An Overview. International
and Food Chemistry 59, 5026– Journal of Pharma Sciences and
5035. Research Vol.1(3), 185-192.
Rieger, M.M. (1994). Emulsi. Dalam : Shakeel, F., Baboota, S., Ahuja, A.,
Lachman. L., H.A. Lieberman, Ali, J., Aqil, M., & Shafiq, S.
& J.L. Kanig. Teori dan Praktek (2007). Nanoemulsions as
Farmasi Industri I. Terjemahan: Vehicles for Transdermal
Siti Suyatmi. UI Press. Jakarta : Delivery of Aceclofenac. AAPS
1029-1081. PharmSciTech, 191-199.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey, & S.C. Silva, H. D., Cerqueira, M. A., Souza,
Owen. (2009). Handbook of B. W., Ribeiro, C., Avides, M.
Pharmaceutic Excipients 6th C., Quintas, M. A., Coimbra,
edition. London: J.S.R., Carneiro-da-cunha, M.
Pharmaceutical Press and W., Vicente, A.A. (2011).
American Pharmacists Nanoemulsions of b-Carotene
Association. Using a High-energy
Salager, J. R., Marquez, L., Mira, Emulsification– evaporation
I., Perez, M., Ramirez, M., Technique. Journal of Food
Tyrode, E., Zambrano, N., Engineering 102, 130–135.
Choplin, L. (2001). Sultan, M. T., Butt, M. S., Anjum,
Emulsification Efficiency F. M., Jamil, A., Akhtar, S., &
Related to The Combination of Nasir, M. (2009). Nutritional
Mechanical Energy Input and Profile of Indigenous Cultivar
System Formulation and of Black Cumin Seeds and
Composition Variables. Antioxidant Potential.Pak. J.
International Symposium on Bot., 41(3), 1321-1330.
Mixing in Industrial Processes,
280-284.
Salager, J. L., Andérez, J. M., Talegaonkar, S., Azeem, A., Ahmad,
Briceño, M. I., de Sánchez, M. F.J., Khar, R.K., Pathan, S.A. &
P., & de Gouveia, Khan, Z.I. (2008).
M.R.(2002).Emulsification Yield Microemulsions: A Novel
Related to Formulation and Approach to Enhanced Drug
Composition Variables as Well Delivery. Recent Patents on
as Stirring Energy. Rev. Téc. Drug Delivery & Formulation,
Ing. Univ. Zulia v.25 n.3 238-257.
Maracaibo dic., 1-16.
Salim, N., Basri, M., Rahman, M. B., Tubesha, Z., Iqbal, S., & Ismail, M.
Abdullah, D. K., Basri, H., & (2011). Effects of Hydrolysis
Salleh, A. B. (2011). Phase Conditions on Recovery of
Behaviour, Formation and Antioxidants from Methanolic
Characterization of Palm-Based Extracts of Nigella Sativa
Esters Nanoemulsion Seeds. Journal of Medicinal
Formulation containing Plants Research Vol. 5(22),
Ibuprofen. J Nanomedic 5393-5399.
Nanotechnol Vol 2 Issue 4, 1-5.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013


Voight, R. (1995). Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi Edisi 5.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wahyuni, S. (2009). Peluang Budidaya
dan Manfaat Jintan Hitam
(Nigella sativa). Warta Penelitian
dan Pengembangan Tanaman
Industri Volume 15 No 1,
23-25.
Widyaningsih, N. N., & Latifah, M.
(2008). Pengaruh Keadaan
Sosial Ekonomi, Gaya Hidup,
Status Gizi, dan Tingkat Stres
terhadap Tekanan Darah. Jurnal
Gizi dan Pangan 3 (1), 1-6.
Zaoui, A., Cherrah, Y., Mahassini,
N., Alaoui, K., Amarouch, H.,
& Hassar, M. (2002a). Acute
and Chronic Toxicity of
Nigella sativa Fixed Oil.
Phytomedicine 9, 69-74.
Zaoui, A., Cherrah, Y., Mahassini, N.,
Alaoui, K., Amarouch, H., &
Hassar, M. (2002b). Effects of
Nigella sativa Fixed Oil on
Blood Homeostasis in Rat.
Journal of Ethnopharmacology
79, 23-26.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai