Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENAMBANGAN

Pembagian metode penambangan


Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Tambang terbuka (surface mining): adalah metode penambangan yang segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining): adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di
bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan
udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining): adalah metode penambangan yang
kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral
berharganya terletak dibawah permukaan air.

Hartman (1987) membagi ke-3 metode penambangan tersebut menjadi metode-


metode penambangan yang lebih spesifik seperti pada Tabel berikut.

Tabel Klasifikasi Metode Penambangan (Hartman, 1987)


Pemilihan metode penambangan
Dalam kegiatan penambangan, hal yang paling utama adalah memilih suatu
metode penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik unik (alam, geologi,
lingkungan dan sebagainya) dari endapan mineral yang ditambang di dalam batas
keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang paling minimum dan
keuntungan yang paling maksimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
tersebut adalah :
1. Karakteristik spasial dari endapan
Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya sangat
menentukan pemilihan metode penambangan antara tambang terbuka dengan
tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode penanganan material,
dan bentuk tambang dalam badan bijih. Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. Ukuran (dimensi, terutama tinggi dan tebal)
b. Bentuk (tabular, lenticular, massive, irregular)
c. Orientasi (dip/inklinasi)
d. Kedalaman (rata-rata dan nilai ekstrim yang akan berimbas pada stripping ratio)
2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan antara
metode selektif dan nonselektif serta pemilihan system penyanggaan pada system
penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada kebutuhan akan penyaliran
dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogy akan menentukan syarat-syarat
pengolahan.
a. Mineralogi dan petrologi (Sulfida vs Oksida),
b. Komposisi kimia
c. Struktur endapan (lipatan, sesar, ketidakmenerusan, intrusi)
d. Bidang lemah, (kekar, rekahan, bidang perlapisan)
e. Keseragaman, alterasi, erosi (zona dan daerah pembatas)
f. Air tanah dan hidrologi (kemunculan, debit aliran dan muka air)
3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan)
Untuk bijih dan batuan sekelilingnya. Hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan
peralatan pada sistem penambangan terbuka dan pemilihan kelas dan metode dalam
sistem penambangan bawah tanah (swasangga, berpenyangga atau ambrukan).
Sifat-sifat geoteknik yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas)
b. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, nisbah Poisson, dan lain-lain)
c. Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)
d. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
e. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten (kemampuan bukaan pada kondisi tanpa
penyangga)

4. Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan ekonomi akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa
pengembalian dan keuntungan. Faktor ini meliputi:
a. Cadangan (tonase dan kadar),
b. Produksi,
c. Umur tambang,
d. Produktivitas, dan
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok

5. Faktor teknologi
Kondisi yang paling sesuai antara kondisi alamiah endapan dan metode
penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode yang tidak
sesuai mungkin tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi
kemungkinan akan berpengaruh pada kegiatan pendukung tambang/terusannya
(pengolahan, peleburan, dll). Yang termasuk dalam faktor teknologi adalah :
a. Perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang ikut terambil)
b. Kefleksibilitasan metode dengan perubahan kondisi
c. Selektifitas metode untuk memisahkan bijih dan waste
d. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan
e. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi

6. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik saja, tetapi
juga meliputi lingkungan sosial-politik-ekonomi. Yang termasuk dalam faktor
lingkungan adalah :
a. Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan
b. Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek ambrukan pada permukaan
tanah
c. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban)
d. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan, kehidupan,
kondisi permukiman)

COG (cut off grade)


Ada 2 (dua) pengertian tentang cut-off grade, yaitu :
a) kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan apabila
ditambang.
b) kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan
keuntungan apabila endapan tersebut ditambang.
Cut-off grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan, serta
menentukan perlu tidaknya dilakukan pencampuran (mixing/blending) antara endapan
bahan galian yang berkadar tinggi dengan yang rendah.

Break Even Stripping Ratio (BESR)

BESR merupakan kelanjutan dari tahapan SR, dimana dalam tahap BESR ini
berkaitan dengan biaya-biaya seperti biaya produksi, BBM, biaya administrasi &
umum, Gajih & upah, investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain.

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan,


apakah tambang terbuka ataukah tambang bawah tanah, maka dipelajari break even
stripping ratio (BESR), yaitu perbandingan antara biaya penggalian endapan bijih
(ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden/OB) atau merupakan
perbandingan selisih biaya penambangan bawah tanah dan penambangan terbuka
dengan biaya pengupasan secara tambang terbuka. BESR ini juga disebut over all
strippig ratio.
BESR dibagi menjadi 3 yaitu :
BESR 1 Untuk memilih system penambangan yang akan digunakan. Dalam tahapan
ini berlaku ketentuan :
Tambang terbuka jika nilai dari BESR1 > 1
Tambang dalam jika nilai dari BESR1 < 1
Tambang Bawah Air jika nilai BESR1 = 0
Rumus yang digunakan dalam perhitungan BESR1 ialah

BESR2 ini juga disebut economic stripping ratio yang artinya berapa besar keuntungan
yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang secara tambang terbuka.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan BESR2 ini ialah :

Sehingga, secara umum 2 hal yg mempengaruhi tinggi rendahnya BESR adalah :


- kadar logam dari bijih yang akan ditambang
- harga logam di pasaran
Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran, dapat mengakibatkan
perluasan tambang karena cadangan bertambah, sebaliknya jika harga logam turun, maka
jumlah cadangan akan berkurang. Sehingga secara umum pertimbangan ekonomis
meliputi :
1) Nilai (value) endapan bijih (berapa harga dari produk yang dihasilkan) dinyatakan
dalam Rp/ton bijih.
2) Ongkos produksi sampai dengan barang tambang siap dijual (Rp/ton bijih).
3) Ongkos pengupasan over burden (stripping cost), dinyatakan dalam Rp/ton bijih.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BESR dipakai untuk mengetahui apakah
rancangan tambang tersebut menguntungkan/ tidak.

 Perhitungan BESR
Perencanaan Sistem Penambangan yang Digunakan
Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka (Open
Cast) sistem ini digunakan karena melihat kondisi letak dan kedalaman endapan bijih
tidak terlalu jauh dari permukaan tanah dan juga penggalian endapan bijih dilakukan
pada suatu lereng bukit. Pekerjaan penambangan yang dilakukan berhubungan
langsung dengan alam terbuka sehingga dipilih sistem tambang terbuka.

Metode Penambangan
Melihat karakteristik batuan gamping di daerah penelitian koya koso yaitu
sebagai berikut :
 ketebalan batuan gamping yang bervariasi dari 5 meter sampai 10 meter
 Ketebalan tanah penutup yang tersebar bervariasi dari 0,5 meter sampai 0,7
meter
 Topografi bervariasi dengan kemiringan lereng rata-rata

Dengan keadaan daerah atau kondisi seperti ini, maka metode penambangan
yang rencananya akan diterapkan adalah sebagai berikut :
 Metode penambangan yang digunakan adalah open cast karena penggalian
batuan gamping dilakukan pada suatu lereng bukit.
 Untuk mendukung operasi peralatan di front penambangan khususnya
terhadap kemampuan berpindah alat, yang di perlukan kekerasan jalan, baik
pada jalan masuk di bench maupun untuk jalan bench.
 Penggalian over burden di laksanakan dengan menggunakan 3 alat
Excavator, 2 yang digunakan dan 1 sebagai cadangan, sedangkan untuk
produksi menggunakan 3 alat Excavator, alat semua bekerja efektif. Alat
Excavator tersebut berfungsi sebagai alat gali namun juga sekaligus
berfungsi sebagi alat muat yang melayani alat angkut (truck).
 Penggalian di lakukan dengan membentuk jenjang –jenjang ( bench ).
 Tanah penutup dikupas dengan metode back filling dengan di angkut
disposal areal untuk tahapan pertama.
 Penggangkutan menggunakan alat angkut dump truck
Kemajuan Tambang
Setelah dilakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan data
pengukuran yang ada, maka didapatkan total volume cadangan batuan gamping adalah
622.004 m3, dan total jumlah cadangan bijih adalah 165.557 ton.

Tabel Kemajuan Tambang

Kandungan
Volume
Tahun Bijih
Terbongkar (m3)
(Ton)
1 104.614 29.291,92
2 103.260,88 28.913,04
3 102.943,88 28.824,28
4 108.117,13 30.272,79
5 102.388,25 28.668,71
6 89.885 25.167,80
Total 611.209,13 171.138,56

Anda mungkin juga menyukai