Anda di halaman 1dari 14

2/6/2018

Tujuan Pembelajaran Umum

BANTUAN HIDUP
Setelah sesi pembelajaran peserta
DASAR (BASIC LIFE SUPPORT) mampu mempraktekkan tindakan
Nandang A Waluya, SKp., M.Kep., Sp.KMB. Cardiac Pulmonary Resucitation/
Resusitasi Jantung Paru.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Peserta/mahasiswa Mampu : • Sekitar 75 – 85% pasien henti jantung
(cardiac arrest) terjadi di rumah & area umum
1. Menjelaskan definisi RJP (public places);

2. Menjelaskan indikasi RJP • 35 – 55% disaksikan oleh anggota keluarga,


rekan kerja atau teman.
RJP
3. Menjelaskan tahapan RJP :
• 95% pasien henti jantung meninggal sebelum
Peluang Hidup
 Safety tiba di RS

 Response • Survival rates 6.4% after out of hospital arrest


& 17.6% after in-hospital arrest Tdk
 Call for Help
 Circulation
• Kematian dapat dihindarkan, jika makin
banyak orang mampu melakukan RJP
10% RJP
 Airway • Kemungkinan hidup akan berkurang 10%
setiap menit
 Breathing
(CPR Fact & Statistics, AHA)
4. (Mempraktekkan Resusitasi Jantung Paru)

1
2/6/2018

Mengapa Perlu (Pelatihan) BHD Mengapa Perlu Segera dilakukan


BHD ???

 Seringkali ditemukan pertama oleh  Bila terlambat akan terjadi


masyarakat awam. kematian

 Tenaga Medis dan Paramedis terbatas.


 Bila lebih dari 10 menit dapat
 Dapat terjadi di lingkungan mana saja.
terjadi kerusakan otak

Siapa saja yang dapat melakukan Suddent Cardiac Death


BHD ???
 Perawat
 4 menit otak :
 Dokter
mulai rusak.
 Polisi
 Pemadam Kebakaran
 Satpam  10 menit :
 SAR kematian pasti
 Orang awam khusus(terlatih), dll
otak !!!

2
2/6/2018

Ketelambatan Peluang Berhasil

1 menit 98 %
Tidak dapat suplai
3 menit 50 %
oksigen MATI
10 menit 1%

3 – 8 menit

INDIKASI RJP : PADA


PASIEN DENGAN HENTI Apa itu Bantuan Hidup (life Support)
NAFAS DAN HENTI
JANTUNG DISEBABKAN : Basic Life Support (BLS) / BHD
• Yaitu upaya mengatasi keadaan yang mengancam nyawa
Penyebab Umum Kematian seseorang sehingga dapat mempertahankan hidup untuk
Mendadak sementara.

 Serangan Jantung  Menghirup gas beracun


 Obstruksi benda asing  Trauma listrik • Mengapa perlu BHD ?
di jalan nafas  Reaksi alergik berat
 Tenggelam  Trauma karena
 Stroke kecelakaan.
 Overdosis obat
 Kekurangan
nafas/lemas

3
2/6/2018

Mengapa perlu BHD ? Apa indikasi dilakukan BHD


• Keterlambatan BHD dapat menyebabkan otak dan Indikasi :
jantung kekurangan O2 dan akan mengalami kematian 1. Henti nafas
• Jika berhasil ditolong sebelum 4 – 6 menit  reversibel • Dapat terjadi pada : Tenggelam, sumbatan jalan
• jika terjadi lebih dari 8 – 10 menit kematian irreversibel nafas, overdosis obat, serangan jantung, stroke.

2. Henti Jantung
• Dapat terjadi pada serangan jantung.
• Henti jantung  henti sirkulasi  otak dan organ
vital akan kekurangan oksigen.

Resusitasi Jantung Paru CPR/RJP


Tujuan Utama
Tindakan Bantuan sirkulasi dikenal dengan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu kombinasi Mengembalika fungsi sistem pernafasan, sistem
antara pinjatan jantung luar dengan pernafasan sirkulasi dan otak yang terhenti/terganggu agar
buatan pada saat seseorang mengalami henti
jantung dan henti nafas. menjadi normal kembalidalam waktu sesingkat
mungkin.

4
2/6/2018

D • Danger Pastikan keamanan

R • Response Cek respon pasien

• Minta Bantuan, Hubungi


S • Shout Call EMS EMS, Aktifkan Tim Resusitasi

• Cek Napas, Cek Nadi


C • Circulation • Kompresi 30 x/menit

A • Airway Bebaskan Jalan Napas

B • Breathing Bantuan napas 2x

Menilai Respon Pasien


Tepuk bahu dan teriak “Bangun Pak/Bu!” atau
“Buka mata Pak/Bu!”
Pastikan keamanan
A • Alert
3 Aman (3A): • Verbal
V
– Aman Penolong
P • Pain
– Aman Pasien
U • Unresponsive
– Aman Lingkungan

Hati-hati kemungkinan trauma leher !!!

Memeriksa respon pasien dengan menepuk bahu


pasien atau dengan rangsang nyeri

5
2/6/2018

Jika pasien tidak Pastikan ada tidaknya


memberikan respon, nadi karotis
segera panggil bantuan
dengan cara berteriak Raba nadi karotis, 2-3 cm di samping trakhea
“Tolong!, ada orang tidak
sadar” untuk mengaktifkan Jika tidak ada nadi
emergency medical  Mulai lakukan siklus 30 kompresi dan 2
ventilasi
service (EMS).
Jika ada nadi
 Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10-12 x/mnt)

Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari


Berteriak meminta bantuan
samping trakhea

Dengan posisi badan tegak lurus,


Atur Posisi Pasien dan Penolong penolong mengkompresi dada lurus ke
• Posisi pasien supine di atas bawah secara teratur dengan kecepatan
permukaan yang keras & datar 100-120x/menit

• Posisi penolong berlutut disamping


pasien (di luar RS) atau berdiri Kedalaman adekuat:
disamping tempat tidur pasien (di
RS)
Penolong meletakkan tumit telapak Kedalaman Rasio Kecepatan
tangan pada midsternum, diantara Dewasa 2”-2,4” 30:2 (1 atau 2 100-120x/menit
2 papilla mamae dengan telapak (5-6 cm) Penolong)
tangan menumpuk dengan jari Anak 2” (5 cm) 30:2 (1 penolong) 100-120 x/menit
ditautkan. 15:2 (2 penolong)
Bayi 1,5” (4 cm) 30:2 (1 penolong) 100-120x/menit
15:2 (2 penolong)
Posisi tangan pada midsternum Kompresi pada midsternum

6
2/6/2018

Terdiri atas 2 tahap:


1. Membuka jalan napas
Rekomendasi AHA 2015 :
2. Membersihkan jalan napas Pada pasien suspek
cedera servikal gunakan
jaw thrust

• Sekitar 0,12 - 3,7% pasien henti


Head tilt jantung mengalami cedera servikal
• Risiko cedera servikal meningkat jika
pasien mengalami cedera pada
kepala dan muka atau GCS <8

Head tilt dan Chin Lift Jaw thrust

Tidak boleh dilakukan pada trauma


servikal !!!
Chin Lift

27
Finger sweep

Airway
1. Periksa jalan nafas :
• Tujuan mengetahui adanya sumbatan. Jika ada
bersihkan.
Buka mulut dengan teknik “cross Finger” .
2. Membuka jalan nafas
dengan teknik “Head tild-chin lift” dan (Jaw
thrust). untuk membebaskan jalan nafas oleh
sumbatan lidah.
3. Finger Sweep, untuk membersihkan mulut
dari benda asing. Tidak dilakukan pada bayi
dan anak kecil kecuali jika benda terlihat.
“Head tild-chin lift” (Jaw thrust).

7
2/6/2018

Beri napas 2 kali dengan volume tidal,


dengan teknik:
1. Mouth to Mouth BAG VALVE MASK
2. Mouth to Nose Pegang BVM dengan
3. Mouth to Mask
4. Mouth to Stoma teknik “EC Clamp” :
• Ibu jari & telunjuk membentuk huruf
Mouth to Mouth C, memegang masker
• Tiga jari lainnya membentuk huruf E,
ekstensi kepala

Mouth to Mask Dua orang penolong


Pocket Mask Mouth to Stoma Teknik EC Clamp

31

Cara memberi bantuan nafas: Frekwensi


Mulut ke mulut: • Dewasa : 10 – 12 x /mnt
- Penolong mengambil nafas dalam • Anak (1 – 8 th) : 20 x / mnt
- Tutup mulut korban dengan mulut penolong • Bayi ( 0 – 1thI : > 20 x / mnt
dengan rapat. • Bayi (BBL) : 40 x / mnt
- Tutup lubang hidung korban
- Hebuskan nafas.

Mulut ke Hidung
• Tutup mulut korban dan hembuskan nafas seperti
diatas.

8
2/6/2018

• Sesudah 5 siklus  evaluasi 1 2

• Jika tidak ada nadi karotis, lakukan kembali


kompresi dan ventilasi 30 : 2.
• Jika nadi teraba dan napas tidak ada, berikan
bantuan napas sebanyak 10x/menit dan monitor
nadi setiap 2 menit.
• Jika nadi teraba dan napas ada, beri posisi
mantap (recovery position)
3 4
• Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami
henti napas kembali, jika terjadi segera
terlentangkan pasien dan lakukan napas buatan
kembali.

35

9
2/6/2018

37
Pastikan keamanan

Cek respon korban


Tidak ada respon (unresponsive)
Memanggil Bantuan / Aktifkan EMS
Get AED

Ada denyut
Cek Napas, Cek nadi : nadi •Beri 1 napas tiap 5-6
Pastikan nadi dalam 10 detik (10-12 x/menit)
detik? •Cek ulang tiap 2 menit
Tak ada denyut nadi

Mulai siklus 30 KOMPRESI dan 2 NAPAS

AED / defibrilator datang

Rekam irama jantung, apakah


bisa didefibrilasi atau tidak ?
Ya Tidak

Berikan 1 shock Segera lanjutkan RJP selama 2 menit


Segera lanjutkan RJP Cek irama setiap 2 menit, sampai tim
untuk 5 siklus (2 menit) dengan alat lebih lengkap datang.
Catatan : Kotak dgn garis putus-putus dilakukan oleh penolong profesional, bukan oleh penolong awam

Kesimpulan (Lanjutan):
Sekuens CPR
Meminta Pertolongan
Cek Respons

CEK NAPAS & NADI Napas (+) Nadi (+)


Secara bersamaan (< 10 detik)
Napas (-)

Nadi (+)
Napas (-)
Nadi (-)
1 napas tiap 6 detik Recovery Position
30 kompresi : 2 napas
2 menit Evaluasi tiap 2 menit
2 menit

10
2/6/2018

Sirkulasi &
Penolong
Ventilasi
kelelahan
Spontan

STOP !!!
1
• Kaku Mayat

2
• Lebam Mayat
DNR (Do Not Tanda 3
• Pupil Lebar
Resuscitation) Kematian • Refleks Cahaya (-)
4

*Interactive Practice

KEGUNAAN AED
1. Memberikan kejutan listrik untuk memulihkan
Alat untuk memberikan kembali kontraksi jantung pada kasus henti
kejutan (shock) listrik pada jantung
henti jantung secara 2. Menganalisa/menginterpretasi irama jantung dan
otomatis memberikan advise/instruksi kepada penolong
kapan dibutuhkan kejutan listrik
3. Hanya memberikan energi kejut listrik untuk irama
jantung yang perlu kejutan listrik.

11
2/6/2018

Persiapan sebelum memasang AED


• Bebaskan pakaian dari dada korban
Dapat diberi kejut listrik (shockable)
• Evakuasi korban ke area aman, jauhkan dari
Ventricular gas.
Tachicardia (VT) yang
tanpa nadi • Bersihkan dada korban dari keringat dan air (lap dengan
tissu)
• Hindari korban kontak dengan logam.

Ventricular Fibrillation • Cukur bulu pada


area penempelan
(VF) pad

Tidak boleh diberi kejut listrik (unshockable)

Asystole

Penempatan pad AED Pasang Pad AED Tempelkan pad


Satu Pad pada dada AED tanpa
kanan tepat dibawah
tulang selangka Satu Pad pada dada Lanjutkan CPR menghentikan
kiri disamping
1. Buka pad dan kabel
dari kemasan puting kompresi dada
2. Lepaskan pelindung 4. Tempelkan
pads
pad pada Teruskan kompresi
3. Ikuti lokasi
penempatan sesuai
dada 30 kali: 2 kali
pada gambar yang 5. Jangan sentuh ventilasi saat AED
tertera. korban pada telah terpasang
saat
menganalisa sampai AED
irama jantung melakukan analisa
6. Stand Clear irama jantung.
saat menekan
Kurangi interupsi/jeda CPR saat memasang pad AED tombol Kejut
hingga pemberian kejutan listrik (Defibrilasi)

12
2/6/2018

Praktik memasang Pad AED saat Jangan Sentuh Korban Ketika AED
CPR sedang berlangsung Tekan Tombol Untuk Kejutan memberikan
aba-aba “STAND
Teruskan langkah-langkah CPR “A-B-C” CLEAR”, maka
jangan ada yang
Buka kotak AED menyentuh
Persiapkan dada korban korban.

Tempelkan pad – Dada Kanan dan Kiri Dua detik


kemudian lalu
Hidupkan (Turn On) AED + tekan tombol
Sambungkan Kabel Konektor power untuk
memberikan
Analisa Irama Jantung kejutan listrik.
Workshop ASMEN VI The shock is delivered.

PERAWATAN AED
• Jaga batrei. Akibat Bantuan Napas Akibat Kompresi
• Kembalikan isi AED
Inflasi gaster Fraktur iga
pada box.
• Tempatkan AED pada Regurgitasi Pneumothorak
tempat yang mudah
Hemothoraks
dijangkau
Kontusio Paru

Laserasi hati & limpa

Emboli lemak

13
2/6/2018

• Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th Ed. St. Louis, • Recommendations. Resuscitation. 2015. In press.
Missouri: Mosby Elsevier • Ringh M, Rosenqvist M, Hollenberg J, Jonsson M, Fredman D,
• Berg, R.A., Hemphill, R., Abella, B.S., et al. (2010). Part 5: Nordberg P, Järnbert-Pettersson H, Hasselqvist-Ax I, Riva G,
Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association Svensson L. Mobilephone dispatch of laypersons for CPR in
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency out-of-hospital cardiac arrest. NEngl J Med. 2015;372:2316–
Cardiovascular Care. Circulation, Journal of American Heart 2325. doi: 10.1056/NEJMoa1406038.
Association, 122, 122;S685-S705 • Frascone RJ, Wayne MA, Swor RA, Mahoney BD, Domeier
• Koster, R.W., Baubin, M.A., Bossaert, L.L., et al. (2010). RM, Olinger ML, Tupper DE, Setum CM, Burkhart N, Klann L,
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation Salzman JG, Wewerka SS, Yannopoulos D, Lurie KG, O’Neil
2010. Section 2. Adult basic life support and use of BJ, Holcomb RG, Aufderheide TP. Treatment of non-traumatic
automated external defibrillators. Resuscitation, 81, 1277 – out-of-hospital cardiac arrest with active compression
1292. decompression cardiopulmonary resuscitation plus an
• Neumar, R.W., Otto, C.W., Link, M.S., et al. (2010). Part 8: impedance threshold device. Resuscitation. 2013;84:1214–
Adult Advanced Cardiovascular Life Support: 2010 1222. doi: 10.1016/j. resuscitation.2013.05.002.
American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary • Kleinman, Monica E et al. Part 5: Adult Basic Life Support and
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Cardiopulmonary Resuscitation Quality: 2015 American Heart
Circulation, Journal of American Heart Association, 122, Association Guidelines Update for Cardiopulmonary
122;S729-S767 Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
• Travers, A.H., Rea, T.D., Bobrow, B.J., et al. (2010). Part 4: Circulation. 2015;132:S414-S435. doi:
CPR Overview 2010 American Heart Association 10.1161/CIR.0000000000000259.(http://circ.ahajournals.org).
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Online. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015..
Emergency Cardiovascular Care. Circulation, Journal of
American Heart Association, 122, 122;S676-S684.

55

Daftar Rujukan
• LKKI. (2011). ACLS.
• O.Conor.R.E , Bredy W, Brooks.s.c, et all (2010). ACS 2010 AHA Guideline for Cardiopulmonary Resuscitation and
ECC. Circulation 122; S787-S817 . http://circ.ahajaurnals.org . Diunduh 9 Desember 2012
• RSUP Sanglah. 2008. Pedoman Penanggulangan Bencana Di Rumah Sakit. (Hospital Disarter Management Plan).
Australia Indonesia Partnership. Bali.
• HIPGABI.. Kegawatdaruratan trauma muskuluskeletal : Disampaikan pada Pelatihan Emergency Nursing –
Intermediate Level (ENIL) di Batam. 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai