Makalah Agama
Makalah Agama
HUKUM ISLAM
Kelompok 3
- Istna Kamelina F (010001600167)
- Annisa Nabila F (010001600044)
- Shinta Dewi (010001600341)
- Gania Pratiwi (010001600141)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul“Hukum Islam”ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga
berterima kasih kepada Ibu Tati Kurniati selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Universitas Trisakti yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kamisangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Hukum Islam. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
mendatang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber-Sumber Ajaran Hukum Islam......................................................................2
2.1.1 Al-Qur’an....................................................................................................2
2.1.2 Al-Hadist/As-Sunnah..................................................................................4
2.1.3 Ijtihad...........................................................................................................5
2.2 Fungsi Hukum Islam.....................................................................................................8
2.2.1 Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Masyarakat..............................8
2.2.2 Fungsi Adanya Hukum Islam.....................................................................8
2.3 Karakteristik dan Kontribusi Hukum Islam..............................................................10
2.3.1 Karakteristik Hukum Islam.......................................................................10
2.3.2 Kontribusi Hukum Islam............................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menentukan atau menetapkan hukum-hukum ajaran Islam para mujtahid telah
berpegang teguh kepada sumber-sumber ajaran Islam. Sumber pokok ajaran Islam adalah Al-
Qur’an yang memberi sinar pembentukan hukum Islam sampai akhir zaman. Disamping itu
terdapat as-Sunnah sebagai penjelas Al-Qur’an terhadap hal-hal yang masih bersifat umum.
Selain itu para mujtahidpun menggunakan Ijma’, Qiyas. Sebagai salah satu acuan dalam
menentukan atau menetapkan suatu hukum.
Untuk itu, perlu adanya penjabaran tentang sumber-sumber ajaran Islam tersebut
seperti Al-Qur’an, Hadist, Ijma’, Qiyas, dan Ijtihad. Agar mengerti fungsi,karakteristik serta
kontribusi dalam menentukan suatu hukum ajaran Islam.
1.2Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang termasuk dalam sumber hukum islam? Jelaskan!
2. Apakah fungsi hukum islam? Jelaskan!
3. Bagaimanakah karakteristik dan kontribusi hukum islam?
ْ ارة ُ أ ُ ِعد
ََّت ِل ْلكَافِ ِرين َ اس َو ْال ِح َج
ُ َّارالَّتِي َوقُودُهَا الن
َ َّفَإِن لَّ ْم ت َ ْفعَلُواْ َولَن ت َ ْفعَلُواْ فَاتَّقُواْ الن
-Fungsi Al-Quran
1. Mu’jizat
- Al-Qur’an telah menjadi sebab penting dalam penyebaran
agama islam
2. Pedoman hidup
- Al-Qur’an mengemukakan pokok-pokok serta prinsip umum
pengaturan hidup dalam hubungan antar manusia dengan
Tuhan dalam hubungan antar manusia dengan manusia dan
makhluk lainya
3. Korektor
- Al-Qur’an mengungkap persoalan-persoalan yang ada dalam
kitab-kitab taurat,injil dan lainya yang dinilai dinilai tidak
sesuai dengan ajaran Allah yang sebenarnya.
2
-Pembagian Al-Qur’an
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, ada 2 pendapat tentang
pembagian isi Al-Qur’an
1. 91 surat turun di mekkah dan 23 surat turun di maddinah
2. 86 surat turun di mekkah dan 28 surat turun di maddinah
Surat yang turun di mekkah dinamakan Makiyyah
Surat yang turun di madinah dinamakan Madaniyah
- Nama-nama Al-Qur’an
1. Al-Kitab = Sumber bacaan untuk pedoman
2. Al-Furqon = Pembeda hak dan batil
3. Al-Burhan/Al-Huda= Petunjuk kehidupan
4. Adz-Dzikr = Pengingat
5. Al-Hikmah = Falsafah/kebijakan-kebijakan
6. As-Syifa = Obat/penawar hati
-Kandungan Al-Qur’an
1. Aqidah(keimanan): menyempurnakan keyakinan dan meluruskan
itikad percaya kepada Allah SWT
2. Syariat:
I’tiqadiah (mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, Ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu
Kalam)
- Contoh: sholat,puasa,zakat dan naik haji
Mu’amalah (antar manusi manusia dengan makhluk hidup lain
serta dengan alam)
- Contoh hukum muamalat:
a. Hukum munakahat (pernikahan)Hukum faraid (waris),
Hukum jinayat (pidana), Hukum hudud (hukuman), Hukum
jual-beli dan perjanjian dll
3. Akhlak: mensucikan budi pekerti sebagai jalan mencapai
kebahagiaan
4. Sejarah: kisah-kisah masa lalu untuk diambil pelajaran
5. Berita tentang masa akan datang : seperti kejadian
langit,bumi,matahari dan sebagainya
3
2.1.2 Al Hadist/As-Sunnah
-Pengertian
- Etimologis: kata sunah berasal dari kata berbahasa arab sunnah yang
berarti cara, adat istiadat (kebiasaan), dan perjalanan hidup (sirah)
yang tidak dibeda-bedakan antara yang baik dan yang buruk
-Terminologi: Menurutah lihadis, sunnah berarti sesuatu yang
berasaldariNabiMuhammad SAW yang berupa perkataan, perbuatan,
penetapan, sifat, dan perjalanan hidup beliau baik pada waktu sebelum
diutus menjadi Nabi maupun sesudahnya
-Hubungan As-Sunnah dengan Al-Qur’an
- Bayan Tafsir : Menerangkan ayar-ayat yang sangat umum
- Bayab Taqrir : As-Sunah berfungsi memperkokoh dan memperkuat
pertanyaan-pertanyaan Al-Quran
- Bayan Taudlih : Menerangkat maksud dan tujuan suatu ayat Al
Qur’an.
2.1.3 Ijtihad
-Pengertian
Etimologis: kata ijthad itu berasal dari bahasa Arab yang artinya
penumpahan segala upaya dan kemampuan.
terminologis: ulama ushul mendefinisikan ijtihad sebagai mencurahkan
kesanggupan dalam hukum syara‟ yang bersifat „amaliyah. Orang
yang melakukan ijtihad disebut mujtahid.
-Dasar Penggunaan Ijtihad
-Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah al-Qur‟an, sunnah, dan
logika.
-Dasarnya Q.S. an-Nisa‟ (5): 59 yang berisi perintah untuk taat kepada
Allah (dengan al-Qur‟an sebagai sumber hukum), taat kepada Rasul-
Nya (dengan Sunnah sebagai pedoman), dan taat kepada ulul amri,
serta perintah untuk mengembalikan hal-hal yang dipertikaikan kepada
Allah(al-Qur‟an) dan Rasul-Nya (Sunnah).
-Kedudukan Ijtihad
-Sebagai Produk pikiran manusia yang tidak dapat melahirkan keputusan
yang mutlak absolut maka keputusan dari suatu ijtihad adalah relatif
-Keputusan Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-
Sunnah
-Yang ditetapkan oleh ijtihad,mungkin berlaku bagi seseorang atau
sekelompok orang tapi tidak berlaku bagi orang lain
5
-Persyaratan Melakukan Ijtihad
-Menguasai “ilmu alat”
-Menguasai al-Qur‟an yang merupakan sumber pokok hukum Islam
-Menguasai Sunnah atau hadis Nabi sebagai sumber hukum Islam
kedua
-Mengetahui ijma‟ ulama
-Mengetahui qiyas
-Mengetahui maqasyid al-syari‟ah
-Mengetahui ushul fiqih
-Mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi
-Lapangan Ijtihad
-Masalah yang ditunjukkan oleh nash yang zhanniy (tidak pasti), baik
dari segi keberadaannya (wurud) maupun dari segi menunjukkan
terhadap hukum (dalalah).
-Masalah baru yang belum ditegaskan hukumnya oleh nash.
-Masalah baru yang belum di-ijma‟kan.
-Masalah yang diketahui illat hukumnya, seperti muamalah
-Metode-Metode Ijtihad
-Ijma’
kebulatan pendapat ahli Ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah
beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan
cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti
seluruh umat
-Qiyas
Qiyas yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan
menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai
suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain
yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.
Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa
perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’ kepada orang tua tidak diperbolehkan
karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai memukul
karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
6
-Istihsan
suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang
lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima
untuk mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan
hukum suatu perkara yang menurut logika dapat dibenarkan.
Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual beli
yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut
Istihsan, syarak memberikan rukhsah (kemudahan atau keringanan)
bahwa jual beli diperbolehkan dengan system pembayaran di awal,
sedangkan barangnya dikirim kemudian
-Mashlahah mursalah
Menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun menurut istilah
adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan
manusia.
Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat dalil yang
memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi,
hal ini dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan umat.
-Istishhab
Melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di
masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
Contohnya, seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau
belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada
keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali
karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.
-Saddu al-dzari’ah
menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah
adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau
haram demi kepentingan umat.
Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras
walaupun hanya seteguk, padahal minum seteguk tidak memabukan.
Larangan seperti ini untuk menjaga agar jangan sampai orang tersebut
minum banyak hingga mabuk bahkan menjadi kebiasaan
7
2.2 Fungsi Hukum Islam
2.2.1 Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat
Tujuan hukum Islam, baik secara global maupun secara detail,
mencegah kerusakan pada manusia dan mendatangkan kemaslahatan bagi
mereka: mengarahkan mereka kepada kebenaran, dan kebajikan, serta
menerangkan jalan yang harus dilalui oleh manusia. Hukum Islam
disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama untuk merealisasikan dan
melindungi kemaslahatan umat manusia, baik individu ataupun kolektif untuk
menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan tersebut Islam menetapkan
sejumlah aturan, baik berupa perintah atau larangan. Perangkat aturan ini
disebut hukum pidana Islam. Sedangkan tujuan pokok dalam penjatuhan
hukum dalam syari‟at Islam ialah pencegahan dan pengajaran serta
pendidikan. Oleh karena tujuan hukum adalah pencegahan, maka besarnya
hukuman harus sedemikian rupa yang cukup mewujudkan tujuannya, dan
dengan demikian maka terdapat prinsip keadilan dalam menjatuhkan
hukuman. Dengan demikian, maka hukuman dapat berbeda-beda terutama
hukuman ta‟zir. Menurut definisi mutakalimin, agama ditujukan untuk
kemaslahatan hamba di dunia dan di akhirat. Islam sebagai agama memiliki
hukum yang Fungsi utamanya terhadap kemaslahatan umat)
13
9. Tahsini (Estetik)
Pengertian yang lazim untuk estetik adalah keindahan. Pesan dasar
yang bisa ditangkap dari makna khusus bahwa keindahan didudukkan
pada kualitas kebaikan (maslahat) yang tertinggi. Paling tidak dalam
pengertian literal tahsiniyah adalh puncak kebaikan yang dituju pada
maslahat atau puncak moral.
Dalam hukum-hukum ibadah juga nampak berlakunya karakter etestik
hukum Islam. Secara umum para subjek diberlakukan hukum-hukum
wajib ibadah seperti shalat 5 waktu, puasa ramadhan, zakat dan naik
haji, akan tetapi hukum memberikan pula pilihan-pilihan yang lebih
baik agar para subjek hukum melaksanakan ibadah-ibadah anjuran
seperti shalat sunnat yang beragam macam, I’tikaf di mesjid, puasa
sunnat dan sadaqah.
Karakter hukum Islam yang bersifat estetik banyak ditemukan dalam
berbagai lapangan hukum Islam. Minimal menyangkut berlakunya
hukum sunnat di antara panca ajaran hukum (Ahkamu al Khamsah)
tidak lain merupakan tahsiniyah (estetik) maslahat hukum.
15
b. Periode Hukum Islam sebagai sumber autoritatif.
Sumber Hukum Islam baru menjadi sumber autoritatif (sumber
hukum yang telah mempunyai kekuatan Hukum) dalam
ketatanegaraan ketika Dekrit Presiden 5 Juli yang mengakui bahwa
jakarta menjiwai UUD 1945.
3.1Simpulan
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
Al-Qur’an merupakan sumber utama yang dijadikan oleh para mujtahid dalam
menentukan hukum ajaran Islam. Karena, segala permasalahan hukum agama
merujuk kepada Al-Qur’an tersebut atau kepada jiwa kandungannya. Apabila
penegasan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an masih bersifat global, maka hadist
dijadikan sumber hukum kedua, yang mana berfungsi menjelaskan apa yang
dikehendaki Al-Qur’an dalam fungsi hukum islam serta kontribusinya bagi hukum
islam. Sumber hukum yang lain adalah Ijmak dan Qiyas.Ijmak dan Qiyas merupakan
sumber pelengkap, yang mana wajib diikuti selama tidak bertentangan dengan nash
syari’at yang jelas.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://feradesliaahyar.wordpress.com/2012/11/15/makalah-sumber-hukum-
islam/.27/03/2017.”Makalah:Sumber Hukum Islam”
http://maszal.blogspot.co.id/2015/12/karakteristik-hukum islam.html?m=1.26/03/2017.
”KarakteristikHukum Islam”
http://www.kumpulanmakalah.com/2016/04/kontribusi-hukum-islam-
dalam.html?m=1.25/03/2017.”KONTRIBUSI HUKUM ISLAM DALAM PEMBANGUNAN
HUKUM NASIONAL”
18